Anda di halaman 1dari 25

Tugas :Kelompok

Tingkat :1B

Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Kebidanan 2

PERSIAPAN PEMBERIAN OBAT

Dosen Pengampu:Hadriani Irwan,S,ST.,M.Keb

Oleh

Kelompok 3:

1.Lenni Marlina(319.072)

2.Indratati(319.071)

3.Lina(319.073)

4.Lismawati(319.074)

5.Lulik Tri Pujiastuti(319.075)

6.Mela Putri Andini(319.076)

7.Meliyanti(19.077)

8.Miftha Khaerannisa(319.078)

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKADEMI KEBIDANAN PELAMONIA

MAKASSAR

2020

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan
bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon
perlindungan dari keburukan diri dan syaitonyang selalu menghembuskan
kebatilan pada diri kita.
Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Alhamdulillah makalah yang
berjudul “Persiapan dan pemberian obat” ini dapat di selesaikan dengan baik.
Kami menyadari sepenuh hati bahwa masih banyak kekurangan yang
terdapat di dalam makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi
kami dalam pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua
menjadikan cambuk bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di
masa yang akan datang.
Makassar,15 April 2020

II
DAFTAR ISI

Kata pengantar...............................................................................................II

Daftar Isi ......................................................................................................III

BAB 1 Pendahuluan

1.Latar Belakang.................................................................................1

2.Tujuan..............................................................................................1

BAB 2 Pembahasan

1.Persiapan pemberian obat......................................................................2

2.Perhitungan dosis obat..........................................................................4

3.Penggunaan unit dosis obat..................................................................6

4.Pencegahan injury pengobatan..........................................................19

BAB 3 PENUTUP

1.Kesimupulan.......................................................................................21

2.Saran...................................................................................................21

Daftar Pustaka................................................................................................22

III
BAB 1
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

 Salah satu tugas terpenting seorang perawat/bidan adalah member obat


yang aman dan akuratkepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk
mengobati klien yang memiliki masalah.Obat bekerja menghasilkan efek
terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkanklien dalam
banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius
atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat
tersebut tidak sesuaidengan anjuran yang sebenarnya.Seorang perawat/bidan
juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efeksamping
yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan
tepat,memantau respon klien, dan membantu klien untuk menggunakannya
dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.

B.TUJUAN

1.Persiapan pemberian obat

2.Perhitungan dosis obat

3.Penggunaan unit dosis obat

4.Pencegahan injury pengobatan

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A.Persiapan Pemberian Obat

1.Tepat Obat

Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya,bidan harus memperhatikan


kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpanan obat,saat obat di programkan dan saat mengembalikan ke tempat
penyimpanan.

Obat memiliki nama dagang dan nama generik.Setiap oba dengan nama
dagang yang kita asing(baru kita dengar namanya)harus di periksa nama
generiknya,bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya
atau kandungan obat.Sebelum memberi obat kepda pasien, label pada botol
atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan
obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan
dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya
tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian
farmasi.

Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat


memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu
mengingat nama obat dan kerjanya.

2.Tepat Dosis

Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis


harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus
dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk
membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan
kepada pasien.

2
3.  Tepat pasien

Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang


diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan
mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan pada
pasien.

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas


di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau
keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non
verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup
mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara
identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi
harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.

4. Tepat cara pemberian obat/ rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal, inhalasi.

5. Tepat waktu

Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengna waktu yang


diprogramkan , karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.

Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung


untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat
harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan,
harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang
tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar
obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan,

3
untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam
mefenamat.

6.  Tepat pendokumentasian

Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat
itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.

B. Perhitungan dosis obat

Pembagian dosis obat pada bayi dan anak balita dibedakan berdasarkan 2
standar, yaitu berdasarkan luas permukaan tubuh dan berat badan.

1).DM tercantum berlaku untuk orang dewasa, bila resep mengandung obat
yang ber-DM,tanyakan umurnya.

2).Bila ada zat yang bekerja searah, harus dihitung DM searah (dosis ganda).

3).Urutan melihat daftar DM berdasarkan Farmakope Indonesia edisi terakhir


(FI. Ed.III, Ekstra Farmakope, FI. Ed.I, Pharm. Internasional, Ph. Ned. Ed. V,
CMN dan lain-lain).

4).Setelah diketahui umur pasien, kalau dewasa langsung dihitung, yaitu untuk
sekali minum : jumlah  dalam satu takaran dibagi dosis sekali dikali 100%.
Begitu juga untuk sehari minum : jumlah sehari dibagi dosis sehari dikali
100%.

5.Dosis Maksimum (DM) searah : dihitung untuk sekali dan sehari.

