GIORGI. Giorgi (1970) merekomendasikan suatu proses yang serupa, tetapi lebih
memilih untuk lebih mempertahankan rasa keseluruhan. Walaupun elemen
individual dari fenomena diidentifikasi, namun kepentingannya terhadap fenomena
tidak terbangun oleh seringnya keterjadian namun lebih kepada penilaian intuitif
peneliti. Giorgi menganggapnya penting untuk mengidentifikasi hubungan unit-unit
satu sama lain dan dengan keseluruhan.
Ada beberapa perbedaan penting antara ketiga pendekatan tersebut, metode Colaizzi adalah
satu-satunya yang menganjurkan kembali kepada partisipan untuk memvalidasi hasil yang
merupakan modifikasi dari prosedur metode analisis Giorgi,
analisis Giorgi untuk memvalidasi hasil hanya mengandalkan peneliti saja karna
pandangannya bahwa tidak pantas kembali kepada peserta untuk memvalidasi temuan
tetapidapat menggunakan hakim eksternal untuk meninjau hasil analisis, sedangkan
metode Van Kaam mensyaratkan bahwa kesepakatan hasil analisis dicapai dengan
menggunakan hakim ahli lainnya(Polit & Beck, 2008 ; Edward & Welch, 2011).
Menurut Edward dan Welch (2011) terdapat 7 langkah dalam menganalisis data dengan
metode Collaizi yaitu,
1)menyalin semua deskripsi subjek, dalam bagian ini dari proses analisis, narasi
pesertaditranskripsikan dari audio rekaman wawancara masing- masing individu. Transkrip
wawancara individu tersebut kemudian divalidasi olehmasing-masing peserta.
2)pernyataan yang signifikan (laporan yang secara langsung berhubungan dengan fenomena
yang diinvestigasi).Setiap pernyataan dalam narasi peserta yang berhubungan langsung dengan
fenomena yang sedang ditelitidan dianggap signifikan. Tandai dan beri nomor pernyataan
signifikan yang diambil dari masing- masing hasil transkrip
wawancara. Laporan signifikan secara numerik dimasukkan ke dalam daftar (misalnya,
1,2,3,4...).
3) merumuskan makna, dalam tahap ini peneliti mencoba merumuskan penyajian kembali lebih
umum atau arti untuk setiap pernyataan signifikan yang disaring dari narasi peserta danmakna
dirumuskan menjadi tema. Peneliti menetapkan atau mengatur makna dirumuskan
menjadikelompok sejenis karena beberapa pernyataan mungkin berhubungan.
5)mengembangkan deskripsi lengkap (gambaran yang komprehensif dari pengalaman yang
diartikulasikan oleh peserta). Sebuah penjelasan lengkap dikembangkanmelalui sintesis semua
tema danmaknadirumuskan.
6)mengidentifikasi struktur fundamental darifenomena, struktur dasar mengacu pada esensi dari
pengalaman yang diungkapkan melalui analisis deskripsi lengkap darifenomena.
7)kembali ke peserta untuk validasi, sebuah pertemuan lanjutan yang dibuat antarapeneliti dan
masing-masing peserta untuktujuan memvalidasi esensi dari fenomena tersebutdengan
peserta.Setiapperubahandibuat sesuai dengan umpan balik pesertauntuk memastikan maksud
makna yang disampaikandalam struktur dasar dari fenomena tersebut.Integrasi informasi
tambahan dari peserta untuk dimasukkan kedeskripsi akhir dari fenomena yang terjadi pada saat
ini.
Kombinasi antara descriptive phenomenology dan interpretive
phenomenology,pendekatanfenomenologisini berasal dari Utrecht School yang menggabungkan
karakteristik fenomenologi deskriptif dan interpretif. Van Manen (1990) adalah contoh dari
pendekatan gabungan, dimana peneliti mencoba untuk memahami arti penting dari pengalaman
yang dipelajari. Menurut Van Manen, aspek tematik pengalaman dapat diungkap atau terisolasi
dari deskripsi peserta