Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM KEBUTUHAN NUTRISI

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah mengikuti praktikum kebutuhan nutrisi diharapkan mahasiswa mampu
untukendemonstrasikan penilaian status gizi secara antropometri dan klinis.

2. KOMPETENSI
Setelah Anda melakukan praktikum penilaian status gizi, Anda diharapkan mampu:
1. Mengenal alat yang digunakan dalam menilai status gizi dan fungsinya
2. Mengukur tinggi badan (TB)
3. Menimbang berat badan (BB)
4. Mengukur lingkar lengan atas (LILA)
5. Menilai status gizi dengan metode antropemetri
6. Menilai indeks massa tubuh (IMT)
7. Menganalisis hasil pengukuran antropometri sesuai dengan indikator status gizi
8. Melakukan penilaian status gizi klinis pada kelompok kasus

3. POKOK MATERI
a. Status Gizi
b. Pengenalan alat yang digunakan dalam menilai status gizi dan fungsinya
c. Mengukur TB,BB, dan LILA
d. Menilai status gizi
e. Pemeriksaan klinis status gizi

A. ANTROPOMETRI
Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan
energi
(karbohidrat dan lemak). Keunggulan antropometri : Alat mudah, dapat dilakukan
berulangulang & objektif, siapa saja bisa dilatih mengukur, relatif murah, hasilnya
mudah disimpulkan, secara ilmiah diakui kebenarannya, sederhana, aman, bisa sampel
besar, tepat, akurat, dapat menggambarkan riwayat gizi masa lalu, dan bisa untuk
skrining, dan mengevaluasi status gizi. Kelemahan antropometri meliputi : tidak
sensitif & spesifik mengukur suatu zat gizi, bisa dipengaruhi faktor diluar gizi
misalnya penyakit, bisa terjadi kesalahan pengukuran.

1. MENGUKUR BERAT BADAN


Menggunakan Bathroom Scale (Timbangan injak)
a. Letakkan alat timbangan injak tersebut pada lantai yang datar dan keras
b. Kalibrasi alat dengan memutar alat kalibrasi yang ada pada bagian belakang alat
sampai menunjukkan angka “0”
c. Catat data klien
d. Minta klien melepaskan alas kaki dan pakaian yang dipakai secukupnya
e. Mintalah klien untuk naik di atas timbangan tersebut dengan berdiri tegap
ditengah-tengah timbangan
f. Tunggu hingga jarum atau angka berhenti
g. Baca hasil penimbangan dengan pandangan mata berada tepat sejajar denga jarum
penunjuk hasil penimbangan
1. Catat hasil penimbangan pada kertas

2. MENGUKUR TINGGI DAN PANJANG BADAN


Menggunakan Microtoise
a. Microtoise ditarik sampai 2 meter sesuai dengan penanda pada mocrotoise,
b. Pasang mocrotoise didinding yang datar dengan perekat atau pasang permanen
membentuk siku-siku 90 derajat
c. Catat data klien
d. Minta klien melepas alas kaki atau hiasan dikepala
e. Klien yang akan diukur diminta berdiri di bawah microtoise, dengan berdiri tegak
lurus, bagian tumit telapak kaki menempel pada tembok dan pandangan lurus
kedepan
f. Pengukuran dilakukan saat mengambil nafas dalam
g. Pengukur menarik microtoise sesuai tinggi badan klien yang diukur
h. Pengukur membaca hasil pengukuran dengan mata tepat lurus di depan
microtoise dengan melihat angka yang terdapat dalam microtoise

Menggunakan Meteran
a. Pasang pita meteran pada dinding yang datar pastikan meteran menempel dengan
tepat, angka 0 berada tepat dilantai dan angka 150 berada diatas
b. Catat data klien
c. Minta klien melepas alas kaki atau hiasan dikepala (topi, pita rambut,dll
d. Klien yang akan diukur diminta berdiri di bawah Standing Meter, dengan berdiri
tegak lurus dengan sikap biasa, tangan menggantung bebas
e. Atur bagian kepala, tulang belikat, pinggul dan tumit telapak kaki menempel pada
dinding
f. Pandangan klien lurus kedepan
g. Pengukur mengatur besi pembatas atau segitiga siku-siku hingga berada tepat
menempel diatas puncak kepala klien dan didinding
h. Pengukur membaca hasil pengukuran dengan mata tepat lurus di depan meteran
dengan melihat angka yang tertera pada meteran sebelum segitiga atau besi
pembatas digerakkan
i. Catat hasil pada formulir yang disediakan

