Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN

A. Pengertian Health Education


Health education adalah upaya untuk mempengaruhi, dan atau mempengaruhi orang
lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat.
Sedangkan secara operasional, pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk
memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003). 
B. Tujuan Health Education
Untuk mengubah pemahaman perilaku belum sehat menjadi perilaku sehat. Menurut
Machfoedz (2006) cit Azwar (1983: 18), membagi menjadi 3 macam, yaitu:
1.    Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat sehingga
kader kesehatan mempunyai tanggung jawab didalam penyuluhannya mengarahkan cara
hidup sehat menjadi kebiasaan masyarakat sehari-hari.
2.    Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri maupun
kelompok, dalam hal ini pelayanan kesehatan dasar diarahkan agar dikelola sendiri oleh
masyarakat dalam bentuk yang nyata contohnya adalah posyandu.
3.    Mendorong perkembangan dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada secara
tepat

C. Peran Perawat dalam Health education

 Pemberi Asuhan Keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan
yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi
tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederhana sampai dengan kompleks.

  Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.

 Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat


pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan, sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

  Koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi


pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat
terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.

  Kolaborator

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

  Konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

 Peneliti / Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.

D. Model Pendidikan Kesehatan


Model pendidikan kesehatan yang dapat digunakan oleh perawat adalah sebagai berikut:
a. Model Perilaku Individu
Ada dua model yang sering digunakan untuk menjelaskan faktor penentu dari
perilaku preventif, yaitu model nilai kesehatan dan model promosi kesehatan. Secara
mendasar model nilai kesehatan ditunjukkan untuk promosi peningkatan perilaku sehat
daripada mengulangi faktor penyebab. Model ini berfokus pada orientasi mencegah
penyakit yang spesifik. Dimensi yang digunakan pada model nilai kesehatan meliputi
kepekaan, keparahan, penghalang yang dirasakan, variabel struktural serta
sosiopsikologis lainnya. sedangkan model promosi kesehatan merupakan modifikasi
nilai kesehatan dan lebih memfokuskan pada prediksi perubahan perilaku akibat
promosi kesehatan
b. Model Pemberdayaan Masyarakat
Perubahan perilaku yang terjadi pada individu belum membawa dampak yang
berarti pada perubahan perilaku di masyarakat. Sehingga perawat perlu membantu
individu dan keluarga yang telah berubah perilakunya yang ditampilkan pada
komunitas.Fokus proses pemberdayaan masyarakat adalah komunikasi, informasi, dan
pendidikan kesehatan (WHO, 1994). Di Indonesia sering disebut komunikasi informasi
dan edukasi (KIE) yang ditujukan pada individu, keluarga, dan kelompok. Strategi yang
dapat digunakan oleh perawat dalam rangka KIE adalah pembelajaran pemecahan
masalah (problem solving), memperluas jaringan kerja (networking), bernegosiasi
dengan pihak yang bersangkutan (negotiating), pendekatan untuk mempengaruhi orang
lain (lobbying) dan pencarian informasi (information seeking) untuk meningkatkan
derajat kesehatan kliennya
E. Membuat Rencana pendidikan kesehatan
1. Domain Kognitif
Koginitif (pengetahuan) adalah merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang
melakukan pengindaraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindaraan terjadi melalui panca indra
seseorang.Kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang.
Tingkat pengetahuan mempunyai enam tingkatan sebagai berikut :
a.    Tahu (know)
b.    Memahami (comprehension)
c.    Aplikasi (Application)
d.   Analisis (analysis)
e.    Sintesis (synthesis)
f.     Evaluasi (evaluation)
2. Domain Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus.
a. Komponen Pokok Sikap terdiri dari tiga komponen pokok sebagai berikut :
1.    Keperayaan, ide dan konsep terhadap suatu objek
2.    Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3.    Kecendrungan untuk bertindak
b. Tingkat sikap mempunyai empat tingkatan berikut ini :
1.    Menerima (receiving)
2.    Merespons (responding)
3.    Menghargai ( valuing)
4.    Bertanggung jawab (resposible)

F. Teknik dan media peraga dalam pendidikan kesehatan :


1.    Teknik kasus
Teknik ini di mulai dengan mempresentasikan kasus secara anonim kemudian di bahas
dan kasusdi dapatkan dari sumber primer
a. Case report
Tahap ini kasus dipresentasikan dengan mempergunakan alat-alat audio visual.
Selanjutnya sasaran mempelajai sendiri
b. Case analysis
Dilakukan selama (5-10 mnt).sasaran menentukan apa yang menjadi masalah utama
dalam kasus yang telah dipesentasikan dan bagaimana cara mengatasinya
c. Case discussion
Selama beberapa menit (20-30 mnt) sasaran bekerja sendiri. Setelah itu, sasaran
mengemukakan pendapatnya. Dari sini sasaran akan terbagi menjadi kelompok opini
2. Kuliah
Kuliah merupakan metode memberikan informasi, motivasi, dan pengaruh terhadap cara
berpikir sasaran mengenai satu topik. Semua sasaran mendengarkan informasi yang sama
dengan cara yang sama dan waktu yang terbatas.
3. Konferensi
Adalah metode dimana orang belajar dengan cara berbagi informasi, ide, dan pengalaman.
Sikap dan opini yang terbentuk kemudian di periksa secara periodik untuk mengetahui
perubahannya
4. Simulasi
Adalah peniruan suatu situasiuntuk pemecahan masalah,pengambilan keputusan, dan
klarifikasi nilai dalam suatu konteks individu, organisasi atau sosial. Simulasi dapat berupa
suatu tujuan akhir yang spesifik.Prosedur simulasi adalah sebagai berikut :
1.    Perkenalan
2.    Enactment
3.    Memberikan ringkasan mengenai
-   Review pengalaman bersimulasi
-   Identifikasi kejadian daa simulasi yang paling berkesan
-   Menganalisis kesan yang didapat
-   Membuat generalisasi

