Anda di halaman 1dari 9

PUISI ANAK

A.PENGERTIAN PUISI ANAK B.    UNSUR-UNSUR PUISI


(1)   Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-
Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa
kata yang terindah dalam susunan terindah.
unsur, yaitu kata, larik , bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini
(2) Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat
saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa
musikal..
diuraikan sebagai berikut.
(3) Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan
perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi.
diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan
merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur. keutuhan unsur-unsur yang lain.
(4) Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan
Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan
pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa
kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa
emosional serta berirama
pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam
(5) Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik
sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada
yang paling indah dalam hidup..
batasan.
Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat
perbedaan pemikiran, namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis.

Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama,

puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada

Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, puisi baru tidak dibatasi.

kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan)
perasaan yang bercampur-baur. adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata
PUISI ANAK
dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik puisi meliputi
tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. hal-hal sebagai berikut.

Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan (1)  Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang
menjadi dua struktur, yaitu struktur batin dan struktur fisik. tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya,
hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital
Struktur batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi,
dan diakhiri dengan tanda titik.
meliputi hal-hal sebagai berikut.
(2)   Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
(1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa
puisinya.
adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna,
baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. (3)   Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan
(2)       Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan
perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif),
yang terdapat dalam puisinya.
imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil).
(3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga
(4)  Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
berhubungan dengan tema dan rasa.
memungkinkan munculnya imaji.
(4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan
(5)   Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat
yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa
menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi
dicari  sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui
tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif disebut juga majas.
dalam puisinya.
Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile,
Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora,
metode puisi, adalah sarana-sarana yang digunakan oleh penyair
PUISI ANAK
pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro  Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
 Seloka adalah pantun berkait.
toto, totem pro parte, hingga paradoks.
 Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris,
bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.
(6)   Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima  Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap
adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
 Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8,
baris puisi. ataupun 10 baris.
C.    RAGAM DAN JENIS PUISI PUISI BARU
1)     Berdasarkan Zaman Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Menurut isinya, puisi
puisi baru. baru dibedakan atas:
 PUISI LAMA
Ciri-ciri puisi lama:  Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
 Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau
 Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pahlawan.
pengarangnya.  Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
 Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra  Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
lisan.  Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta
 Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap kasih.
bait, jumlah suku kata maupun rima.  Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
 Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.
Yang termasuk puisi lama adalah: 2)     Berdasarkan Sudut Pandang Penulis
 Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki 1.     Puisi Naratif, Lirik, dan Deskriptif
kekuatan gaib. Klasifikasi puisi ini berdasarkan cara penyair
 Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap
bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan.
sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian a.      Puisi Narataif
pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi,
agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
PUISI ANAK
Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Elegi adalah Puisi yang mengungkapkan perasaan duka.
Ada puisi naratif yang sederhana, ada yang sugestif, dan ada yang Misalnya "Elegi Jakarta" karya Asrul Sani yang mengungkapkan
kompleks. Puisi-puisi naratif, misalnya: epik, romansa, balada, dan perasaan duka penyair di kota Jakarta.
syair. Serenada adalah Sajak percintaan yang bisa dinyanyikan.
Balada adalah puisi yang bercerita tentang orang-orang Kata serenada berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu
perkasa, tokoh pujaan, atau orang-orang yang menjadi pusat senja. Rendra banyak menciptakan serenada dalam 'Empat
perhatian. Rendra banyak sekali menulis balada tentang orang-orang Kumpulan Sajak'. Misalnya Serenada hitam, Serenada Biru,
tersisih, yang oleh penyairnya disebut "Orang-orang Tercinta". serenade Merah Jambu, serenade ungu, Serenada Kelabu, dan
Kumpulan baladanya yaitu, Balada Orang-orang Tercinta dan Blues sebagainya. Warna-warna dibelakang serenada itu melambangkan
Untuk Bonnie. sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, kecewa, dan
Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa seterusnya.
romantic berisi kisah percintaan yang berhubungan dengan ksatria, Ode adalah Puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang,
dengan diselingi perkelahian dan petualangan yang menambah sesuatu hal, sesuatu keadaan. Yang banyak ditulis adalah pemujaan
percintaan mereka lebih mempesonakan. Kisah cinta ini dapat huga terhadap tokoh-tokoh yang dikagumi. “Teratai” Sanusi Pane,
berarti cinta tanah kelahiran seperti puisi-puisi Ramadhan K.H. “Diponegoro” Chairil Anwar, dan “Ode Buat Proklamator” Leon
Priangan “Si Jelita”. Priode 1953-1961 banyak ditulis jenis romansa Agusta merupakan contoh ode yang bagus.
ini. c.      Puisi Deskriptif.
b.     Puisi Lirik Didepan telah dinyatakan bahwa dalam puisi deskriptif,
Dalam puisi lirik penyair mengungkapkan aku lirik atau penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan /
gagasan pribadinya. Ia tidak bercerita. Jenis puisi lirik misalnya: peristiwa, benda, atau suasana dipandang menarik perhatian penyair.
elegi, ode, dan serenada. Jenis puisi yang dapat diklasifikasikan dalam puisi deskriptif,
misalnya puisi satire, kritik sosial, dan puisi-puisi impresionitik.
PUISI ANAK
Satire adalah Puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas dirasakan merupakan obyek ciptaannya. Puisi-puisi naratif, balada,
penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau impresionistis, juga puisi dramatis biasanya merupakan puisi fisikal.
menyatakan keadaan sebaliknya. Puisi Platonik adalah Puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal
Kritik Sosial adalah Puisi yang juga menyatakan ketidak yang bersifat spiritual atau kejiwaan. ungkapan cinta luhur seorang
senangan terhadap keadaan tau terhadap diri seseorang, namun kekasih atau orang tua kepada anaknya dapat dimasukkan ke dalam
dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidak beresan klasifikasi puisi platonik.
keadaan / orang tersebut. Puisi Metafisikal adalah Puisi yang bersifat filosofis dan
Impresionistik adalah Puisi yang mengungkapkan kesan mengajak pembaca merenungkan kehidupan dan merenungkan
(impresi) penyair terhadap suatu hal. Tuhan. Contohnya karya-karya mistik Hamzah Fansuri seperti Syair
2.     Puisi Kamar dan Puisi Auditorium Dagang, Syair Perahu, dan Syair Si Burung Pingai dapat dipandang
Istilah puisi kamar dan puisi auditorium sebagai puisi metafisikal..
ialah Puisi yang cocok dibaca sendirian atau dengan satu atau dua 4.     Puisi Subyektif dan Puisi Obyektif
pendengar saja di dalam kamar. Puisi Subyektif disebut juga Puisi Personal, yakni puisi yang
Puisi Auditorium adalah Puisi yang cocok dibaca di mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana dalam diri
auditorium, di mimbar yang jumlah pendengarnya dapat ratusan penyair sendiri.
orang. Puisi Obyektif berarti Puisi yang mengungkapkan hal-hal
3.     Puisi Fisikal, Platonik, dan Metafisikal diluar diri penyair itu sendiri.
Pembagian puisi oleh David Daiches ini berdasarkan sifat 5.     Puisi Konkret
dari isi yang dikemukakan dalam puisi itu. Puisi konkret sangat terkenal dalam dunia perpuisian
Puisi Fisikal adalah Puisi bersifat realistis, artinya Indonesia sejak tahun 1770-an. X.J.Kennedy memberikan nama
menggambarkan kenyataan apa adanya. Yang dilukiskan adalah jenis puisi tertentu dengan nama puisi konkret, yakni puisi yang
kenyataan dan bukan gagasan. Hal-hal yang didengar, dilihat, atau bersifat visual, yang dapat dihayati keindahan bentuk dari sudut
PUISI ANAK
pandang (poem for the eye). Gambar wujud fisik yang 'kasat mata' dilukiskan. Pembaca memerlukan waktu cukup untuk menafsirkan
lebih dipentingkan dari pada makna yang ingin disampaikan. puisi prosaic seperti karya penyair-penyair tahun 1970-an.
6.     Puisi Diafan, Gelap, dan Prismatis. 8.     Stansa
Puisi Diafan atau puisi polos adalah puisi yang kurang sekali Jenis puisi yang bernama stanza kita jumpai dalam Empat
menggunakan pengimajian, kata konkret dan bahasa figurative, Kumpulan Sajak karya Rendra. Stanza artinya puisi yang tediri atas
sehingga puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari. jika puisi itu 8 baris.
kering akan majas dan versifikasi, maka itu akan menjadi puisi yang 9.     Puisi Demonstrasi dan Pamflet
bersifat prosaic dan terlalu cerlang sehingga diklasifikasikan sebagai Puisi demonstrasi menyaran pada puisi-puisi Taufiq Ismail
puisi diafan. dan mereka yang oleh Jassin disebut angkatan 66. puisi ini
Dalam puisi prismatis penyair mampu menyelaraskan melukiskan dan merupakan hasil refleksi demonstrasi para maha
kemampuan menciptakan majas, versifikasi, diksi, dan pengimajian siswa dan pelajar sekitar tahun 1966. Menurut subagio
sedemikian rupa sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan Sastrowardoyo, puisi-puisi demonstrasi 1966 bersifat ke-kita-an,
makna puisinya, namun tidak terlalu gelap artinya melukiskan perasaan kelompok, bukan perasaan individu.
7.     Puisi Pernasian, dan Puisi Inspirati. Puisi-puisi mereka adalah endapan dari pengalaman fisik, mental,
Pernasian adalah sekelompok penyair Prancis pada dan emosional selama penyair terlibat dalam demonstrasi 1966.
pertengahan akhir abad 19 yang menunjukkan sifat puisi-puisi yang Disebut puisi pamflet karena bahasanya adalah bahasa
mengandung nilai keilmuan. Puisi pernasian diciptakan dengan pamflet. Kata-katanya mengungkapkan rasa tidak puaas kepada
pertimbangan ilmu atau pengetahuan dan bukan didasari oleh keadaan.. Seperti halnya puisi demonstrasi, bahasa pusi pamflet juga
inspirasi contohnya puisi Dr. Ir. Jujun S. Suriasumantri yang sarat bersifat prosaic.
dengan pertimbangan keilmuan. 10.  Alegori
Puisi Inspiratif diciptakan berdasarkan mood atau passion. Puisi sering-sering mengungkapakan cerita yang isinya
Penyair benar-benar masuk ke dalam suasana yang hendak dimaksudkan untuk memberikan nasihat tentang budi pekerti dan
PUISI ANAK
agama. Jenis alegori yang terkenal adalah parable yang juga disebut bersayap atau metafora, misalnya tatkala melihat meja, kemudian
dongeng perumpamaan. Dalam kitab suci banyak kita jumpai muncul gagasan untuk menulis puisi.
dongeng-dongeng perumpamaan yang maknanya dapat kita cari
4.     TAHAP MENGUNGKAPKAN RASA OBYEK LAIN
dibalik yang tersurat.
Pada tahap ini penulis puisi mencoba berusaha
mengungkapkan perasaan suatu obyek, baik perasaan orang lain
D.    Teknik Pembuatan Puisi
maupun benda-benda di sekitarnya yang seolah-olah menjelma
1.     TAHAP MENGUNGKAPKAN FAKTA DIRI menjadi manusia. Misalnya tatkala melihat orang muda bersandar di
bawah pohon rindang, dapat sebuah terlahir puisi.
Puisi pada tahap ini, biasanya lahir berdasarkan observasi
pada sekitar diri sendiri, terutama pada faktor fisik. Misalnya pada
saat berkaca.
5.     TAHAP MENGUNGKAPKAN KEHADIRAN YANG BELUM
2.     TAHAP MENGUNGKAPKAN RASA DIRI HADIR

Pada tahap ini akan lahir puisi yang mampu mengungkapkan Pada tahap ini puisi sudah merupakan hasil kristalisasi yang
rasa atau perasaan diri sendiri atas obyek yang bersinggungan atau sangat mendalam atas segala fakta, rasa dan analisa menuju
berinteraksi. Perasaan yang terungkap bisa berupa sedih, senang, jangkauan yang bersifat lintas ruang dan waktu, menuju kejadian di
benci, cinta, patah hati, dan lain-lain, misalnya tatkala melihat meja, masa depan. Mengungkapkan Kehadiran yang belum hadir artinya
akan bisa lahir sebuah puisi melalui media puisi, puisi dipandang mampu untuk menyampaikan
gagasan dalam menghadirkan yang belum hadir, Misalnya cita-cita
3.     TAHAP MENGUNGKAPKAN FAKTA OBYEK LAIN
anak manusia, budaya dan gaya hidup masyarakat di masa depan,
Pada tahap ini puisi dilahirkan berdasarkan fakta-fakta di dan lain-lain. Salah satu contoh yang menarik adalah lahirnya puisi
luar diri dan dituliskan begitu saja apa adanya, tanpa tambahan kata paling tegas dari para pemuda Indonesia, tanggal 28 Oktober 1928
PUISI ANAK
di Jakarta, atas prakarsa Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia Tempo
(PPPI), dalam Sumpah Pemuda. Cepat lambatnya pengucapan (suara). Kita harus pandai mengatur
dan menyesuaikan dengan kekuatan nafas. Di mana harus ada jeda,
E.    Teknik Pembacaan Puisi
di mana kita harus menyambung atau mencuri nafas.
Bagaimana kita membaca puisi dengan baik dan sampai
Dinamika
sasaran/tujuan makna dari puisi yang kita baca sesuai maksud Sang
Lemah kerasnya suara (setidaknya harus sampai pada penonton,
Penyair? Ada beberapa tahapan yang harus di perhatikan oleh sang
terutama pada saat lomba membaca puisi). Kita ciptakan suatu
pembaca puisi, antara lain:
dinamika yang prima dengan mengatur rima dan irama, naik
turunnya volume dan keras lembutnya diksi, dan yang penting
Interpretasi (penafsiran/pemahaman makna puisi) menjaga harmoni di saat naik turunnya nada suara.

