Anda di halaman 1dari 6

Barier Intra-vaginal

Menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita


dan immobilisasi/mematikan spermatozoa oleh spermisidnya. (Hartanto, Hanafi,
2004 : 57)
1. Keuntungan Metode Barier Intra-vaginal :
 Mencegah kehamil
 Mengurangi insidens penyakit akibat hubungan seks
2. Kerugian Metode Barier Intra-vaginal :
 Angka kegagalan relatif tinggi
 Aktivitas hubungan seks harus dihentikan sementara untuk
memasang alatnya
 Perlu dipakai secara konsisten, hati hati dan terus-menerus pada
setiap sanggama
3. Macam-macam Barier Intra-Vaginal :
1) Diafragma (Diaphragma)
2) Kap Serviks (Cervical cap)
3) Spons (Sponge)
4) Kondom Wanita
Untuk mendapatkan efektivitas yang lebih tinggi, metode Barier Intra-
vaginal harus dipakai bersama dengan spermisid. Faktor yang dapat
mempengaruhi efektifitas metode ini, antara lain:
a. Paritas
b. Frekuensi sanggama
c. Kemampuan untuk memakainya dengan benar
d. Kebiasaan-kebiasaan akseptor
e. Motivasi akseptor dalam pencegahan kehamilan
Ada satu hal sangat penting yang harus mendapat perhatian akseptor yang
menggunakan metode Barrier Intra-vaginal yaitu kemungkinan timbulnya Sindrom
SyokToksik (Toxic Shock Syndrom) (TSS) bila terjadi kelalaian dalam
pemakaiannya. Sindrom Syok Toksik disebabkan oleh toxin yang dihasilkan
bakteri Staphylococcus aureus. Sindrom Syok Toksik sering terjadi pada wanita
yang memakai tampon (intra-vaginal) selama haid. (Hartanto, Hanafi, 2004 : 67-
68)
Calon akseptor metode Barier Intra-vaginal harus diberi instruksi-instruksi
untuk mengurangi/mencegah risiko timbulnya Sindrom SyokToksik :
1. Cuci tangan dengan sabun sebelum memasang atau mengeluarkan alatnya
2. Jangan biarkan Barier Intra-vaginal insitu lebih lama dari 24 jam
3. Jangan menggunakan Barier Intra-vaginal pada saat haid, atau bila ada
perdarahan per-vaginam, atau adanya vaginal discharge abnormal (pakailah
kondom)
4. Setelah melahirkan bayi aterm, tunggu 6 – 12 minggu sebelum menggunakan
metode Barier Intra-vaginal, (pakailah kondom)
5. Wanita harus diajari tanda-tanda bahaya TSS :
a. Demam
b. muntah
c. Diarrhoe
d. Nyeri otot tubuh
e. rash (sunburn/seperti tersengat sinar matahari)
6. Bila menduga TSS, keluarkan alat kontrasepsinya dan hubungi petugas medis
7. Bila pernah mengalami TSS, pilih metode kontrasepsi lain.

1) Diafragma (Diaphragma)
Pada tahun 1881 Mensinga dari Flensburg (Belanda) telah menciptakan untuk
pertama kalinya diafragma vaginal guna mencegah kehamilan. Dalam bentuk
aslinya, diafragma vaginal ini terbuat dari cincin karet yang tebal, dan diatasnya
diletakkan selembar karet yang tipis. Kemudian dilakukan modifikasi dengan
semacam per arloji ; di atasnya diletakkan karet tipis yang berbentuk kubah (dome).
(Prawirohardjo, Sarwono, 2009 : 541).
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks. (Bari Saifuddin, Abdul, 2006 : MK-21
Diafragma dapat dipasang 6 jam atau lebih sebelum melakukan sanggama. Bila
sanggama dilakukan berulang kali pada saat yang sama, maka perlu ditambahkan
spermisid setiap sebelum sanggama berikutnya. Diafragma tidak boleh dikeluarkan
selama 6-8 jam setelah sanggama selesai, pembilasan (douching) tidak
diperkenankan, diafragma dapat dibiarkan didalam vagina selama 24 jam setelah
sanggama selesai, lebih lama dari itu kemungkinan dapat timbul infeksi.
(Hartanto,Hanafi, 2004 : 72-73)
Ukuran diafragma vaginal yang beredar di pasaran mempuunyai diameter
antara 55 sampai 100 mm. Tiap-tiap ukuran mempunyai perbedaan diameter
masing-masing 5mm. Besarnya ukuran diafragma yang akan dipakai oleh akseptor
ditentukan secara individual. (Prawirohardjo, Sarwono, 2009 : 541).
a. Cara Kerja sebagai berikut :
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran
alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat
spermisida. (Bari Saifuddin, Abdul, 2006 : MK-21)
b. Manfaat nya ada 2 yaitu :
 Manfaat kontrasepsi
 Efektif bila digunakan dengan benar
 Tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu kesehatan
klien
 Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang
sampai 6 jam sebelumnya
 Tidak menggangu kesehatan klien
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
 Manfaat non kontrasepsi
 Salah atu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya
apabila digunakan dengan spermisida.
 Bila digunakan pada saat haid, menampung darah menstruasi.
c. Kerugian Diafragma :
 Memerlukan tingkat motivasi yang tinggi dari pemakai
 Wanita belum memegang atau manipulasi genetalianya sendiri
 Untuk pemakaian awal, perlu instruksi dan cara pemasangan dari tanaga
yang terlatih
 Menjadi mahal bila sering dipakai
 Insersi relative singkat
 Pada kasus tertentu, dapat terasa oleh suami saat senggama
 Beberapa wanita mengeluh prihal kebasahan atau becek
d. Macam-macam diafragma
1. Coil-spring diafragma
2. Flat spring diafragma
3. Arcing spring diafragma
e. Insersi pada pengeluaran diafragma.
Diafragme merupakan metode kontrasepsi yang efektif hanya bila
dipakai bersama-sama dengan spermisid dan bila dipasang dan dikeluarka
dengan benar. Umumnya pada insersi, kuba diafragma mengarah ke bawah
(bisa juga ke atas), spermisid ditaruh didalam kuba dan disekeliling alas
diafragma.
f. Kontraindikasi :
 Kelainan anatomis dari vagina, serviks dan uterus
 Infeksi traktus urinarius yang erulang-ulang
 Alergi terhadap lateks
 Syndrome soktaksik
 Nyeri pelvis atau nyeri introitus yang disebabkan oleh
herpes, episiotomy, introitus yang sangat sempit atau ketat.
 Post partum ( bayi aterm 6-12 minggu )
 Ketidak mampuan calon akseptor atau pemasangannya untuk
mempelajari dan melaksanakan teknhik insersi yang benar
g. Efek samping dan komplikasi :
Efek samping yang serius umumnya tidak ada, bilamana diafragnma
dipakai dengan benar.Kadang-kadang dapat terjadi :
 Reaksi alergi
 Iritasi vagina
 Infeksi, termasuk infeksi traktus urinerius
h. Sebab-sebab kegagalan :
 Ketidaktahuan cara pemasangan yang benar
 Ukuran diafragma tidak tepat
 Tejadinya perubahan letak diafragma selama senggama
 Adanya cacat atau kerusakan diafragma

