Anda di halaman 1dari 8

STANDAR OPERASIONAL PRAKTIKUM

ELIMINASI DAN ALVI


HUKNAH DAN PEMASANGAN SERTA MERAWAT KATETER

DOSEN PENGAMPU :
Ns.Yunani,S,ST.,M.Kes

Oleh:
Nazwa Pasha Irnanda (2214301011)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG JURUSAN


KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI STR KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
1. Definisi

HUKNAH
Huknah merupakan salah satu prosedur untuk mengeluarkan feses dengan
menggunakan suatu alat yang bernama irigator. Jenis huknah antara lain :
a. Huknah rendah
Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat ke dalam
kolon desenden dengan menggunakan kanula rectal melalui anus dengan tujuan
mengosongkan usus pada proses pra bedah agar dapat mencegah terjadinya obstruksi
makanan sebagai dampak dari pasca operasi dan merangsang BAB bagi pasien yang
mengalami kesulitan buang air besar (BAB).
b. Huknah tinggi
Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan hangat ke dalam
kolon ascenden dengan menggunakan kanulus usus bertujuan untuk mengososngkan
usus pasien pra bedah atau untuk prosedur diagnostik.

KATETER
Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan
cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam
kandung kemih dengan tujuan mengeluarkan urin

2. Indikasi

HUKNAH
• Pasien dengan kebiasaan BAB tidak teratur
• Persiapan pra operasi
• Pasien dengan malaena
• Pasien dengan penggunaan laxative yang berlebihan
PEMASANGAN KATETER
a) Pasien tidak sadar
b) Pasien dengan tindakan operasi besar
c) Pasien dengan retensio urine
d) Pasien dengan inkontenesia urine
e) Pasien dengan cidera medula spinalis

3. Kontraindikasi HUKNAH

• Pasien dengan di verticulis, ulcerative coli tis, crhon’s disease


• Post operasi
• Pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal, hemoroid, tumor
rectum dan kolon
PEMASANGAN KATETER
a) Pasien dengan prostatitis akut
b) Pasien dengan suspek trauma urethal
c) Pasien yang baru selesai menjalani TURP (Trans Urethal Reserction of the
Prostate) dalam jangka waktu 24 jam
d) Pasien yang mengalami phymosis
e) Pasien yang mengalami riwayat sulit dipasang kateter
f) Pasien yang di curigai mengalami hematuria
g) Pasien yang mengalami atau menunjukan tanda dan gejala infeksi saluran kemih

4. Tujuan HUKNAH
Prosedur ini bertujuan untuk mengosongkan isi rektum/kolon dari gas, feses
atau mukus dan mernbilas saluran pencernaan bagian bawah untuk pemeriksaan
radiologi, persiapan operasi atau perneriksaan lain.
PEMASANGAN KATETER
Prosedur ini bertujuan untuk memulihkan/mengatasi retensi urine akut atau
kronis, pengaliran urine untuk persiapan operasi atau pasca operasi, dan menentukan
jumlah urine sisa sesudah miksi.

5. Persiapan pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang
akan dilaksanakan
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien atau keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam
6. Klien atau keluarga diberi kesempatan untuk klarifikasi
7. Privasi klienn sekama komunikasi dihargai
8. Memperlihatkan kesabaran, penuh empati, sopan dan perhatian serta respek selama
berkomunikasi dan melakukan tindakan
9. Minta persetujuan pasien atau keluarga
10. Membuat kontrak (waktu,tempat dan tindakan yang dilakukan)

6. Persiapan alat HUKNAH


1. Selimut mandi
2. Alas bokong & perlak
3. Irigator lengkap dengan kanule rectal ( untuk huknah rendah )
4. Irigator lengkap dengan kanule usus ( untuk huknah tinggi )
5. Cairan hangat, misalnya:
a. air biasa
b. air sabun 1 –
1%

c. NaC1 0,9 %
Jumlah cairan, antara lain:
• Bayi : 150 – 250 cc Anak : 250 – 350 cc
• Usia sekolah : 300 – 500 cc
• Remaja : 500 – 700 cc
• Dewasa : 750 – 1000 cc
6. Bengkok
7. Pelumas (cylocain jelly 2 %)
8. Tiang penggantung irigator
9. Sampiran/sketsel
10. Sarung tangan
11. Jika perlu sediakan pispot, air pembersih dan kapas cebok/ tissue toilet

PEMASANGAN KATETER
1. Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien
2. Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam tempatnya
3. Kasa (bila perlu)
4. Korentang steril
5. Lumbrikant/ jelly
6. Betadhine yang sudah diencerkan
7. Perlak dan alasnya
8. Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urin)
9. Pinset anatomi steril
10. Botol steril bila perlu
11. Duk steril
12. Spuit dan aquadest
13. Sketsel
14. Sarung tangan steril (2 pasang)
15. Plaster
16. Gunting

7. Prosedur tindakan
NO Urutan tindakan Ya Tidak
1. Tahap pra interaksi
1. Melakukan verivikasi program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga atau klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
3. Tahap kerja