G. Media Pendidikan kesehatan


Pendidikan kesehatan masyarakat dapat diberikan kepada sasaran, bak secara langsung
maupun melalui media tertentu. Dalam situasi di manan pendidik (sumber) tida dapat bertemu
langsung dengan sasaran
Media yang dapat dipergunakan adalah sebagai berikut :
1.   Media elektronik : radio, televisi,internet,telepon handphone teleconference
2.   Media cetak : majalah koran leaflet,booklet, flyrer, billboard, spanduk, poster,
flannelgraph, bulletin board.
3.   Media lain : surat
Pemilihan media pendidikan kesehatan ditentukan oleh banyak nya sasaran, keadaan
geografis, karateristik partisipan, dan sumber daya pendukung.
4.  Leaflet atau pamflet
Selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu masalah khusus untuk sasaran
yang dapat membaca.
5. Booklet
Media ini berbentuk buku kecil yang berisi tulisan atau gambar atau kedua duanya.
Sasaran booklet adalah masyarakat yang dapat membaca.
6. Flyer
Selebaran (flyer) bebrbentuk seperti leaflet tetapi idaberlipat.biasanya disebarkan melalui
udara (pesawat udara)
7. Billboard
Berbentuk papan besar berukuran 2x2 m yang berisi tulisan dan/atau gambar yang
ditempatkan di pinggir jalan besar yang dapat di baca atau di lihat oleh pemakai jalan.
8. Poster
Adalah pesan singkat dalam bentuk gambar. Ukuran poster biasanya 50x60 cm. Oleh
karea ukuran nya yang terbatas, maka tema dalam poster tidak terlalu banyak, sedapat
dapatnya hanya satu tema dalam satu poster. Tujuan dari poster ini adalah mengingatkan
kembali dan mengarahkan pembaca ke arah tndakan tertentu atau sebagai bahan diskusi
kelompok
9. Flannelgraph
Adalah gunting guntingan gambar atau tulisan yang dibelakangnya diberi kertas
amril/ampelas. Guntingan gambar tersebut ditempelkan pada papan berlapis kain flanel
atau kain berbulu.
10. Bulletin Board
Berupa papan berukuran 90x120 cm yang biasanya dipasang didinding fasilitas umum.
Papan ini dapat ditempelkan gambar-gambr, leaflet, poster, atau media lain yang
mengandung informasi penting yang secara berkala diganti dengan topik-topik lain.
11. Lembar balik
Lembar balik adalah alat peraga yang menyerupai kalender balik bergambar.
12. Flashcard
Flashcard adalah sejumlah kartu bergambar berukuran 25x30 cm. Gambar-gambarnya
bisa dibuat dengan tangan atau dicetak dari foto-foto dan diberi umur urut.

H. Evaluasi pendidikan kesehatan


1.  Evaluasi belajar klien
Evaluasi diadakan sebaiknya dilakukan selama proses dan akhir pembelajaran. Proses
evaluasi ini sama seperti evaluasi terhadap pecapaian tujuan untuk diagnosis keperawatan
lain. Dalam belajar, aspek kognitif, klien akan menunjukan peningkatan pengetahuan.
Beberapa contoh evaluasi kognitif adalah observasi langsung perilaku, misalnya dengan
mengobservasi klien dengan memilih cara-cara pemecahan yang menggunakan
pengetahuannya yang baru misalnya dengan memberikan te kepada klien.
2.   Evaluasi aspek psikomotor
Evaluasi aspek psikomotor dapat dilakukan dengan mengobservasi bagaimana klien
melakukan prosedur, seperti memandikan bayi premturdirumah. Evaluasi sikap lenih sulit
dilakukan dan biasanya menggunakan skala sikap.
3.   Evaluasi mengajar intervensi keperawatan
Evaluasi megajar adalah hal penting bagi perawat untuk menilai kemampuanya. Hal itu
sma saja dengan evaluasi efektivitas intervensi keperawatan untuk diagnosis keperawatan
lain. Evaluasi harus mencakup pertimbangan smua factor seperti waktu,strategi mengajar,
jumlah informasi, dan apakah mengajar cukup berguna. Perawat mungkin menemukan
hal-hal sebagai contoh bahwa klien telah kebanyakan informasi, telah bosan, atau telah
termotivasi untuk belajar lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai