Anda di halaman 1dari 12

TREND DAN ISSUE SISTEM GANGGUAN MUSKULOSKELETAL

OSTEOMIELITIS

OLEH :
KELOMPOK 3

Desty Sekar Wangi


Indah Lestari
Nurfadillah
Nurhayati
Novia Ardana
Sri Widya
Tiona Fadilah Munthe
Vrientiara Meiviya
Yesi Tamara Tondang
Nita Sara Saragih

PROGRAM STUDI NERS – S1 KEPERAWATAN


STIKes FLORA MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi allah swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesakan makalah ini dengan baik. Shalawat serta semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti
– nantikan syafa’atnya diakhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis meminta maaf sebesar – besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
kami Yuni Ramdhani S.kep.,Ns.,M.kep yang telah membimbing kami dalam menulis
makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan, Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................
Daftar isi ....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................


1.1 Latar Belakang .......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................
1.3 Manfaat ................................................................................................................

BAB II PEMABASAN ...............................................................................................


2.1 Pengertian ...........................................................................................................
2.2 Etiologi ...............................................................................................................
2.3 Tanda dan Gejala ..................................................................................................
2.4 Patofisiologi ........................................................................................................
2.5 Trend pada Gangguan sistem Muskuloskeletal :Ostemielitis ......................................
2.6 Issue pada Gangguan sistem Muskuloskeletal :Ostemielitis .......................................

BAB III PENUTUP ...................................................................................................


3.1 Kesimpulan .........................................................................................................
3.2 saran ..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang. Penyakit ini jarang terjadi dan dapat
menyakitkan. Tulang dapat terinfeksi melalui beberapa hal. Salah satunya, melalui infeksi
pada salah satu bagian tubuh yang menyebar melalui aliran darah ke tulang, atau patah tulang
terbuka dan operasi tulang. Kondisi ini menyebabkan bakteri masuk ke dalam area tersebut
dan menimbulkan osteomielitis.
Osteomielitis merupakan suatu proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan tulang. 1,2 Penyakit ini merupakan salah satu
penyakit infeksi yang paling sulit pengobatannya dikarenakan sifat heterogenitasnya,
presentasi klinis, dan patofisiologinya.
Data insidensi kasus osteomielitis di seluruh dunia masih belum ada, namun di Amerika
Serikat insidensi osteomielitis adalah 21,8 kasus dari 100.000 orang per tahun pada rentang
tahun 1969-2009. Tahun 2000-2009, kasus osteomielitis adalah 24,4 dari 100.000 orang per
tahun. Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun 1969-1979, yang
mana kasus osteomielitis adalah 11,4 dari 100.000 orang per tahun.5 Sekitar 50 - 70% kasus
osteomielitis disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus.
Radang tulang disebabkan oleh infeksi, biasanya di kaki, lengan, atau tulang belakang.
Infeksi dapat mencapai tulang melalui aliran darah atau menyebar dari jaringan di dekatnya.
Gejala umum termasuk rasa sakit, demam, dan menggigil.Pengobatan biasanya operasi untuk
mengangkat bagian tulang yang telah mati. Pengobatan ini diikuti dengan antibiotik yang
kuat, sering melalui infus (IV), setidaknya selama enam minggu.

Pada anak-anak, infeksi tulang umumnya terjadi pada tulang panjang tangan atau kaki.
Sementara itu, osteomielitis pada orang dewasa biasanya mengenai panggul, tulang belakang
dan telapak kaki. Osteomielitis dapat terjadi tiba-tiba atau berkembang seiring berjalannya
waktu. Tanpa penanganan yang tepat, osteomielitis bisa menyebabkan kerusakan tulang
permanen.

