Anda di halaman 1dari 12

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

KEBUTUHAN NUTRISI

Dosen Pengampu:
El Rahmayati,S.Kp.,M.Kes.

Disusun Oleh:

Azzikra Safitri

2214301034

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


1. Definisi
a. Mengukur Berat Badan
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur bobot tubuh seseorang dengan
menggunakan timbangan badan

b. Mengukur Tinggi Badan


Suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai pertumbuhan skleletal sebagai salah satu
indicator status nutrisi dan pertumbuhan

c. Mengukur Lingkar Lengan Atas


Suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai diameter lengan atas dengan menggunakan
meteran yang mencerminkan status Nutrisi

d. Mengukur Lingkar Paha


Suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai diameter lingkar paha dengan
menggunakan meteran yang mencerminkan status nutrisi

e. Mengukur indeks masa tubuh


Adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang yang didapat dari
perbandingan berat dan tinggi badan.

f. Memberi Makan Per Oral

Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang tidak mampu memenuhi keutuhan nutrisi secara mandiri dengan cara
membantu memberikan makan atau nutrisi melalui oral (mulut)

g. Menghitung Kebutuhan Nutrisi


Menghitung kebutuhan nutrisi adalah proisedur yang dilakukan untuk mengtahui jumlah
nutrisi yang ada pada klien

h. Pemasangan Nasogastric Tube (NGT)


Memasang selang / pipa khusus melalui saluran pencernaan atas secara langsung yang
berakhir di lambung.

i. Memberikan Makan Melalui NGT


Adalah tindakan memasukkan cairan, makanan cair/ formula enteral, dan obat obatan
melalui selang
2. Indikasi
a. Mengukur Berat Badan, Tinggi Badan,Lingkar Lengan Atas, dan Mengukur Lingkar
Paha
1. Keperluan ergonomik
2. desain pakaian
3. pemeriksaan tumbuh kembang anak termasuk status nutrisi
4. keperluan syarat masuk sekolah yang meminta data antropometri
5. keperluan identifikasi ras atau data forensik lainnya
b. Memberi Makan Per Oral
1. Pada pasien yang tidak bisa makan sendiri
c. Pemasangan Nasogastric Tube (NGT)
1. Pasien tidak sadar.
2. Pasien kesulitan menelan.
3. Pasien yang keracunan.
4. Pasien yang muntah darah.
5. Pasien Pre atau Post operasi esophagus atau mulut.
d. Memberikan Makan Melalui NGT
1. Paisen yang tidak mampu makan per oral
2. Pasien yang mendapatkan intake yang adekuat (misalnya pasien dengan kanker,
sepsis, injury kepala

3. Kontraindikasi
a. Mengukur Berat Badan, Tinggi Badan,Lingkar Lengan Atas, dan Mengukur Lingkar
Paha
1. Pasien yang tidak bersedia diperiksa/tidak setuju dengan inform consent
2. Subjek yang tidak bisa mengikuti prosedur pemeriksaan.
b. Memberi Makan Per Oral
1. Pada pasien yang bisa makan sendiri
c. Pemasangan Nasogastric Tube (NGT)
1. Pasien yg memiliki riwayat trauma wajah atau fraktur basis cranii
2. Pasien yg baru menjalani pembedahan hidung
3. Varises, striktur, atau ruptur esofagus
4. Obstruksi esofagus akibat neoplasma maupun benda asing
Anastomosis esofagus dan lambung
5.Kelainan anatomis wajah
d. . Memberi Makan Melalui NGT
4. Tujuan
a. Mengukur Berat Badan
Agar mendapatkan hasil yang tepat dan akurat dalam memberikan hasil pelayanan
pengukuran berat badan pasien,
b. Mengukur Tinggi Badan
Untuk menilai pertumbuhan anak melalui perbandingan tinggi badan berdasarkan
usia

