NIM : 2101415052
Rombel :2
Analisislah jenis-jenis acara berikut ini, berdasarkan aspek yang diamati berikut ini!
A. Acara Resmi
Aspek yang diamati.
1. Teknik menciptakan suasana dengan suara
a. Speed
b. Tone
Tone seorang pewara dalam acara resmi yaitu rendah.
c. Volume
Volume pewara dalam memandu acara resmi yaitu harus kuat (bulat).
d. Power
Power pewara dalam acara resmi yaitu power yang kuat. Suara yang
dihasilkan harus tepat sesuai dengan penggunaan kata, sehingga mantap dan
berwibawa.
e. Timbre
Timbre seorang pewara dalam memadu acara resmi yaitu khidmat dan
serius, sehingga dapat mempengaruhi pendengarnya.
f. Napas
b. Stressing
c. Phrasing
d. Kontur
Pada acara resmi pola naik turunnya nada harus stabil tidak boleh diawal
dengan nada yang rendah dan tiba-tiba meledak-ledak. Pada acara resmi kontur
seorang pewara harus dikondisikan dengan baik.
4. Santun kinestetika
a. Cara duduk
Cara duduk yang tepat yaitu denga posisi tubuh tegak, bahu relaks,
tangan diatas pangkuan, dan kaki tertumpang rapi atau rapat searah untuk
wanita.
b. Cara berdiri
Saat berdiri untuk wanita membentuk sudut 45˚, sikap tubuh tegak, dada
tegap, dan bahu rileks. Namun untuk pria kaki sedikit terbuka.
c. Cara berjalan
Cara berjalannya yaitu posisi tubuh tegak, bahu relaks, dan langkah
mantap.
d. Cara menyapa
Cara menyapa seorang pewara dalam acara resmi yaitu dengan suara
yang mantap dan bulat dengan penentuan jeda yang sesuai. Dalam menyapa
biasanya pewara menatap langsung orang yang disebutkannya dan disertai
dengan senyuman.
e. Kontak mata
5. Penampilan
a. Busana
- Busana pewara wanita yaitu seragam kantor, two pieces, atau tree pieces
dengan blazer.
- Busana pewara pria yaitu seragam kantor, safari, atau setelan jas.
b. Make up
Make up yang digunakan yaitu natural look.
6. Kiat tampil memikat
1. Eye contact
Kepewaraan menyangkut teknik komunikasi tatap muka yang bersifat
dua arah. Teknik pertama untuk menjalin hubungan adalah melihat langsung
kepada khalayak dengan cara sapukan pandangan Anda ke semua audiens.
2. Emotional Contect
3. Voice Art
7. Etiket
Etiket pewara yang dapat memukau audiens adalah sebagai berikut.
a. Pewara tidak harus membacakan susunan acara pada pembukaan acara.
b. Seusai pejabat memberikan sambutan pada acara resmi pewara tidak
memberikan ucapan terima kasih, komentar, atau tanggapan tentang
sambutan tersebut.
c. Bila mempersilakan pejabat untuk memberikan sambutan sebaiknya pewara
bergerak meninggalkan mic pada saat yang sama dengan saat pejabat
meninggalkan mic.
d. Jangan memulai acara berikutnya sebelum pejabat yang baru saja selesai
memberikan sambutan tiba ditempat duduknya.
e. Apabila acara tersebut banyak melibatkan wartawan, fotografer, dan
kameramen, sehingga kegiatan mereka mengganggu jalannya acara, secara
formal beri kesempatan kepada mereka untuk mengambil gambar dan
segera akhiri dengan cara yang sama.
f. Untuk catatan-catatan, gunakan kertas yang terpotong rapi dengan catatan
yang teratur dan jangan mengangkat kertas terlalu tinggi.
g. Jangan memukul, meniup, atau selalu menggerakkan mic, sebelum dan pada
saat berbicara.
B. Acara Keagamaan
Aspek yang diamati.
