Anda di halaman 1dari 28

SOP KEPERAWATAN ANAK

DISUSUN OLEH
TOMAS STFANUS RABU EGE
PO:5303203191099

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
TAHUN AJARAN 2020/2021
SOP ANAMNESA KEBUTUHAN NUTRISI

PENGERTIAN Melakukan pengkajian perawatan pada pasien dengan


gangguan nutrisi
TUJUAN 1.      Memperoleh data subyektif pasien
2.      Melengkapi data pasien
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan gangguan kebutuhan nutrisi
PETUGAS Perawat
PERALATAN Alat tulis untuk dokumentasi
PROSEDUR A.    Fase praorientasi
PELAKSANAA 1. Melakukan pengecekan program terapi
N 2. Mencuci tangan
B.     Fase orientasi
1. Member salam
2. Menanyakan identitas pasien
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan tujuan kedatangan, prosedur pelaksanaan, dan
kontrak waktu
5. Menanyakan kesiapan pasien
C.     Fase kerja
1. Menanyakan bagaimana napsu makan sebelum dan selama
sakit
2. Menanyakan bagaimana pola makan pasien sebelum dan
selama sakit (frekuensi,porsi)
3. Menanyakan apakah sedang menjalani diet
4. Menanyakan pasien apakah mengalami penurunan berat
badan dalam kurun waktu 6 bulan terakhir
5. Menanyakan apakah pasien mengalami kesulitan menelan
6. Menanyakan apakah pasien mengalami mual, muntah
7. Menanyakan makanan kesukaan pasien (asin, manis, gurih,
berlemak/ gorengan, bakar-bakaran)
8. Menanyakan apakah pasien sering mengkonsumsi
makanan buah-buahan, sayur-sayuran
9. Menanyakan apakah pasien sering mengkonsumsi
suplemen jenis vitamin untukmeningkatkan daya tahan
tubuh
10. Menanyakan apakah pasien sering mengalami kesulitan
penyembuhan luka
11. Menanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita
sakit (kencing manis, hipertensi, kanker, stroke)
D.    Fase terminasi
1. Menyampaikan hasil anamnesa dan mengevaluasi
2. Member kesempatan pasien untuk bertanya
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Cuci tangan

SOP Antropometri

No Aspek Yang Dinilai Pelaksanaan


Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1 Kaji Kebutuhan antropometri bayi dan anak
2 Siapkan alat
a. Alat ukur panjang badan
b. Timbangan Berat Badan
a. Midline/meteran
b. Pantom bayi

3 Cuci tangan
Tahap orientasi
4 Berikan salam
5 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6 Jaga privasi
Tahap kerja
7 Timbang berat badan dengan benar
8 Ukur tinggi badan/panjang badan dengan tepat
9 Ukur lingkar kepala dengan tepat
10 Ukur lingkar dada dengan tepat
11 Ukur lingkar perut dengan tepat
12 Ukur lingkar lengan atas dengan tepat
13 Catat setiap setelah melakukan satu pengukuran
Tahap terminasi
14 Simpulkan kegiatan
15 Evaluasi perasaan klien
16 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
17 Bereskan alat
18 Cuci tangan
24 Dokumentasikan tindakan dan respon bayi/anak

SOP PEMERIKSAAN SISTEM PENCERNAAN

No Aspek Yang Dinilai Pelaksanaan


Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
2 Siapkan alat
1. Sarung tangan/handscoen
2. Stetoskop
3. Bullpen
4. Penlight
5. Lembar dokumentasi
3 Cuci tangan
Tahap orientasi
4 Berikan salam
5 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6 Jaga privasi
Tahap kerja
7 1. Cuci tangan.
2. Pakai sarung tangan.
3. Menanyakan Riwayat kesehatan pasien
a. Keluhan/riwayat kesehatan yang dirasakan atau
dialami (misal nyeri perut).
b. Pasien tidak jarang datang dengan keluhan yang
beragam misalnya ; mual, muntah dan diare.
Perlu ditanyakan keluhan mana yang paling
menonjol yang menjadi alasan pasien datang
berobat yang menjadi keluhan utamanya
c. Keluhan utama yang sudah di sampaikan oleh
pasien harus di pertegas dengan beberapa
pertanyaan yang dapat mempertajam analisa dan
dilengkapi dengan pertanyaan tentang riwayat
penyakit sekarang , riwayat penyakit dahulu,
riwayat pengobatan, riwayat penyakit keluarga,
riwayat pekerjaan sosial ekonomi.

