Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

VITILIGO

A. LATAR BELAKANG

Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai pigmen. Yang berperan pada
penentuan warna kulit adalah karoten, melanin, oksihemoglobin dan hemoglobin
bentuk reduksi. Diantara berbagai pigmen tersebut yang paling berperan adalah
pigmen melanin. Pigmen yang memberikan warna hitam pada kulit dan sekaligus
sebagai salah satu faktor pelindung kulit terhadap paparan sinar ultraviolet. Salah
satu kelainan yang melibatkan menyebabkan penurunan produksi melanin yaitu
Vitiligo. Vitiligo adalah kelainan pigmentasi yang didapat pada kulit dan
membrane mukosa, yang ditandai dengan makula hipopigmentasi dengan batas
yang tegas dengan pathogenesis yang kompleks. Asal mula kata vitiligo tidak
diketahui. Pada abad ke 16 Hieronemyus mercurialis menduga bahwa vitiligo
berasal dari bahasa latin yaitu kata vitium atau vitellum yang berarti cacat. Pada
sumber yang lain menyebutkan bahwa vitiligo berasal dari kata vitellus yang
berarti veal dalam bahasa inggris yaitu daging sapi muda(pucat, berwarna pink).
Insidensi Vitiligo rata-rata hanya 1% di seluruh dunia. Penyakit ini dapat mengenai
semua ras dan kedua jenis kelamin, Pernah dilaporkan bahwa vitiligo yang terjadi
pada perempuan lebih berat daripada laki-laki, tetapi perbedaan ini dianggap
berasal dari banyaknya laporan dari pasien perempuan oleh karena masalah
kosmetik. Penyakit juga dapat terjadi sejak lahir sampai usia lanjut dengan
frekuensi tertinggi (50% dari kasus) pada usia 10–30 tahun. Penyebab vitiligo yang
pasti belum diketahui, diduga suatu penyakit herediter yang diturunkan secara
autosomal dominan. Namun beberapa faktor pencetus terjadinya vitiligo antara lain
faktor mekanis, faktor sinar matahari atau penyinaran ultra violet A, Faktor
emosi/psikis dan faktor hormonal.

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan penyuluhan tentang vitiligo, diharapkan para remaja dapat
mengetahui masalah vitiligo.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang:
a. Definisi vitiligo
b. Factor-faktor vitiligo
c. Pathogenesis vitiligo
d. Klasifikasi vitiligo
e. Penyebab vitiligo
f. Factor resiko vitiligo
g. Gejala vitiligo
h. Pengobatan vitiligo
3. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik Kegiatan : Penyuluhan penyakit vitiligo
2. Sasaran : masyarakat
3. Metode : Diskusi dan Tanya Jawab
4. Media : Lembar Balik
5. Waktu & Tempat
 Hari : Senin, 12 Juni 2019
 Jam : 08.00 – 09.00
 Tempat : kampong durian runtuh
6. Susunan Acara

N FASE WAKT KEGIATAN KEGIATAN RESPONDEN


O U
1 Pembukaan ±5 Pembukaan :
menit 1. Mengucapkan Menjawab salam
salam Mendengarkan
2. Memperkenalkan
diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan Mendengar dan menjawab
4. Menayakan dan
menilai pengetahuan peserta
mengenai penyakit vitiligo
2 Penyampaia ± 20 a. 1. Definisi vitiligo
n materi menitb. 2. Factor-faktor vitiligo
c. 3. Pathogenesis vitiligo
d. 4. Klasifikasi vitiligo
e. 5. Penyebab vitiligo Memperhatikan dan
f. 6. Factor resiko vitiligo mendengarkan
g. 7. Gejala vitiligo
h. 8. Pengobatan vitiligo

3 Evaluasi ± 10 1. Menanyakan kepada peserta Menjawab


tentang materi yang telah
menit
diberikan
2. Memberikan reinforcement Tersenyum
positif kepada peserta yang
dapat menjawab
pertanyaan Mendengarkan
3. Menyampaikan kesimpulan
dari materi

4 Penutup ±3 Terminasi :
1. Mengucapkan
menit Memperhatikan
terimakasih atas peran serta
peserta.
2. Mengucapkan salam
Menjawab salam
penutup

4. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur :
1. Kesiapan Materi
2. Kesiapan SAP
3. Kesiapan Media : lembar balik
b. Evaluasi Proses :
1. Fase dilalui sesuai waktu
2. Mendapat respon dari audiens berupa :
 Bertanya hal yang belum diketahui
 Menjawab Pertanyaan penyuluh dengan kriteria 75% jawaban yang disebutkan benar
3. Suasana penyuluhan tertib

c. Evaluasi hasil :
Setelah diberikan penjelasan selama 20 menit, peserta diharapkan mampu :

1. Menyebutkan apa itu vitiligo dengan benar


2. Mengetahui penyebab vitiligo
3. Menyebutkan gejala vitiligodengan benar
4. Mengetahui siapa yang beresiko vitiligo dengan benar
5. Menyebut cara mengobati vitiligo dengan benar
LAMPIRAN MATERI

VITILIGO

1. DEFINISI VITILIGO
Vitiligo merupakan penyakit yang menyebabkan hilangnya warna kulit. Seberapa luasnya vitiligo
dapat menyerang kulit seseorang dan seberapa parah hilangnya warna kulit sangat bervariasi dan tidak
dapat diprediksikan. Vitiligo dapat menyerang bagian kulit manapun di tubuh, dan tidak menutup
kemungkinan dapat mengenai rambut, bagian dalam mulut, dan bahkan mata.

2. FAKTOR-FAKTOR VITILIGO

Beberapa faktor pencetus terjadinya vitiligo antara lain:


1. Faktor mekanis
Pada penderita vitiligo, bisa timbul bercak setelah trauma fisik, misalnya setelah
tindakan bedah atau pada tempat bekas trauma fisik dan kimiawi.
2. Faktor sinar matahari atau penyinaran ultra violet A
Pada penderita vitiligo, bercak dapat timbul setelah terpajan sinar matahari atau UV
A.
3. Faktor emosi/psikis
Dikatakan bahwa kira-kira 20% penderita vitiligo berkembang setelah mendapat
gangguan emosi, trauma atau stres psikis yang berat.
4. Faktor hormonal
Ada dugaan bahwa vitiligo memburuk selama kehamilan atau pada penggunaan
kontrasepsi oral. Namun hal ini masih diragukan.

3. PATOGENESIS

Masih sedikit yang diketahui tentang patogenesis vitiligo, sehingga patofisiologi


penyakit ini masih menjadi teka-teki. Sampai saat ini terdapat 3 hipotesis klasik
patofisiologi vitiligo yang dianut, yang masing-masing mempunyai kekuatan dan
kelemahan yaitu :

1. Hipotesis autositoksik

Hipotesis ini berdasarkan biokimiawi melanin dan prekursornya. Dikemukakan bahwa


terdapat produk antara dari biosintesis melanin yaitu monofenol atau polifenol. Sintesis
produk antara yang berlebihan tersebut akan bersifat toksik terhadap melanosit.
Seorang peneliti mengemukakan bahwa melanosit normal mempunyai proteksi
terhadap proses tersebut, sedangkan pada penderita vitiligo mekanisme proteksi ini
labil, sehingga bila ada gangguan, produk antara tersebut akan merusak melanosit dan
akibatnya terjadi vitiligo. Hal ini secara klinis dapat terlihat lesi banyak dijumpai pada
daerah kulit yang mengandung pigmen lebih banyak (berwarna lebih gelap). Juga hal
ini dapat terjadi pada pekerja-pekerja industri karet, plastik dan bahan perekat karena
banyak berkontak dengan bahan fenol dan katekol.

2. Hipotesis neurohumoral

Hipotesis ini mengatakan bahwa mediator neurokimiawi seperti asetilkolin, epinefrin


dan norepinefrin yang dilepaskan oleh ujung-ujung saraf perifer merupakan bahan
neurotoksik yang dapat merusak melanosit ataupun menghambat produksi melanin.
Bila zat-zat tersebut diproduksi berlebihan, maka sel melanosit di dekatnya akan rusak.
Secara klinis dapat terlihat pada vitiligo segmental satu atau dua dermatom, dan
seringkali timbul pada daerah dengan gangguan saraf seperti pada daerah paraplegia,
penderita polineuritis berat.

