MOLA HIDATIDOSA
OLEH :
Oleh :
(..................................................) (..............................................)
Mengetahui,
Kaur R. 9 Onkologi
(...............................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Latar Belakang
Di Indonesia, masalah ibu dan anak merupakan sasaran prioritas dalam
pembangunan bidang kesehatan. Angka kematian ibu merupakan salah satu
indikasi yang menentukan derajat kesehatan suatu bangsa. Oleh sebab itu, hal
ini merupakan prioritas dalam upaya peningkatan status kesehatan
masyarakat yang utama di Negara kita. Upaya kesehatan reproduksi salah
satunya yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil dan
bersalin. Adapun penyebab langsung dari kematian ibu di Indonesia adalah
trias klasik yaitu perdarahan, infeksi, dan toksemia gravidarum. Salah satu
penyebab perdarahan saat kehamilan adalah Mola Hidatidosa. Mola
Hidatidosa merupakan penyakit wanita pada masa reproduksi (usia 15-45
tahun) dan pada multipara. Jadi, dengan meningkatnya paritas kemungkinan
menderita Mola Hidatidosa dan lebih besar. Dan Mola Hidatidosa adalah
salah satu penyakit trofoblas yang jinak (Manuaba, 1998:424)
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan keluarga pasien dapat
mengerti dan memahami tentang Mola Hidatidosa (hamil anggur).
b. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, pasien maupun
keluarga pasien dapat :
1. Menjelaskan pengertian tentang Mola Hidatidosa.
2. Menjelaskan tentang penyebab dari Mola Hidatidosa.
3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala yang timbul pada Mola
Hidatidosa.
4. Menjelaskan bahaya dari Mola Hidatidosa.
5. Menjelaskan bagaimana cara penanganan Mola Hidatidosa
6. Menjelaskan apa saja pemeriksaan lanjutan dari Mola Hidatidosa.
2. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
3. Media/Alat
a. Laptop
b. LCD
4. Rencana Kegiatan
a. Metode : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
b. Media dan Alat Bantu : Power Point
c. Tempat dan Waktu
1) Tempat Kegiatan : Ruang 9 RSSA Malang
2) Hari/Tanggal : kamis,
d. Materi dan Pemateri
1. Moderator
Tugas:
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan
2. Penyuluh
Tugas :
a. Menggali pengetahuan peserta tentang bronchopneumonia
b. Menjelaskan materi tentang bronchopneumonia
c. Menawab pertanyaan peserta
3. Fasilitator
Tugas :
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b. Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c. Memotivasi keluarga pasien agar berpartisipasi dalam
penyuluhan.
d. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya
e. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f. Membagikan leaflet kepada peserta diakhir penyuluhan
4. Observer
Tugas :
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama
kegiatan penyuluhan berlangsung
5. Peserta
Keluarga pasien dan pasien di Ruang 9 RSSA
a. Alokasi Waktu : 20 menit
KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Waktu
Kegiatan Penyuluhan
5. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi terstruktur
1) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
2) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya
dalam penyiapan kursi, absensi dan power point.
3) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan
pihak ruang 9 RSSA Malang
b. Evaluasi proses
a) Persiapan penyuluhan tentang mola hidatidosa telah dipersiapkan
sebelum acara dimulai
b) Peserta mengerti tentang mola hidatidosa yang diajarkan petugas
c) Peserta aktif bertanya
d) Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan tanpa alasan yang tidak
jelas
c. Evaluasi hasil
10 dari 12 peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah
disampaikan dengan benar melalui pertanyaan lisan secara serempak.
7. Daftar Pustaka
Abdullah. M.N. dkk. Mola Hidatidosa. PEDOMAN DIAGNOSIS DAN
TERAPI LAB/UPF. KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN.
RSUD DOKTER SOETOMO SURABAYA. 1994. Hal 25 - 28.
C. ETIOLOGI
Penyebab pasti belum ada. Namun ada factor tertentu yang menyebabkan
Mola hidatidosa, antara lain :
1. Sosial ekonomi yang rendah
2. Kekurangan protein
3. Umur ibu kurang < 20 tahun
4. Umur ibu > 35 tahun dengan sering melahirkan/punya anak banyak
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan kadar Hcg dalam air seni selama 1-2 tahun. Dimulai 2 mg
setelah curet ke II , dengan jarak pemeriksaan 2 mg
2. Bila 2x pemeriksaan hasil HCG (-) dikatakan sembuh, namun tetap
control:
untuk wanita yang sudah punya anak tetap control selama 2 tahun
untuk wanita yang belum punya tetap control selama 1 tahun
3. Selama 1-2 tahun penderita tidak boleh hamil
4. KB kondom, pil atau spiral
5. Makan dengan porsi banyak yang bergizi tinggi ( TKTP )
6. Selama hamil, makanan harus bergizi
7. Sebaiknya tidak hamil di usia < 20 tahun dan > 35 tahun
8. Periksa hamil sedini mungkin semenjak terlambat haid
9. Pemeriksaan hamil rutin dan ikuti petunjuk dari dokter dan petugas
F. PENANGANAN
1. Perbaiki KU ibu dengan infuse, K/P transfuse
2. Pengeluaran jaringan Mola hidatidosa : dengan curet 2 kali , jarak curet
ke 1 dan ke 2 kurang lebih 7-14 hari
3. Persiapan penderita
- puasa sejak 6 jam sebelum curet
- bila mulut rahim masih menutup pasang Laminaria stief 12 jam
sebelum curet
- pemasangan selang air kencing
- pemberian infuse dengan oksitosin
- sedia darah
4. Rencana pengobatan
- Diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi
- Dilaksanakan kuretase
- Durante kuretase drip oksitosin 20UI/500 cc cairan
5. Pengangkatan Rahim
- Usia ibu > 35 tahun dan sering melahirkan/punya anak banyak
- Ada tanda-tanda keganasan
6. Pengobatan Sistostatika
- Usia > 35 tahun dan sering melahirkan anak banyak
- Selama dirawat :
- Ibu tirah baring , kurangi aktifitas agar tidak terjadi perdarahan
- Makanan bergizi, untuk mempertinggi daya tahan tubuh