Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bahaya Kabut Asap Bagi Kesehatan

Pokok Bahasan : Bahaya Kabut Asap Bagi Kesehatan


Sasaran : Mahasiswa S1 Keperawatan Semester 8 Kelas A
Hari / Tanggal : Senin, 6 Mei 2019
Tempat : Ruang Kelas
Penyaji : Mahasiswa S1 STIK Muhammadiyah Pontianak
Waktu : 30 menit

A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan Bahaya Kabut Asap Bagi
Kesehatan mahasiswa diharapkan dapat siap siaga bila terjadi Kabut Asap

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan tentang penanggulangan dan penanganan
bencana pada mahasiswa, diharapkan mahasiswa untuk:
a. Mengetahui pengertian Pencemaran dan Pencemaran Kabut Asap
b. Mengetahui Sumber – sumber Kabut Asap Di Indonesia
c. Mengetahu Faktor – factor yang melatarbelakangi kebakaran hutan
dan kabut asap
d. Mengetahui Dampak Kabut asap Bagi ekologi dan Kesehatan
e. Mengetahui pencegahan dan penanggulangan Dampak Kabut Asap

B. Sasaran
Mahasiswa S1 Keperawatan Semester 8 kelas A
C. Materi Pengajaran
Materi penyuluhan meliputi:
a. Pengertian Kabut asap
b. Penyebab Kabut asap
c. Dampak Kabut asap
d. Pencegahan dan penanggulangan Kabut Asap

D. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab dan diskusi ini dan metode ini maksudkan untuk memotifasi
dan mengingatkan keterlibatan perserta penyuluhan

E. Media
1. LCD
2. Microphone
3. Laptop/ Notebook
4. Speaker
5. Leaflet

F. Materi
Terlampir
G. Proses Kegiatan/Rencana Pembelajaran
No Kegiatan penyuluhan Kegiatan Peserta Metode & Waktu
Media

1 Kegiatan Pra Penyuluhan 1) Menjawab salam Ceramah 5 menit


pembuka dan
1) Persiapan materi
penutup
2) Persiapan media
2) Menyimak
pembelajaran
informasi yang
3) Kontrak Waktu
disampaiakan oleh
4) Persiapan media
penyuluh
pembelajaran
3) Menjawab
5) Kontrak waktu
pertanyaan
6) Persiapan
4) Mengajukan
tempat/lingkungan
pertanyaan
dan sarana prasana
lainnya.
Pembukaan

a. Menyampaikan
salam
b. Memperkenalkan
diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Menyampaikan
kontrak waktu
e. Apersepsi
2 Pelaksanaan: a. Mendengarkan, Ceramah 15
memperhatika dengan menit
1) Menjelaskan dan
b. Menanyakan hal- mengguna
memaparkan
hal yang belum kan Power
epidemologi
jelas Point
kabut asap di
Indonesia
2) Menjelaskan
tentang
pengertian Kabut
Asap
3) Menjelaskan
tentang penyebab
Kabut asap
4) Menjelaskan
tentang fakto –
factor yang
melatarbelakangi
kabut asap
5) Menjelaskan
tentang dampak
kabut asap bagi
ekologi dan
kesehatan
6) Menjelaskan
tentang
pencegahan dan
penanggulangan
kabut asap
3 Evaluasi Menjawab pertanyaan Tanya 10
Jawab menit
1) Mengevaluasi
penerimaan
informasi
2) Memberikan
pertanyaan lisan
4 Penutup

a. Menyimpulkan a. Aktif bersama  Menden 5 menit


hasil penyuluhan dalam garkan
b. Mengucapkan menyimpulkan  Menjaw
terimakasih b. Membalas salam ab
Atas perhatian sasaran Salam

Memberikan salam

Total waktu 30
menit

H. Pengorganisasian
1. Pengorganisasian
Moderator :
Penyuluh :
Fasilitator :
Observer :
2. Rincian tugas
a. Moderator
1) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4) Menyebutkan materi yang akan diberikan
5) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan (kontrak waktu)
6) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi
matri
7) Mengatur waktu penyuluhan
b. Penyuluh
1) Mengenali pengetahuan mahasiswa tentang penangulangan
gempa bumi
2) Menjelaskan materi tentang penangulangan gempa bumi.
3) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan
c. Fasilitator
1) Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai
2) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
3) Memotivasi para mahasiswa agar berpartisipasi dalam
penyuluhan
4) Memotivasi para mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan
saat moderator memberikan kesempatan bertanya
5) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
d. Observer
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama
kegiatan penyuluhan berlangsung.
3) Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi
hasil penyuluhan
E. Setting tempat