3. Hipotesis imunologik

Vitiligo merupakan suatu penyakit autoimun, pada penderita dapat ditemukan


autoantibodi terhadap antigen sistem melanogenik, yaitu autoantibodi anti melanosit
yang bersifat toksik terhadap melanosit. Dari hasil-hasil penelitian terakhir, tampaknya
hipotesis imunologik yang banyak dianut oleh banyak ahli. Hal ini disokong dengan
kenyataan bahwa insidens vitiligo meningkat pada penderita penyakit autoimun, yaitu
antara lain : penyakit kelenjar tiroid, alopesia areata, anemia pernisiosa, anemia
hemolitik autoimun, skleroderma dan artritis rheumatoid.

4. KLASIFIKASI

Bermacam-macam klasifikasi dikemukakan oleh beberapa ahli. Ada yang membagi


vitiligo dalam 2 golongan yaitu:
1. Vitiligo dengan distribusi sesuai dermatom.
2. Vitiligo dengan distribusi tidak sesuai dermatom.

Ada lagi yang membagi berdasarkan lokalisasi dan distribusinya, menjadi:


1. Tipe lokalisata, yang terdiri atas:
a. Bentuk fokal : terdapat satu atau lebih makula (bercak keputihan) pada satu daerah dan
tidak segmental.
b. Bentuk segmental : terdapat satu atau lebih makula dalam satu atau lebih daerah
dermatom dan selalu unilateral.
c. Bentuk mukosal : lesi (bercak keputihan) hanya terdapat pada selaput lendir (genital
dan mulut).
2. Tipe generalisata, yang terdiri atas:
a. Bentuk akrofasial : lesi terdàpat pada bagian distal ekstremitas (bagian ujung anggota
gerak) dan muka.
b. Bentuk vulgaris : lesi tersebar tanpa pola khusus.
c. Bentuk universalis : lesi yang luas meliputi seluruh atau hampir seluruh tubuh.
Dapat pula terjadi bentuk-bentuk campuran atau bentuk-bentuk peralihan, misalnya
dari bentuk lokalisata menjadi bentuk generalisata.
Diagnosis ditegakkan terutama berdasarkan anamnesis (tanya jawab yang mengarah ke
penyakit) dan pemeriksaan klinis, dan ditunjang oleh pemeriksaan histopatologik serta
pemeriksaan dengan lampu Wood. Pemeriksaan histopatologi lesi vitiligo menunjukkan
tidak dijumpainya melanosit dan granul melanin di epidermis; pewarnaan perak atau
reaksi dopa, memberi hasil negatif. Pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron
terlihat hilangnya melanosit, sedangkan pada tepi lesi sering dijumpai melanosit yang
besar dengan prosesus dendritikus yang panjang; beberapa penulis menjumpai infiltrat
limfositik di dermis. Pada lesi awal atau tepi lesi masih dapat dijumpai beberapa
melanosit dan granul melanin.
Pada pemeriksaan dengan lampu Wood, lesi vitiligo tampak putih berkilau dan hal ini
berbeda dengan kelainan hipopigmentasi lainnya.

5. Penyebab Vitiligo
Melanin adalah pigmen yang memberikan kulit warna khas. Vitiligo disebabkan oleh hilangnya
pigmen di kulit, karena rusaknya sel-sel pigmen pembentuk yang dikenal sebagai melanosit.
Penyebab pasti dari kerusakan sel-sel ini tidak diketahui. Satu penjelasan yang mungkin bahwa
sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel, seperti dalam kondisi autoimun lainnya.
Meskipun vitiligo memengaruhi semua ras dengan rasio yang sama, namun vitiligo lebih terlihat
pada orang berkulit gelap.

