1. PENGERTIAN
Pemeriksaan fisik merupakan suatu proses penilaian mencakup
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi yang dilakukan secara head
to toe (dari kepala hingga kaki) dan review of system (sistem tubuh)
(Sunaryo dkk., 2015; Tamher & Noorkasiani, 2009).
2. TUJUAN
Pemeriksaan fisik pada lansia bertujuan untuk (Sunaryo dkk., 2015):
Mengumpulkan data dasar tentang pasien
Menambah, mengonfirmasi, atau menyangkal data yang
diperoleh dalam riwayat keperawatan
Mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosis keperawatan
Membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan
pasien dan penatalaksanaannya
Mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan
3. PERSIAPAN
Persiapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan pemeriksaan fisik
pada lansia yaitu:
a. Persiapan diri yaitu mahasiswa telah memahami pemeriksaan fisik
pada lansia baik pengertian, tujuan, dan prosedur pelaksanaan
pengkajian.
b. Persiapan pasien yaitu kontrak waktu, tempat, dan lansia sesuai
dengan kegiatan keseharian lansia.
c. Persiapan alat yaitu sebagai berikut:
Form pengkajian pemeriksaan fisik pada lansia
Alat tulis
Timbangan dan meteran
Sphygmomanometer dan stetoskop
Termometer
Reflex hammers
4. PROSEDUR
Aspek pemeriksaan fisik yang perlu dikaji pada lansia yaitu sebagai
berikut (Sunaryo dkk., 2015):
a. Keadaan umum yang meliputi pemeriksaan tingkat kesadaran,
GCS, TTV, IMT (BB dan TB), bagaimana postur tulang belakang
lansia (tegap, membungkuk, kifosis, scoliosis, atau lordosis), dan
keluhan lansia
Penilaian tingkat kesadaran dapat dilakukan secara kualitatif yaitu
sebagai berikut:
Compos mentis (kesadaran penuh)
Apatis (acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya)
Somnolen (kesadaran lebih rendah, yang ditandai dengan
pasien tampak mengantuk, selalu ingin tidur, tidak responsif
terhadap rangsangan ringan tetapi masih responsif terhadap
rangsangan kuat)
Sopor (tidak memberikan respon ringan maupun sedang, tetapi
masih sedikit respon terhadap rangsangan yang kuat, refleks
pupil terhadap cahaya masih positif)
Koma (tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun, refleks
pupil terhadap cahaya tidak ada)
Delirium (tingkat kesadaran paling rendah, disorientasi, kacau,
dan salah persepsi terhadap rangsangan)
Penilaian tingkat kesadaran juga dapat dilakukan secara kuantitatif
yaitu sebagai berikut:
Diukur melalui GCS (Glasgow Coma Scale)
Respon mata (E)
Respon verbal (V)
Respon motorik (M)
Indeks Masa Tubuh (IMT) pada lansia diukur dengan pengukuran
berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). IMT dapat dihitung dengan
rumus:
IMT= BB (kilo gram) / TB (meter)2
IMT normal pria yaitu 20,1-25,0 dan IMT normal wanita yaitu 18,7-
23,8, dengan klasifikasi yaitu:
Kurang : < 18,5
Normal : 18,5 – 24,9
Berlebih : 25 – 29,9
Obesitas : >30