c. Mengukur Lingkar Lengan Atas


1. Untuk mengevaluasi status gizi atau menentukan apakah klien mengalami
kekurangan gizi atau obesitas
2. Memberikan informasi tentang jumlah lemak tubuh yang disimpan disekitar
lengan atas

d. Mengukur lingkar paha


1. Memantau mengevaluasi status gizi klien
2. Memberikan risiko penyakit terkait gizi klien
3. Memberikan informasi tentang jumlah lemak tubuh yang disimpan di sekitar paha
4. Menentukan distribusi lemak tubuh
5. Memantau perubahan dalam komposis tubuh selama program penurunan berat
badan atau peningkatan nutrisi

e. mengukur indeks masa tubuh ( IMT )


1. Acuan penerapan langkah-langkah dalam pengukuran status gizi orang dewasa

f. Memberi Makan Per Oral


1. Untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien
2. Untuk membangkitkan selera makan pasien

g. Mengitung Kebutuhan Nutrisi


1. untuk mengetahui berapa kebutuhan nutrisi yang di perlukan klien, dan untuk
mengetahui kurang atau tidaknya kebutuhan nutrisi klien

h. Pemasangan NGT
1. Memasukan makanan, obat pasien yang tidak bisa makan melalui mulut.
2. Mencegah distensi gaster.
3. Melakukan bilas lambung
4. Mengambil spesimen asam lambung untuk diperiksa dilabolatorium.

i. Memberikan Makan Melalui NGT


1. Memperbaiki atau mempertahankan status nutrisi klien
2. Pemberian obat

5. Persiapan Pasien
Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan tindakan
a. Pemasangan NGT
1. Klien diminta untuk berpuasa selama beberapa jam sebelum pemasangan
2. Klien duduk tegak atau berbaring dengan kepala sedikit dimiringkan ke belakang.
3. Cek riwayat klien jika kelainan atau penyakit tertentu

6. Persiapan Alat
a. Persiapan Alat Mengukur Berat Badan
1. Timbangan injak/lantai (untuk anak dan dewasa)
2. Timbangan Bayi dan Pengalas
3. Alat tulis
4. Handscoon
5. Handsanitaizer
6. buku

b. Persiapan Alat Mengukur Tinggi Badan


1. Tiang Pengukur
2. Alat Tulis
3. Handscoon
4. Handsanitaizer/ sabun cuci tangan dan air
5. Buku

c. Persiapan Alat Mengukur Lingkar Lengan Atas


1. Meteran atau pita ukur
2. Alat tulis
3. Handscoon
4. Handsanitaizer
5. Buku

d. Persiapan Alat Mengukur Lingkar Paha


1. Meteran atau pita ukur
2. Alat tulis
3. Handscoon
4. Handsanitaizer
e. Persiapan alat dan bahan mengukur indeks masa tubuh
1. Timbangan
2. Pengukur tinggi badan / Microtoise
3. Handscoon
4. Handsanitaizer

f. Persiapan Alat Memberi Makan Per Oral


2. piring
3. Sendok
4. Garpu
5. Gelas dengan penutupnya
6. Serbet
7. Mangkok cuci tangan
8. Pengalas
9. Tempat Cuci Tangan
10. Sedotan( jika perlu)
11. Pisau (jika perlu)
12. Makanan dengan porsi dan Menu sesuai program
13. Meja untuk Klien
14. Buku
15. Alat tulis
16. Handsanitaizer/ sabun cuci tangan
17. Handscoon/ sarung tangan karet

g. Persiapan Alat Menghitung kebutuhan nutrisi


1. Kalkulator
2. Buku
3. Alat Tulis
4. Handsanitaizer

h. Pemasangan NGT
1. Selang NGT
2. Kleam ( pencapit )
3. Spuit 10 cc
4. Stetoskop atau gelas berisi air matang
5. Plester & gunting
6. Kain kassa
7. Pelumas ( jelly )
8. Perlak atau pengalas
9. Bengkok
10. Sarung tangan.
11. Alat tulisBuku
i. Memberikan Makan Melalui NGT
1. Cairan makanan dan air minum
2. Obat(jika ada)
3. Gelas ukur dan corong atau spuit 100 cc
4. Pengalas
5. Klem
6. Sarung Tangan/ Handscoon
7. Buku
8. Alat tulis
9. Handsanitaizer/ sabun cuci tangan dan air

