Anda di halaman 1dari 6

Tugas 3 Budaya Melayu

Nama : Glora Imanuel Sembiring

NIM : 2007113944

Resume Catatan Penting:

1. Kesantunan Bahasa Melayu

Kesantunan berbahasa mencakup kemampuan memilih kata dan kearifan merangkai kata. Dalam adat
budaya Melayu, pemakaian Bahasa dibedakan menjadi 3 yaitu Bahasa Mendaki, Mendatar, dan
Menurun.

2. Mengenal Arab Melayu

Arab Melayu adalah aksara utama dalam penyebaran Bahasa Melayu di Nusantara yang sepantung
dengan dakwah syiar agama Islam pada abad ke-12 Masehi.

2.1 Upaya Pembakuan Kaidah

Penggunaan aksara Arab Melayu kemudian merambah pada Bahasa persuratan, pengalihan sastra lisan
menjadi tulisan hingga penulisan cerita dan hikayat. Upaya pembakuan pernah dilakukan oleh Abdullah
bin Abdul Qadir al-Munsyi, Raja Ali Haji, Za’ba.

2.2 Kemunduran Arab Melayu

Masalah yang terjadi pada Arab Melayu adalah ketidak beraturan bentuk penulisan.

2.3 Kebangkitan Arab Melayu

Pada tahun 1990-an di Pekanbaru, GP Ade Darmawi dkk memulai upaya mandiri untuk menerapkan
Arab Melayu pada media umum.

3. Hakikat Kaidah

1. Huruf Arab Melayu

Huruf Arab Melayu terdiri dari Huruf Hijaiyah, Huruf Elah, dan Huruf Melayu.

2. Ketetapan Huruf dan Geh

3. Resposisi Fungsi dan Kedudukan Hamzah

4. Kata dasar dengan Huruf Illah

Terdiri dari biasa dan diftong (lunak)

5. Kata Dasar dengan Bunyi Akhir K


Terdapat kajian melalui analisa dan perbandingan dari pakem serta ketetapan-ketetapan yang telah ada.

1. Ulasan Raja Ali Haji

2. Transliterasi Herman Von de Wall

3. Analisa berdasarkan Awalan-Akhiran

5. Hukum Darlung

4. Pembakuan Kaidah

1. Penerapan Kaidah

Kaidah penulisan Arab Melayu berdasarkan 3 kriteria, yakni kaidah Bahasa Arab, naskah lama berhuruf
Arab Melayu, dan EYD.

5. Bahasa Melayu Berkias (Figuratif)

1. Pandangan Terhadap Bahasa

Bahasa Melayu kaya dengan ungkapan-ungkapan khas seperti pepatah, peribahasa, perumpamaan dan
bidal.

2. Lambang Sosial Budaya

Orang Melayu menggunakan lambang social budaya yang khas, yaitu sirih pinang.

3. Sebaran Dialek Bahasa Melayu Riau

Bahasa Melayu dapat dilihat berdasarkan tiga wilayah budaya yaitu suku asli, masyarakat adat, dan
kerajaan.

6. Sastra Melayu : Pengertian dan Konsep

1. Istilah Sastra

Istilah sastra memiliki sejarah mulai dari pra sejarah hingga saat ini, yaitu sesuatu yang tertulis, susastra,
dan indah baik lisan dan tulisan.

2. Sastra Melayu

Sastra jenis ini merupakan asli milik orang Melayu.

3. Sastra Melayu Klasik

Istilah ini dimunculkan untuk membedakan dengan sastra Melayu awal. Contoh sastra melayu klasik
berdasarkan pembagian Liaw Yock Fang, yaitu sastra hikayat, kesusastraan zaman islam, cerita
berbingkai, sastra Kitab, dan sastra sejarah.
4. Sastra Melayu Modern

Ditandai dengan menonjolnya semangat kebangsaan dan kehadiran pengaruh eropa dan barat. Secara
umum, sastra melayu modern terbagi atas genre naratif dan genre nonnaratif.

7. Sastra Melayu: Pantun

Jenis –jenis pantun, yaitu pantun adat, pantun berkait, pantun jenaka, pantun percintaan, pantun
nasihat, dan pantun sindiran.

