Pen pada Pasien
PENDAHULUAN
Sebelum masuk ke materi, dijelasin dulu sebentar tentang diabetes melitus (DM). Diabetes
Melitus atau lebih sering dikenal dengan kencing manis merupakan penyakit kronis yang
ditandai dengan kadar gula (glukosa) di dalam darah yang melebihi nilai normal. Peningkatan
kadar gula di dalam darah ini disebabkan karena adanya faktor yang menghambat kerja insulin
atau menurunnya jumlah insulin.
Lalu apakah insulin itu? Insulin merupakan hormon yang memiliki efek penting pada
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam
lemak, dan asam amino dalam darah serta mendorong penyimpanan zat-zat gizi tersebut .
Hormon insulin digunakan secara nyata untuk mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan
protein pada otot rangka. Hormon ini memudahkan penyerapan glukosa dan asam amino ke
dalam otot rangka dan hati. Jadi, kalo insulinnya gak ada atau gak sensitif, maka gula tidak akan
diproses apa-apa, malah berkeliaran aja di dalam darah sehingga menyebabkan kadar gula
darahnya meninggi.
Insulin disekresikan oleh sel beta pankreas. Adapun fase-fase sel beta pankreas dalam
mensekresikan insulin adalah :
Nah kembali kepada diabetes melitus. Jadi DM itu dibagi dua tipenya, yaitu
Diabetes mellitus tipe 1 dicirikan dengan hilangnya sel penghasil insulin pada pulau-pulau
langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat
diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa. Jadi ini DM tuh, yang nggak beres adalah si
pembuat insulinnya yaitu pulau langerhans pada pankreas. Kan tadi udah dijelasin kalo insulin
disekresikan sama sel beta pankreas kan. Nah terus kok bisa disebut Insulin Dependent, karena
DM tipe ini sangat tergantung sekali dengan insulin. Pembuat insulinnya kan udah rusak,
otomatis, insulin yang disekresikan kan dikit atau bahkan gak ada sama sekali. Jadi sangat butuh
insulin dari luar (insulin eksogen).
INSULIN EKSOGEN
Nah uda disinggung di tipe DM I sama II, bahwa pengobatan dari DM itu bisa dengan injeksi
insulin eksogen. Kalo insulin endogen adalah insulin yang dihasilkan oleh pankreas, sedangkan
insulin eksogen adalah insulin yang disuntikan dari luar. Adapun indikasi dari penggunaan
insulin eksogen adalah :
Injeksi Insulin Pen kepada pasien. Kenapa kok kita-kita perlu diajarin caranya menerangkan
prosedur injeksi pen? Soalnya, injeksi pen itu kan dilakuin sama pasien sendiri di rumah.
Keberhasilan terapi DM sangat bergantung sekali lho sama injeksi pen ini. Tapi mirisnya, di
Indonesia banyak terapi DM yang gagal disebabkan karena pasien gak bisa nggunain injeksi pen
itu. Kalo pun bisa, tapi gak tepat. Salahnya siapa ini? Salahnya dokter lho itu, soalnya kewajiban
dokter menerangkan prosedur injeksi pen dengan tepat dan benar. Dan sebagai dokter kita harus
menyadarkan pasien juga, jangan sampai kelewat kasih injeksi insulinnya, soalnya keberhasilan
terapi DM adalah disiplin.
Kemudian saat edukasi kepada pasien mengenai penggunaan injeksi pen, kita perlu tau
pemberian insulin eksogen itu mengikuti fase dari sel beta pankreas mensekresikan insulin yaitu
fase basal dan post pandrian (kayak yang udah dijelasin di atas). Berikut keterangan jenis insulin
eksogen :
1. Insulin Eksogen kerja panjang (Long Acting Insulin). Ini mengacu pada fase basal ya.
Jadi insulin yang diberikan itu efeknya bertahap. Merupakan campuran dari insulin dan
protamine, diabsorsi dengan lambat dari tempat penyuntikan sehingga efek yang
dirasakan cukup lama. Diberikan sebelum tidur. Mengingat pada fase basal, panckreas
mensekresikan insulin pada malam hari. Preparat: Protamine Zinc Insulin ( PZI ),
Ultratard.