A. MULUT DAN FARING


Inspeksi
1. Inspeksi area mukosa bibir
2. Inspeksi area mukosa rongga mulut
3. Inspeksi keadaan gigi dan gusi
4. Inspeksi permukaan lidah dan area bawah lidah
5. Inspeksi area faring

Palpasi
6. Letakkan 3 jari tangan kanan dan kiri ke area
leher pasien dengan posisi dari belakang pasien

B. ABDOMEN
Inspeksi
7. Observasi area abdomen sesuai region atau
kuadran pembagian abdomen
8. Perhatikan adanya lesi, jejas, massa yang
tampak, warna, dilatasi vena dan bentuk
abdomen

Auskultasi
9. Dengarkan suara bising usus pada daerah
kuadran kiri atas, kuadran kiri bawah dan
kuadran kanan bawah
10. Hitung frekuensi bising usus (Hitung normal 5-
30/mnit)

Palpasi
11. Pastikan keluhan abdomen yang mengalami
keluhan nyeri. Lalu mulai palpasi dari area
abdomen yang terjauh dari keluhan nyeri
12. Palpasi dangkal untuk setiap kuadran/region
pada daerah abdomen untuk menemukan
adanya massa
13. Palpasi dalam dilakukan untuk area kuadran
kanan atas abdomen untuk palpasi organ hepar
14. Pada pasien dengan abdomen yang distensi,
perlu dilakukan adanya tes untuk menentukan
apakah distensi disebabkan oleh cairan intra
peritoneal atau karena jaringan lemak dengan
meletakkan salah satu telapak tangan di satu sisi
abdomen dan memberikan tekanan mendadak
pada sisi abdomen yang berlawanan.

Perkusi
15. Lakukan perkusi dari daerah torak sebelah
kanan sampai pada daerahdibawah costae
terakhir. Temukan suara dullnes pada daerah
IC9 sampai akhir costae
16. Lanjutkan perkusi ke daerah abdomen di bawah
costae terakhir sebelah kanan untuk menemukan
suara tympani lalu beri tanda untuk mengukur
adanya pembesaran organ hati

C. REKTAL
Inspeksi
17. Minta/bantuklien untuk mengatur posisi
berbaring menjadi posisi sim
18. Gunakan tangan untuk meregang bokong agar
daerah anal terlihat
19. Amati adanya massa, rupture dan lesi

Palpasi
20. Lakukan tes untuk dubur dengan menggunakan
salah satu jari tangan yang sudah diberi
lubrikan, masukkan jari ke dalam lubang anal
secara perlahan
21. Palpasi adanya tahanan masa pada saat
memasukkan jari sepanjang rectum
22. Lakukan putaran kearah depan secara perlahan
lalu palpasi adanya massa di sebelah rectum
23. Keluarkan jari secara perlahan, dengan tangan
yang satu membersihkan area anus dengan
tissue
Amati jari yang digunakan untuk melakukan tes, catat
temuan
Tahap terminasi
14 Simpulkan kegiatan
15 Evaluasi perasaan klien
16 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
17 Bereskan alat
18 Cuci tangan
24 Dokumentasikan tindakan

SOP Pemberian nutrisi melalui cup feeding (cawan)

No Aspek Yang Dinilai Pelaksanaan


Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1 Kaji Kebutuhan pemerian nutrisi melalui cawan
2 Siapkan alat
a. ASI/susu formula
b. Lap/Celemek
c. CupFeeding/Cawan
d. Tissue
3 Cuci tangan
Tahap orientasi
4 Berikan salam
5 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6 Jaga privasi
Tahap kerja
7 Cuci tangan
8 Ukur jumlah ASI dalam cawan
9 Posisikan bayi pada posisi setengah tegak di
pangkuan ibu
10 Posisikan cawan di bibir bayi
11 Letakkan cawan pada bibir bawah secara
Perlahan
12 Sentuhkan tepi cawan sedemikian rupa
hingga ASI menyentuh bibir bayi
13 Jangan tungkan ASI ke mulut bayi
14 Biarkan bayi menyusu sampai ASI dalam cawan
Habis
15 Besihkan mulut bayi dari sisa ASI/susu
16 Sendawakan bayi
17 Cuci tangan
Tahap terminasi
18 Akhiri dan simpulkan kegiatan
19 Evaluasi jumlah ASI yang masuk dan respon
Bayi/anak
20 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
21 Bereskan alat
22 Cuci tangan
23 Dokumentasikan tindakan dan asupan nutrisi
Bayi

SOP Pemberian nutrisi melalui ngt/ogt

No Aspek Yang Dinilai Pelaksanaan


Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1 Kaji Kebutuhan pemberian nutrisi melalui
NGT/OGT
2 Siapkan alat

3 Cuci tangan
Tahap orientasi
4 Berikan salam
5 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6 Jaga privasi
Tahap kerja
7 Cuci tangan
8 Atur posisi bayi senyaman mungkin
9 Pasang pengalas
10 Letakkan bengkok
11 Periksa sisa makanan di lambung dengan
menggunakan spuit yang diaspirasikan ke pipa
lambung. Jika residu tidak ada atau sedikit
berikan
nutrisi melalui NGT/OGT
12 Buka klem atau penutup NGT/OGT
13 Pasang spuit pada pangkal pipa
14 Masukkan air matang kurang lebih 2 cc
15 Berikan ASI/Susu formula sesuai program. Bila
ada obat, masukkan obat kemudian bilas dengan
air minum
16 Klem pipa
17 Rapikan alat
18 Cuci tangan
Tahap terminasi
19 Akhiri dan simpulkan kegiatan
20 Evaluasi jumlah ASI yang masuk dan respon
Bayi/anak
21 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
22 Bereskan alat m
23 Cuci tangan
24 Dokumentasikan tindakan dan respon bayi/anak
selama pemberian makan

SOP merawat ngt/ogt

No Aspek Yang Dinilai Pelaksanaan


Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1 Kaji untuk merewat NGT/OGT
2 Siapkan alat
a. Baki dan alas
b. Baki instrumen berisih: spuit 10 cc, NGT (no.
5-8 u/bayi, no. 10-14 untuk anak-anak)
c. Jelly
d. Nierbekken 1 buah
e. Serbet
f. Plester dan gunting
g. Aitr dalam kom kecil
h. Handuk kecil 1 buah
i. Stetoskop 1 buah
3 Cuci tangan
Tahap orientasi
4 Berikan salam
5 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6 Jaga privasi
Tahap kerja
7 Cuci tangan
8 Buka bak instrumen
9 Pasang sarung tangan steril
10 Ukur panjang NGT yang akan diinsersivlalu beri
tanda
11 Beri jelly/pelumas pada NGT sebelum
dimasukkan kelubang hidung
12 Memasukkan NGT kedalam lubang hidung yang
ditentukan
13 Memeriksa kecepatan NGT melalui:
a. Teknik auskultasi
b. Aspirasi cairan lambung
14 Fiksasi NGT menggunakan plester
15 Pangkal NGT difiksasi menggunakan spuit
16 Buka sarung tangan
17 Rapikan pasien
Tahap terminasi
19 Akhiri dan simpulkan kegiatan
20 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
21 Bereskan alat
22 Cuci tangan
23 Dokumentasikan tindakan dan respon bayi/anak

Sop terapi pemberian obat

No Aspek Yang Dinilai Pelaksanaan


Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
Siapkan alat

pemberian obat melalui oral, sublingual dan


bukal

 Daftar buku obat / catatan, jadwal


pemberian obat.
 Obat dan tempatnya.
 Air minum dalam tempatnya.

Menyiapakan obat dari ampul dan vial

 Catatan pemberian obat atau kartu obat


 Ampul obat sesuai resep
 Spuit dan jarum yang sesuai
 Kapas alcohol
 Kasa steril
 Baki obat
 Gergaji ampul (jika perlu)
 Label obat
 Bak spuit
 Bengkok

pemberian obat melalui intravena (selang IV)


intracutan (IC), subcutan (SC) dan
intramuscular (IM)