1. Teknik menciptakan suasana dengan suara
a. Speed
b. Tone
c. Volume
Volume dalam acara keagamaan yaitu kuat (bulat).
d. Power
Power pewara dalam acara keagamaan yaitu power yang kuat. Suara
yang dihasilkan harus tepat sesuai dengan penggunaan kata, sehingga mantap
dan berwibawa dalam membawakan acara.
e. Timbre
Timbre seorang pewara dalam acara keagamaan dalam memadu acara
yaitu khidmat, sehingga dapat mempengaruhi pendengarnya.
f. Napas
Napas yang digunakan oleh pewara dalam menjadi pewara acara
keagamaan yaitu boleh menggunakan suara perut dan boleh menggunakan suara
mulut karena acara keagamaan bukan suatu acara yang formal, melainkan acara
yang nonformal sehingga tidak dituntut membawakan acara yang formal sekali.
2. Teknik berbicara
a. Artikulasi
Artikulasi seorang pewara harus jelas, benar, dan sesuai dengan kaidah
kebahasaan yang benar supaya mudah dipahami oleh audiens. Terkadang dalam
acara keagamaan juga diselingi dengan kata dalam bahasa daerah untuk
memudahkan audiens dalam memahami maksud tertentu.
b. Stressing
c. Phrasing
Pada acara keagamaan seorang pewara dalam pembicaraannya
sebaiknya ada jeda agar dapat dipahami dengan cepat dan tepat oleh audiens.
Pewara tidak boleh berbicara terlalu cepat karena akan membuat audiens sulit
memahami maksud pewara dan pewara juga tidak boleh berbicara lambat
karena akan membuat audiens mengantuk, lelah, dan cepat bosan. Apalagi
dalam acara keagamaan misalnya maulid nabi, pasti audiens ingin segera
menyaksikan hikmah halal bihalal (ceramah dari kyai), sehingga jangan terlalu
membuat audiens lama menunggu yang membuat acara tidak kondusif.
d. Kontur
Kontur (tinggi rendahnya nada) dalam acara keagamaan yaitu dapat
bervariasi, terkadang pewara harus menggunakan nada yang tinggi guna
membangkitkan semangat para audiens seperti mengajak bersholawat dan dapat
menggunakan nada rendah ketika menyebut nama kyai untuk melakukan
ceramah keagamaan.
3. Sentuhan beauty sentences
4. Santun kinestetika
a. Cara duduk
Cara duduk seorang pewara dalam keagamaan harus sopan dan rapi.
posisi tubuh tegak, bahu relaks, tangan diatas pangkuan, dan kaki tidak boleh
tertumpang karena dalam acara tersebut pewara menjadi pusat perhatian dan
guna menghormati para tamu undangan yang kebanyakan pasti dari para habib,
kyai, dan para ulama lainnya.
b. Cara berdiri
Saat berdiri untuk wanita membentuk sudut 45˚, sikap tubuh tegak, dada
tegap, dan bahu rileks. Namun untuk pria kaki sedikit terbuka,
c. Cara berjalan
Cara berjalannya yaitu posisi tubuh tegak, bahu relaks, dan langkah
mantap serta mengutamakan kesopanan.
d. Cara menyapa
e. Kontak mata
Pandangi audiens ke seluruh ruangan, pandangan tempat ke mata
mereka, dan dekatilah apabila ada yang tidak intens dengan Anda.
5. Penampilan
a. Busana
b. Make up
Make up yang digunakan tidak berlebihan dan sederhana.
6. Kiat tampil memikat
a. Eye contact
Kepewaraan menyangkut teknik komunikasi tatap muka yang bersifat
dua arah. Teknik pertama untuk menjalin hubungan adalah melihat langsung
kepada khalayak dengan cara sapukan pandangan Anda ke semua audiens.
b. Opening touch
Acara keagamaan merupakan acara yang relaks dan santai, maka dari itu
untuk menciptakan suasana tersebut diperlukan beberapa hal yang harus
dilakukan karena terkadang ada audiens yang belum siap untuk memulai
acara. Suasana terasa kaku dan lesu. Maka dari itu seorang pewara dituntut
untuk mencairkan suasana dengan Opening touch pada pembukaan yang
dibentuk dari lelucon, pertanyaan, dan pernyataan yang kontroversial.
