Anda di halaman 1dari 13

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSISENSORI (HALUSINASI)


SESI 5 MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA PATUH
MEMINUM OBAT

Disusun Oleh :
Kelompok I

1. PRATOMO HADI W SRP19316044


2. RAGIL BUDI UTOMO SRP19316014
3. AHMAD SYAHID SRP19316040
4. JOKO PURWANTO SRP19316046
5. ARI DINTA PERDANA SRP19316049
6. TRISNA KURNIAWAN SRP19316051
7. SYARIF .M. FADILLAH SRP19316031
8. A. ZULFIKRI TRI. U SRP19316058
9. DHINDA RIMANULIKA SRP19316065
10. TIKA SUGRIANTINI SRP19316066

PROGRAM STUDI NERS PROFESI SEKOLAH TINGGI


ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.Proposal
TAK yang berjudul ”Stimulasi Sensori ( Halusinasi )” disusun untuk memenuhi
tugas target Profesi Ners Stase Keperawatan Jiwa di RSJ Sui. Bangkong Pontianak.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ditrektur Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong Pontianak yang telah


memberikan kami ijin dalam melakukan praktik keperawatan jiwa.
2. Dosen mata kuliah keperawatan jiwa yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian proposal TAK ini.
3. Orang Tua Kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan
baik moral maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan
keperawatan.
4. Kepala Ruangan di RSJ Sungai Bangkong Pontianak.
5. Serta rekan – rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan
penyusunan proposal TAK ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan proposal TAK ini kedepannya.

Pontianak, 02 Januari 2020

Penyusun
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

A. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok pada pasien dengan halusinasi sesi 5 yaitu
mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
B. LATAR BELAKANG
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan
jiwa adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu
masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya
dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya
sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas
Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol
halusinasi yang dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Sungai Bangkong
Pontianak khususnya Ruang Enggang sebagian besar pasien menderita
halusinasi. Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang
halusinasi.
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi 5 diharapkan klien dapat menjelaskan cara
yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi : Patuh Obat
2. Tujuan khusus
a. Klien memahami pentingnya minum obat
b. Klien memahami kerugian tidak patuh minum obat
c. Klien bisa patuh minum obat
d. Klien dapat menyebutkan lima benar minum obat

D. LANDASAN TEORI
1. Terapi Aktifitas Kelompok
a. Pengertian
Terapi aktifitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk
memberikan sebuah stimulus untuk pengobatan kepada klien yang
memilih latar belakang dan masalah yang sama.
b. Jenis terapi aktifitas kelompok
Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
1. Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan.
Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap
sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai
stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Stimulus yang
disediakan dapat berupa membaca artikel, majalah, buku, puisi,
menonton acara televisi.
2. Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensori klien terhadap stimulus yang disediakan
berupa ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah, gerakan
tubuh). Aktifitas yang digunakan sebagai stimulus adalah musik,
seni, menyanyi dan menari.
3. Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu
diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien dan lingkungan
yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Aktifitas dapat
berupa orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan
semua kondisi nyata.
4. Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada
disekitar klien.
2. Halusinasi
a. Pengertian
Halusinasi adalah persepsi yang kuat atas suatu peristiwa atau objek
yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi dapat terjadi pada setiap
pancaindra (yaitu penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, atau
perabaan).
b. Proses Terjadinya Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptif individu yang
berada dalam rentang respon neurobiology (Stuart dan Laraia, 2001). Ini
merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien yang sehat
persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan
stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indera
(penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecapan dan perabaan), Klien
dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca indera
walaupun sebenarnya stimulus itu tidak ada. Di antara kedua respon
tersebut adalah respon individu yang karena sesuatu hal mengalami
kelainan persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterima
yang disebut sebagai ilusi. Klien mempunyai ilusi jika interpretasi yang
dilakukan terhadap stimulus panca indera tidak akurat sesuai yang
diterima. Menurut Stuart dan Laraia (2001) rentang respon tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Respon Adaptif Respon Maladaptif
2. Pikiran Logis Distorsi pikiran Gangguan pikir/delusi
3. Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
4. Emosi konsisten Reaksi emosi yang Sulit berespon emosi
5. dengan pengalaman berlebihan atau minus Prilaku disorganisasi
6. Perilaku sesuai Prilaku aneh/tidak bisa Isolasi sosial
7. Berhubungan sosial Menarik diri
E. KLIEN
1. Karakteristik klien
a. Klien yang tidak terlalu gelisah
b. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya
terapi aktifitas kelompok
c. Klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok
kecil
d. Klien yang tenang dengan kondisi fisik yang baik
e. Bersedia mengikuti kegiatan terapi aktifitas
f. Klien yang panca indranya masih memungkinkan
g. Klien dengan masalh keperawatan jiwa yang sama
2. Proses seleksi
a. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan
b. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti TAK
c. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti TAK dengan
berdiskusi dengan perawat ruangan
d. Membuiat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah
ditentukan bersama perawa ruangan.

F. PENGORGANISASIAN
1. Waktu pelaksanaan
Hari/tanggal : Sabtu 04 januari 2020
Tempat pertemuan: di Ruang Enggang Kamar Rawat III
Waktu: 09:30 – 10:15 WIB
Durasi: 45 menit
Kegiatan: terapi aktifitas kelompok halusinasi sesi 5
Jumlah anggota: 7 orang.
2. Tim terapis
a. Leader : Pratomo Hadi
Bertugas
1. Katalisator: yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
2. Auxilery ego: sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah
atau mendominasi
3. Koordinator mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepda anggota untuk terlihat
dalam kegiatan
b. Co-Leader : Ahmad Syahid
Bertugas
1. Mendampingi jika terjadi bloking
2. Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
3. Bersama leader memecahkan masalah
c. Obeserver: Dhinda, Tika
Bertugas:
1. Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai
akhir
2. Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
3. Mengobservasi perilaku pasien
d. Fasilitator : Syarif, Trisna, Ari, Ragil,Joko, Zulfikri
Bertugas :
1. Membantu klien meluruskan dan menjelaskan hal yang harus
dilakukan
2. Mendampingi peserta TAK
3. Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
4. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
3. Setting Tempat
a. Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
4. Alat yang digunakan
a. Spidol dan whiteboard/papan tulis
b. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen
c. Beberapa contoh obat
5. Metode
a. Dinamika Kelopok
b. Diskusi
c. Tanya jawab

G. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi IV
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menggunakan tiga cara yang telah di pelajari{mengardik,
menyibukkan diri dengan kegiatan terarah dan bercakap-cakap}
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dan minum obat.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin
kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja.
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaan tenang
b. Terapis menjelaskan kerugian bila tidak patuh minum obat.
c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan
waktu memakannya. Buat daftar di whiteboard
d. Menjelaskan lima benar minum obat
e. Meminta klien untuk menyebutkan lima benar minum obat
f. Berikan pujian pada klien yang benar
g. Diskusikan perasaan klien sebelum minum obat (tulis di whiteboard)
h. Diskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (whiteboard)
i. Menjelaskan keuntungan minum obat, yaitu salah satu cara mencegah
halusinasi/kambuh
j. Menjelaskan akibat/kerugian tidak minum obat,yaitu halusinasi kambuh
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan dan kerugian minum
atau tidak minum obat.
l. Berikan pujian bila benar.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi
yaitu, menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap dan
minum obat
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
halusinasi
2) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi
klien.

A. Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.aspek
yang dinilai adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi V: TAK
Stimulasi persepsi : halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi
Menyebutkan
Menyebutkan 5 Menyebutkan
Nama akibat tidak
No benar cara minum keuntungan
Klien patuh minum
obat minum obat
obat
1
2
3
4
5
6
7

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan 5
benar cara minum obat, manfaat dan akibat tidak minum obat beri
tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.

B. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi:
halusinasi sesi V. Klien mampu menyebutkan 5 benar minum obat, manfaat dan
akibat bila tidak patuh minum obat. Anjurkan klien minum obat dengan cara
yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. 2016. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Stuart, G. W. 2016. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

Damaiyanti. (2012). Asuhan keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Herman ade. (2011). buku ajar asuhan keperawatan jiwa. yogyakarta: nuha
medika.

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).


Yogyakarta: ANDI.
Yusuf, A., Fitriyasari, P, K., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Sesi V: TAK
Stimulasi persepsi : halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

Menyebutkan
Menyebutkan 5 Menyebutkan
akibat tidak
No Nama Klien benar cara minum keuntungan
patuh minum
obat minum obat
obat
1
2
3
4
5
6
7

Anda mungkin juga menyukai