Anda di halaman 1dari 10

PAKET ACARA PENYULUHAN

MOLA HIDATIDOSA

OLEH :

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG DI RUANG 9 ONKOLOGI
TAHUN 2018
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diperiksa dan disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Oleh :

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(..................................................) (..............................................)

Mengetahui,
Kaur R. 9 Onkologi

(...............................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Mola Hidatidosa


Hari / Tanggal : Kamis,
Tempat : Ruang 9 Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang
Waktu Pelaksanaan :
Waktu Acara : 20 menit
Peserta / Sasaran : Keluarga pasien dan pasien di Ruang 9

1. Latar Belakang
Di Indonesia, masalah ibu dan anak merupakan sasaran prioritas dalam
pembangunan bidang kesehatan. Angka kematian ibu merupakan salah satu
indikasi yang menentukan derajat kesehatan suatu bangsa. Oleh sebab itu, hal
ini merupakan prioritas dalam upaya peningkatan status kesehatan
masyarakat yang utama di Negara kita. Upaya kesehatan reproduksi salah
satunya yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil dan
bersalin. Adapun penyebab langsung dari kematian ibu di Indonesia adalah
trias klasik yaitu perdarahan, infeksi, dan toksemia gravidarum. Salah satu
penyebab perdarahan saat kehamilan adalah Mola Hidatidosa. Mola
Hidatidosa merupakan penyakit wanita pada masa reproduksi (usia 15-45
tahun) dan pada multipara. Jadi, dengan meningkatnya paritas kemungkinan
menderita Mola Hidatidosa dan lebih besar. Dan Mola Hidatidosa adalah
salah satu penyakit trofoblas yang jinak (Manuaba, 1998:424)
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan keluarga pasien dapat
mengerti dan memahami tentang Mola Hidatidosa (hamil anggur).
b. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, pasien maupun
keluarga pasien dapat :
1. Menjelaskan pengertian tentang Mola Hidatidosa.
2. Menjelaskan tentang penyebab dari Mola Hidatidosa.
3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala yang timbul pada Mola
Hidatidosa.
4. Menjelaskan bahaya dari Mola Hidatidosa.
5. Menjelaskan bagaimana cara penanganan Mola Hidatidosa
6. Menjelaskan apa saja pemeriksaan lanjutan dari Mola Hidatidosa.
2. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi

3. Media/Alat
a. Laptop
b. LCD

4. Rencana Kegiatan
a. Metode : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
b. Media dan Alat Bantu : Power Point
c. Tempat dan Waktu
1) Tempat Kegiatan : Ruang 9 RSSA Malang
2) Hari/Tanggal : kamis,
d. Materi dan Pemateri
1. Moderator
Tugas:
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan
2. Penyuluh
Tugas :
a. Menggali pengetahuan peserta tentang bronchopneumonia
b. Menjelaskan materi tentang bronchopneumonia
c. Menawab pertanyaan peserta
3. Fasilitator
Tugas :
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b. Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c. Memotivasi keluarga pasien agar berpartisipasi dalam
penyuluhan.
d. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya
e. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f. Membagikan leaflet kepada peserta diakhir penyuluhan
4. Observer
Tugas :
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama
kegiatan penyuluhan berlangsung
5. Peserta
Keluarga pasien dan pasien di Ruang 9 RSSA
a. Alokasi Waktu : 20 menit

KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Waktu
Kegiatan Penyuluhan

1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah 5 menit


2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan
memperhatikan
4. Membuat kontrak
3. Menjawab pertanyaan
waktu 4. Menyutujui kontrak
5. Menggali
waktu
pengetahuan tentang 5. Audience menjawab
penyakit Mola pertanyaan
Hidatidosa
2. Kegiatan 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan Ceramah 15
a. Pengertian Mola
Inti memperhatikan dan menit
Hidatidosa
penjelasan penyuluh tanya
b. Penyebab Mola
2. Aktif bertanya
jawab
Hidatidosa 3. Audience mendengarkan
c. Tanda dan gejala
Mola Hidatidosa
d. Bahaya Mola
Hidatidosa
e. Cara penanganan
Mola Hidatidosa
f. Pemeriksaan
lanjutan Mola
Hidatidosa
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta

3. Evaluasi 1. Memberikan 1. Menjawab pertanyaan Diskusi 5 menit


2. Kaur Ruang 9
pertanyaan pada
memberikan kritikan dan
audience saran
2. Kritikan dan saran 3. Pembimbing Institusi
dari Kaur Ruang 9 memberikan kritikan dan
Onkologi saran
3. Kritikan dan saran
dari pembimbing
institusi
4. Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Menyimpulkan materi Diskusi 5 menit
yang disampaikan penyuluhan
2. Menjawab salam
dengan audience
2. Salam penutup

5. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi terstruktur
1) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
2) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya
dalam penyiapan kursi, absensi dan power point.
3) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan
pihak ruang 9 RSSA Malang
b. Evaluasi proses
a) Persiapan penyuluhan tentang mola hidatidosa telah dipersiapkan
sebelum acara dimulai
b) Peserta mengerti tentang mola hidatidosa yang diajarkan petugas
c) Peserta aktif bertanya
d) Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan tanpa alasan yang tidak
jelas

c. Evaluasi hasil
10 dari 12 peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah
disampaikan dengan benar melalui pertanyaan lisan secara serempak.

6. Materi Penyuluhan (terlampir)

7. Daftar Pustaka
Abdullah. M.N. dkk. Mola Hidatidosa. PEDOMAN DIAGNOSIS DAN
TERAPI LAB/UPF. KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN.
RSUD DOKTER SOETOMO SURABAYA. 1994. Hal 25 - 28.

Mansjoer, A. dkk. Mola Hidatidosa. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jilid I. Media Aesculapius.
Jakarta.2001. Hal 265 – 267

Mochtar. R. Penyakit Trofoblas. SINOPSIS OBSTETRI. Jilid I. Edisi2.


Penerbit Buku Kedokteran. ECG. Jakarta. 1998. Hal. 238 - 243.

Prawirohadjo, S. & Wiknjosastro, H. Mola Hidatidosa. ILMU


KANDUNGAN. Yayasan Bina Pustaka SARWONO PRAWIROHADJO.
Jakarta. 1999. Hal 262 – 264

Astrawinata, S.R. Mola Hidatidosa. OBSETETRI PATOLOGIK. Bagian


Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
ELSTAR OFFSET. Bandung. 1981. Hal 38 – 42.
Lampiran
MATERI MOLA HIDATIDOSA
A. DEFINISI
Mola hidatidosa (hamil anggur) adalah kelainan di dalam kehamilan
dimana jaringan plasenta (ari-ari) berkembang dan membelah terus menerus
dalam jumlah yang berlebihan. Mola dapat mengandung janin (mola parsial)
atau tidak terdapat janin di dalamnya (mola komplit). Pada kebanyakan kasus,
mola tidak berkembang menjadi keganasan, namun sekitar 2 – 3 kasus per
1000 wanita, mola dapat berubah menjadi ganas dan disebut koriokarsinoma.
Kemungkinan terjadinya mola berulang berkisar 1 dari 1000 wanita. Kadar
hormon yang dihasilkan oleh mola hidatidosa lebih tinggi dari kehamilan
biasa.

B. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala kehamilan dini didapatkan pada mola hidatidosa.
Kecurigaaan biasanya terjadi pada minggu ke 14 - 16 dimana ukuran rahim
lebih besar dari kehamilan biasa, pembesaran rahim yang terkadang diikuti
perdarahan, dan bercak berwarna merah darah beserta keluarnya materi
seperti anggur pada pakaian dalam. Tanda dan gejala serta komplikasi mola :
1. Mual dan muntah yang parah yang menyebabkan 10% pasien masuk RS
2. Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih besar)
3. Tidak merasakan gerakan anak
4. Perdarahan pada hamil muda (1-2 bulan ), sedikit/banyak, keluar
gelembung-gelembung Mola Hidatidosa
5. Gejala – gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup,
penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan
berkeringat, kulit lembab
6. Gejala – gejala pre-eklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan
tungkai, peningkatan tekanan darah, proteinuria (terdapat protein pada air
seni)

C. ETIOLOGI
Penyebab pasti belum ada. Namun ada factor tertentu yang menyebabkan
Mola hidatidosa, antara lain :
1. Sosial ekonomi yang rendah
2. Kekurangan protein
3. Umur ibu kurang < 20 tahun
4. Umur ibu > 35 tahun dengan sering melahirkan/punya anak banyak

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan kadar Hcg dalam air seni selama 1-2 tahun. Dimulai 2 mg
setelah curet ke II , dengan jarak pemeriksaan 2 mg
2. Bila 2x pemeriksaan hasil HCG (-) dikatakan sembuh, namun tetap
control:
untuk wanita yang sudah punya anak tetap control selama 2 tahun
untuk wanita yang belum punya tetap control selama 1 tahun
3. Selama 1-2 tahun penderita tidak boleh hamil
4. KB kondom, pil atau spiral
5. Makan dengan porsi banyak yang bergizi tinggi ( TKTP )
6. Selama hamil, makanan harus bergizi
7. Sebaiknya tidak hamil di usia < 20 tahun dan > 35 tahun
8. Periksa hamil sedini mungkin semenjak terlambat haid
9. Pemeriksaan hamil rutin dan ikuti petunjuk dari dokter dan petugas

E. BAHAYA MOLA HIDATIDOSA


1. Pendarahan yang hebat sampai syok, bahkan kematian
2. Mola menembus dinding rahim (perforasi)
3. Infeksi sampai sepsis (infeksi seluruh tubuh)
4. Payah jantung
5. 56% menjadi ganas, berlangsung 7 hari- 3tahun sesudah Mola.

F. PENANGANAN
1. Perbaiki KU ibu dengan infuse, K/P transfuse
2. Pengeluaran jaringan Mola hidatidosa : dengan curet 2 kali , jarak curet
ke 1 dan ke 2 kurang lebih 7-14 hari
3. Persiapan penderita
- puasa sejak 6 jam sebelum curet
- bila mulut rahim masih menutup pasang Laminaria stief 12 jam
sebelum curet
- pemasangan selang air kencing
- pemberian infuse dengan oksitosin
- sedia darah
4. Rencana pengobatan
- Diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi
- Dilaksanakan kuretase
- Durante kuretase drip oksitosin 20UI/500 cc cairan
5. Pengangkatan Rahim
- Usia ibu > 35 tahun dan sering melahirkan/punya anak banyak
- Ada tanda-tanda keganasan
6. Pengobatan Sistostatika
- Usia > 35 tahun dan sering melahirkan anak banyak
- Selama dirawat :
- Ibu tirah baring , kurangi aktifitas agar tidak terjadi perdarahan
- Makanan bergizi, untuk mempertinggi daya tahan tubuh

Anda mungkin juga menyukai