1.2 Rumusan Masalah


Apa saja Trend Dan Isue yang terdapat pada Osteomielitis?
1.3 Manfaat
Agar mahasiswa/i mengetahui trend dan issue apa saja yang didalam sistem gangguan
muskuloskeletal : Ostemielitis dan Menambahkan wawasan atau ilmu pengetahuan pada
mahasiswa/i untuk lebih giat belajar Keperawatan Medikal Bedah III.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau
kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen (infeksi
yang berasal dari dalam tubuh). (Reeves, 2001:257). Osteomyelitis adalah infeksi substansi
tulang oleh bakteri piogenik (Overdoff, 2002:571). Sedangkan menurut Bruce, osteomyelitis
adalah infeksi pada tulang yang disebabkan oleh mikroorganisme. Osteomyelitis biasanya
merupakan infeksi bakteri, tetapi mikrobakterium dan jamur juga dapat menyebabkan
osteomyelitis jika mereka menginvasi tulang (Ros, 1997:90).
Menurut Price (1995:1200). Osteomyelitis adalah infeksi jaringan tulang.
Osteomyelitis akut adalah infeksi tulang panjang yang disebabkan oleh infeksi lokal akut atau
trauma tulang, biasanya disebabkan oleh escherichia coli, staphylococcus aureus, atau
streptococcus pyogenes (Tucker, 1998:429). Jadi pengertian osteomyelitis yang paling
mendasar adalah infeksi jaringan tulang yang mencakup sumsum atau kortek tulang yang
disebabkan oleh bakteri piogenik. Osteomyelitis dapat timbul akut atau kronik. Bentuk akut
dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi lokal yang berjalan
dengan cepat. Osteomyelitis kronik adalah akibat dari osteomyelitis akut yang tidak ditangani
dengan baik (Price, 1995:1200).
Ada dua macam infeksi tulang menurut Robbins dan Kumar (1995:463-464) yaitu :
1. Osteomyelitis piogenik hematogen Biasanya terjadi pada anak-anak, osteomyelitis
piogenik hematogen terutama disebabkan oleh staphylococcus aureus kemudian diikuti oleh
bacillus colli. Kecuali samonela, osteomyelitis hematogen biasanya 1 2 bermanisfestasi
sebagai suatu penyakit demam sistemik akut yang disertai dengan gejala nyeri setempat,
perasaan tak enak, kemerahan dan pembengkakan.
2. Osteomyelitis tuberkulosis Timbulnya secara tersembunyi dan cenderung mengenai
rongga sendi. Daerah yang sering kena adalah tulang-tulang panjang dari ekstremitas dan
tulang belakang. Osteomyelitis tuberkulosis dapat menyebabkan deformitas yang serius
(kifosis, skoliosis) berkaitan dengan destruksi dan perubahan sumbu tulang belakang dari
posisi normalnya.
2.2 Etiologi
Penyebab paling sering adalah staphylococcus aerus (70% - 80%). Organisme
penyebab yang lain adalah salmonela streptococcus dan pneumococcus (Overdoff,
2002:571).
Luka tekanan, trauma jaringan lunak, nekrosis yang berhubungan dengan keganasan dan
terapi radiasi serta luka bakar dapat menyebabkan atau memperparah proses infeksi tulang.
Infeksi telinga dan sinus serta gigi yang berdarah merupakan akibat dari osteomyelitis pada
rahang bawah dan tulang tengkorak. Faktur compound, prosedur operasi dan luka tusuk yang
dapat melukai tulang pokok sering menyebabkan traumatik osteomyelitis. Osteomyelitis
sering ditemukan pada orang yang lebih tua karena faktor penyebabnya berhubungan dengan
penuaan (Reeves, 2001:273).

2.3 Tanda Dan Gejala


Infeksi yang terjadi pada tulang dapat menimbulkan tanda dan gejala. Lebih jelas,
gejala osteomyelitis (osteomielitis) yang biasanya muncul adalah:

 Demam selama beberapa hari diikuti dengan tubuh menggigil dan berkeringat.
 Tulang yang meradang menimbulkan rasa nyeri, membengkak, dan membuat gerakan
tubuh jadi terbatas.
 Kulit yang menutupi tulang yang terinfeksi akan memerah dan lebih sensitif.
 Tulang yang terinfeksi dapat menghasilkan nanah dan ada kerusakan jaringan di
sekitarnya, bahkan kerusakan saraf bagi orang yang memiliki diabetes.

2.4 Patofiologi

Osteomyelitis paling sering disebabkan oleh staphylococcus aureus. Organisme


penyebab yang lain yaitu salmonella, streptococcus, dan pneumococcus. Metafisis tulang
terkena dan seluruh tulang mungkin terkena. Tulang terinfeksi oleh bakteri melalui 3 jalur :
hematogen, melalui infeksi di dekatnya atau scara langsung selama pembedahan. Reaksi
inflamasi awal menyebabkan trombosis, iskemia dan nekrosis tulang. Pus mungkin menyebar
ke bawah ke dalam rongga medula atau menyebabkan abses superiosteal. Suquestra tulang
yang mati terbentuk. Pembentukan tulang baru dibawah perioteum yang terangkan diatas dan
disekitar jaringan granulasi, berlubang oleh sinus-sinus yang memungkinkan pus keluar
(Overdoff, 2002:541, Rose, 1997:90).