8. Sastra Melayu : Syair

Terdapat variasi syair yaitu dua baris serangkai dengan rima ab ab, tiga baris serangkap dengan rima a a
b, empat baris serangkap dengan rima aa aa, empat baris serangkap dengan rima ab ab, empat baris
serangkap dengan rima aa bb, empat baris serangkap dengan rima aa ab, empat baris serima, dan
empat baris berkait. Contoh syair Melayu Riau yaitu Syair timang anak, syair anak janda, syair siksa
kubur, syair indahnya alam.

9. Sastra Melayu : Gurindam

1. Gurindam Dua Belas, Raja Ali Haji

Terdapat dua belas pasal berisi petunjuk dan nasihat yang sesuai dengan jalan surfisme.

10. Sastra Melayu : Mantra

Mantra adalah ucapan berdaya magis yang digunakan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari oleh
masyarakat Melayu tradisional. Istilah mantra tersebut dapat disenaraikan sebagai serapah, jampi,
tawar, tangkal, cuca, dan oja. Syarat mantra yaitu mantra mempunyai kekuatan magik, mantra pada
dasarnya mengandung dua hal yang bertentangan, rayuan dan perintah, mantra banyak mengandung
kata yang kurang umum, jika dibaca keras, mantra mengeluarkan bunyi bersifat magis.

11. Sastra Melayu : Peribahasa

Peribahasa ini ada juga dalam bentuk pepatah, perbilangan, perumpamaan, lidah pendeta, kiasan,
tamsil, dan ibarat. Peribahasa digunakan oleh orang Melayu dalam upacara-upacara adat dan social
kemasyarakatan.

12. Sastra Melayu : Pepatah-petitih

Ini masuk genre besar peribahasa. Pepatah-petitih tergolong dalam tradisi lisan yang tidak digayakan.
Umunya yang menggunakan pepatah-petitih seperti pemuka adat, alim ulama, bathin, dan kaum
cendekiawan.

12. Sastra Melayu : Seloka


Suatu bentuk genre nonnaratif yang terdiri dari dua baris. Tiap baris mengandung lebih kurang 16 suku
kata, tersusun dalam empat unit. Seloka diperlukan karena bersesuaian dengan sifat halus orang Melayu
untuk menyindir, mengejek, memberi pengajaran, dan panduan kepada seseorang sebagai alat kawalan
social dan protes social.

13. Hikayat

Hikayat menyampaikan kisah manusia dan seringkali juga tentang hewan bersifat manusia seperti
kemampuan berbicara. Ada 2 genre kayat yang dipertunjukkan yakni kayat pantun dan kayat kisah kisah
akhirat.

14. Sastra Melayu : Dongeng

Dongeng melayu mengisahkan tentang pelbagai aspek kehidupan seperti marwah, martabat, cinta
sejati, kekuatan akal, orang-orang miskin, tolol dan pintar-pintar bodoh.

15. Sastra Melayu : Legenda

Legenda adalah cerita rakyat yang ditokohi manusia yang ada kalanya memiliki sifat-sifat luar biasa dan
dibantu oleh kuasa atau tokoh ajaib. Di Riau, legenda yang sudah didokumentasikan adalah legenda
yang membangun kepribadian anak dan bermotif cerita anak durhaka.

16. Sastra Melayu : Cerita Jenaka

Cerita jenaka dalam alam orang Melayu cenderung menggambarkan kebodohan watak tokoh. Orang
Melayu menyebut genre sastra ini dengan cerita pelipur lara atau penghibur lara, media pendidikan,
serta kritik untuk lingkungannya.

17. Tambo

Tambo adalah sejarah yang terjadi dikumpulkan menjadi sebuah teks tertulis dalam sebuah buku.
Tambo akan dibacakan setahun sekali dihadapan orang negeri. Biasanya, pembacaan tambo diadakan
pada hari-hari keagamaan.

18. Sastra Melayu dan Prosa yang digayakan

1. Kayat Pantun

2. Kayat Porang (Prosa)

3. Onduo

4. Nandung atau Senandung

5. Basiacuong dan Sisombau

6. Koba
7. Koba Nyanyi Panjang

8. Baghandu

9. Cakap Adat

19. Dikei

Dikei adalah sebuah teknik yang dilakukan untuk satu tujuan yaitu membuat obat oleh seorang shman
yang disebut kemantan dengan memanggil roh-roh agar memberikan bantuan pengobatan dan
mengubah orang yang sakit menjadi sehat. Ritual dikei terbagi 2 macam yaitu dikei biasa dan kelongkap.

