Anda di halaman 1dari 12

A.

Definisi Keperawatan Medikal Bedah


Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada
ilmu keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan medikal bedah berbentuk
pelayanan Bio-psiko-sosio-spiritual, peran utama perawat adalah memeberikan asuhan
keperawatan kepada manusia (sebagai objek utama pengkajian filsafat ilmu keperawatan:
ontologis). (Nursalam, 2008: hal 14).

B. Lingkup Praktik Keperawatan Medikal Bedah


Menurut Lingkup praktek keperawatan medical bedah merupakan bentuk asuhan
keperawatan pada klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah
nyata atau terprediksi mengalami gangguan baik karena adanya penyakit, trauma atau
kecacatan. Asuhan keperawatan meliputi perlakuan terhadap individu untuk memperoleh
kenyamanan; membantu individu dalam meningkatkan dan mempertahankan kondisi
sehatnya, melakukan prevensi, deteksi dan mengatasi kondisi berkaitan dengan penyakit :
mengupayakan pemulihan sampai klien dapat mencapai kapasitas produktif tertingginya,
serta membantu klien menghadapi kematian secara bermartabat. Praktek keperawatan
medikal bedah menggunakan langkah-langkah ilmiah pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi dengan memperhitungkan keterkaitan komponen-komponen
bio-psiko-sosial klien dalam merespon gangguan fisiologis sebagai akibat penyakit,
trauma atau kecacatan. (Nur hidayah, 2014: hal 417- 418).

C. Komponen Keperawatan Medikal Bedah


Ada 5 objek utama dalam ilmu keperawatan: manusia, individu (yang mendapatkan
asuhan keperawatan) keperawatan, konsep sakit, aplikasi tindakan keperawatan. Menurut
(Nursalam, 2008: hal 16).
1. Manusia
Penerima asuhan keperawatan adalah manusia, individu, kelommpok, komunitas,
atau social. Masing-masing diperlakukan oleh perawat sebagai sistem adaptasi yang
holistic dan terbuka. (Nursalam, 2008: hal 16)
2. Keperawatan
Bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan
kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, dan
social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. (Nursalam, 2008: hal 20).
3. Konsep sehat-sakit
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.\
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. Sakit adalah
keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa suatu kejadian, kelainan
yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, dari fungsi
jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan. (Nursalam, 2008: hal 21)
4. Konsep lingkungan
Lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan eksternal, yang
mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan prilaku seseorang dan
kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang
diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman, sedangkan lingkungan
internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman,
kemampuan emosional, kepribadian) dan proses stressor biologis (sel maupun molekul)
yang berasal dari dalam tubuh individu. (Nursalam, 2008: hal 21)
D. Aplikasi pada asuhan keperawatan: Proses keperawatan, menurut
(Nursalam, 2008: hal 21).
1. Pengakajian
2. Perumusan diagnosis keperawatan
3. Intervensi keperawatan
4. Pelaksanaan
5. evaluasi
E. Konsep Range Of Motion (ROM)
1. Pengertian

Rentang gerak atau range of motion adalah jumlah pergerakan maksimum yang
dapat dilakukan pada sendi, di salah satu dari tiga bidang yaitu : sagital, frontal dan
transversal. (Potter and perry, 2010 hal. 485)

Range of motion adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya


kontraksi dan pergerakan otot, di mana klien menggerakan masing-masing
persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Tujuan ROM
adalah : (1) Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot, (2) Memelihara mobilitas
persendian, (3) Merangsang sirkulasi darah, (4) Mencegah kelainan bentuk.
2. Klasifikasi ROM

Menurut (Eni Kusyati dalam buku Laboratorium Keperawatan Dasa tahun 2013 hal.
89) klasifikasi rom sebagai berikut:

 ROM aktif adalah latihan isotonik (terjadi kontraksi dan peregangan otot) yang
dilakukan klien dengan menggerakkan setiap sendi sesuai dengan rentang geraknya
yang normal. Indikasi ROM aktif adalah semua pasien yang dirawat dan mampu
melakukan ROM sendiri dan kooperatif.
 ROM pasif adalah latihan pergerakan yang dibantu oleh perawat atau petugas lain,
dengan menggerakkan sendi klien sesuai dengan rentang geraknya.

3. Tujuan ROM

 Tujuan ROM Aktif


a. Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot
b. Mempertahankan fungsi kardiorespirasi
c. Mencegah kontraktur dan kekuatan pada persendian
 Tujuan ROM Pasif
Menjaga Fleksibilitas setiap sendi

4. Prosedur
a. Cuci tangan untuk mencegah penyebaran organisme
b. Jaga privasi klien dengan menutup pintu dan tirai atau memasang penyekat.
c. Beri penjelasan kepada klien mengenai apa yang akan dilakukan dan minta pasien
kooperatif
d. Atur ketinggian tempat tidur
e. Letakkan klien dalam posisi supine dekat dengan anda buka ekstremitas yang akan
digerakkan
f. Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan pada
masing-masing sisi tubuh
g. Letakkan klien dalam posisi semula setelah setiap pergerakan. Ulangi setiap
pergerakan sebanyak 3 kali
h. Selama latihan pergerakan, kaji kemampuan klien untuk menoleransi pergerakan
dan rentang pergerakan dari setiap sendi
i. Setelah latihan, kaji denyut nadi dan daya tahan tubuh klien terhadap latihan
j. Catat masalah yang tidak diharapkan atau perubahan pada pergerakan klien
Berikut adalah gerakan gerakan Range Of Motion
Daftar Pustaka

Nursalam. 2008. Konsep dan Metode Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Potter, perry. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Kustati, Eni. 2013. Ketrampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar.

Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai