Anda di halaman 1dari 13

KLASIFIKASI VOKAL

MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

FONOLOGI

Dosen Pengampu : Dr.Setiawan Edi Wibowo, M.pd

Disusun Oleh :

1. Aninda Nur Alifa S (2010631080051)


2. Anisya Mutiara Oktavia (2010631080134)
3. Dinda Febriana (2010631080064)
4. Elsa Tiana (2010631080069)
5. Novia Dwi Arisna (2010631080097)
6. Luthfi Lathifah (2010631080083)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2020

DAFTAR ISI halaman


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………….. ………….. ………… ………… ………….. .....….. .3
B. Rumusan Masalah……… …………. ……… …………. ……………. …....... 3
C. Tujuan Makalah……….. ………… ………. …………. ………… …. …......... 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cara Pembentukan Vokal………… …….. ………. …………. …………... 4-8
B. Struktur ………. ………….. ……………. …………. ………. ………. …............9
C. Vocal Bahasa Indonesia………… …………. ……………… …………........10-11
BAB III
PENUTUP
A. Tanya Jawab…… ………………. ……………… …………………. ……...........12
B. Kesimpulan…………. …………… ………….….. …………… …………............12

BAB I

PENDAHULUAN
I. A. Latar Belakang

Vokal adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara jika aliran udara yang keluar dari
paru-paru tidak mengalami hambatan. Bunyi vokal di kelompokan berdasarkan pada alat ucap
(lidah dan bibir) dan bentuk rongga mulut yang dibentuk oleh alat ucap (lidah dan bibir).
Bunyi vokal biasanya juga diklasifikasikan berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut. Posisi
lidah bisa bersifat vertikal dan juga bisa bersifat horisontal. Secara vertikal dibedakan adanya
vokal tinggi misalnya, bunyi /i/ dan /u/; vokal tengah, misalnya, bunyi /e/ dan /∂/; dan vokal
rendah, misalnya, bunyi /a/. Secara horisontal dibedakan adanya vokal depan, misalnya, bunyi /i/
dan /e/; vokal pusat, misalnya, bunyi /∂/; dan vokal belakang, misalnya, bunyi /u/ dan /o/.
Menurut bentuk mulut dibedakan adanya vokal bundar dan vokal tak bundar. Disebut vokal
bundar karena bentuk mulut membundar ketika mengucapkan vokal itu, misalnya, vokal /o/ dan
vokal /u/. Disebut vokal tak bundar karena bentuk mulut tidak membundar, melainkan melebar,
pada waktu mengucapkan vokal tersebut, misalnya, vokal /i/ dan vokal /e/.

I. B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Vokal (vokoid)?
2. Bagaimana pembentukan vokal berdasarkan tinggi rendahnya lidah?
3. Bagaimana pembentukan vokal berdasarkan maju mundurnya lidah?

I. C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui Pengertian vokal (vokoid)
2. Mengetahui pembentukan vokal berdasarkan tinggi rendahnya lidah
3. Mengetahui pembentukan vokal berdasarkan maju mundurnya lidah
4. Memenuhi tugas fonologi

BAB II
PEMBAHASAN

 II.A. Cara Pembentukan Vokal

Vokal (Vokoid) yaitu bunyi ucapan yang terbentuk oleh udara yang keluar dari paru-paru dan
ketika melalui tenggorokan mendapat hambatan. Kualitas vokal umumnya ditentukan oleh tiga
hal, yakni:

(1) bulat-hamparnya bentuk bibir,

(2) atas-bawah lidah, dan

(3) maju–mundurnya lidah.

Pemerian klasifikasi vokal diperkenalkan oleh Daniel Jones (1958:18) dengan istilah sistem
vokal kardinal. Vokal kardinal adalah bunyi vokal yang mempunyai kualitas tertentu, yang telah
dipilih sedemikian rupa untuk dibentuk dalam suatu rangka gambar bunyi. Rangka gambar bunyi
ini dapat dipakai sebagai acuan perbandingan dalam deskripsi vokal seluruh bahasa dunia. Vokal
cardinal dilambangkan dengan [i, e, ε, a, α, ə, o, dan u] dalam International Phonetics
Association (Marsono, 1989: 26).

Adapun vokal dalam bahasa Indonesia berjumlah enam buah, yakni:

[a], [i], [u], [ε], [o], dan [ə].

Pembentukan vokal ini didasarkan pada posisi bibir, tinggi rendahnya lidah, dan maju
mundurnya lidah.

 Pembentukan vokal berdasarkan tinggi rendahnya lidah

Berdasarkan tinggi rendahnya lidah, vokal dapat dibedakan diatas:

(a) vokal tinggi atau atas yang dibentuk apabila rahang bawah merapat ke rahang atas: [i] dan [u]

(b) vokal madya atau tengah yang dibentuk apabila rahang bahwa menjauh sedikit dari rahang
atas: [e] dan [o]

(c) vokal rendah atau tengah yang di bentuk apabila rahang bawah diundurkan lagi sejauh-
jauhnya: [a].
Kedudukan lidah dalam mengucapkan vokal ini dapat terlihat setelah menggunakan pemotretan
sinar X, sehingga dapat diketahui titik tertinggi letak ketinggian lidah yang melengkung. Titik
tertinggi keempat vokal jika dihubungkan akan menjadi gambar di bawah ini.