2.5 Trend pada Gangguan sistem Muskuloskeletal :Ostemielitis


1. Penggunaan Bone Cement PMMA yang dikombinasikan dengan Antibiotika lokal
pada Kasus Osteomielitis.
Bone cement adalah substansi yang digunakan untuk mengisi ruang kosong pada
tulang yang diakibatkan oleh osteomielitis sehingga tulang tetap stabil. Beberapa jenis bone
cement yang digunakan adalah Polymethyl methacrylate (PMMA), Calcium Phosphate
Cements (CPCs) dan Glass polyalkenoate Cements (GPCs).
Penggunaan bone cement bertujuan untuk menghambat pertumbuhan kuman secara
langsung. Hal ini dikarenakan kemampuan bone cement PMMA untuk melepaskan
konsentrasi antibiotika lokal yang tinggi dan konsisten. Persyaratan antibiotika yang dapat
dicampur dengan bone cement adalah tahan panas. Banyak antibiotika yang telah
menunjukkan efektivitas ketika dicampur dengan bone cement PMMA, namun salah satu
yang paling efektif adalah gentamisin karena memiliki spektrum kerja yang luas dan bersifat
tahan panas, 17,18 namun potensi antibakteri kombinasi gentamisin bone cement PMMA
terhadap Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) bakteri
Staphylococcus aureus masih belum ada.
Gentamisin adalah salah satu antibiotika golongan aminoglikosida. Gentamisin
bersifat bakterisid dan memiliki spektrum kerja yang luas, salah satunya terhadap bakteri
Staphylococcus aureus. Bakteri Staphylococcus aureus secara umum masih sensitif terhadap
gentamisin. Penelitian yang dilakukan oleh Jerzy dkk memperlihatkan 92% kultur
Staphylococcus aureus yang diperoleh dari 30 pasien osteomielitis kronis, memiliki
sensitivitas yang tinggi terhadap gentamisin.19 Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti
potensi aktivitas antibakteri gentamisin bone cement Polymethyl methacrylate (PMMA)
terhadap kultur Staphylococcus aureus.

2. Pengaruh TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK PADA KASUS OSTEOMIELITIS

Pengobatan osteomyelitis kompleks dan sulit dan membutuhkan pendekatan


multidisiplin. Walaupun operasi debridemen dan pengobatan dengan antibiotik telah
dilakukan, terapi membutuhkan waktu yang lama dan hasil akhirnya dapat tidak sesuai
dengan harapan. Kegagalan terapi pada osteomyelitis mempunyai berbagai macam factor
antara lain yang berperan adalah aliran darah yang berkurang, hipoksia, dan iskemia jaringan.
Oleh karena itu, akhir-akhir ini dikembangkan terapi adjuvant untuk terapi osteomyelitis.
Terapi oksigen hiperbarik adalah salah satu terapi adjuvant yang paling potensial dan yang
tersering digunakan sebagai adjuvant pada terapi osteomyelitis. Terapi HBO meningkatkan
tekanan oksigen jaringan, tulang dan jaringan lunak yang mengalami penyembuhan akibat
iskemik. Mekanisme HBO dalam pengobatan osteomielitis adalah:
1. Meningkatkan tekanan oksigen pada jaringan
2. Meningkatkan mekanisme fagosit leukosit pada tulang dan luka dengan tekanan
oksigen rendah
3. Tekanan optimal oksigen meningkatkan osteogenesis atau neurovaskularisasi pada
daerah yang mengalami kematian jaringan, pembuluh daran atau jaringan lunak
4. HBO meningkatkan aktivitas osteoklastik untuk menghilangkan debris pada
tulang dan juga menghambat pertumbuhan organisme anaerobik dalam jaringan hipoksia
Tekanan oksigen normal pada tulang yang sehat adalah sekitar 45 mmHg oksigen di
bawah kondisi ruangan. Jaringan tulang yang terinfeksi dan nekrotik menyebabkan
penurunan tekanan oksigen yaitu 23 mmHg. Hal ini menyebabkan gangguan vaskular,
pembentukan jaringan parut pada jaringan tulang yang terinfeksi. Sehingga untuk
memperbaiki kondisi tersebut dibutuhkan tekanan oksigen sekitar 30- 40 mmHg. Tekanan
ini dibutuhkan untuk pembentukan neurovaskularisasi dalam jaringan yang mengalami
iskemik dan meningkatkan killing leukosit. Walaupun pemberian antibiotik dapat membunuh
meikoorganisme dalam jaringan lunak di area infeksi dan operasi menghilangkan jaringan
yang mati pada tulang yang terinfeksi namun HBO memperbaiki respon host dengan
membuat lingkungan lebih menguntungkan untuk membunuh leukosit oksidatif,
neurovaskularisasi dan resorspsi tulang yang mengalami iskemik dan tersinfeksi. Selian itu
terapi HBO meningkatkan transportasi dan menambahkan kemanjuran terapi antibiotik
karena pemberian antibiotik akan terhambat jika terdapat area yang mengalami
hipoksia.Secara garis besar pemakaian dan mekanisme oksigen hiperbarik dalam proses
penyembuhan luka dapat dijelaskan sebagai berikut: Hipoksia pada luka dapat dikoreksi
dengan terapi oksigen yang bervariasi dari pemakaian intalasi oksigen 40% pada tekanan
udara bebas hingga oksigen 100% pada tekanan 2,5 Tekanan Atmosfir Absolut (ATA).
Tekanan yang tinggi diperlukan untuk oksigenasi di pusat luka kronis yang hipoksia. Terapi
oksigen hiperbarik pada tekanan 2 ATA memperlihatkan terjadinya peningkatan oksigenasi
jaringan yang mengalami hipoksia. Koreksi secara intermiten pada luka yang hipoksia
dengan terapi oksigen dapat meningkatkan replikasi fibroblas dan produksi kolagen.
Meningkatnya tekanan oksigen pada luka dapat meningkatkan aktifitas leukosit untuk
membunuh bakteri patogenik.
Sel PMN merupakan sel yang bertanggung jawab terhadap perlawanan infeksi
bakteri. Dengan menggunakan model S.aureus, Mader menunjukkan hubungan proporsional
antara tekanan oksigen dan kemampuan fagosit. Meningkatkan oksigen hingga 150 mmHg
dan 760 mmHg membunuh sebagian besar S.aureus.Penelitian menunjukkan hasil terapi
osteomyelitis staphylokokus membaik dengan terapi adjuvant oksigen hiperbarik. Fibroblast
tidak dapat mensintesa kolagen atau migrasi ke daerah terinfeksi apabila tekanan oksigen
kurang dari 20 mmHg.Meningkatkan tekanan oksigen di atas 200 mmHg mengembalikan
aktifitas fibroblastik ke dalam fungsi normal.