Bahkan pewara dapat mengawalinya dengan mengajak audiens untuk
bersholawat.
c. Emotional Contect
d. Voice Art
e. Humor
C. Acara Kekeluargaan
Aspek yang diamati.
1. Teknik menciptakan suasana dengan suara
a. Speed
b. Tone
2. Teknik berbicara
a. Artikulasi
Artikulasi seorang pewara harus jelas, benar, dan sesuai dengan kaidah
kebahasaan yang benar supaya mudah dipahami oleh audiens. Terkadang dalam
acara kekeluargaan juga diselingi dengan kata dalam bahasa daerah untuk
memberikan kesan haru dari audiens, keluarga, maupun yang lain.
b. Stressing
4. Santun kinestetika
a. Cara duduk
Cara duduk yang tepat yaitu denga posisi tubuh tegak, bahu relaks, tangan
diatas pangkuan, dan kaki tertumpang rapi atau rapat searah untuk wanita.
b. Cara berdiri
Saat berdiri untuk wanita membentuk sudut 45˚, sikap tubuh tegak, dada
tegap, dan bahu rileks. Namun, untuk pria kaki sedikit terbuka.
c. Cara berjalan
Cara berjalannya yaitu posisi tubuh tegak, bahu relaks, dan langkah
mantap.
d. Cara menyapa
Cara menyapa seorang pewara dalam acara kekeluargaan yaitu dengan
suara yang mantap dan bulat dengan penentuan jeda yang sesuai. Dalam
menyapa biasanya pewara menatap langsung orang yang disebutkannya dan
disertai dengan senyuman.
e. Kontak mata
b. Make up
Make up yang digunakan yaitu menggunakan make up lengkap.
6. Kiat tampil memikat
a. Eye contact
Kepewaraan menyangkut teknik komunikasi tatap muka yang bersifat
dua arah. Teknik pertama untuk menjalin hubungan adalah melihat langsung
kepada khalayak dengan cara sapukan pandangan Anda ke semua audiens.
b. Emotional Contect
Seorang pewara harus mempu menciptakan suasana kebersamaan dan
dialogis. Perlu diciptakan emosi yang terkendali yang merupakan kekuatan
pengikat antara pewara dan audiens, sehingga pembicaraan lebih menarik.
Oleh karena itu, perlu diusahakan agar pembicaraan beremosi (emotional
contect). Hal ini bisa dilakukan dengan mempertegas kata, mengulang kata,
menunda kata, dan memperpanjang kalimat.
c. Voice Art
Pewara dapat menarik perhatian dengan suara yang bervariasi. Voice art
dipakai untuk sekadar improvisasi atau ingin menujukkan identitas. Acting
suara merupakan variasi dalam dialog pewara yang dapat membuat audiens
mengetahui identitas seseorang melalui suaranya.
7. Etiket
Etiket pewara yang dapat memukau audiens adalah sebagai berikut.
a. Pewara harus membacakan susunan acara pada pembukaan acara supaya
audiens mengetahuinya.
b. Bila mempersilakan seseorang untuk memberikan sambutan sebaiknya
pewara bergerak meninggalkan mic pada saat yang sama dengan saat dia
meninggalkan mic.
c. Jangan memulai acara berikutnya sebelum seseorang yang sambutan tiba
ditempat duduknya.
d. Apabila acara tersebut banyak melibatkan wartawan, fotografer, dan
kameramen, sehingga kegiatan mereka mengganggu jalannya acara, secara
formal beri kesempatan kepada mereka untuk mengambil gambar dan
segera akhiri dengan cara yang sama.
e. Untuk catatan-catatan, gunakan kertas yang terpotong rapi dengan catatan
yang teratur dan jangan mengangkat kertas terlalu tinggi.
f. Jangan memukul, meniup, atau selalu menggerakkan mic, sebelum dan pada
saat berbicara.