M LAYAR PROYEKTOR

FASILITATO
O
D
E
R
A
T
O

OBSERVE
R

PESERTA

F. Evaluasi Pembelajaran
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan yang
digunakan dalam penyuluhan yaitu :
 Microphone
 LCD
 Laptop/ Notebook
 Speaker
 Leaflet
b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah, ditulis, dan dibuatkan power
point dengan menarik, dan mudah dimengerti oleh sasaran
penyuluhan.
c. Kontrak
Dalam penyuluhan mengenai Dampak Kabut Asap Terhadap
Kesehatan telah dilakukan kontrak mengenai waktu, tempat serta
materi yang akan disampaikan pada sasaran 1 hari sebelumnya yaitu
pada tanggal Mei 2019.
2. Evaluasi Proses
Sasaran penyuluhan mampu mengikuti jalannya penyuluhan dengan baik
dan penuh antusias. Selama proses penyuluhan berlangsung, sasaran aktif
menjawab apabila ada yang belum dimengerti, sasaran memberi jawaban
atas pertanyaan pemberi materi dan mahasiswa pun melakukan
komunikasi dua arah untuk saling mengenal dan menjelaskan tujuan
kunjungan mahasiswa ke sasaran, sehingga sasaran tidak meninggalkan
tempat diadakannya penyuluhan saat acara akan berlangsung dan
tanya jawab berjalan dengan baik.
3. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mengerti 80% dari apa yang telah disampaikan
dengan kriteria para peserta mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk
lisan yang diberikan oleh penyuluh. Evalusi dilakukan secara langsung
(lisan) dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka sebagai
berikut:
a. Bagaiman pengertian Kabut Asap?
b. Apa saja penyebab Kabut Asap?
c. Apa saja dampak dari Kabut Asap ?
d. Bagaimana Penanggulangan / Pencegahan dapak kabut asap ?
Lampiran Materi

A. Latar Belakang

Kabut asap merupakan campuran udara berupa partikel yang terjadi


di atmosfer. Partikel ini berbahaya bagi manusia dan hewan yang
menghirupnya. Berdasarkan penelitian Association of Southeast Asia
Nations (ASEAN), sekitar 60% penduduk Indonesia menghirup udara tidak
sehat akibat kabut asap pada tahun 1997-2006. Kabut asap yang terjadi di
Indonesia diidentifikasi David Glover sebagai pencemaran udara yang
berasal dari kebakaran hutan dalam skala besar. Namun, dari hasil
penelitian Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, kebakaran hutan
tidak hanya terjadi di kawasan hutan, tetapi juga di kawasan lahan.
Khususnya di Pulau Kalimantan dan Sumatera, kebakaran yang terjadi pada
periode 1997-2006 disebabkan oleh kegiatan pembukaan lahan yang
dilakukan oleh manusia.

Seringkali, manusia dalam beraktivitas menghasilkan zat kimia

berbahayayang dilepas ke udara, diantaranya partikel debu halus (PM10),

karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan sulfur dioksida (SO2).

Zat-zat berbahaya tersebut dapat menimbulkan kabut asap dan mengganggu


kesehatan manusia antara lain infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), iritasi
kulit, dan iritasi mata. Selain itu, zat tersebut juga dapat mengganggu jarak
pandang atau penglihatan terhadap aktivitas manusia di luar rumah.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia sumber
kabut asap di Indonesia terdiri dari kegiatan industri, transportasi, dan
kebakaran hutan.
B. Pengertian Pencemaran dan Pencemaran Kabut Asap

Lingkungan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang ada di sekeliling kehidupan


atau organisme. Lingkungan adalah kumpulan dari segala sesuatu yang
membentuk kondisi dan akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak
langsung baik kepada kehidupan dalam bentuk individual maupun kuminitas pada
tempat tertentu.
Setiap kegiatan manusia akan menambah materi atau energi pada ligkungan.
Apabila materi atau energi itu membahayakan, atau mengancam kesehatan
manusia, miliknya atau sumber daya, baik langsung maupun tidak langsung
dikatakan terjadi pencemaran.
Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat populer, banyak
dibahas oleh kalangan masyarakat di seluruh permukaan bumi ini. Masalah
pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat penanganan
secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk yang
terjadi karena pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah jangan
sampai terjadi pencemaran lingkungan.

Berdasarkan medium fisik lingkungan tempat tersebarnya bahan kimia ini,


maka pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bahan kimia dapat dibagi
menjadi tiga jenis pencemaran, yaitu:
1. Pencemaran tanah
2. Pencemaran udara
3. Pencemaran air

Pencemaran kabut asap atau dengan kata lain pencemaran udara adalah kehadiran
satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang
dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti. Pengertian lain menyebutkan bahwa
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke
dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan,
gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas
lingkungan.
Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu
atau lebih bahan pencemar yang terdispresi ke udara dan menyebar ke lingkungan
sekitarnya. Kecepatan penyebaran ini tergantung keadaan geografi dan meterologi
setempat.
Pengertian kabut Asap adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi
berhari-hari hingga hitungan bulan. Kabut asap juga sering dikaitkan dengan
pengertian pencemaran udara. Kabut asap itu sendiri adalah koloid jenis aerosol
padat dan aerosol cair.
Kabut terbentuk tatkala udara yang jenuh dengan uap air mengalami pendinginan
di bawah titik bekunya. Apabila udara tersebut berada di atas daerah perindustrian,
maka udara itu mungkin juga mengandung asap yang bercampur kabut
membentuk kabut berasap.
Campuran ini menyebabkan menyebabkan orang terbatuk-batuk. Di kota-kota
besar, asap pembuangan mobil dan polutan lainnya yang mengandung hidrokarbon
dan oksida-oksida nitrogen dirubah menjadi kabut berasap fotokimia oleh sinar
matahari.
Pengertian Kabut Asap menurut Para Ahli
Terdapat pengertian kabut asap menurut para ahli, diantaranya yaitu:
KBBI
Kabut asap merupakan campuran antara kabut dan asap (banyak terdapat di
daerah industri).

Cambridge Dictionary
Kabut Asap merupakan campuran asap, gas, dan bahan kimia, terutama di kota-
kota, yang menyebabkan kesulitan untuk bernafas dan berbahaya bagi
kesehatan.

Science Daily
Kabut asap merupakan jenis polusi udara, yang pada awalnya dinamai
campuran antara asap dan kabut di udara.