5.Prosedur Tindakan

No Urutan Tindakan Ya Tidak


1 Tahap Pra Interaksi
1. Identifikasi pasien menggunkan minimal dua identitas
(nama lengkap, tanggal lahir, dan/ atau nomor rekam
medis)
2. Siapkan Alat dan Bahan yang dibutuhkan
3. Jaga privasi pasien
2 Tahap Orientasi
1. Salam Terapeutik
2. Memastikan ulang identitas pasien dengan
menanyakan secara langsung kepada pasien (nama
lengkap, tanggal lahir/ nomor rekam medis)
3. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
4. Tanyakan ketersediaan pasien
5. Tawarkan kepada pasien/ keluarga apakah ada yang
ingin ditanya, atau kurang jelas
3 Tahap Kerja
A. Mengukur Berat Badan
1. Mencuci tangan dengan enam langkah
2. Memakai Handscoon
3. Menginformasikan kepada klien atau keluarga bahwa
tindakan akan dilaksanakan
4. Letakkan timbangan pada permukaan yang datar
5. Pastikan posisi awal timbangan menunjukkan angka 0
6. Anjurkan melepaskan alas kaki, jaket atau barang
lainnya yang dapat mempengaruhi hasil penimbangan
7. Fasilitasi pasien anak, dewasa berdiri di atas timbangan
tanpa berpegangan, atau baringkan bayi dengan hati-hatii
di atas timbangan
8. Bacalah angka yang ditunjukkan oleh timbangan
9. Informasikan hasil pengukuran kepada pasien atau
keluarga

B. Mengukur Tinggi Badan


1. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
2. Memakai Handscoon
3. Informasikan kepada klien atau keluarga bahwa tindakan
akan segera dilaksanakan
4. Anjurkan klien untuk melepaskan alas kaki
5. Anjurkan klien berdiri tegak menghadap lurus kearah
depan
6. Pastikan bagian belakang kepala, punggung, bokong, dan
tumit klien menempel pada tiang pengukur
7. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel ke
ubun-ubun
8. Baca hasil pengukuran dengan teliti
9. Informasikan hasil pengukuran kepada pasien atau
keluarga

C. Mengukur Lingkar Lengan Atas


1. Mencuci tangan 6 langkah
2. Memakai Handscoon
3. Tentukan lokasi lengan yang akan di ukur (pengukuran
dilakukan pada lengan yang tidak dominan) dan di ukur
tepat di tengah antara bahu dan siku
4. Posisikan pasien tegak berdiri dengan lengan di samping
tubuh
5. Tekuk (fleksi) lengan yang akan dilakukan pengukuran
dengan sudut 900
6. Lingkarkan meteran atau pita antara bahu dan siku
mengitari lengan, tidak terlalu ketat atau longgar
7. Baca hasil pengukuran dengan teliti
8. Informasikan hasil pengukuran
D. Mengukur Lingkar Paha
1. Mengidentifikasi kebutuhan / indikasi klien
2. Mencuci tangan 6 langkah
3. Menyiapkan alat
4. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
5. Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
6. Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan
7. Tentukan terlebih dahulu titik tengah
8. Mengatur posisi klien senyaman mungkin ( dengan
berdiri, duduk/berbaring diatas tempat tidur dengan kaki
diluruskan)
9. Meminta klien untuk menggulung celan yang menutupi
paha kiri ( bagi yang kidal menggunakan paha kanan)
10. Menentukan titik pertengahan yaitu antara titik paling
proksimal patella dan titik pertengahan lipatan paha
11. Tandai titik tersebut
12. Dengan posisi tegak atau kaki diluruskan, ukur lingkar
paha pada posisi titik tengah dengan melingkarkan
meteran pada titik tersebut ( perhatikan jangan sampai
meteran menekan kulit atau longgar)
13. Informasikan hasil pengukuran