D. Acara Hiburan
Aspek yang diamati.
1. Teknik menciptakan suasana dengan suara
a. Speed
Speed yang dilakukan oleh seorang yang pewara dalam acara hiburan
yaitu kadang agak cepat.
b. Tone
Tone pada acara hiburan yaitu fluktuatif.
c. Volume
d. Power
Power pada acara hiburan yaitu kadang-kadang kuat.
e. Timbre
f. Napas
2. Teknik berbicara
a. Artikulasi
Artikulasi seorang pewara dalam acara hiburan harus diucapkan dengan
jelas dan benar sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh audiens.
b. Stressing
c. Phrasing
Pada acara hiburan seorang pewara dalam pembicaraannya kadang
hanya memberikan jeda yang tidak lama. Karena biasanya pewara hiburan
bebicara lebih cepat dibandingkan dengan pewara dalam acara resmi karena
memang sifatnya menghibur. Jadi pewara tidak dapat berbicara dengan lambat
karena akan membuat penonton lelah dan bosan.
d. Kontur
Kontur dalam acara hiburan yaitu dengan nada yang tinggi ketika akan
memanggil bintang tamu, melakukan game, dan kegiatan yang lain yang
sifatnya santai dan menghibur. namun, akan menggunakan nada yang rendah
apabila akan meminta pejabat untuk memberikan sambutan.
3. Sentuhan beauty sentences
Cara duduk seorang pewara dalam acara hiburan tidak seformal pada
acara resmi. Jadi ketika duduk bisa sedikit santai tetapi tetap sopan.
b. Cara berdiri
Saat berdiri untuk wanita membentuk sudut 45˚, sikap tubuh tegak, dada
tegap, dan bahu rileks. Namun untuk pria kaki sedikit terbuka.
c. Cara berjalan
Cara berjalannya yaitu posisi tubuh tegak, santai, dan langkah yang
mantap.
d. Cara menyapa
e. Kontak mata
Kontak mata yang dilakukan oleh pewara dalam acara hiburan hampir
sama dengan acara resmi yaitu harus memandangi audiens yang ada ditempat
tersebut.
5. Penampilan
a. Busana
- Busana wanita yaitu bebas rapi, cocktail dress dan busana muslim apabila
ada nuansa keagamaan.
- Busana pria yaitu bebas rapi atau batik.
b. Make up
d. Voice Art
e. Humor
7. Etiket
Etiket pewara yang dapat memukau audiens adalah sebagai berikut.
a. Pewara hiburan tidak harus membacakan susunan acara pada pembukaan
acara.
b. Seusai pejabat memberikan sambutan pada acara hiburan pewara dapat
memberikan ucapan terima kasih, komentar, atau tanggapan tentang
sambutan tersebut.
c. Bila mempersilakan pejabat untuk memberikan sambutan sebaiknya pewara
bergerak meninggalkan mic pada saat yang sama dengan saat pejabat
meninggalkan mic.
d. Jangan memulai acara berikutnya sebelum pejabat yang baru saja selesai
memberikan sambutan tiba ditempat duduknya.
e. Apabila acara tersebut banyak melibatkan wartawan, fotografer, dan
kameramen, sehingga kegiatan mereka mengganggu jalannya acara, secara
formal beri kesempatan kepada mereka untuk mengambil gambar dan
segera akhiri dengan cara yang sama.
f. Untuk catatan-catatan, gunakan kertas yang terpotong rapi dengan catatan
yang teratur dan jangan mengangkat kertas terlalu tinggi.
g. Jangan memukul, meniup, atau selalu menggerakkan mic, sebelum dan pada
saat berbicara.
E. Acara Eksibisi
Aspek yang diamati.
1. Teknik menciptakan suasana dengan suara
a. Speed
Speed seorang pewara dalam acara eksibisi yaitu lambat dan natural
supaya suasana khidmatnya itu terasa. Hal ini dikarenakan dalam acara eksibisi
bersifat srius tapi santai sesuai dengan objek yang dipamerkan atau sesuai
dengan tema acaranya. Acara eksibisi hampir mirip dengan acara resmi tetapi
sedikit lebih santai.
b. Tone
Tone seorang pewara dalam membawakan acara eksibisi yaitu rendah.
c. Volume
Volume suara seorang pewawa dalam acara eksibisi yaitu harus kuat
(bulat).
d. Power
Power pewara dalam acara eksibisi yaitu power yang kuat. Suara yang
dihasilkan harus tepat sesuai dengan penggunaan kata, sehingga mantap dan
berwibawa dalam membawakan acara.
e. Timbre
Timbre seorang pewara dalam acara eksibisi dalam memadu acara yaitu
khidmat, sehingga dapat mempengaruhi pendengarnya.
f. Napas
2. Teknik berbicara
a. Artikulasi
Artikulasi seorang pewara dalam acara eksibisi harus diucapkan dengan
jelas dan benar sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh audiens.
b. Stressing
c. Phrasing
Pada acara eksibisi seorang pewara dalam pembicaraannya sebaiknya
ada jeda agar dapat dipahami dengan cepat dan tepat oleh audiens. Pewara tidak
boleh berbicara terlalu cepat karena akan membuat audiens sulit memahami
maksud pewara dan pewara juga tidak boleh berbicara lambat karena akan
membuat audiens mengantuk, lelah, dan cepat bosan.
d. Kontur
e. Kontak mata
Kontak mata yang dilakukan oleh pewara dalam acara eksibisi hampir
sama dengan acara resmi yaitu harus memandangi audiens yang ada ditempat
tersebut.
5. Penampilan
a. Busana
- Busana wanita pada acara eksibisi berupa peresmian yang diselenggarakan
dengan sentuhan budaya yaitu menggunakan busana daerah atau nasional.
- Busana pria yaitu busana daerah atau batik.
b. Make up
Make up yang digunakan yaitu tidak mencolok pada pagi hari.
6. Kiat tampil memikat
a. Eye contact
Kepewaraan menyangkut teknik komunikasi tatap muka yang bersifat
dua arah. Teknik pertama untuk menjalin hubungan adalah melihat langsung
kepada khalayak dengan cara sapukan pandangan Anda ke semua audiens.
b. Opening touch
Acara eksibisi berupa pameran merupakan acara yang serius tetapi
santai, maka dari itu untuk menciptakan suasana tersebut diperlukan
beberapa hal yang harus dilakukan karena terkadang ada audiens yang
belum siap untuk memulai acara. Suasana terasa kaku dan lesu. Maka dari
itu seorang pewara dituntut untuk mencairkan suasana dengan Opening
touch pada pembukaan yang dibentuk dari lelucon, pertanyaan, dan
pernyataan yang kontroversial.
c. Emotional Contect
d. Voice Art
e. Humor
7. Etiket
Etiket pewara yang dapat memukau audiens adalah sebagai berikut.
a. Pewara eksibisi dalam seminar tidak harus membacakan susunan acara pada
pembukaan acara.
b. Seusai pejabat memberikan sambutan pada acara hiburan pewara tidak perlu
memberikan ucapan terima kasih, komentar, atau tanggapan tentang
sambutan tersebut.
c. Bila mempersilakan pejabat untuk memberikan sambutan sebaiknya pewara
bergerak meninggalkan mic pada saat yang sama dengan saat pejabat
meninggalkan mic.
d. Jangan memulai acara berikutnya sebelum pejabat yang baru saja selesai
memberikan sambutan tiba ditempat duduknya.
e. Apabila acara tersebut banyak melibatkan wartawan, fotografer, dan
kameramen, sehingga kegiatan mereka mengganggu jalannya acara, secara
formal beri kesempatan kepada mereka untuk mengambil gambar dan
segera akhiri dengan cara yang sama.
f. Untuk catatan-catatan, gunakan kertas yang terpotong rapi dengan catatan
yang teratur dan jangan mengangkat kertas terlalu tinggi
g. Jangan memukul, meniup, atau selalu menggerakkan mic, sebelum dan pada
saat berbicara.