a. pemberian obat intravena


 Buku catatan pemberian obat
 Kapas alcohol
 Sarung tangan sekali pakai
 Obat yang sesuai
 Spuit 2-5ml dengan ukuran 21-25, panjang
jarum 1,2 inci
 Bak spuit
 Baki obat
 Plester
 Kasa steril
 Bengkok
 Perlak pengalas
 Pembendung vena (torniket)
 Kasa steril
 Betadin
b. Pemberian Obat melalui Jaringan
Intrakutan
 Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian
obat.
 Obat dalam tempatnya
 Spuit 1 cc/spuit insulin
 Cairan pelarut
 Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit)
 Bengkok
 Perlak dan alasnya.
c. Pemberian Obat Secara Intramuskular
 Daftar buku obat/catatan dan jadwal
pemberian obat.
 Obat yang dibutuhkan (obat dalam
tempatnya).
 Spuit dan jarum suntik sesuai dengan
ukuran.Untuk orang dewasa panjangnya
2,5-3 cm,untuk anak-anak panjangnya
1,25-2,5 cm.
 Kapas alcohol dalam tempatnya.
 Cairan pelarut/aquadest steril.
 Bak instrument/bak injeksi.
 Gergaji ampul.
 Bengkok.
 Handscoon 1 pasang.
d. Pemberian obat dengan cara subcutan
 Buku catatan pemberian obat
 Kapas alcohol
 Sarung tangan sekali pakai
 Obat yang sesuai
 Spuit 2 ml dengan ukuran 25, panjang
jarum 5/8 sampai ½ inci
 Bak spuit
 Baki obat
 Plester
 Kasa steril
 Bengko

cara pemberian obat secara topical(kulit, mata,


telinga dan hidung)

a. Pemberian Obat Pada Kulit


 Obat dalam tempatnya (seperti
krim, losion, aerosol dan sray).
 Pinset anatomis.
 Kain kasa.
 Kertas tisu.
 Balutan.
 Pengalas.
 Air sabun, air hangat
 Sarung tangan.
b. Pemberian Obat Pada Mata
 Obat dalam tempatnya dengan
penetes steril atau berupa saleb.
 Pipet.
 Pinset anatomi dalam tempatnya.
 Korentang dalam tempatnya.
 Plester.
 Kain kasa.
 Kertas tisu.
 Balutan.
 Sarung tangan.
c. Pemberian Obat pada Telinga
 Obat dalam tempatnya.
 Penetes.
 Speculum telinga.
 Pinset anatomi dalam tempatnya.
 Korentang dalam tempatnya.
 Plester.
 Kain kasa.
 Kertas tisu.
 Balutan

d. Pemberian Obat Pada Hidung


 Obat dalam tempatnya.
 Pipet.
 Speculum hidung.
 Pinset anatomi dalam tempatnya.
 Korentang dalam tempatnya.
 Plester.
 Kain kasa.
 Kertas tisu.
 Balutan

cara pemberian obat melalui anus /rektum dan


vagina.

a. Pemberian obat melalui rectum/anus


 Obat Supositoria dalam tempatnya.
 Sarung tangan.
 Kain kasa.
 Vaseline/pelican/pelumas.
 Kertas tisu.
b. Pemberian Obat Melalui Vagina
 Obat dalam tempatnya.
 Sarung tangan
 Kain kasa
 Kertas tisu
 Kapas sublimat dalam tempatnya.
 Pengalas
 Korentang dalam tempatnya

Tahap orientasi
Berikan salam
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Jaga privasi
Tahap kerja
Pemberian Obat Melalui Oral
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang
akan dilakukan.
3) Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat
pasien, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat
tempat.
4) Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
5) Apabila memberikan obat berbentuk tablet
atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah
yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan
pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat
dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul
jangan dilepaskan pembungkusnya.
 Kaji kesulitan menelan. Bila ada, jadian tablet
dalam bentuk bubuk dan campur dengan
minuman.
 Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum
pemberian obat yang membutuhkan
pengkajian.

Pemberian Obat Melalui Sublingual


1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Memberikan obat kepada pasien.
4) Memberitahu pasien agar meletakkan obat
pada bagian bawah lidah, hingga terlarut
seluruhnya.
5) Menganjurkan pasien agar tetap menutup
mulut, tidak minum dan berbicara selama obat
belum terlarut seluruhnya.

Pemberian Obat Melalui Bukal


1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Memberikan obat kepada pasien.
4) Memberitahu pasien agar meletakkan obat
diantara gusi dan selaput mukosa pipi sampai
habis diabsorbsi seluruhnya.
5) Menganjurkan pasien agar tetap menutup
mulut, tidak minum dan berbicara selama obat
belum terlarut seluruhnya.

Menyiapkan obat dari Ampul


 Cuci tangan
 Siapkan peralatan
 Priksa label ampul dengan catatan obat atau
kartu obat sesuai prinsif “lima benar”
 Lakukan penghitungan dosis sesuai kebutuhan.
 Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher
ampul dengan cara menjentikan jari tangan
pada leher ampul beberapa kali atau dengan
cara memutar ampul dengan tangan searah
jarum jam.
 Letakkan kasa steril di antara ibu jari tangan
anda dengan ampul kemudian patahkan keleher
ampul kearah menjauhi anda dan orang
disekitar.
 Buang leher ampul pada tempat khusus
 Tempatkan ampul pada permukaan yang datar
 Buka penutup jarum sepuit kemudian masukan
jarum kedalam ampul tepat pada bagian tengah
ampul.
 Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai
dosis yang dibutuhkan.
 Keluarkan jarum dari ampul, tutup kembali
jarum sepuit dengan teknik yang benar.
 Jika terdapat gelembung  udara pada spuit:
 Pegang sepuit secara verticaldengan jarum
menghadap ke atas.
 Tarik pelunger kebawah dan jentikan spuit
dengan jari.
 Dorong pelunger perlahan keatas untuk
mengeluarkan udara, tetapi jaga agar tidak
mengeluarkan larutan.

Memberikan obat dari Vial


 Cuci tangan
 Siapkan peralatan
 Priksa label vial dengan catatan obat atau
kartu obat sesuai prinsif “lima benar”
 Lakukan penghitungan dosis sesuai
kebutuhan. Periksa kembali jumlah larutan.
 Hitung dosis yang diperlukan. Jika perlu,
rotasikan cairan yang ada dalam vial dengan
menggunakan tangan agar tercampur
sempurna. Tidak boleh mengocok laritan
dalam vial karena dapat menyebabkan
larutan menjadi berbuih.
 Buka segel pada bagian tutup obat tanpa
menyentuh bagian karetnya.
 Usap bagian karet tersebut dengan kapas
alcohol.
 Buka tutup jarum.
 Masukan udara kedalam sepuit sesuai dengan
jumlah obat yang dibutuhkan.
 Dengan hati-hati, masukan jarum secara tegak
lurus tepat ditengah-tengah karet darai vial.
 Injeksi udara ke dalam vial, jaga agar ujung
jarum spuit berada di atas permukaan cairan
obat.
 Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai
dosis yang dibutuhkan.
 Keluarkan jarum dari vial, tutup kembali
jarum sepuit dengan teknik yang benar.
 Jika terdapat gelembung  udara pada spuit:
 Pegang sepuit secara vertical dengan jarum
menghadap ke atas.
 Tarik pelunger kebawah dan jentikan spuit
dengan jari.
 Dorong pelunger perlahan keatas untuk
mengeluarkan udara, tetapi jaga agar tidak
mengeluarkan larutan.

pemberian obat intravena


 Cuci tangan.
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 
 Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara
membebaskan daerah yang akan dilakukan
 Penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup
buka atau ke ataskan. 
 Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit
sesuai dengan dosis yang akan diberikan.
 Apabilaobat berada dalam bentuk sediaan
bubuk, maka larutkan dengan pelarut (aquades
steril). 
 Pasang perlak atau pengalas di bawah vena
yang akan dilakukan penyuntikan.
Kemudian tempatkan obat yang telah diambil
pada bak injeksi. 
 Desinfeksi dengan kapas alkohol. 
 Lakukan pengikatan dengan karet
pembendung (torniquet) pada bagian atas
daerah yang akan dilakukan pemberian obat
atau tegangkan dengan tangan/minta bantuan
atau membendung di atas vena yang akan
dilakukan penyuntikan. 
 Ambil spuit yang berisi obat. 
 Lakukan penusukkan dengan lubang
menghadap ke atas dengan memasukkan ke
pembuluh darah dengan sudut penyuntikan
150 - 300 
 Lakukan aspirasi bila sudah ada darah
lepaskan karet pembendung dan langsung
semprotkan obat hingga habis. 
 Setelah selesai ambil spuit dengan menarik
dan lakukan penekanan pada daerah
penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit
yang telah digunakan letakkan ke dalam
bengkok. 