2) Kap serviks
Suatu alat yanghanya menutupi serviks saja , Dibandingkan dengan
diafragmaa,kap serviks Lebih dalam atau tinggi kubanya,tetapi diameternya lebih
kecil umumnya lebih kakuMenutupi serviks karena hisapan, bukan karena pegas.
Zaman dahulu, kap serviks terbuat dari logtam atau plastic,sekarang yang banyak
adalah dari karet.
a. Keuntungan :
 Tidak rusak oleh iklim panas
 Tidak bereaksi dengan cairan vagina yang asam
 Tidak rusak oleh minya hewan atau tumbuh-tumbuhan, sehingga dapat
dipakai dengan spermisid yang mengandung minyak tersebut.
b. Kerugian :
Pemasanga dan pengeluarannya lebih sulit karena letak serviks yang jauh di
dalam vagina

3) Spons
Spons terbentuk dariseperti sponge kecil beberbentuk bantal, terbuat dari
poliuretaneyang mengndunng spermisid. Satu sisi dari spons berbentuk
cekung,nyang berfungsi untuk menutupi serviks dan mengurangi
kemungkinanperubahanleak sponsselama senggama. Sisi lainnya mempunyai tali
untuk mempermudah pengeluarannya.
 Efeksamping :
a. Iritasi atau reaksi alergi
b. Kemungkinan infeksi vagina oleh jamur bertambah besar
c. Kemungkinan terjadinya syndrome syoktoksik

4) Kondom wanita
Alat ini terdiri dari 2 cincin poliuretane yang lentur berbentuk
diafragma yang teradapt pada masing-masing ujung dari suatu selubung lunak
poliuretane yang longgar.
Spermis vaginaladalah zat-zat kimia yang bekerja melumpuhkan
spermatozoa di dalam vagina sebelum spermatozoa bergerak ke dalam traktus
genetalia internal.
 Keuntungan :
 Aman
 Sebagai kontrasepsi pengganti untuk wanita dengan kontraindikasi
pemakaian pil oral, IUD dll
 Efek pellumasan pada wanita yang mendekati mnopouse disampng efek
proteksi terhadap kemungkinan menjadi hamil.
 Tidak memerlukan supervisimedic
 Kerugian :
 Angka kegagalan relative tinggi
 Harus digunakan segera sebelum senggama
 Karena harus diletakkan dalam-dalam atau tinggi di vagina, ada wanita yang
segan untuk meakukannya
 Harus fiberikan berulang kali untuk senggama yang berturut-turut
 Dapat menimbulkan iritasi atau rasa pannas pada beberapa wanita
 Indikasi :
 Tambahan pada metode barrier (KONDOM,DIAFRAGMA)
 Tambahan pada metode rhythm
 Tambahan pada IUD selama masa subur
 Tambahan pada kontrasepsi hormonal pada saat awal dari siklus pertama
 Sebagai metode temporer sebelum menggunkan metode sistematik atau
sebelum insersi IUD
 Fertilitas rendah
 Senggama yang jarang
 Kontraindikasi :
1. Absolute :
 Kebutuhan akan satu metode dengan efektifitas tinggi karena alas an
kesehatan
 Penggantian seksual foreplay akan mengahambat atau mengahalangi
minat seksul
 Ketidak mampuan penerimaan estetik pada salah satu partner
 Alergi terhadap spermisid
 Alergi local kronis, kontak dermatitis genetalia, eksemagenetalia dll
2. Relative ;
 Penghentian seksual foreply akan mengganggusenggama
 Fertilitas tinggi
 Dispareunia
 Vaginismus
3. Temporer :
 vaginistis akut
 penyakit menular aktif
 condiloma acuminate, herpes dll
 uretritis,sintitis,disuria,piuria

Anda mungkin juga menyukai