2.6 Issue pada Gangguan sistem Muskuloskeletal :Ostemielitis


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Osteomielitis merupakan suatu peradangan yang menyerang daerah tulang rahang,
dimana meliputi struktur pembentuk tulang. Peradangan ini bersifat difus, diawali dari infeksi
pada rongga medular dan dengan cepat dan mudah menyebar ke daerah periosteum.
Osteomielitis paling sering terjadi pada mandibula dibandingkan dengan maksila,
dikarenakan struktur anatomi dari mandibula yang padat. Penyebab dari infeksi tulang
osteomielitis dapat di akibatkan dari bakteri patogen di dalam mulut yang sebagian besar
bersifat anaerob. Sejumlah faktor predisposisi sangat mempengaruhi terjadinya osteomielitis.
Faktor predisposisi tersebut adalah penyakit sistemik dan sesuatu yang dapat
menimbulkan perubahan pada sistem vaskularisasi tulang. Beberapa penulis membagi
klasifikasi dari osteomielitis yang digunakan saat ini adalah osteomielitis akut dan kronis,
dimana bagian dari klasifikasi osteomielitis kronis adalah osteomielitis supuratif dan non-
supuratif. Waktu terjadinya yang menentukan keadaan akut ataupun kronis. Diagnosis dari
osteomielitis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan intraoral, pemeriksaan
ekstraoral dan pemeriksaan radiografis. Menganalisa lesi yang diduga merupakan
osteomielitis dapat diinterpretasikan melalui radiografis yang konvensional seperti gambaran
panoramik. Selain itu, terdapat teknologi rediografis lain seperti CT ( Computed Tomography
) scan, MRI ( Magnetic Resonance Imaging ), Radionucli Bone Scanning, CBCT ( Cone
Beam Computed Osteomielitis Kronis .

3.2 Saran
Lebih memahami dan berhati-hati dalam menghadapi hal yang merupakan
predisposisi dari osteomielitis, sehingga dalam menegakkan diagnosis osteomielitis
didapatkan suatu keakuratan serta perawatan yang diberikan dapat dilakukan secara optimal.
DAFTAR PUSTKA

1. http://scholar.unand.ac.id/43779/1/bab%201siap%20upload.pdf
2. https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1014118202-2-BAB%20I.pdf
3. https://www.researchgate.net/publication/343040124_THE_CURRENT_TREND_IN
_TREATMENT_FOR_OSTEOMYELITIS
4. https://id.scribd.com/doc/269507364/Asuhan-Keperawatan-Osteomielitis
5. Manungkalit SM. Dasar-dasar terapi hiperbarik. Temu Ilmiah Dokter Gigi TNI dan
Polri Se-Indonesia. Ladokgi TNI AL. Jakarta, 15 April 2003
6. Prameswari N, Fanny ML. Terapi oksigen hiperbarik sebagai terapi suportif pada
osteomielitis kronis pada rahang. Seminar penatalaksanaan Obat Secara Rasional.
Departemen Gigi dan Mulut Rumkit AL dan FKG UHT. Surabaya 1 Juni 2002.

Anda mungkin juga menyukai