Garis segi empat trapesium itu merupakan batas kemungkinan gerak lidah dalam pengucapkan
vokal. Vokal [i] diucapkan dengan meninggikan lidah depan setinggi mungkin tanpa tanpa
menyebabkan terjadi konsonan geseran. Vokal [a] diucapkan dengan merendahkan lidah depan
(ujung lidah) serendah mungkin. Vokal [a1] diucapkan dengan merendahkan pangkal lidah
sebawah mungkin vokal 2.6 [u] diucapkan dengan menaikkan pangkal lidah setinggi mungkin.
Hal itu dapat digambarkan seperti di bawah ini.
Vokal [e] dan [ε] diucapkan dengan lidah depan terletak di antara [i] dan [a]. Vokal [o] dan [ə]
diucapkan dengan posisi pangkal lidah di antara [u] dan [a]. Pada gambar ini di atas diletakkan di
antara garis yang menghubungkan kedua vokal [u] dan [a] tersebut. Kedelapan vokal kardinal
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Digram vokal kardinal di atas disederhanakan dalam gambar di bawah ini

 Pembentukan vokal berdasarkan Maju mundurnya Lidah

Berdasarkan bagian lidah yang bergerak atau maju mundurnya lidah, vokal dapat dibedakan atas:

(a) vokal depan, yakni vokal yang dihasikan oleh gerakan turun naiknya lidah bagian
depan, seperti:
[i, e, ε, a]
(b) vokal tengah, yakni vokal yang dihasilkan oleh gerakan lidah bagian tengah,
misalnya: [ə].

(c) vokal belakang, yakni vokal yang dihasilkan oleh gerakan turun naiknya lidah bagian
belakang atau pangkal lidah, seperti: [u] dan [o].

 Pembentukan Vokal Berdasarkan Posisi Bibir

Berdasarkan bentuk bibir sewaktu vokal diucapkan,vokal dibedakan atas:

(a) vokal bulat, yakni vokal diucapkan dengan bentuk bibir bulat. Bentuk bibir bulat bisa
terbuka atau tertutup. Jika terbuka, vokal itu diucapkan dengan posisi bibir terbuka bulat (open-
rounded). Misalnya, vokal [u, o].

(b) vokal tak bulat, yakni vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir tidak bulat atau terbentang
lebar. Misalnya, [a, i, e, ə]
II.B. Struktur

Struktur adalah keadaan hubungan posisional (aktif) dengan pasif atau titik artikulasi. Karena
vokal tidak mengenal artikulasi, struktur untuk vokal ditentukan oleh jarak antara lidah dengan
langit-langit. Dilihat dari strukturnya, vokal dibedakan atas empat jenis, yakni vokal tertutup,
vokal semi-tertutup, vokal terbuka, dan vokal semi-terbuka.

(1) vokal tertutup, yakni vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi mungkin
mendekati langit-langit dalam batas vokal. Jika digambarkan, vokal tertutup ini terletak pada
garis yang menghubungkan antara [i] dan [u]. Karena itu, menurut strukturnya vokal [i] dan [u]
merupakan vokal tertutup.

(2) vokal semi-tertutup, yakni vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian
sepertiga di bawah tertutup atau dua pertiga diatas vokal yang paling rendah, terletak pada garis
yang menghubungkan antara vokal [e] dengan [o]. Karena itu, vokal [e] dan [o] termasuk vokal
semi-tertutup.

(3) vokal semi-terbuka, yakni vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian
sepertiga di atas vokal [ε] dengan [o]. Dengan demikian, vokal [ε] dan [o] termasuk vokal semi-
terbuka

(4) vokal terbuka, yakni vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah mungkin kira-
kira pada garis yang menghubungkan antara vokal [a] dengan [A]. Karena itu, kedua vokal itu
termasuk vokal terbuka. Berdasarkan posisi lidah, tinggi-rendahnya lidah, maju mundurnya lidah
, dan strikturnya, vokal dapat digambarkan dalam tabel berikut ini
II.C. Vokal Bahasa Indonesia

Menurut Soebardi (1973:5—8), bahasa Indonesia mempunyai sepuluh vokal;

Pendapat Soebardi tersebut digambarkan dalam tabel berikut ini.

Bila digambarkan, pendapat Soebardi tersebut adalah sebagai berikut.


Menurut Tata Bahasa baku Bahasa Indonesia (1993:58) untuk selanjutnya kita sebut TBBI,
bahasa Indonesia mempunyai enam buah vokal
BAB III

PENUTUP

III.A. Tanya Jawab

III.B. Kesimpulan

Merujuk pada bahasan makalah diatas, dalam pelafalan vokal kita harus sesuai dengan aturan
serta artikulasi dalam pengucapan. Karena sesuai dengan fungsinya sebagai bahasa nasional,
bahasa persatuan, dan bahasa negara kita harus menjaga bahkan dalam pelafalannya. Agar bahas
Indonesia tetap pada bahasa yang benar sehingga tidak terpengaruhi oleh pelafalan-pelafalan
bahasa asing.
DAFTAR PUSTAKA

http://novitadyahpratiwi.blogspot.com/2013/05/makalah-pelafalan-vokal.html

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KEBAHASAAN_I/BBM_2_KB1%2C_KB2.pdf

Anda mungkin juga menyukai