C. Penyebab Kabut Asap


Faktor terjadinya kabut asap dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Faktor Alam
Faktor alam yang berpengaruh terhadap terjadinya kabut asap yaitu adanya
pembakaran hutan oleh manusia, yang bertujuan untuk kepentingan tertentu.
Padahal sejatinya manfaat hutan bagi manusia di kehidupannya sangatlah
banyak, salah satunya contohnya mencegah bencana alam. Selengkapnya,
baca; Pengertian Bencana Alam, Jenis, Penyebab, dan Dampaknya
2. Faktor Non Alam
Fakor non alam yang berpengaruh terhadap terjadiya kabut asap yaitu berasal
peralatan yang dibuat dan digunakan oleh manusia. Misalnya kendaraan
bermotor, mobil dan pabrik-pabrik yang menghasilkan limbah asap. Asap
yang berasal dari knalpot dan cerobong alat itulah yang dapat menimbulkan
kabut asap.
Secara lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan beberapa penyebab terjadinya kabut
asap, diantaranya yaitu:
1. Pembakaran Batu Bara
Sisa pembakaran batu bara dapat menyebabkan terjadinya kabut asap. Kasus
terjadinya kabut asap yang disebabkan karena pembakaran batu bara sudah
terjadi pada era awal kemajuan industri, yang menggunakan batu bara sebagai
bahan bakar mesin industri.
Salah satu kejadian kabut asap yang paling parah yang pernah tercatat adalah
The Great Smog Of London yang terjadi pada tahun 1952 yang berlangsung
selama 4 hari karena asap hasil pembakaran batu bara industri, yang
diperburuk oleh kondisi cuaca saat itu (hanya sedikit angin atau nyaris tanpa
angin) menyebabkan kota London diselimuti kabut asap yang berbahaya.
Dampaknya 4 ribu orang yang meninggal, serta 6 ribu orang lainnya yang
meninggal beberapa bulan setelahnya.
2. Asap Kendaraan Bermotor
Asap kendaraan bermotor juga menjadi terjadinya kabut asap, karena
mengandung bahan kimia seperti hidrokarbon, karbon monoksida, nitrogen
oksida, dan berbagai bahan mudah menguap lainnya. Ketika bahan-bahan
tersebut bersentuhan dengan sinar matahari, maka akan timbul reaksi kimiawi
yang mengubahnya menjadi kabut asap.
3. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan dapat terjadi secara alami karena suhu yang tinggi dari
gelombang panas atau terjadi karena ulah manusia seperti yang sering terjadi
di Indonesia dan beberapa wilayah dunia. Asap dari pohon-pohon yang
terbakar dapat membentuk kabut asap tebal, seperti yang sempat dialami
Indonesia hampir setiap tahun.
4. Gunung Meletus
Asap gunung meletus yang sedang mengalami erupsi dapat menyebabkan
terjadinya kabut asap. Komposisi asap serta beberapa partikel dalam asap
yang berasal dari gunung meletus dapat bereaksi dengan sinar matahari dan
oksigen, dan menjadi kabut asap.
D. Faktor – factor yang mempengaruhi kabut asap
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu :
a. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh :
1. Debu yang berterbangan akibat tiupan angina
2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas gas
vulkanik
3. Proses pembusukan sampah organik
4. Kebakaran hutan
b. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh :
1. Hasil pembakaran bahan bakar fosil
2. Debu/serbuk dari kegiatan industri
3. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

Berdasarkan terbentuknya, pencemaran udara dapat dibedakan menjadi


dua, yaitu :

a. Pencemar udara primer, yaitu komponen pencemar udara mencakup


90 % dari jumlah komponen pencemar udara seluruhnya. Bentuk dan
komposisinya sama dengan ketika dipancarkan, contohnya Karbon
Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NO), Hidrokarbon (HC), Sulfur
Dioksida (SO), serta berbagai partikel. Toksisitas kelima kelompok
polutan tersebut berbeda-beda. Polutan yang paling berbahaya bagi
kesehatan adalah partikel-partikel, diikuti berturut-turut oleh NO, SO,
Hidrokarbon dan yang paling rendah toksisitasnya adalah CO.
b. Pencemaran udara sekunder, yaitu pencemaran yang terbentuk karena
berbagai bahan pencemar yang bereaksi satu sama lain sehingga
menghasilkan jenis pencemaran baru yang justru lebih
membahayakan kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis
ataupun dengan bantuan katalisator seperti sinar matahari. Contohnya
Ozon, Formaldehida dan Peroxy Acyl Nitrat (PAN).

E. Dampak Kabut Asap di Indonesia


Kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di Indonesia tahun 1997-2006
membawa dampak yang cukup besar di bidang ekonomi, sosial, dan ekologi.
Penelitian David Glover menunjukkan bahwa di bidang ekonomi, kabut asap dapat
mengganggu transportasi seperti pembatalan penerbangan sebesar 7% tahun 1997,
dan mengganggu pariwisata seperti penurunan kunjungan wisatawan sebesar 13%
tahun 1997. Di bidang sosial, tahun 1997 kabut asap berdampak pada menurunnya
kegiatan produksi seperti tenaga kerja sebesar 3%, hasil pertanian sebesar 2%,
perkebunan sebesar 2%, dan berdampak pada kesehatan seperti infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA) sebesar 9%, alergi sebesar 2%, asma sebesar 4%, iritasi
mata sebesar 2%, dan paru-paru sebesar 1%. Sedangkan di bidang ekologi, tahun
1997 kabut asap dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, seperti jenis
tanaman sebesar 10%, hewan sebesar 10%, dan kerugian kayu sebesar 35%.

