Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FARMAKOLOGI

PRINSIP PEMBERIAN OBAT

Dosen Pembimbing :Dodik Hartono, S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep

Disusun oleh :

Kelompok 8

1. Isvina Fawaidar Rohmah (14201.11.19018)


2. Maimunah (14201.11.19024)
3. Nita Damayanti (14201.11.19034)
4. Zeynatus Zehro (14201.11.19051)
5. Kevin Zaindito Oka S (14201.10.18014)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
GENGGONG-PROBOLINGGO
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya
sehingga “Makalah Prinsip Pemberian Obat” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Semoga
sholawat serta salam tetap tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW .
Harapan penulis dengan diselesaikanya makalah ini, semoga memberi manfaat
yang baik untuk diri sendiri agar dapat mengetahui lebih dalam mengenai “Prinsip
Pemberian Obat” untuk pembaca yang bisa menjadikan makalah ini sebagai referensi.
Penulisan makalah ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar antara lain tidak
lepas dari dukungan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM. selaku Pengasuh Yayasan
Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong.
2. Dr. Nur Hamim, S.Kep., N.s., M.Kes selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong.
3. Iin Aini Isnawati, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Wali kelas Sarjana Keperawatan
Semester 3.
4. Dodik Hartono, S.Kep.Ns., M.Tr.Kep. selaku dosen koordinator mata kuliah
Farmakologi
5. Rekan-rekan Mahasiswa Semester 3 Prodi Sarjana Keperawatan.

Seiring doa semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang
berlipat ganda dari Allah SWT.
Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyajikan yang terbaik, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini

Genggong, 15 Oktober 2020

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawat memiliki tanggung jawab untuk memastikan dan memberikan
obat dengan benar. Selain sebagai pelaksana dalam pemberian obat, perawat juga
merupakan tenaga kesehatan yang paling tepat untuk memberikan obat karena
meluangkan sebagian besar waktunya berada di samping pasien. Hal ini membuat
perawat berada pada posisi yang idel untuk memantau respon obat pada pasien,
memberikan pendidikan bagi pasien dan keluarga tentang program pengobatan
serta menginformasikan kepada dokter tentang apakah obat efektif, tidak efektif,
atau obat tidak lagi dibutuhkan. Selain berperan memberikan obat kepada pasien,
perawat dituntut untuk menentukan apakah seorang pasien harus mendapat obat
pada waktunya dan mengkaji kembali kemampuan pasien menggunakan obat
secara mandiri dan perawat menggunakan proses keperawatan untuk
mengintegrasi terapi obat dalam perawatan pasien (Potter & Perry, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan obat?
2. Apa tujuan dari pemberian obat?
3. Apa saja prinsip dari pemberian obat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian obat.
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari pemberian obat.
3. Untuk mengetahui dan memahami prinsip dari pemberian obat.

1.4 Manfaat
1. Bagi institusi pendidikan
Manfaat makalah ini bagi institusi adalah untuk mengetahui tingkat
kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik dalam pemahaman tentang
prinsip pemberian obat
2. Bagi masyarakat
 Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang prinsip
pemberian obat

3
 Sebagai bahan bacaan untuk mengetahui lebih dalam dan lebih
menyeluruh tentang prinsip pemberian obat.
3. Bagi mahasiswa
Menambah wawasan teori kepada mahasiswa tentang prinsip
pemberian obat sehingga nantinya dapat menerapkan di dalam
kehidupan sehari – hari.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Pengertian obat menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang kesehatan, obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk
produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyeldiki system
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia
(Pasal 1).
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau
kimiawi yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan,
meringankan atau mencegah penyakit atau gejalla-gejalanya. Obat adalah suatu
substans untuk mengatasi, mencegah dan membebaskan penyakit.
Adapun tujuan dari pemberian obat diantara lain:
a. Memberikan efek penyembuhan terhadap suatu penyakit ataupun keluhan
yang dirasakan klien
b. Membantu mengurangi atau menghilangkan rasa tidak nyaman (nyeri)
pada klien
c. Meminimalisasikan efek samping obat
2.2 Prinsip pemberian obat
1. Benar Obat
Sebelum memepersipakan obat ke tempatnya perawat harus memeperhatikan
kebenaran obat sebanyak 3 kali, yaitu ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ke
tempat penyimpanan. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai
dan harus dikembalkan ke bagian farmasi.
Obat memilki nama dagang dan nama generic. Setiap obat dengan nama
dagang yang asing harus diperiksa nama genericnya, bila perlu hubungi
Apoteker untuk menanyakan nama generic atau kandungan obat. Jika pasien
meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat
perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan.
2. Benar dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus

5
dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk
membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar unutk
diberikan kepada pasien
a) Dosis yang diberikan perawat sesuai dengan kondisi klien
b) Dosis yang diberikan dalam batas yang di rekomendasikan untuk
obat yang bersangkutan
c) Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis
yang akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut: tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan atau diinta,
pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu
dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.
d) Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.

Dosis obat merupakan faktor penting, karena baik kekurangan atau


kelebihan dosis akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan, bahkan
sering membahayakan. Macam-macam dosis obat diantara lain:

a) Dosis Maksimum(DM ) adalah dosis atau takaran maksimum atau


terbanyak yang dapat diberikan tanpa menimbulkan bahaya.
b) Dosis Lazim (DL) adalah dosis yang tercantum dalam literature
merupakan dosis yang lazimnya dapat menyembuhkan.
c) Dosis Toksik adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat
menyebabkan keracunan pada penderita.
d) Dosis Letalis adalah takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat
menyebabkan kematian pada penderita.
3. Benar pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan
dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama,
nomor register, alamat dan program pengobatan pada pasien. Dan
Membedakan klien dengan dua nama yang sama.
4. Benar cara pemberian
obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute yang terbaik ditentukan oleh keadaan umum
pasien, kecepatan respond yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat,
serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan dengan beberapa
cara, sebagai berikut:

6
a) Oral
Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
digunakan, karena ekonomis, paling nyammn dan aman. Obat dapat
juga di absorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti
tablet. Obat yang digunakan biasanya memiliki onset yang lama dan
efek yang lama. Berbagai bentuk obat dapat diberikan secara oral
baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer.
b) Parenteral
Kata ini berasal dari bahasa yunani, para berarti disamping, enteron
berarti usus, atau tidak melalui saluran cerna. Teknik ini
menggunakan tusukan pada kulit. Jadi pemberian dengan cara ini
menyebabkan resiko adanya infeksi, nyeri dan iritasi. Pemberian
obat parenteral merupakan pilihan jika pemberian obat dari mulut
merupakan kontaindikasi.

1) SC
Lokasi untuk suntikan subkutan diplih di mana terddapat
bantalan lemak dengan ukuran yang memadai, yaitu pada
abdomen, paha atas, punggung bagian atas, lengan atas sisi
lateral, paha sisi lateral. Subkutan dipakai untuk dosis kecil
untuk obat-obat yang tidak mengiritasi, larut dalam air.
 Teknik
a. Bersihkan daerah suntikan dengan gerakan melingkar
dengan menggunakan teknik steril.

7
b. Cubitlah kulit
c. Masukkan jarum dengan sudut yang sesuai dengan
ukuran tubuh : 45˚-90˚
d. Lepaskan kulit
e. Aspirasi, kecuali dengan heparin
f. Suntikkan obat dengan perlahan-lahan
g. Angkat jarum dengan cepat ; jangan tutup kembali
h. Dengan lembut gosok daerah suntikan, kecuali
kontaindikasi seperti pada heparin
i. Pasang plester Band-Aid jika perlu.
2) IM
Dipakai untuk obat yang mengiritasi suspense dalam air, dan
larutan dalam minyak. Biasanya efek obat lebih cepat terjadi
daripada subkutan. Lokasi dipilih pada daerah dengan
ukuran otot yang memadai dan tedapat sedikit saraf dan
pembuluh darah yang besar. Lokasi yang lebih disukai
adalah ventrogluteal, dorsogluteal, deltoid, dan vastus
lateralis (pada anak-anak).
 Teknik
Sama seperti suntikan subkutan kecuali jarum
dimasukkan dengan sudut 90˚ kedalam otot.
3) IV
Lebih cepat daripada IM atau SK. Tempatnya adalah vena
perifer yang mudah dicapai(contoh, vena sefalika atau kubti
dari lengan ; vena dorsalis dari tangan) lebih disukai.
 Teknik
a. Pasang torniket
b. Bersihkan daerah suntikan dengan teknik aseptik
c. Masukkan butterfly atau kateter, tekuk kedalam
vena sampai darah masuk. Lepaskan torniket.
d. Stabilkan jarum dan beri kasa pada tempat tersebut
e. Pnatau kecepatan aliran, denyut nadi dibagian
distal, warna dan suhu kulit, dan tempat insersi