HUKNAH
1. Perawat mencuci tangan, keringkan dan
menggunakan sarung tangan
2. Alas bokong dan perlak dipasang
3. Pasang selimut mandi kemudian pakaian bawah
pasien dikeataskan / dibuka
4. Irigator diisi dengan cairan hangat sesuai dengan
suhu badan dan hubungkan dengan kanula rectal
(huknah rendah)/dengan kanula usus (huknah
tinggi)
5. Menggantungkan irigator pada standart setinggi 50
cm dari kasur (huknah rendah) atau 30 cm (huknah
tinggi)
6. Cek aliran dengan membuka kanula dan keluarkan
air ke bengkok serta berikan jelly pada ujung
kanula, udara dikeluarkan slang dijepit / diklem.
Masukkan kanula kedalam rectum (D: 7 cm, A: 5
cm, B: 2,5 – 3,5 cm) sambil menginstruksikan
pasien untuk tarik nafas panjang
7. Klem dibuka, cairan dimasukan perlahan
8. Bila cairan sudah habis, saluran dijepit kanula
dicabut
9. Kanula dilepas dan dimasukan dalam bengkok yang
berisi larutan desinfektan
10. Pasien tetap miring dan diberitahu untuk menahan
sebentar bila mau BAB, kemudian pasang pispot
atau anjurkan ke toilet bila mampu.
11. Setelah selesai pasien dirapikan, alat-alat dibereskan
12. Perawat mencuci tangan
13. Dokumentasikan tindakan : catat jumlah feses yang
keluar, warna, konsistensi, dan respon pasien

KATETER
1. Memberikan penjelasan kepada
keluarga dan pasien mengenai
prosedur, tujuan dan indikasi
tindakan, meminta persetujuan
pasien dan keluarga
2. Menyiapkan peralatan disamping
penderita memasang perlak dan
menutup pinggang pinggang dan
bagian tungkai tungkai atas pasien
dengan selimut selimut lalu sisihkan sisihkan
selimut hingga yang terpajan hanya area perineal
3. Mengatur posisi pasien (pasien laki-laki kedua kaki
diluruskan ke
bawah, pasien perempuan diatur dalam posisi
litotomi)
4. Meletakkan nierbekken di antara paha pasien
5. Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
6. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung
tangan bersih
7. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
8. Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau
buang ke kantong plastik yang telah disediakan
9. Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan
kemudian simpan di alas steril. Jika pemasangan
kateter dilakukan sendiri, maka siapkan jelly di
dalam bak sterik. Jangan menyentuh area steril
10. Gunakan sarung tangan steril
11. Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang
kateter dan berikan jelly pada ujung kateter kateter
(dengan meminta bantuan atau dilakukan sendiri)
dengan tetap mempertahankan teknik steril
12. Pada laki-laki Posisikan penis tegak lurus 90°
dengan tubuh pasien 3
13. Pada wanita Buka labio minora menggunakan ibu
jari dan telunjuk atau telunjuk dengan jari tengah
tangan tidak dominan
14. Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan,
masukkan kateter perlahan-lahan pada uretra
hingga ujung katet hingga ujung kateter untuk er
untuk pasien pria dan tiga dan tiga per empat
selang kateter untuk wanita. Anjurkan pasien untuk
menarik nafas saat kateter dimasukkan.
15. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada
hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi.
Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan, jika
perlu kaji ulang kondisi kondisi
dan indikasi indikasi pemasangan
pemasangan kateter kateter pada pasien.
pasien. Hindari pengeluarkan dan
memasukan kembali kateter secara
berulangulang, jika diperlukan gunakan
kateter ulang, jika diperlukan gunakan
kateter yang baru. yang baru.
16. Pastikan nierbekken yang telah
disiapkan berasa di ujung kateter agar
urine tidak tumpah. Setelah urin
mengalir, ambil specimen urin bila
diperlukan.
17. Pastikan urin bag telah terkunci dan
segera sambungkan kateter dengan urine
bag
18. Kembangkan balon kateter dengan
aquadest/NaCl steril sesuai volume yang
tertera pada label spesifikasi kateter
yang dipakai (10-20 mL) dengan
menggunakan spuit steril
19. Tarik kateter keluar secara perlahan
untuk memastikan balon kateter sudah
terfiksasi dengan baik dalam vesika
urinaria.
20. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter
dengan kasa
21. Fiksasi kateter dengan plester pada
pangkal paha
22. Menempatkan urine bag di tempat tidur
pada posisi yang lebih rendah dari
kandung kemih
23. Lepaskan pengalas serta bereskan alat
24. Lepaskan sarung tangan cuci tangan
25. Rapihkan kembali pasien
26. Menanyakan kondisi pasien, mencatat
tindakan dan hasil (warna dan jumlah)
urin yang keluar
4. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membersihkan alat
4. Mencuci tangan 6 langkah
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

Anda mungkin juga menyukai