F. Dampak Kabut Asap


Kabut asap menjadi masalah bagi banyak kota di dunia dan terus menjadi ancaman
bagi lingkungan. Menurut EPA U.S., udara dalam status bahaya karena
permasalahan kabut jika telah melewati batas 80 bagian persejuta (parts per
billion) (ppb) atau 0.5 ppm ozone (komponen utama kabut asap), melebihi 53 ppb
nitrogen dioksida atau 80 ppb partikel. Kabut asap dalam kondisi yang berat dapat
merusak dan bahkan menyebabkan masalah pernapasan bagi manusia, termasuk
penyakit emphysema, bronchitis, dan asma.
Berikut ini akan dijelaskan zat-zat yang terkandung dalam kabut asap beserta
dampak negatif yang ditimbulkan:
Sulfur Dioksida
Pencemaran oleh zat ini disebabkan oleh 2 komponen sulfur berbentuk gas yang
tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur Trioksida (SO3), dan
keduanya disebut Sulfur Oksida (SOx). Sulfur Dioksida dapat berasal dari
pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan sebagainya. Selain itu dapat juga
bersumber dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum,industri asam
sulfat, industri peleburan baja, dan sebagainya.
Dampak polutan sulfur dioksida terhadap kesehatan manusia misalnya
menyebabkan iritasi sistem pernafasan terutama pada tenggorokan yang terjadi
pada beberapa individu yang sensitif iritasi. SO2 merupakan pencemar yang
berbahaya bagi kesehatan khusunya bagi orang tua dan penderita yang mengalami
penyakit kronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.

Karbon Monoksida
Karbon monoksida merupakan senyawa hasil penggabungan karbon dan oksigen
yang berasal dari sisa pembakaran yang tidak sempurna dan karbondioksida
(CO2). Karbon monoksida dapat terbentuk secara alami, misalnya dari larutan,
oksida metal dari atmosfer, pegunungan, kebakaran hutan, dan badai listrik alam
tetapi dapat juga bersumber dari dari kegiatan manusia.
Dampak buruk karbon monoksida untuk kesehatan manusia adalah penguraian
HbCO yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen
tersebut dalam fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi dapat
menyebabkan keracunan, khususnya akan sangat berbahaya bagi penderitan
gangguan otot jantung.
Nitrogen Dioksida
Oksigen Nitrogen (NOx) merupakan kelompok gas di atmosfer yang terdiri atas
Nitrogen monoksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2). Sumber utamanya
bersala dari pembakaran yang disebabkan oleh kendaraan bermotor, produksi
energi dan pembuangan sampah. Eemisi NOx sebagian besar beerasal dari produk
buatan manusia misalnya dari pembakaran arang, minyak, gas dan bensin.
Dampak buruk Nitrogen Dioksida terhadap kesehatan manusia adalah bersifat
racun terutama terhadap paru-paru. Kadarnya yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat
mematikan sebagian besar binatang dan 90% dari kematian tersebut disebabkan
oleh gejala pembengkakan paru-paru (edema pulmonari).

Oksidan
Oksidan (O3) ialah senyawa di udara selain oksigen yang memiliki sifat sebagai
pengoksidasi. Dampak buruk O3 bagi kesehatan dapat dilihat pada manusia yang
diberi perlakuan kontak dengan ozon, sampai dengan kadar 0,2 ppm tidak
ditemukan pengaruh apapun, pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada hidung
dan tenggorokan.
Kontak dengan Ozon pada kadar 1,0–3,0 ppm selama 2 jam pada orang-orang yang
sensitif dapat mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi. Pada
sebagian besar orang, adanya kontak dengan ozon dengan kadar 9,0 ppm selama
beberapa waktu akan mengakibatkan edema pulmonari.

Hidrokarbon
Pencemaran udara yang berasal dari hidrokarbon (HC) dapat berupa gas, cair, dan
padat. Apabila HC dalam bentuk gas, akan tercampur bersama bahan pencemar
lainnya. Apabila berbentuk cairan maka akan membentuk kabut minyak (droplet)
yang keberadaannya di udara akan sangat mengganggu lingkungan. Sedangkan
dalam bentuk padatan akan tampak seperti asap hitam.
Hidrokarbon yang ada di udara akan berekasi dengan bahan-bahan lain dan akan
membentuk ikatan baru yang dinamakan plycyclic aromatichidrocarbon (PAH)
yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Jika PAH masuk
dalam paru-paru dapat menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel
kanker.