20. Genggong

Alat music petik seprti gitar tanpa senar yang berasal dari bahan besi. Genggong biasanya dimainkan
pada acara pesta pernikahan. Permainan ini juga disandingkan dengan permainan music yang lain
seperti salung dan rebab.

21. Zikir Gebano

Bejike seni pertunjukkan khas puji-pujian dengan diiringi rebana. Seni kata dalam dikir rebana banyak
memakai Bahasa Arab yang memuji kebesaran Tuhan dan memuliakan rasul. Bejike untuk meramaikan
acara yang dilakukan pada saat perayaan perkawinan, semalam suntuk.

22. Lamut

Genre sastra lisan yang berasal dari Melayu-Banjar di Indragiri Hilir dan Bengkalis. Kata lamut berasal
dari nama tokoh utama dalam cerita Pewayangan Banjar yang bernama Paman Lamut. Garis besar cerita
Lamut adalah kehidupan sehari-hari yang berlatar belakang kehidupan istana dan rakyat biasa.

23. Nyanyian Antau Kopa

Merupakan sastra lisan jenis non naratif yang berisikan pantun dengan penyampaian gaya dinyanyikan.
Logu atau kopa menceritakan kisah orang yang berakit dari Pasirpengarayan ke Bagan Sapi-api.

24. Surat Kapal

Surat kapal ini berupa syair yang dibacakan pada upacara perkawinan dan berisi kisah kedua mempelai
yang dimulai dari masa pertemuan atau masa percintaan sampai menuju jenjang perkawinan. Yang
dipakai oleh kebanyakan orang adalah Pas Kapal, sedangkan yang dipakai kaum bangsawan adalah Pas
Cendrawasih.

25. Menjarum

Menjarum artinya berkata-berkata. Biasanya digunakan pada acara pernikahan.

26. Sastra Melayu Riau : Pengarang dan Karya Sastra Riau Modern
Para pengarang kebanyakan tinggal di istana, tidak bernama, dan hanya meninggalkan jejak identitas
dalam prolog-prolog karya mereka yang dapat dikelompokkan ke dalam sebutan Dalang merupakan
pengarang yang percaya diri, dagang sebagai narrator yang bimbang.

27. Periodisasi Sastra Melayu Riau

Periodisasi UU Hamdy terdiri dari Generasi Raja Ali Haji 1850an-1880an, Generasi Rusyidiah 1890an-
1920an, Generasi Tuan Guru Abdul Rahman Siddik 1920an-1930an, Generasi Soeman 1920an-1940an,
Generasi Yong Dolah 1950an-1960an, Generasi Ibrahim Sattah 1960 an -1970 an, Generasi Dasri al
Mubary 1980 an.

Penjelasan Tambahan dan Uraiannya :

Raja Ali Haji(1809-1873) merupakan pujangga Melayu yang amat termahsyur. Beliau sangat aktif dalam
Bahasa dan pembuatan sastra Melayu. Beliau ada menulis buku yang berjudul Bustan al-Katibin dalam
Muqaddimah dan Kitab Pengetahuan Bahasa. Beliau juga membuat sastra melayu yaitu gurindam.
Gurindam diberi nama Gurindam dua belas oleh Raja Ali Haji pada 1846.

Pasal 3 berbunyi

Apabila terpelihara mata, sedikitlah cita-cita

Apabila terpelihara kuping, khabar jahat tiadalah damping

Apabila terpelihara lidah, niscaya dapat daripadanya faedah

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan, daripada segala berat dan ringan

Apabila perut terlalu penuh, keluarlah fi’il yang tiada senonoh

Anggota tangah hendaklah ingat, disitulah banyak orang yang hilang semangat

Hendaklah peliharakan kaki, daripada berjalan yang membawa rugi

Maksudnya kita harus menjaga anggota tubuh kita dan menghindari hal-hal jahat yang dapat merusak
anggota tubuh kita.

Anda mungkin juga menyukai