8
f. Lihat peraturan yang dipakai dalam hal penambahan
obat kedalam botol atau kantong, teknik piggyback,
dorongan IV, dan sebagainya.
4) IC
Memberikan obat melalui suntikan intra cutan atau intra
dermal adalah suatu tindakan membantu proses
penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan kulit atau
intra dermis.
c) Topikal
Berguna untuk pemeberian obat-obat lokal, khususnya yang
mempunyai efek toksik jika diberikan secara sistemik. Obat
diberikan pada kulit atau mukosa. Obat-obat yang diberikan
biasanya memilki efek lokal, obat dapat dioleskan pada daerah yang
diobati. Efek sistematik dapat timbul jika kulit klien tipis.
d) Rektal
Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria
yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan
untuk memperoleh efek lokal seperti kontipasi (dulcolax supp),
hemeroid (anusol), pasien yang tidak sadar atau kejang (stesolid
supp). Pemberian perektal memeilki efek yang lebih cepat
dibandingkan obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua
obat disediakan dalam bentuk supositoria.
e) Inhalasi
Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan, saluran
nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan
demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada
salurannya. Terapi inhalasi juga dapat diartikan sebagai suatu
pengobatan yang ditujukan untuk mengembalikan perubahan-
perubahan patofisiologi pertukaran gas sistem kardiopulmoner ke
arah yang normal, seperti dengan menggunakan respirator atau alat
penghasil aerosol.
f) Sublingual
Absorpsinya baik melalui jaringan kapiler dibawah lidah. Obat-obat
ini mudah diberikan sendiri. Karena tidak melalui lambung, sifat
kelabilan dalam asam dan permeabilitas usus tidak perlu dipikirkan.

9
5. Benar waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yng diprogramkan,
karena berhubunngan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi
dari obat.
a) Pemberian obat harus sesuai dengan waktu ynag telah ditetapkan.
b) Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari..
c) Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat. Obat yang
mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehali, dan untuk
obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali
sehari pada selang waktu tertentu.
d) Pemberian obat juga memeperhatikan diberikan sebelum atau
sesudah makan atau bersama makanan.
e) Memberikan obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat
mengiritasi mukosa lambungn bersama-sama dengan makanan.
f) Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien
telah djadwalkan untuk memeriksa diagnostic, seperti tes darah
puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.
6. Benar dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus di dokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur
yang berlaku di Rumah sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai
mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan.
7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
Perawat memiliki tanggung jawab dalam melakukan pendidikan kesehatan
pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang bekaitan dengan
obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan
benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang
diharapkan setelah pemberian obat, efek samping dan reaksi yang merugikan
dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan-
perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama
sakit dan sebagainya.
8. Hak klien untuk menolak
Klien berhak untuk melnolak dalam pemberian obat. Perawat harus
memberikan inform consent dalam pemberian obat.
a) Klien berhak untuk mengetahui alasan obat diberikan

10
Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah
mendapatkan informasi( informed consent), yang berdasarkan
pengetahuan individu yang diperlukan untuk membuat suatu
keputusan.
b) Klien berhak menolak penggunaan sebuah obat
Klien dapat menolak untuk menerima suatu pengobatan. Adalah
tanggung jawab perawat untuk menentukan, jika memungkinkan
alasan penolakan dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk
mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan. Jika suatu
pengobatan ditolak, penolakan ini harus segera di dokumentasi.
9. Benar evaluasi
perawat selalu melihat atau memantau efek kerja dari obat setelah
pemberiannya.
10. Benar pengkajian
Perawat selalu memeriksa TTV sebelum pemberian obat.
11. Benar reaksi dengan obat lain
pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazole
penggunaan pada penyakit kronis.
12. Benar reaksi terhadap makanan
Obat memilki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat jika obat itu
harus diminum sebelum makan (ante cimun atau a.c) untuk memperoleh
kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan mislanya,
tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus diminum setelah makan
misalnya indometasin.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau
kimiawi yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan,
meringankan atau mencegah penyakit atau gejalla-gejalanya. Obat adalah suatu
substans untuk mengatasi, mencegah dan membebaskan penyakit.
Prinsip pemberian obat 12 Benar ialah: 1)Benar obat, 2)Benar
dosis, 3)Benar pasien, 4)Benar cara pemberian, 5)Benar waktu, 6)Benar
dokumentasi, 7)Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Pasien,
8)Hak klien untuk menolak, 9)Benar Pengkajian, 10)Benar Evaluasi,
11)Benar Reaksi Terhadap Makanan, 12)Benar Reaksi Dengan Obat lain.
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien
diantaranya : Subcutan, intra cutan, intra muscular dan intra vena. Dalam
pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan
kontraindikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jenis obat tertentu yang tidak
bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan semoga apa yang kita pelajari
dalam makalah ini dapat kita pelajari dengan sungguh-sungguh, dan dapat kita
terapkan dengan baik. Demikian makalah ini kami buat, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua baik yang membuat makalah maupun anda yang
membaca, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kee. Joyce L dan Hayes. Evelyn R. 1996. Farmakologi Pendekatan


Proses Keperawatan.Jakarta:Penerbit buku kedokteran EGC.

Olson,James. Belajar Mudah Farmakologi.Jakarta:Penerbit buku


kedokteran EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai