DOSEN PENGAMPU :
MEGASARI MARTIN,S,S.M,Pd
Disusun Oleh :
ANNISA RAMADHANI
M.ABDU ELMATTINI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATRA BARAT
T.A 2021/2022
Kata pengantar
Assalamu’alaikum wr wb
Bismillahirohmanirohim…
Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT Yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kita semua Dan tidak lupa pula Shalawat beserta salam
kita panjatkan kepada nabi Muhammad SAW Yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan sampai zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Dan tidak lupa pula kita ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah kesusastraan yang telah membantu dan membimbing kita dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya untuk itu, Kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca makalah ini supaya makalah ini nanti dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi, Apabila ada kesalahan penulisan kami mohon maaf
sebelumnya.
Wassalamu’alaikum wr wb
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.........................................................................................1.1
B.Rumusan Masalah....................................................................................1.2
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan................................................................................................lll.1
B.Daftar Pustaka............................................................................................lll.2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode 50 merupakan masa perkembangan sastra dari tahun 1950- 1960. sastra
angkatan 50 ini dilatarbelakangi oleh keadaan bangsa Indonesia yang mengalami transisi dari
penjajahan berdarah menuju kemerdekaan Cemerlang titik Pada masa ini para sastrawan
mulai mencari bahan-bahan yang merujuk kepada kebudayaan Indonesia yang murni dan
membebaskan dari pengaruh budaya asing setelah penjajahan.
terbentuknya angkatan 50 ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra “ kisah” yang
ditangani oleh H.B. Jassin.Pada masa ini berkembang karya sastra yang didominasi oleh
cerpen, Balada dan puisi Selain itu, Partai politik juga turut mempengaruhi perkembangan
karya sastra angkatan 50 ini ,Seperti terbentuknya lekra (Lembaga Kebudayaan rakyat ) oleh
PKI.
Hakekatnya, sastra angkatan 50 ini sudah dibedakan dengan angkatan 45,
Dikarenakan sastra angkatan 50 merupakan lanjutan dari angkatan 45 ,Memiliki struktur fisik
dan estetika yang sama akan tetapi dibedakan dengan situasi tanah air pada saat itu .
B. Rumusan Masalah
1. Mendeskripsikan angkatan Masa Jepang
2. Mendeskripsikan sastrawan-sastrawati Masa Jepang
3. Mendeskripsikan Sastra Angkatan ‘45
4. Mendeskripsikan Sastrawan Sastrawati Angkatan ‘45
5. Mendeskripsikan angkatan sastra ‘50
6. Mendeskripsikan sastrawan-sastrawati Generasi Kisah atau Dekade 50-An
BAB II
PEMBAHASAN
Menilik namanya, angkatan masa Jepang jelas terjadi ketika berlangsung penjajahan
Jepang di Indonesia. masa berlakunya pun Menunjuk pada angkatan yang tiada berbeda
(1942-1945).
Pada masa itu, penggunaan bahasa Indonesia mengalami perkembangan pesat karena
bahasa Belanda tidak boleh lagi digunakan.Demikian juga karya-karya sastra Indonesia pada
bercuatan.Para sastrawan yang pada mulanya bersimpati terhadap Jepang karena tokoh Asia
Timur itu kelihatannya baik hati lama-lama sangat benci terhadap si fasis Tersebut karena
ternyata Mereka pun tidak kalah kejamnya dibandingkan penjajah terdahulu. Kebencian
mereka itupun terekspresi ke dalam karya sastra .Namun karena sensor pihak Jepang melalui
keimin bunka shidoso (Kantor pusat kebudayaan )Nya yang kelewat ketat, banyak pengarang
Indonesia yang terpaksa menyimpan dulu Karangan-karangannya (Tidak dipublish
kan ),Atau menulis dengan menggunakan lambang-lambang. Dari sana, lahirlah, cerita-cerita
simbolik.
Para kritikus sastra umumnya berpendapat bahwa dengan runtuhnya pemerintah
Belanda dimulai suatu periode kesastraan baru.Lenyaplah bahasa Belanda, jatuhnya
kekuasaan barat oleh kekuatan bangsa timur, kesulitan-kesulitan yang ditimbulkan oleh
penjajahan baru, semuanya ini menyebabkan kesusastraan Indonesia mencapai kedewasaan
dan melepaskan diri dari arah yang selama ini dirintis oleh Balai Pustaka maupun Pujangga
baru.
Sekonyong-konyong Pujangga baru terasa menjadi sempit dan majalah tersebut tidak
hanya berhenti terbit tetapi juga kehilangan pengaruhnya. kini yang dicari ialah kepadatan isi
dan kejernihan bentuk dengan meninggalnya gaya yang berlebihan “Kata nan indah” Dan
Rancak serta nada agitator dan menggurui.
Kenyataan pahit yang pertama-tama dijumpai oleh para pengarang ialah tangan sensor
Jepang. Meskipun demikian tidak banyak pengarang yang bersedia mengarang dalam nada
propaganda yang dituntut pada zaman itu, dan pengolahan dan pertumbuhan dalam bentuk
Jiwa baru dalam kesusastraan terus berlangsung . Baru setelah 1945 sastrawan seperti Chairil
Anwar dapat sepenuhnya berkembang dan memperoleh pengaruh .Jelas dari karyanya bahwa
zaman yang penuh pergolakan, kekacauan dan perombakan nilai yang dialami olehnya,
dihayatinya dengan sepenuh jiwa nya, seperti layaknya seorang anggota angkatan 45.
Mengenai teknik puisinya, menurut Teeuw,Ahli sastra Indonesia berdarah Belanda
yang tersohor dengan bukunya pokok dan tokoh I dan II, Telah menunjukkan bahwa ia
mencapai keunggulan yang luar biasa. Chairil membuktikan bahwa bahasa Indonesia yang
baru berdiri di ambang pintu zaman modern serta serta memadai untuk mengungkapkan
pikiran yang paling dalam dan paling pekat dalam bentuk seni yang tinggi .
Para kritikus baik asing maupun Indonesia telah membicarakan pula berbagai
pengaruh sastra asing yang kelihatan dalam karya Chairil, Akan tetapi itu sebenarnya tidak
relevan dalam penilaian karyanya. Yang penting ialah bagaimana ia telah menyerap Dan
mencernakan pengaruh itu dan mengolahnya menjadi sesuatu yang merupakan miliknya
sepenuhnya.
Aliran kesusastraan baru yang lebih melibatkan diri dalam kehidupan yang pada masa
tersebut serba keras, pahit dan mengharukan terutama dapat diterbitkan berkat kegiatan
majalah-majalah seperti pantja raja ,Pembangunan,( Gema suasana ) Dan sebagainya yang
memuat tulisan-tulisan tentang berbagai segi kehidupan kebudayaan.
Kemanusiaan, yang menjadi tujuan utama aliran ini timbul karena perkenalan dengan
karya sastra asing Barat, yaitu Jerman, Rusia, Perancis, Inggris, Amerika dan lain-lain yang
setelah 1945 dapat diperoleh di Indonesia. sastra Belanda yang tadinya begitu berpengaruh
terhadap Pujangga baru telah kehilangan publik Indonesia.
Kenangan masa lampau yang Jaya disisihkan sama sekali, karena perkenalan dengan
sastra asing. mereka terobsesi menggapai kemajuan yang telah dicapai bangsa-bangsa lain,
merasa ketinggalan zaman, sehingga mereka mengejarnya Supaya sastra Indonesia mendapat
tempat yang setaraf dengan sastra dunia.
Disamping pengarang dan penyair yang telah di sebutkan, masih ada seseorang yang
bukan sastrwan, peranannya dalam bidang sastra, sangat penting. Dialah H.B Jassin,
sang kritikus sastra Indonesia yang tampil pertama kali dalam sejarah krtik sastra
Indonesia dan menjadi tokoh berwibawa dalam sastra Indonesia.
Nama Angkatan 45 pertama kali diorbitkan oleh Rasihan Anwar dalam majalah Siasat, pada
tahun 1948. Angkatan '45 dikenal pula dengan istilah Angkatan Sesudah Perang, Angkatan
Chairil Anwar, Generasi Gelanggang.
Semua istilah itu tentu saja dibentuk dengan landasan tertentu. la disebut Angkatan Sesudah
Perang karena ketika itu kita sudah merdeka (ada juga dikenal sebutan Angkatan Kemerdekaan),
penyebutan Angkatan Chairil Anwar karena Chairil Anwarlah tokoh terdepan masa itu,
sedangkan penyebutan Generasi Gelanggang" berangkat dari adanya "Gelanggang Seniman
Merdeka" yang di dalamnya berkumpul para pengarang penyair, wartawan, pelukis. Konsep
kesenimanan mereka yang mengacu ke humanisme universal, tertuang dalam suatu deklarasi
yang terkenal dengan nama "Surat Kepercayaan Gelanggang Surat Kepercayaan ini pertama kali
diumumkan dalam ruang kebudayaan majalah Siasat, 23 Oktober 1950.
A. Generasi Kisah
Dibawah ini dideretkan beberapa nama aktivis generasi kisah berikut karya mereka :
3. Toto Sudarto Bachtiar, Dilahirkan di Cirebon, 12 Oktober 1929. penyair ini menulis
kumpulan sanjak suara (1956),Etsa (1958). Di dalam kedua buku tersebut bisa kita
jumpai sajak Pahlawan Tak Dikenal,Ibukota senja, gadis peminta-minta, tentang
kemerdekaan, dan lain-lain titik Toto Sudarto juga menerjemahkan novel karya Leo
tolstoy berjudul hati yang bahagia; drama Sansyasi (Karya Tagore,1979); Pelacur (karya
J.P. Sartre,1954); Sulaiman yang Agung ( Karya harold lamb,1958); Malam Terahir
(katya Yushio Misima,1979); Novel bayangan memudar ( karya Breton de Nijs, 1975);
Pertempuran Penghabisan (karya Ernest Hemingway,1974);
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muncul angkatan 45 ini diawali adanya sikap dan cita-cita para pengarang yang akan
diperjuangkan, yaitu ingin membentuk kebudayaan yang universal. Selain itu para pengarang
pada saat itu adalah pengarang yang revolusioner dalam kesusastraan. penamaan angkatan 45
membuat pengarang adu pendapat sehingga terdapat pro dan kontra dengan penamaan
tersebut.
Karya sastra lahir bukan hanya untuk dinikmati namun juga untuk dipelajari. dalam
rentang waktu tahun 1950 an merupakan masa kesuburan penulis pasca kemerdekaan
Indonesia Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penulis maupun karya sastra yang lahir pada
rentang tahun tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Mujiyanto Yant, Fuady Amir, Sejarah sastra Indonesia , prosa dan puisi