3. MENGUKUR LINGKAR KEPALA


a. Digunakan pada bayi , mencerminkan volume intrakranial Hanya untuk
mengukur pertumbuhan kepala hingga usia 2 tahun
b. Mendeteksi apabila ada kelainan pertumbuhan dan perkembangan otak (e.g :
hidrosefalus)
c. Alat yang digunakan adalah pita meteran fiberglass/baja fleksibel
d. Syarat dan Cara Pengukuran :
1) Anak melihat posisi lurus ke depan, dagu membentuk 90 derajat dengan leher
2) Lingkar diambil pada protubernia, posisi diatas alis dan melalui atas belakang
daun telinga
3) Pita meteran dilingkarkan dengan pas
4) Catat angka yang ditunjukkan oleh meteran
5) Pengukuran selalu dilakukan pada tempat yang sama pada pengukuran
berikutnya

4. MENGUKUR LINGKAR LENGAN ATAS


a. Dilakukan pada tengah lengan kiri atas (kecuali orang yang kidal diukur dilengan
kanan)
b. Alat : pita meter fleksibel dari kertas dilapisi plastik atau fiber
c. Tetapkan posisi bahu dan siku
d. Letakkan pita antara bahu dan siku lalu tentukan titik tengah lengan Lingkarkan
pita pada titik tengah lengan
e. Pita jangan terlalu kuat atau terlalu longgar
f. Catat hasil pengukuran pada pita
AMBANG BATAS (Cut of Points) LILA Wanita Usia Subur :
risiko KEK bila LILA < 23.5 cm
Bukan risiko KEK bila LILA > 23,5cm
MEMASANG POT/URINAL UNTUK PASIEN BAK

1. Persiapan
a. Salam terapeutik di sampaikan pada pasien
b. Identifikasi tanda-tanda kebutuhan BAK dilakukan
c. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan dengan jelas
d. Prinsip menyiapkan lingkungan dengan nyaman dan aman

2. Alat dan bahan


3. Prosedur
a. Tangan dicuci sampai batas siku
b. Sampiran dipasang
c. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan dan pakaian dilepas privasi pasien dijaga
d. Memasang urinal (Pria ) / pot ( wanita)
e. Pasien diberi kesempatan untuk BAK dengan tuntas lalu diangkat
f. Membersihkan genetalia air / dengan tissu
g. Pakaian bawah dipasang dan selimut diangkat
h. Pasien diatur posisi dan alat dirapikan
i. Tangan dicuci dengan bersih
j. Selalu berkomunikasi

4. Evaluasi:
a. Urine yang keluar diperhatikan (Jumlah, warna, bau, dan kejernihan)
b. Respon keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan
c. Sikap selama pelaksanaan, sabar. hati-hati dan sopan

5. Dokumentasi
a. Respon klien dan kelainan BAK dilaporkan
b. Tindakan yang telah dilakukan dicatat dengan benar
Memasang Pot Pasien BAB

Buang Air Besar (BAB) adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi kebutuhan
eleminasi fekal dengan membantu BAB pada klein di tempat tidur. BAB merupakan kebutuhan setiap
manusia yang harus terpenuhi. Tindakan memberikan bantuan pada pasien yang mengalami
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar eleminasi fekal karena ketidakmampuan atau keterbatasan
untuk melakukan sendiri karena masalah imobilitas fisik atau keadaan sakit.

1. Persiapan:
a. Salam terapeutik di sampaikan pada pasien
b. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan tindakan
c. Mengatur pasien yang aman dan nyaman
d. Memasang sketsel/sampiran

2. 3Alat-alat:
a. Pispot
b. Alas pispot
c. Botol berisi air cebok.
d. Kertas kloset
e. Selimut.
f. Sampiran/sketsel

3. Prosedur:
a. Perawat cuci tangan
b. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan dan bagian yang terbuka ditutup dengan selimut.
c. Pasien dianjurkan menekuk lutut dan mengangkat bokong
d. Pasang alas pispot
e. Pispot diletakkan di bawah pasien
f. Bila telah selesai anus dan daerah sekitar genetalia dibersihkan dengan air dan kertas kloset
lalu dibuang ke dalam pispot, diulang beberapa kali sampai bersih
g. Pispot diangkat dan feses diamati, bila ada kelaian segera lapor dan dicatat
h. Bokong pasien dikeringkan dengan pengalas
i. Pasien dirapikan, alat-alat dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula
j. Sampiran dibuka.
k. Perawat mencuci tangan
l. Mencatat kegiatan dalam dokumen perawatan.

4. Evaluasi:
Feses yang keluar diperhatikan (konsistensi, bau, dan warna) 2. Respon keadaan dan kenyamanan
pasien setelah tindakan 3. Sikap selama pelaksanaan, sabar. Hati-hati dan sopan

5. Dokumentasi
Respon klien dan kelaianan BAB dilaporkan 2. Tindakan yang telah dilakukan dicatat dengan benar

Anda mungkin juga menyukai