Dalam proses ini diperlukan ketajaman visi dan emosi dalam Modulasi
menafsirkan dan membedah isi puisi. Memahami isi puisi adalah Mengubah (perubahan) suara dalam membaca puisi.
upaya awal yang harus dilakukan oleh pembaca puisi, untuk
Intonasi
mengungkap makna yang tersimpan dan tersirat dari untaian kata
Tekanan dan laju kalimat.
yang tersurat.
Jeda
Vocal
Pemenggalan sebuah kalimat dalam puisi.
Artikulasi
Pernafasan.
Pengucapan kata yang utuh dan jelas, bahkan di setiap hurufnya.
Biasanya, dalam membaca puisi yang digunakan adalah pernafasan
Diksi perut.
Pengucapan kata demi kata dengan tekanan yang bervariasi dan rasa.
PUISI ANAK
Penampilan

Salah satu factor keberhasilan seseorang membaca puisi adalah


kepribadian atau performance diatas pentas. Usahakan terkesan
tenang, tak gelisah, tak gugup, berwibawa dan meyakinkan (tidak
demam panggung).

Gerak
Gerakan seseorang membaca puisi harus dapat mendukung isi dari
puisi yang dibaca. Gerak tubuh atau tangan jangan sampai klise.

Komunikasi
Pada saat kita membaca puisi harus bias memberikan sentuhan,
bahkan menggetarkan perasaan dan jiwa penonton.

Ekspresi
Tampakkan hasil pemahaman, penghayatan dan segala aspek di atas
dengan ekspresi yang pas dan wajar.

Konsentrasi
Pemusatan pikiran terhadap isi puisi yang akan kita baca.

Anda mungkin juga menyukai