Khlorin
Klorin merupakan bahan kimia yang berguna untuk pemurnian air, dalam
desinfektan, dalam pemutih, dan gas mustard. Klorin damanfaatkan pula dalam
produksi kertas, antiseptik, zat warna, makanan, insektisida, cat, produk minyak
bumi, plastik, obat-obatan, tekstil, pelarut, dan banyak produk konsumen lainnya.
Klorin merupakan gas yang sangat reaktif ketika gas ini memasuki tubuh ketika
terhirup bersama udara yang terkontaminasi atau ketika tertelan bersama dengan
makanan atau air yang terkontaminasi, dapat merusak sistem pernapasan, mulai
dari batuk, nyeri dada, serta retensi air dalam paru-paru.

Partikel Debu
Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) ialah campuran
yang sangat rumit, yang terdiri atas berbagai senyawaorganik dan anorganik yang
terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai
denganmaksimal 500 mikron.
Dampak buruknya terhadap kesehatan adalah dapat mengganggu saluran
pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. Selain itu dapat mengganggu
daya tembus pandang mata dan juga mengadakan berbagai reaksi kimia di udara.

Timah Hitam
Timah hitam ( Pb ) adalah logam lunak berwarna kebiru-biruan atau abu-abu
keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada tekanan
lapisan atmosfer. Sumber emisi timah hitam berasal dari pabrik plastik,
percetakan, peleburan timah, pabrik karet, pabrik baterai, kendaraan bermotor,
pabrik cat, tambang timah dsb (termasuk logam berat).
Dampak negatif timah hitam teradap kesehatan manusia yaitu dapat menimbulkan
gangguan pada saraf perifer dan sentral, sel darah, gangguan metabolisme vitamin
D dan kalsium sebagai unsur pembentuk tulang, gangguan kronis pada ginjal, bisa
menembus plasenta yang berpengaruh pada pertumbuhan janin.
G. Penanganan Kabut Asap
Penanganan pertama kabut asap yang berkaitan dengan saluran pernapasan :
1. Evakuasi pasien ke posko terdekat/ lokasi dengan udara yang lebuh bersih
dan ventilasi lebih baik.
2. Bebaskan jalan napas, baringkan pasien dalam posisi terlentang,
menegadahkan kepala pasien dan longgarkan pakaian yang dikenakan.
3. Memberikan oksigen dengan selang oksigen dengan aliran 2 – 3 L/menit.
4. Persiapkan transportasi pasien ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih
lengkap (Puskesmas/ Rumah Sakit).

Kabut asap dapat menimbulkan dampak yang signifikan di berbagai bidang salah
satunya yaitu di bidang kesehatan. Kabut asap dapat mengakibatkan berbagai
macam penyakit seperti alergi, asma, iritasi mata, dan penyakit paru – paru lainnya.
Jadi pentingnya melakukan penanganan untuk masalah kabut asap itu sendiri
seperti :

1. Menggunakan masker
2. Melakukan PHBS (Prilaku hidup bersih dan sehat)
3. Mencuci bersih dan memasak makanan dengan baik
4. Memperbanyak meminum air putih
5. Mengurangi aktivitas diluar rumah (lingkungan yang terkontaminasi polusi
udara/ kabut asap)
6. Segera ke sarana kesehatan bila mengalami kesulitan bernapas atau
gangguan kesehatan lainnya.
Sumber
Wahyuni Dwi (2011) Skripsi Permasalahan kabut asap dalam hubungan
Indonesia dan Malaysia Pada Periode 1997 - 2006

Rici Sugianto, Dampak Kebakaran Hutan Bagi Kesehatan Manusia,


http://uripsantoso.wordpress.com/2010/09/08/dampak-kebakaran-hutan-bagi-
kesehatan-manusia/ diakses pada tanggal 07 mei 2019

Ilmu Geografi Portal Ilmu Geografi Indonesia Pengertian Kabut Asap, Penyebab,
dan Dampaknya http://dosengeografi.com/pengertian-kabut-asap/ diakses pada
tanggal 07 mei 2019

Anda mungkin juga menyukai