E. Mengukur indeks masa tubuh ( IMT )


1. petugas melakukan penimbang berat badan
2. petugas melakukan pengukuran tinggi badan
3. petugas menghitung IMT dengan rumjus :
IMT = berat badan ( kg )
Tinggi Badan (m) x tinggi badan (m)
4. petugas menilai hasil IMT yang didapat yaitu :
 kurang bila nilai IMT < 18,5
 normal bila nilai IMT 18,5-24,9
 gemuk bila nilai IMT 30-39,9
 sangat gemuk bila nilai IMT > 40
5. bila hasil IMT > 30 lapor dokter untuk mendapatkan
penanganan dan pemeriksaan lebih lanjut
6. rujuk bila perlu

F. Memberi Makan Per Oral


1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
2. Pastikan pasien duduk dalam posisi tegak atau setidaknya
setengah duduk.
3. Persiapkan makanan dan minuman sesuai dengan resep
atau persyaratan diet pasien.
4. Periksa suhu makanan dan minuman untuk memastikan
tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
5. Beri tahu pasien tentang jenis makanan dan minuman
yang akan diberikan.
6. Jika pasien memiliki masalah mengunyah atau menelan,
pastikan makanan dihancurkan atau dicampur dengan
cairan sesuai dengan resep atau persyaratan diet.
7. Pasang Pengalas atau serbet di bawah dagu
8. Tawarkan pasien melakukan roitual makan(misalnya
berdoa sebelum makan)
9. Tanyakan lauk dan pauk apa yang boleh dicampur
dengan nasi
10. Berikan makanan dan minuman secara perlahan-lahan
dan beri waktu yang cukup bagi pasien untuk menelan.
11. Periksa apakah pasien nyaman dan tidak terdapat tanda-
tanda kesulitan dalam menelan atau tersedak.
12. Setelah selesai memberi makan, pastikan bahwa pasien
bersih dan nyaman.
13. Buang sisa makanan dan minuman dan bersihkan area
makan.
14. Cuci tangan dan lap alat-alat yang digunakan dengan air
dan sabun.
15. Rekam catatan mengenai makanan dan minuman yang
telah diberikan pada pasien.
16. Jangan lupa memberikan perhatian dan perawatan yang
diperlukan sesuai dengan kondisi pasien.
17. Jangan meninggalkan pasien sendirian saat makan dan
perhatikan tanda-tanda kesulitan dalam menelan atau
tersedak

G. Menghitung Kebutuhan Nutrisi


1. Pastikan data pasien lengkap, termasuk usia, jenis kelamin,
tinggi badan, berat badan, kondisi medis, riwayat makanan,
dan aktivitas fisik.
2. Gunakan rumus yang sesuai untuk menghitung kebutuhan
kalori harian pasien. Salah satu rumus yang umum digunakan
adalah:
- Untuk pria: (10 x berat badan dalam kg) + (6,25 x tinggi
badan dalam cm) - (5 x usia dalam tahun) + 5
- Untuk wanita: (10 x berat badan dalam kg) + (6,25 x tinggi
badan dalam cm) - (5 x usia dalam tahun) - 161
3. Hitung kebutuhan protein harian pasien. Kebutuhan
protein biasanya adalah 0,8 gram per kilogram berat badan
per hari. Namun, pada pasien dengan kondisi medis tertentu,
seperti luka bakar atau penyakit ginjal, kebutuhan protein
bisa lebih tinggi.
4. Hitung kebutuhan karbohidrat harian pasien. Kebutuhan
karbohidrat biasanya adalah sekitar 45-65% dari total asupan
kalori harian.
5. Hitung kebutuhan lemak harian pasien. Kebutuhan lemak
biasanya adalah sekitar 20-35% dari total asupan kalori
harian.
6. Hitung kebutuhan vitamin dan mineral harian pasien.
Kebutuhan vitamin dan mineral dapat bervariasi tergantung
pada kondisi medis dan kebutuhan individu.
7. Sesuaikan kebutuhan nutrisi pasien dengan kondisi
medisnya, seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit ginjal.
Atur diet pasien sesuai dengan kebutuhan individu, dan
pastikan untuk memberikan makanan seimbang yang
mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien.
8. Cek ulang kebutuhan nutrisi pasien secara berkala,
terutama jika terjadi perubahan kondisi medis atau berat
badan pasien.
9. Rekam catatan mengenai kebutuhan nutrisi pasien dan
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
10. Berikan edukasi pada pasien dan keluarga mengenai
pentingnya asupan nutrisi yang cukup dan makanan yang
seimbang untuk mendukung pemulihan dan kesehatan pasien
H. Pemasangan NGT
1. Menjaga privacy klien
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler atau
fowler ( posisi berbaring klien dalam posisi setengah
duduk 30-45 derajat) jika tidak ada kontra indikasi
3. Memakai handscoon
4. Membersihkan lubang hidung pasien
5. Memasang pengalas diatas dada
6. Mengukur panjang NGT dan memberi tanda ( dari
prosessusxipoideus / taju pedang kehidung dan belok
kedaun telinga )
7. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai panjang NGT
yang akan dipasang.
8. Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan
masukkan perlahan ujung NGT melalui hidung (bila
pasien sadar menganjurkan pasien untuk menelan ludah
berulang-ulang)
9. Cek posisi ujung selang NGT dengan salah satu cara
10. Masukan 10 ml udara kedalam NGT dan dengarkan
bunyi udara tersebut dilambung aspirasi kembali udara
11. Masukan ujung kuar selang NGT kedalam air
12. Aspirasi cairan lambung
13. Menutup ujung NGT dengan spuit / klem atau sesuaikan
dengan tujuan pemasangan
14. Melakukan fiksasi NGT didepan hidung dan pipi
15. Sebelum memberikan makan melalui NGT tunggu 30
menit terlebih dahulu
I. Memberi Makan Melalui NGT
1. Menjaga privacy klien
2. Atur posisi klien semiflower atau flower
3. Jika kontraindikasi, berikan posisi miring kanan
4. Pasang pengalas di dada klien
5. Siapkan makanan dan obat(jika ada) yang akan di
berikan
6. Pakai sarung tangan
7. Cek posisi dan kepatenan selang NGT serta residu
lambung. Jika residu 50-100 cc tunda pemberian sampai
1 jam. Jika setelah 1 jam jumlah residu masih tetap,
laporkan kepada dokter.
8. Dengan tangan yang tidak dominan klem selang NGT
dan tinggikan selang 45 cm dari dada klien
9. Alirkan makanan per lahan-lahan tanpa mendorong,
jangan membiarkan udara masuk ke dalam selang, bils
msksnsn sudah selesai, bilas selang dengan cairan
10. Tutup ujung selang
11. Biarkan klien pada posisi semiflower selama 30 menit
setelah pemberian makanan
Merapihkan klien
4 Tahap Terminasi
a. catat hasil pengukuran berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas, lingkar paha, dan IMT.
b. Mendokumentasikan prosedur dalam catatan klien
c. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Beritahu pasien atau keluarga bahwa tindakan
telah selesai dilaksanakan
e. Merapikan alat
f. Melepaskan handscoon/ sarung tangan karet
g. Cuci tangan dengan 6 langkah
h. Berpamitan dengan klien

Anda mungkin juga menyukai