2. Insulin Eksogen kerja sedang (Intermediate Acting Insulin). Bentuknya terlihat
keruh karena berbentuk hablur-hablur kecil, dibuat dengan menambahkan bahan yang
dapat memperlama kerja obat dengan cara memperlambat penyerapan insulin kedalam
darah.
3. Insulin Eksogen kerja cepat (Short Acting Insulin) dan Insulin kerja sangat cepat
(Rapid Acting Insulin). Kalo yang ini mengacu pada fase post pandrial. Bentuknya
berupa larutan jernih, mempunyai onset cepat dan durasi pendek. Jadi diberikannya 30
menitsebelum makan. Preparat yang ada antara lain : Actrapid, Velosulin, Semilente.
4. Insulin Eksogen campuran(Mix). Merupakan kombinasi insulin kerja cepat dengaan
kerja sedang. Insulin jenis ini yang beredar di Indoneia adalah Mixtard 30/70 dan
Humulin 30/70.
yang bertanda bintang (*) belum ada di Indonesia. Yang ada di dalam kurung misalnya =
(NovoMix) itu merk dagang.
PEMBERIAN DOSIS INSULIN
Kalo yang DM tipe I, diberikan insulin yang long acting sama rapid / short acting. Dan yang DM
tipe II, diberikan insulin yang intermediate acting sama yang mix.
Jadi gini misalnya, ada pasien DM I berat badannya 60 kg. Rumusnya adalah 1/2 unit per
kg BB.
Kemudian 60 kg dibagi 1/2 berarti 30 unit.
30 unit itu dibagi dua, yaitu untuk yang Long Acting Insulin (Fase Basal) sama yang
Rapid/Short Acting (Fase Postpandrial). Kalo berdasarkan gambar di atas, untuk yang
long acting (basal) itu 40% sehingga diperoleh 12 unit, sedangkan yang rapid/short
(pandrial) itu 60% kan jadi dapetnya 18 unit. Tapi yang pas diajarin di skills lab kemaren
itu dibagi sama, jadi masing-masing adalah 15 unit.
Terus untuk yang long acting (basal), diberikan sebelum tidur kan, udah dijelasin di atas
kan kalo fase basal itu disekresikan pas malam hari. Dosisnya ya sesuai dengan
pembagian tadi, yaitu 12 unit (menurut gambar di aras atau Cheng and Zinman, 2005)
atau 15 unit (menurut skills lab kemaren).
Nah untuk yang rapid/short (pandrial), diberikannya sebelum makan. Jadi dosis yang
diperoleh kan tadi 18 unit tu, berarti 18 unit dibagi 3 untuk makan pagi, siang, malam.
Hasilnya tiap makan mendapat injeksi insulin sebanyak 6 unit. Itu dosis yang ikut Cheng
and Zinman. Misal yang di skills lab kemaren, berati dosis 15 unit dibagi 3, jadi setiap
sebelum makan dosisnya 5 unit.
Walaupun banyak cara yang dapat dianjurkan, namun prinsip dasarnya adalah sama;
yaitu insulin prandial dikombinasikan dengan insulinbasal dalam usaha untuk menirukan
sekresi insulin fisiologis.
2. Adapun dosis untuk yang DM tipe II :
Bisa memakai hanya insulin kerja menengah (intermediate) saja, atau campuran insulin cepat
dan menengah. Biasanya 2/3 unit diberikan sebelum makan pagi dan 1/3 unit diberikan
sebelum makan malam.
INSULIN PEN
NovoMix 30 FlexPen.
Pertama kali penggunaan- jadi untuk penggunaan pertama kali, diharuskan merolling
pen (menggulung pen) diantara telapak tangan selama 10 kali. Kemudian gerakkan pen
ke atas dan ke bawah, lakukan sampai suspen cairan tercampur rata.
Setiap kali penggunaan- kalo setiap kali akan menggunakan injeksi pen (bukan untuk
yang pertama kali, lakukan hanya yang menggerakkan pen ke atas dan ke bawah, tanpa
yang menggulung pen diantara telapak tangan. Lakukan itu sampai suspen cairan
tercampur rata.
2. Memasang jarum
Buka protective tab dari jarumnya kemudian pasang ke Novo-pen. Jarumnya ini
dilindungi oleh inner needle cap (tutup jarum dalam)dan big outer needle cap (tutup
jarum luar)
Tarik atau lepaskan tutup jarum luar dan dalamnya.Jangan membuang tutup jarum luar.
4.Mengatur dosis
Pastikan dosis unit sudah 0. Kemudian atur dosis sesuai anjuran dokter dengan memutar-
mutar dose selector. Hati-hati jangan memencet push button.
5. Melakukan injeksi
1 Pengertian Insulin adalah hormon yang digunakan untuk menurunkan kadar gula darah
pada Diabetes Mellitus
Insulin Pen : adalah insulin yang dikemas dalam bentuk pulpen insulin
khusus yang berisi 3 cc insulin
3 Hal-hal yang1.Vial insulin yang tidak digunakan sebaiknya disimpan dilemari es.
harus 2.Periksa vial insulin tiap kali akan digunakan (misalnya : adanya perubahan
diperhatikan warna).
3.Pastikan jenis insulin yang akan digunakan dengan benar.
4.Insulin dengan kerja cepat (rapid-acting insulin) harus diberikan dalam 15
menit sebelum makan. Interval waktu yang direkomendasikan antara waktu
pemberian injeksi dengan waktu makan adalah 30 menit.
5.Sebelum memberikan terapi insulin, periksa kembali hasil laboratorium
(kadar gula darah).
4 Alat yang
1. Spuit insulin / insulin pen (Actrapid Novolet).
dibutuhkan
2. Vial insulin.
3. Kapas + alkohol / alcohol swab.
4. Handscoen bersih.
5. Daftar / formulir obat klien.
Tahap Orientasi
2. Menjelaskan kepada klien tentang persiapan dan tujuan prosedur pemberian
injeksi insulin.
Tahap Interaksi
a. Megambil vial insulin dan aspirasi sebanyak dosis yang diperlukan untuk
klien (berdasarkan daftar obat klien/instruksi medik).
e. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan
regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang tidak dominan.
Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang dominan secara
lembut dan perlahan.
g. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya dilalukan
penekanan pada area penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol.
h. Membuang spuit ke tempat yang telah ditentukan dalam keadaan jarum
yang sudah tertutup dengan tutupnya.
a. Memeriksa apakah Novolet berisi tipe insulin yang sesuai dengan
kebutuhan.
b. Mengganti jarum pada insulin pen dengan jarum yang baru.
c. Memasang cap Novolet sehingga angka nol (0) terletak sejajar dengan
indikator dosis.
d. Memegang novolet secara horizontal dan menggerakkan insulin pen (bagian
cap) sesuai dosis yang telah ditentukan sehingga indicator dosis sejajar
dengan jumlah dosis insulin yang akan diberikan kepada klien.
Skalapada cap : 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 unit (setiap rasa ”klik” yang
dirasakan perawat saat memutar cap Insulin Pen menandakan 2 unit insulin
telah tersedia).
h. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan
regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang tidak dominan.
Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang dominan secara
lembut dan perlahan. Ibu jari menekan bagian atas Insulin Pen sampai tidak
terdengar lagi bunyi ‘klik’ dan tinggi Insulin Pen sudah kembali seperti
semula (tanda obat telah diberikan sesuai dengan dosis).
Tahan jarum Insulin pen selama 5-10 detik di dalam kulit klien sebelum
dicabut supaya tidak ada sisa obat yang terbuang.
k. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya dilalukan
penekanan pada area penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol.
Tahap Terminasi
Tahap Evaluasi
Tahap Dokumentasi
5 Referensi Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan
Siatem Endokrin. Jakarta. Salemba Medika