6.Cara menghitung Dosis Maksimum (DM) untuk oral berdasarkan :

a.Young

Untuk umur 1-8 tahun dengan rumus :

Da = n/ n +12 x Dd (mg) tidak untuk anak > 12 tahun

4
n = umur dalam tahun

b.Dilling

Untuk umur di atas 8 tahun dengan rumus :

Da = n / 20 + Dd ( mg )

n = umur dalam tahun

c.Gaubius

Da = 1/12 + Dd ( mg ) ( untuk anak sampai umur 1 tahun )

Da = 1/8 + Dd ( mg ) ( untuk anak 1-2 tahun )

Da = 1/6 + Dd ( mg ) ( untuk anak 2-3 tahun )

Da = 1/ 4 + Dd ( mg ) ( untuk anak 3-4 tahun )

Da = 1/3 + Dd ( mg ) ( untuk anak 4 – 7 tahun )

d.Fried

Da = m/150 x Dd ( mg )

e.Sagel

Da = (13 w + 15)/100 + Dd ( mg ) ( umur 0 – 20 minggu )

Da = ( 8w + 7)/100 + Dd ( mg ) ( umur 20 – 52 minggu )

Da = ( 3w+ 12)/100 + Dd ( mg ) ( umur 1-9 minggu )

f.Clark

 Untuk umur <1tahun

Da = w anak/ w dewasa x Dd

g.Berdasarkan area permukaan tubuh

5
Dosis anak = area permukaan tubuh anak/ 1,7 mm² x dosis dewasa
normal.

C.Penggunaan unit dosis obat

1.Pemberian Obat per Oral

Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah,


mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.

a. Alat dan bahan :

1) Daftar buku obat

2)obat dan tempatnya

3)Air minum ditempatnya

b.Prosedur kerja :

1)Cuci tangan

2)Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3) Baca obat, dengna berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat
waktu, tepat kerja, dan tepat pendokumentasian.

4)Bantu untuk meminumnya:

-Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol,


maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan
pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk
obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.

-Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk
dan campur dengan minuman.

-Kaji denyut nadi dna tekanan darah sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian.

6
5)Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian obat dan evaluasi respon
terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat

6)Cuci tangan

2. Pemberian Obat via Jaringan Intrakutan

Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan


kulit dengan tujuan untuk melakukan skintest atau tes terhadap reaksi alergi
jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intra kutan
ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada
daerah lengan tangan bagian ventral.

a. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1)Tempat injeksi

2)Jenis spuit dan jarum yang digunakan

3)Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi

4)Kondisi atau penyakit klien

5)Pasien yang benar

6)Obat yang benar

7)Dosis yang benar

8)Cara atau rute pemberian obat yang benar

9)Waktu yang benar

b.Indikasi dan Kontra Indikasi

Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral,
tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan
pungguang bagian atas.

7
Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit

c. Alat dan bahan:

1)Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat

2)Obat dalam tempatnya

3)Spuit 1 cc / spuit insulin

4)Kapas alcohol dalam tempatnya

5)Cairan pelarut

6)Bak steril dilapisi kasa steril ( tempat spuit )

7)Bengkok

8)Perlak dan alasnya

9)Jarum cadangan

d.Prosedur Kerja:

1)Cuci tangan

2)Jelaskan prsedur yang akan dilakukan

3)Bebas kan daerah yang kan disuntik, bila menggunakan bau lengan
panjang buka dan keataskan.

4)Pasang perlak atau pengalas ibawah bagian yang akan disuntik

5)Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan / encerkan dengan aquades
( cairan pelarut) kemudian ambil 0.5 cc dan encerkan lagi sampai kurang
lebih 1 cc, dan siapkan pada bak instrument atau injeksi.

6) Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan


suntikan

8
7)Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik

8)Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 15-


20 derajat dengan permukaan kulit.

9)Semprotkan obat hingga terjadi gelembung

10)Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase

11)Catat reaksi pemberian

12)Cuci tangan dan catat hasil pemberina obat / test obat, tanggal, waktu,
dan jnis obat.

e.Daerah Penyuntikan

Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau
2/3 dari pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh
dari PD.

Di lengan atas : 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah muskulus


deltoideus.

3. Pemberian Obat via Jaringan Subkutan

Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang


dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu,
paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus ( abdomen ).

a.Tujuan

Pemberian obat melalui subkutan ini biasanya dilakukan dalam program


pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.
Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan : yaitu jernih dan keruh. Larutan
jernih dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat ( insulin regular ) dan
larutan yang keruh karena adanya penambahan protein sehingga
memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat.

