Tingkat :1B
Oleh
Kelompok 3:
1.Lenni Marlina(319.072)
2.Indratati(319.071)
3.Lina(319.073)
4.Lismawati(319.074)
7.Meliyanti(19.077)
8.Miftha Khaerannisa(319.078)
MAKASSAR
2020
I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan
bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon
perlindungan dari keburukan diri dan syaitonyang selalu menghembuskan
kebatilan pada diri kita.
Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Alhamdulillah makalah yang
berjudul “Persiapan dan pemberian obat” ini dapat di selesaikan dengan baik.
Kami menyadari sepenuh hati bahwa masih banyak kekurangan yang
terdapat di dalam makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi
kami dalam pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua
menjadikan cambuk bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di
masa yang akan datang.
Makassar,15 April 2020
II
DAFTAR ISI
Kata pengantar...............................................................................................II
BAB 1 Pendahuluan
1.Latar Belakang.................................................................................1
2.Tujuan..............................................................................................1
BAB 2 Pembahasan
BAB 3 PENUTUP
1.Kesimupulan.......................................................................................21
2.Saran...................................................................................................21
Daftar Pustaka................................................................................................22
III
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
B.TUJUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
1.Tepat Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik.Setiap oba dengan nama
dagang yang kita asing(baru kita dengar namanya)harus di periksa nama
generiknya,bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya
atau kandungan obat.Sebelum memberi obat kepda pasien, label pada botol
atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan
obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan
dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya
tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian
farmasi.
2.Tepat Dosis
2
3. Tepat pasien
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal, inhalasi.
5. Tepat waktu
3
untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam
mefenamat.
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat
itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
Pembagian dosis obat pada bayi dan anak balita dibedakan berdasarkan 2
standar, yaitu berdasarkan luas permukaan tubuh dan berat badan.
1).DM tercantum berlaku untuk orang dewasa, bila resep mengandung obat
yang ber-DM,tanyakan umurnya.
2).Bila ada zat yang bekerja searah, harus dihitung DM searah (dosis ganda).
4).Setelah diketahui umur pasien, kalau dewasa langsung dihitung, yaitu untuk
sekali minum : jumlah dalam satu takaran dibagi dosis sekali dikali 100%.
Begitu juga untuk sehari minum : jumlah sehari dibagi dosis sehari dikali
100%.
a.Young
4
n = umur dalam tahun
b.Dilling
Da = n / 20 + Dd ( mg )
c.Gaubius
d.Fried
Da = m/150 x Dd ( mg )
e.Sagel
f.Clark
Da = w anak/ w dewasa x Dd
5
Dosis anak = area permukaan tubuh anak/ 1,7 mm² x dosis dewasa
normal.
b.Prosedur kerja :
1)Cuci tangan
3) Baca obat, dengna berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat
waktu, tepat kerja, dan tepat pendokumentasian.
-Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk
dan campur dengan minuman.
-Kaji denyut nadi dna tekanan darah sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian.
6
5)Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian obat dan evaluasi respon
terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat
6)Cuci tangan
1)Tempat injeksi
Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral,
tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan
pungguang bagian atas.
7
Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit
5)Cairan pelarut
7)Bengkok
9)Jarum cadangan
d.Prosedur Kerja:
1)Cuci tangan
3)Bebas kan daerah yang kan disuntik, bila menggunakan bau lengan
panjang buka dan keataskan.
5)Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan / encerkan dengan aquades
( cairan pelarut) kemudian ambil 0.5 cc dan encerkan lagi sampai kurang
lebih 1 cc, dan siapkan pada bak instrument atau injeksi.
8
7)Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik
12)Cuci tangan dan catat hasil pemberina obat / test obat, tanggal, waktu,
dan jnis obat.
e.Daerah Penyuntikan
Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau
2/3 dari pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh
dari PD.
a.Tujuan
9
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1)Tempat injeksi
Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama, karena tidak memungkinkan diberikan obat secara
oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang,
otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang larut
dalam air.
Kontra indikasi :obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan
tidak larut dalam air atau minyak.
3) Spuit insulin
10
5)Cairan pelarut
6) Bak injeksi
7) Bengkok
e.Prosedur Kerja:
1)Cuci tangan
5)Ambil obat untuk dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan
setelah itu tempatka pada bak injeksi.
10)Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai
masukkan kedalam bengkok.
11)Catat reaksi pemberian dan catat hasil pemberina obat / test obat,
tanggal, waktu, dan jenis obat.
11
12)Cuci tangan
f.Daerah Penyuntikan
1)Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang tepat
adalah 1/3 bagian dari Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor (os
coxygeus)
a.Tujuan
Agar obat reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.
7)Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
12
9)Harus benar Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi
indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral
dan steril.
kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
5)Cairan pelarut
7)Bengkok
9)Karet pembendung
e.Prosedur Kerja:
1)Cuci tangan
13
4)Ambil obat dalam tempatnya dengna spuit sesuai dengan dosis yang akan
disuntikan. Apabila obat berada dalam sediaan bubuk, maka larutkan
dengna larutan pelarut ( aquades)
5)Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian vena yang akan disuntik
11)Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan obat hingga habis
12)Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada
daerah penusukan dengan kapas alcohol , dan spuit yang telah digunakan
letakkan ke dalam bengkok.
14)Cuci tangan.
14
a.Hal-hal yang perlu diperhatikan
1)injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan
obat ke dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-hati.
5) Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang
tepat dan benar.
7) tidak langsung harus tepat dan benar. Cara atau rute pemberian obat
melalui injeksi
indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan
obat secara oral dan steril.
kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
15
4) Kapas alcohol dalam tempatnya
d. Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan
9) Cuci tangan
3) Selang intravena
4) Kapas alcohol
16
b.Prosedur Kerja:
1)Cuci tangan
9) Cuci tangan
1)Tempat injeksi.
17
4)Kondisi atau penyakit klien.
indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan
obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.
kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau
saraf besar di bawahnya.
3)Spuit sesuai dengan ukuran, jarum sesuai dengan ukuran : dewasa panjang
2,5-3,75 cm, anak panjang : 1,25-2,5cm.
5)Cairan pelarut
6) Bak injeksi
7) Bengkok
d. Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan
18
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
6) Lakukan penyuntikan:
7) Pada daerah paha ( vastus lateralis ) dengan cara anjurkan pasien untuk
berbaring terlentang dengan lutut sedikit fleksi
10) Pada daerah deltoid ( lengan atas ) dengan cara anjurkan pasien untuk
duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.
12) Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah
semprotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis.
Alergi obat biasanya terjadi karena tubuh seseorang sangat sensitif sehingga
bereaksi secara berlebihan terhadap obat yang digunakan.
19
b.Ganti obat yang digunakan dengan obat yang sesuai dengan kondisi/respon
organ-organ dalam/luar.
d.Untuk menghentikan alergi obat, hanya dengan satu cara yaitu hanya
dengan menghentikan pemakaian obat tersebut dan mengatasi keadaan yang
timbul dari efek.
20
BAB 3
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping
yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat
menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita
sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya
tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri
maupun orang lain.
21
DAFTAR PUSTAKA
L, Kee Joyce & R, Hayes evelyn ; farmakologi Pendekatan proses
Keperawatan, 1996 ; EGC; Jakarta.
Priharjo, Robert; Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, 1995; EGC;
Jakarta. Aziz, Azimul; Kebutuhan dasar manusia II.
Bouwhuizen, M; Ilmu Keperawatan Bagian 1; 1986; EGC; Jakarta.
https://makalahlabiopalatoschisisbidanamel.blogspot.com/2016/11/a.html
22