Bagian-bagian kulit yang terkena menjadi lebih terang atau putih. Dokter tidak tahu mengapa
sel-sel gagal atau mati. Itu mungkin terkait dengan:

 Gangguan di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan melanosit di


kulit
 Riwayat keluarga (keturunan)
 Kejadian pemicu, seperti terbakar sinar matahari, stres atau paparan bahan kimia industri

6. Faktor Risiko Vitiligo


Vitiligo memengaruhi hingga 2 persen dari populasi, dan diperkirakan bahwa dua sampai lima
juta orang Amerika memiliki kondisi tersebut. Dalam kebanyakan kasus, vitiligo berkembang
pada awal kehidupan, antara usia 10-30 tahun. Sebanyak 95 persen dari orang-orang tersebut dari
mereka yang terkena gangguan tersebut sebelum usia 40 tahun. Baik pria maupun wanita sama-
sama mungkin untuk terkena vitiligo. Vitiligo dapat terjadi dalam garis keluarga; mereka yang
memiliki riwayat keluarga vitiligo atau rambut beruban prematur berada pada peningkatan risiko
untuk terkena vitiligo. Faktor risiko lain yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena
vitiligo termasuk penyakit autoimun, seperti penyakit tiroid autoimun (tiroiditis Hashimoto).

7. Gejala Vitiligo
Gejala vitiligo termasuk kehilangan pigmen dengan cepat pada beberapa area kulit. Tampilan
awal bercak putih dapat diikuti dengan periode stabil tanpa perkembangan apapun dari kondisi
tersebut. Kemudian, siklus lebih lanjut dari hilangnya pigmen dan stabilitas dapat diamati.
Vitiligo umunya memengaruhi area pada kulit yang terkena sinar matahari, lipatan-lipatan tubuh
(seperti ketiak), area kulit yang sebelumnya pernah cedera, daerah di sekitar tahi lalat, atau
daerah sekitar lubang tubuh. Sangat jarang pigmen kembali ada setelah bercak putih terjadi.
Vitiligo juga dapat memengaruhi kelopak mata dan rambut.

Tanda utama vitiligo adalah hilangnya warna kulit secara merata. Biasanya, perubahan warna
pertama kali terlihat di area yang terkena sinar matahari, seperti tangan, kaki, lengan, wajah dan
bibir.

Tanda-tanda vitiligo termasuk:

 Bercak putih pada kulit


 Uban pada rambut di kulit kepala, bulu mata, alis atau janggut Anda
 Hilangnya warna di jaringan yang melapisi bagian dalam mulut dan hidung Anda (selaput
lendir)
 Hilang atau berubahnya warna lapisan bagian dalam bola mata (retina)

Vitiligo dapat muncul pada usia berapa pun, tetapi sering muncul sebelum usia 20

Tergantung pada jenis vitiligo yang Anda miliki, bercak yang berubah warna dapat meliputi:

 Banyak bercak di bagian dari tubuh Anda. Dengan jenis yang paling umum ini,
biasanya disebut vitiligo, bercak yang berubah warna sering berkembang sama pada
bagian tubuh yang bersesuaian (secara simetris)
 Hanya satu sisi atau bagian dari tubuh Anda. Jenis ini, yang disebut vitiligo
segmental, cenderung terjadi pada usia yang lebih muda, berlangsung selama satu atau
dua tahun, lalu berhenti
 Satu atau hanya beberapa area tubuh Anda. Tipe ini disebut vitiligo lokal

Sulit untuk memprediksi bagaimana penyakit Anda akan berkembang. Terkadang bercak
berhenti terbentuk tanpa perawatan. Dalam banyak kasus, kehilangan pigmen menyebar dan
akhirnya melibatkan sebagian besar kulit Anda. Jarang, kulit mendapatkan warnanya kembali.

8. Pengobatan Vitiligo
Temui dokter jika area kulit, rambut, atau mata Anda kehilangan warna kulit. Vitiligo tidak
memiliki obat, tetapi perawatan dapat membantu menghentikan atau memperlambat proses
perubahan warna dan mengembalikan warna kulit Anda. Dokter biasanya dapat membuat
diagnosis vitiligo selama pemeriksaan fisik. Tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah atau
menyembuhkan vitiligo. Namun, beberapa metode, termasuk penggunaan kosmetik tertentu,
pengembalian pigmentasi menggunakan terapi sinar UV, krim kortikosteroid, depigmentasi
daerah kulit yang tidak terpengaruh, dan pencangkokan kulit, dapat digunakan untuk
memperbaiki penampilan kulit yang terkena vitiligo.

Anda mungkin juga menyukai