Secara intracutan (IC)


 Cuci tangan
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada
pasien
 Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila
menggunakan baju lengan panjang terbuka
dan keatasan
 Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang
akan disuntik
 Ambil obat untuk tes alergi kemudian
larutkan/encerkan dengan aquades. Kemudian
ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang
lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau
steril.
 Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah
yang akan dilakukan suntikan.
 Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang
akan disuntik.
 Lakukan penusukan dengan lubang jarum
suntik menghadap ke atas dengan sudut 15-20
derajat di permukaan kulit.
 Suntikkkan sampai terjadi gelembung.
 Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.

Secara Intra Muskular (IM)


 Mencuci tangan.
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
 Ambil obat dan masukkan kedalam spuit sesuai
dengan dosisnya.Setelah itu letakkan dalam
bak injeksi.
 Periksa tempat yang akan dilakukan
penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan).
 Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat
yang akan dilakukan injeksi.
 Lakukan penyuntikan :
o Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan
cara,anjurkan pasien untuk berbaring
terlentang dengan lutut sedikit fleksi.
o Pada ventrogluteal engan cara,anjurkan
pasien untuk miring,tengkurap atau
terlentang dengan lutut dan pinggul pada
sisi yang akan dilakukan penyuntikan
dalam keadaan fleksi.
o Pada daerah dorsogluteal dengan cara
anjurkan pasien untuk tengkurap dengan
lutut di putar kearah dalam atau miring
dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi
dan diltakkan didepan tungkai bawah.
o Pada daerah deltoid (lengan atas)  dengan
cara anjurkan pasien untuk duduk atau
berbaring mendatar lengan atas fleksi.
o Lakukan penusukan dengan posisi jarum
tegak lurus.
o Setelah jarum masuk,lakukan aspirasi
spuit,bila tidak ada darah yang tertarik
dalam spuit,maka tekanlah spuit hingga
obat masuk secara perlahan-lahan hingga
habis.
o Setelah selesai,tarik spuit dan tekan sambil
di masase penyuntikan dengan kapas
alcohol,kemudian spuit yang telah
digunakan letakkan dalam bengkok.

Secara subcutan (SC)


 Cuci tangan
 Siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar
 Identifikasi klien
 Beri tahu klien prosedur kerjanya
 Atur klien pada posisi yang nyaman
 Pilih area penusukan
 Pakai sarung tangan
 Bersihkan area penusukan dengan kapas
alcohol
 Pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada
tangan non dominan
 Buka tutup jarum
 Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari
dan jari tangan non dominan dengan ujung
jarum menghadap ke atas dan menggunakan
tangan dominan,masukkan jarum dengan
sudut 450 atau 900 .
 Lepaskan tarikan tangan non dominan
 Tarik plunger dan observasi adanya darah
pada spuit.
 Jika tidak ada darah,masukan obat perlahan-
lahan.jika ada darah tarik kembali jarum dari
kulit tekan tempat penusukan selama
2menit,dan observasi adanya memar, jika
perlu berikan plester,siapkan obat yangbaru.
 Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika
jarum di masukan,sambil melakukan
penekanan dengan menggunakan kapas
alkohol pada area penusukan.
 Jika ada perdarahan,tekan area itu dengan
menggunakan kasa steril sampai perdarahan
berhenti.
 Kembalikan posisi klien
 Buang alat yang sudah tidak dipakai
 Buka sarung tangan 

Secara intramuscular (IM)


 Mengatur posisi klien, sesuai tempat
penyuntikan
 Memasang perlak dan alasnya
 Membebaskan daerah yang akan di injeksi
 Menentukan tempat penyuntikan dengan
benar ( palpasi area injeksi terhadap adanya
edema, massa, nyeri tekan. Hindari area
jaringan parut, memar, abrasi atau infeksi)
 Membersihkan kulit dengan kapas alkohol
(melingkar dari arah dalam ke luar diameter
±5cm)
 Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk
mereganggkan kulit
 Memasukkan  spuit dengan sudut 90 derajat,
jarum masuk 2/3
 Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak
masuk spuit
 Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan
0,1 cc/detik)
 Mencabut jarum dari tempat penusukan
 Menekan daerah tusukan dengan kapas 
desinfektan
 Membuang spuit ke dalam bengkok.

