Anda di halaman 1dari 7

Angkatan pujangga lama

Puisi: Ninabobo (Karya Isbedy


Stiawan ZS)
Ninabobo
"tidurlah tidur, sayang
esok pagi kau akan menanak
untuk sarapan abang..."

apakah masih disebut malam


jika mata belum terpejam

apakah bisa kupanggil larut


bila tubuh masih jauh dari selimut

adakah ini waktu sudah pagi


apabila kantuk pun setia berlari-lari

setiap malam
seperti bermain dalam siang

seperti tiada habis-habis


meronce waktu!
Angkatan redformasi

Widji thukul

UCAPKAN KATA-KATAMU

jika kau tak sanggup lagi bertanya


kau akan ditenggelamkan keputusan-keputusan

jika kau tahan kata-katamu


mulutmu tak bisa mengucapkan apa maumu
terampas

kau akan diperlakukan seperti batu


dibuang dipungut
atau dicabut seperti rumput

atau menganga
diisi apa saja menerima
tak bisa ambil bagian

jika kau tak berani lagi bertanya


kita akan jadi korban keputusan-keputusan
jangan kau penjarakan ucapanmu

jika kau menghamba kepada ketakutan


kita memperpanjang barisan perbudakan

kemasan-kentingan-sorogenen

Angkatan 1966-1770an
Karya puisi W.S Rendra
”DENGAN KASIH SAYANG”
Dengan kasih sayang
Kita simpan bedil dan kelewang
Punahlah gairahpada darah
Jangan !
Jangan dibunuh para lintah darat
Ciumlah mesra anak janda tak berayah
Dan sumbatlah jarimu pada mulut peletupan
kena darah para bajak dan perombak
akan mudah mendidih oleh pelor
mereka bukan tapir atau badak
hatinyapun berurusan cinta kasih
seperti jendela terbuka bagai angi sejuk¡
kita yang sering kehabisan cinta untuk mereka
Cuma membenci yang nampak rompak
Hati tak bisa berpelukan dengan hati mereka
Terlampau terbatas pada lahiriah masing pihak
Lahiriah yang terlalu banyak meminta !
Terhadap sajak yang paling utopis
Bacalah dengan senyuman yang sabar
Jangan dibenci para pembunuh
Jangan dibiarkan anak bayi mati sendiri
Kere – ker jangan mengemis lagi
Dan terhadap penjahat yang paling laknat
Pandanglah dari jendela hati yang bersih

Angkatan 1980-1990an
JOKO PINURBO
PADA LUKISAN MONALISA

Di rambutmu burung-burung membuat sarang.


Burung-burung yang terbang dari khasanah senja;
yang sudah berapa lama terkurung dalam himpian Hawa.
Burung-burung yang memintal benang-benang cahaya
dengan kepak lembut sayap-sayapnya yang luka.
Burung-burung yang menggurat padang langit hijau
dengan cakar-cakar perih dan kicau-kicaunya yang parau.

Dan engkau adalah pohon yang dahan-dahannya


menjulur lentur karena adalah kenangan.
Yang akar-akarnya menjuntai ke wilayah malam.
Yang ranting-rantingnya lembut karena adalah igauan.
Yang daunnya rimbun menghalau kobaran jaman.
Yang pucuk-pucuknya menjulang karena adalah jeritan.
(1990)

Angkatan 2000-an
Perjalanan Hati
Rendra Rahim, AE
Tirai tirai hati terpaut
Sukmaku lepas
Terhempas bebas
Kapalku ingin berlabuh
Sang jangkar tak kunjung lepas
Laut biru terhampar biru

Titik titik semu dirangkai kalbu


Semburat merah terpatri
Di bibir palsu
Rinai gelak air
Tersenyum camar putih
Alunan jiwa suci nan tulus murni
Mencuat sayap sayap patah
Kemilau senja di langit biru
Ooooooooghhh, dikau puspa pujaan hati
Jauh ditepi pantai
Tumbuh di jalan gersang
Bayang bayang berarak
Sirna dikelembutan
Terkuak hati
Belahan hati
Terdampar dikesunyian
Januari 2001

Angkatan sastra melayu lama

Amir hamzah

HARI MENUAI
Lamanya sudah tiada bertemu
tiada kedengaran suatu apa
tiada tempat duduk bertanya
tiada teman kawan berberita

Lipu aku diharu sendu


samar sapur cuaca mata
sesak sempit gelanggang dada
senak terhentak raga kecewa

Hibuk mengamuk hati tergari


melolong meraung menyentak rentak
membuang merangsang segala petua
tiada percaya pada siapa

Kutilik diriku kuselam tahunku


timbul terasa terpancar terang
istiwa lama merekah terang
merona rawan membunga sedan

Tahu aku
kini hari menuai api
mengetam ancam membelam redam
ditulis dilukis jari tanganku.

Angkatan balai pustaka

Oleh : Sanusi pane

Wijaya Kusuma
Di balik gunung jauh disana,
Terletak taman dewata raya,
Tempat tumbuh kusuma wijaya,
Bunga yang indah penawar fana.
Hanya sedikit yang tahu jalan,
Dari negeri sampai kesana,
Lebih sedikit lagi orangnya,
Yang dapat mencapai gerbang taman.
Turut suara seruling Krisna
Berbunyi di dalam hutan,
Memanggil engkau sih trisna
Engkau dipanggil senantiasa,
Mengikuti sidang orang pungutan,
Engkau menurut

Anda mungkin juga menyukai