9
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1)Tempat injeksi

2)Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan

3)Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi

4)Kondisi atau penyakit klien

5)Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat

6)Obat yang akan diberikan harus benar

7)Dosis yang akan diberikan harus benar

8)Cara atau rute pemberian yang benar

9)Waktu yang tepat dan benar

c.Indikasi dan kontra indikasi

 Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama, karena tidak memungkinkan diberikan obat secara
oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang,
otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang larut
dalam air.

Kontra indikasi :obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan
tidak larut dalam air atau minyak.

d.Alat dan bahan :

1)Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat

2) Obat dalam tempatnya

3) Spuit insulin

4) Kapas alcohol dalam tempatnya

10
5)Cairan pelarut

6) Bak injeksi

7) Bengkok

8)Perlak dan alasnya

e.Prosedur Kerja:

1)Cuci tangan

2)Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3)Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan


panjang buka dan ke ataskan

4)Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian yang akan disuntik

5)Ambil obat untuk dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan
setelah itu tempatka pada bak injeksi.

6)Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan


suntikan

7)Tegangkan dengan tangan kiri ( daerah yang akan dilakukan suntikan


subkutan)

8)Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 45


derajat dengan permukaan kulit.

9)Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah semprotkan obat perlahan-lahan


hingga habis.

10)Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai
masukkan kedalam bengkok.

11)Catat reaksi pemberian dan catat hasil pemberina obat / test obat,
tanggal, waktu, dan jenis obat.

11
12)Cuci tangan

f.Daerah Penyuntikan

1)Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang tepat
adalah 1/3 bagian dari Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor (os
coxygeus)

2)Otot paha bagian luar (muskulus quadriceps femoris)

3)Otot pangkal lengan (muskulus deltoideus)

4.Pemberian Obat Intravena Langsung

Cara Pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena


mediana cubiti / cephalika ( lengan ), vena saphenosus ( tungkai ), vena
jugularis ( leher ), vena frontalis / temporalis ( kepala ).

a.Tujuan

Agar obat reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.

b.Hal-hal yang diperhatikan

1)Setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70


detik lamanya.

2)Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena.

3)Jenis spuit dan jarum yang digunakan.

4)Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.

5)Kondisi atau penyakit klien.

6)Obat yang baik dan benar

7)Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.

8)Dosis yang diberikan harus tepat.

12
9)Harus benar Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi

c.Indikasi dan kontra indikasi

indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral
dan steril.

 kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.

d.Alat dan bahan :

1)Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat

2)Obat dalam tempatnya

3)Spuit 1 cc / spuit insulin

4)Kapas alcohol dalam tempatnya

5)Cairan pelarut

6)Bak steril dilapisi kasa steril ( tempat spuit )

7)Bengkok

8)Perlak dan alasnya

9)Karet pembendung

e.Prosedur Kerja:

1)Cuci tangan

2)Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3)Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan


panjang buka dan ke ataskan

13
4)Ambil obat dalam tempatnya dengna spuit sesuai dengan dosis yang akan
disuntikan. Apabila obat berada dalam sediaan bubuk, maka larutkan
dengna larutan pelarut ( aquades)

5)Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian vena yang akan disuntik

6)Kemudian tampatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi

7) Desinfeksi dengan kapas alcohol

8)Lakukan pengikatan dengan karet pembendung ( tourniquet ) pada bagian


atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan
tangan / minta bantuan atau membendung diatas vena yang akan
dilakukan penyuntikan

9)Ambil spuit yang berisi obat

10)Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan


memasukkan ke pembuluh darah

11)Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan obat hingga habis

12)Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada
daerah penusukan dengan kapas alcohol , dan spuit yang telah digunakan
letakkan ke dalam bengkok.

13)Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat

14)Cuci tangan.

5.Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung ( via Wadah )

Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau


memasukkan obat kedalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk
meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapetik dalam
darah.

14
a.Hal-hal yang perlu diperhatikan

1)injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan
obat ke dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-hati.

2) Jenis spuit dan jarum yang digunakan.

3) Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.

4) Obat yang baik dan benar.

5) Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang
tepat dan benar.

6) Dosis yang diberikan harus tepat.

7) tidak langsung harus tepat dan benar. Cara atau rute pemberian obat
melalui injeksi

b.Indikasi dan kontra indikasi

 indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan
obat secara oral dan steril.

kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.

c.Alat dan bahan :

1)Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran

2)Obat dalam tempatnya

3) Wadah cairan ( kantong / botol )

15
4) Kapas alcohol dalam tempatnya

d. Prosedur Kerja :

1) Cuci tangan

2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3) Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan


panjang buka dan ke ataskan

4)Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong

5) Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran.

6) Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga


menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam
kantong / wadah cairan.

7) Setelah selesai tarik spuit dan campur dengan membalikkan kantong


cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.

8)Periksa kecepatan infus.

9) Cuci tangan

10)Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat

6. Pemberian Obat Intravena Melalui Selang

a. Alat dan bahan :

1) Spuit dan jarum sesuai ukuran

2) Obat dalam tempatnya

3) Selang intravena

4) Kapas alcohol

16
b.Prosedur Kerja:

1)Cuci tangan

2) Jelakan prosedur yang akan dilakukan

3) Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam


spuit.

4) Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena

5) Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran

6) Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga


menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam
selang intravena.

7)Setelah selesai tarik spuit.

8) Periksa kecepatan infuse dan observasi reaksi obat

9) Cuci tangan

10) Catat obat yang elah diberikan dan dosisnya

7. Pemberian Obat per Intramuskuler

Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi


penyuntikan dapat pada daerah paha ( vastus lateralis ), ventrogluteal ( dengan
posisi berbaring ), dorsogluteal ( posisi tengkurap ), atau lengan atas ( deltoid).
Tujuannya agar obat di absorbsi lebih cepat.

a.Hal-hal yang perlu diperhatikan

1)Tempat injeksi.

2)Jenis spuit dan jarum yang digunak

3)Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.

17
4)Kondisi atau penyakit klien.

5)Obat yang tepat dan benar.

6) Dosis yang diberikan harus tepat.

7) Pasien yang tepat.

8) Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.

b Indikasi dan kontra indikasi

indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan
obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.

kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau
saraf besar di bawahnya.

c. Alat dan bahan :

1) Daftar buku obat/ catatan, jadual pemberian obat

2) Obat dalam tempatnya

3)Spuit sesuai dengan ukuran, jarum sesuai dengan ukuran : dewasa panjang
2,5-3,75 cm, anak panjang : 1,25-2,5cm.

4) Kapas alcohol dalam tempatnya

5)Cairan pelarut

6) Bak injeksi

7) Bengkok

d. Prosedur Kerja:

1) Cuci tangan

18
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3)  Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis


setelah itu letakkan pada bak injeksi

4) Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan ( lihat lokasi


penyuntikan ).

5)  Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan


penyuntikan

6)  Lakukan penyuntikan:

7)  Pada daerah paha ( vastus lateralis ) dengan cara anjurkan pasien untuk
berbaring terlentang dengan lutut sedikit fleksi

8)  pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien utnuk miring, tengkurap


atau terlentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan
penyuntikan dalam keadaan fleksi

9) Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap


dengan lutut di putar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atats
pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawah

10) Pada daerah deltoid ( lengan atas ) dengan cara anjurkan pasien untuk
duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.

11) Lakukan penusukkan dengan posisi jarum tegak lurus.

12) Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah
semprotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis.

4. Pencegahan injury pengobatan

      Alergi obat biasanya terjadi karena tubuh seseorang sangat sensitif sehingga
bereaksi secara berlebihan terhadap obat yang digunakan.

a.Hindari mengkonsumsi obat yang tidak diperlukan.

19
b.Ganti obat yang digunakan dengan obat yang sesuai dengan kondisi/respon
organ-organ dalam/luar.

c.Vitamin dikatakan aman, sebab sekalipun vitamin dapat menimbulkan


alergi bukan karena zat tambahan didalamnya.

d.Untuk menghentikan alergi obat, hanya dengan satu cara yaitu hanya
dengan menghentikan pemakaian obat tersebut dan mengatasi keadaan yang
timbul dari efek.

e.Perlu kerja sama antara pasien dengan dokter (tenaga medis)

f.Pasien harus mengemukakan pengalamannya menggunakan obat selama ini,


apakah obat tertentu membuat tubuh alergi atau yang dicurigai
menimbulkan alergi, akan sangat bagus atau baik jika setiap orang memiliki
catatan tertulis mengenai penggunaan     obat dan apa yang dialami
tubuhnya.

20
BAB 3

PENUTUP
A.Kesimpulan

Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi


pasien, diantaranya : sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra vena.
Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan
kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak
bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.

B.Saran
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping
yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat
menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita
sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya
tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri
maupun orang lain.

21
DAFTAR PUSTAKA
L, Kee Joyce & R, Hayes evelyn ; farmakologi Pendekatan proses
Keperawatan, 1996 ; EGC; Jakarta.
Priharjo, Robert; Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, 1995; EGC;
Jakarta. Aziz, Azimul; Kebutuhan dasar manusia II.
Bouwhuizen, M; Ilmu Keperawatan Bagian 1; 1986; EGC; Jakarta.

https://makalahlabiopalatoschisisbidanamel.blogspot.com/2016/11/a.html

22

Anda mungkin juga menyukai