Pemberian Obat Pada Kulit


 Cuci tangan.
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang
akan dilakukan.
 Pasang pengalas dibawah daerah yang akan
dilakukan tindakan.
 Gunakan sarung tangan.
 Bersihkan daerah yang akan diberi obat
dengan air hangat (apabila terdapat kulit
mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
 Berikan obar sesuai dengan indikasi dan cara
pemakaian seperti mengoleskan dan
mengompres.
 Kalau perlu, tutup dengan kain kasa atau
balutan pada daerah yang diobati.

Pemberian Obat Pada Mata


 Cuci tangan.
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang
akan dilakukan.
 Atur posisi pasien dengan kepala menegadah
dengan posisi perawat disamping kanan.
 Gunakan saryng tangan.
 Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata
dengan kapas lembab dari sudut mata kearah
hidung. Apabila sangat kotor basuh dengan air
hangat.
 Buka mata dengan menekan perlahan-lahan
bagian bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di
atas tulang orbita.
 Teteskan obat mata diatas sakus kunjungtiva.
Stelah tetesan selesai sesuai dengan dosis,
anjurkan pasien untuk menutup mata dengan
berlahan-lahan, apabila menggunakan obat
tetes mata.
 Apabila obat mata jenis saleb, pengang
aplikasi saleb diatas pinggir kelopak mata
kemudian pencet tube sehingga obat keluar
dan berikan obat pada kelopak mata bawah.
Setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat
kebawah, secara bergantian dan berikan obat
pada kelopak mata bagian atas. Biarkan pasien
untuk memejamkan mata dan merenggangkan
kelopak mata.
 Tutup mata dengan kasa bila perlu

Pemberian Obat pada Telinga


 Cuci tangan.
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang
akan digunakan.
 Atur posisi pasien dengan kepala miring
kekanan atau kekiri sesuai dengan daerah
yang akan diobati, usahakan agar lubang
telinga pasien ke atas.
 Luruskan lubang telinga dengan menarik daun
telinga ke atas/kebelakang pada orang dewasa
dan kebawah pada anak-anak.
 Apabila obat berupa obat tetes, maka teteskan
obat dengan jumlah tetesan sesuai dosis pada
dinding saluran untuk mencegah terhalang
oleh gelembung udara.
 Apabila berupa salep, maka ambil kapas lidi
dan masukan atau oleskan salep pada liang
telinga.
 Pertahankan posisi kepala ±2-3 menit.
 Tutup telinga dengan pembalut dan plester
kalau perlu.

Pemberian Obat Pada Hidung


 Cuci tangan.
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur
yang akan dijalankan.
 Atur posisi pasien dengan cara:
 Duduk di kursi dengan kepala menengadah
ke belakang.
 Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi
tempat tidur.
 Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan
kepala tengadah ke belakang.
 Berikan tetesan obat sesuan dengan dosis
pada tiap lubang hidung.
 Pertahankan posisi kepala tetap tengadah
ke belakang selama 5 menit.

Pemberian obat melalui rectum/anus


 Cuci tangan.
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur
yang akan dilakukan.
 Gunakan satung tangan.
 Buka pembungkus obat dan pegang dengan
kain kasa.
 Oleskan pelicin pada ujung oabat
Supositoria.
 Regangkan glutea dengan tangan kiri.
Kemudian masukan Supositiria secara
berlahan melalui anus, Sphincher ana interna,
serta mengenai dinding rectal ± 10 cm pada
orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
 Setelah selesai, tarik jari tangan dan
bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
 Anjurkan pasien untuk tetap berbaring
telentang atau miring selama ± 45 menit.
 Setelah selesai, lepaskan sarung tangan
kedalam bengkok

Pemberian Obat Melalui Vagina


 Cuci tangan.
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang
akan dilakukan.
 Gunakan sarung tangan
 Buka pembungkus obat dan pegang dengan
kain kasa
 Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas
sublimat
 Anjurkan pasien tidur dengan posisi dorsal
recumbert
 Apabila jenis obat Supositoria, maka buka
pembungkus dan berikan pelumas pada obat
 Renggangkan labia minora dengan tangan kiri
dan masukkan obat sepanjang dinding kanal
vaginal posterior sampai 7,5-10 cm.
 Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar
orivisium dan labia dengan tisu
 Anjurkan untuk tetap dalam posisi selama ±10
menit agar obat bereaksi.

Tahap terminasi
Mencuci tangan
Akhiri dan simpulkan kegiatan
Evaluasi kembali kegiatan yang dilakukan
Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
Bereskan alat

Anda mungkin juga menyukai