Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gusti Sarifudin Mi’roj

NIM : 180210101155
Prodi : Pendidikan Matematika

Dari Ejaan Lama Hingga Ejaan Yang Disempurnakan

1. Ejaan Van Ophuijsen


Di tahun 1901 ejaan Bahasa melayu resmi dirubah oleh pemerintah kolonial dengan
menambahkan ejaan van ophuijsen. Ejaan tersebut diciptakan oleh seorang warga
negara belanda dan dibantu oleh dua orang teman pribumi yakni Engku Nawawi Gelar
Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Dalam ejaan van ophuijsen
terdapat hal yang paling menonjol, yaitu
a) Huruf J untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, dan sajang
b) Huruf OE untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, dan oemoer.
c) Tanda dikritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata
ma’moer, ta’, pa’, dinamai’, dan ‘akal

2. Ejaan Soewandi
Ejaan soewandi resmi menggantikan ejaan van ophuijsen pada tanggal 19 maret
1947. Ejaan tersebut dikenal oleh masyarakat oleh ejaan republic. Sehubungan dengan
pergantian ejaan tersebut perlu diketahui beberapa hal diantaranya:
a) Huruf OE diganti dengan huruf U, misalnya guru, uang, umur, dan itu
b) Bunyi hamzah dan bunyi sentak dirubah dengan ditulis dengan huruf K,
misalnya pak, tak, Makmur, maklum, rakjat.
c) Kata berulang boleh disingkat dengan dituliskan angka 2, misalnya jalan2,
rumah2, makan2.
d) Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis dengan kata yang
mengikutinya, misalnya kata depan di pada dirumah,dikebun disetarakan
dengan di pada ditulis, dikarang, dipukul

3. Ejaan Melindo
Diakhir tahun 1959 terjadi sebuah persidangan yang dinamai sidang peruntusan
melayu dan Indonesia yang diketuai oleh Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, yang
menghasilkan sebuah konsep ejaan gabungan yang dikenal dengan sebutan ejaan
Malindo (Melayu Indonesia). Dikarenakan perkembangan politik selama bertahun-tahun
sehingga ejaan tersebut batal diresmikan.

4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)


Pada tanggal 16 agustus 1972 presiden republic Indonesia meresmikan
penggunaan ejaan Bahasa Indonesia. Berdasarkan keputusan presiden no. 57 tahun
1972. Depertemen Pendidikan dan kebudayaan memnyebarkan buku-buku kecil dengan
judul pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, sebagai acuan pemakain
ejaan tersebut.
Karena acuan itu perlu dilengkapi, panitia pengembangan Bahasa Indonesia,
departemen Pendidikan dan kebudayaan yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan
kebudayaan dengan surat keputusan pada tanggal 12 oktober 1972 no. 156/P/1972
dengan Amran Halim sebagai ketua menyusun buku-buku yang berisikan pedoman
penggunaan Bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan yang berupa
pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu Menteri Pendidikan dan
kebudayaan dengan surat keputusan no. 0196/1975 memberlakukan pedoman umum
ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan dan pedoman umum pembentuk istilah. Di
tahun 1987 kedua pedoman tersebut ditata ulang. Edisi terbaru diperkuat dengan
dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan no. 0543a/U/1987 pada
tanggal 9 september 1987.
Daftar Pustaka
E. Zaenal Arifin, S. Amran Tasai. 1995. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Akademika Pressindo

Anda mungkin juga menyukai