Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK : 4

NAMA & NIM : 1. JEFFRY IBRAHIM (2022112033)


2. ALDI DANDA (2022112046)
3. DEBY MARSHEILA (2022112048)
4. KAMILATUR RAHMI (2022112050)
5. YUYUN ELISA (2022112052)
6. TEMU (2022112047)
SEMESTER : 1B
MATA KULIAH : LINGUISTIK UMUM
FAKULTAS : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PROGRAM STUDI : Pendidikan Bahasa Indonesia
DOSEN PENGAMPU : Dr. Hj. MISSRIANI M.Pd

QUESTIONS
(4.2.1) NO.1-2
1. A. Apakah yang dimaksud dengan fonem? Jelaskan!
B. Bagaimana caranya menentukan sebuah bunyi adalah fonem atau bukan fonem?
Jelaskan dengan contoh!
2. Hitung berapa jumlah fonem yang ada pada :
A. Kelapa D. Bingung
B. Menyanyi E. Mengungsi
C. Mengkhawatirkan F. Menyangsikan

(4.2.2) NO.1-3
1. Jelaskan yang dimaksud dengan alofon? Apakah setiap fonem mempunyai alofon
Jelaskan!
2. Apa bedanya distribusi komplementer dengan distribusi bebas? Jelaskan dan
beri contoh!
3. Sering dikatakan bahwa fonem itu bersifat abstrak, sedangkan alofon bersifat konkret.
Coba Jelaskan!

(4.2.3) NO.1-3
1. Mengapa ada kemungkinan jumlah fonem suatu bahasa berbeda banyaknya menurut
pakar yang berlainan? Jelaskan!
2. Hitunglah jumlah fonem yang ada pada bahasa daerah anda atau bahasa yang
menjadi program studi anda, sesuai dengan prosedur yang ditentukan!
3. Buktikan dari data bahasa mana saja bahwa unsur suprasegmental dapat juga bersifat
fonemis!
JAWABAN

(4.2.1) NO.1-2
1. A. Fonem sebuah istilah linguistik dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan
perbedaan makna. Fonem sendiri berbentuk bunyi. Misalkan dalam bahasa
Indonesia bunyi [K] dan [G] merupakan dua fonem yang berbeda, misalkan dalam
kata “Cagar” dan “Cakar”. Tetapi dalam bahasa Arab hal ini tidaklah begitu.
B. Untuk mengetahui apakah sebuah bunyi fonem / bukan Kita harus mencari sebuah
satuan bahasa biasanya sebuah kata yang mengandung bunyi tersebut. Lalu
membandingkannya dengan satuan bahasa yang mirip dengan satuan basah yang
pertama. kalau ternyata kedua satuan bahasa itu berbeda maknanya, maka berarti
bunyi tersebut adalah sebuah fonem karena dia bisa berfungsi membedakan
makna kedua satuan bahasa itu. Misalnya dalam kata bahasa Indonesia. /Laba/
/Raba/ kedua kata itu mirip benar. Masing-masing terdiri dari 4 buah bunyi yang
pertama mempunyai bunyi /L/, /a/, /b/, /a/, dan yang kedua mempunyai bunyi /r/,
/a/, /b/ dan /a/. Jika kita bandingkan : /L/ /a/ /b/ /a/ /R/ /a/ /b/ /a/.

2. Kelapa : k,e,l,a,p (5 Fonem)


Menyanyi : m,e,n,y,a,i (6 Fonem)
Mengkhawatirkan : m,e,n,g,k,h,a,w,t,I,r (11 Fonem)
Bingung : b,i,n,g,u (5 Fonem)
Mengungsi : m,e,n,g,u,s,I (7 Fonem)
Menyangsikan : m,e,n,y,a,g,s,I,k (9 Fonem)

(4.2.2) NO.1-3
1. Alofon adalah varian pelafalan fonem berdasarkan posisi dalam kata. Misalkan fonem
/b/ dalam bahasa Indonesia dilafalkan pada posisi awal (“besar”) dan tengah (“kabel”)
berbeda dengan fonem ini pada posisi akhir (“jawab”). Fonem, dalam bahasa Jepang
disebut onso. Iyalah satuan bunyi terkecil berwujud abstrak dengan ciri pembeda
fonets tertentu yang berfungsi membedakan makna dalam lisan, dan merupakan
kristalisasi dari beberapa bunyi konkrit sebagai alofon dalam tata bunyi suatu bahasa.
Jadi, bunyi konkrit alami disebut alofon dan fonem adalah satuan bunyi yang
diciptakan ahli sehingga berwujud abstrak karena keberadaan fonem ada di dalam
masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan. Oleh karena itu, fonem sering
dikatakan memiliki satu atau beberapa alofon membentuk fonem. Jika meminjam
konsep induk dan anak, maka fonem adalah induknya dan alofon adalah anaknya.
2. Di lingkup fonologi, distribusi komplementer adalah distribusi fonem yang sifatnya
tetap dan tidak menimbulkan perubahan makna. Ketika dua fonem berada dalam
distribusi komplementer, untuk membedakannya dapat dilihat dari letak alofonnya
karena fonem yang sama memiliki alofon yang berbeda. Dianalisis dalam bentuk kata.
Contohnya, perbedaan penggunaan a dan an.

3. Sebuah fonem merupakan konsep abstrak karena kehadiran fonem dalam ujaran
diwakili oleh alofon yang sifatnya nyata, dapat didengar dan diamati secara empiris.
Selain itu alofon-alofon dari sebuah fonem mempunyai kemiripan fonetis atau
kemiripan bunyi.
Karena alofon adalah huruf vokal atau huruf yang penting dihasilkan dari dalam
tenggorokan. Seperti A,I,U,E, dan O.

(4.2.3) NO.1-3
1. Fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi – bunyi bahasa
menurut fungsinya. Dengan demikian fonologi adalah merupakan sistembunyi dalam
bahasa Indonesia atau dapat juga dikatakan bahwa fonologiadalah ilmu tentang bunyi
bahasa. Menurut Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik, fonologi adalahbidang
dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.Dengan
demikian, fonologi adalah merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau
dapat juga dikatan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa. Ilmu-Ilmu yang
Tercakup dalam Fonologi tataran ilmu bahasa dibagi dua bagian yakni fonetik dan
fonemik.

2. Alofon : Kalau kita melihat kembali pembicaraan mengenai vokal (bab 8), maka kita
akan melihat bahwa bunyi vokal depan tinggi ada dua, yaitu vokal depan tinggi atas
atau [i]dan vokal depan tinggi bawah [I]. Begitu juga vokal belakang tinggi ada dua,
yaitu vokal belakang tinggi atas [u] dan vokal belakang tinggi bawah [U]. Demikian
juga vokal belakang sedang ada dua, yaitu vokal belakang sedang atas [o] dan vocal
belakang sedang bawah [‫]ﬤ‬.

3. Bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia yang mengandung pengertian atau
makna yang dapat dipahami. Bunyi-bunyi ini bisa dipilah-pilah atau disegmentasi. Di-
sinilah pembahasan segmental dan suprasegmental bahasa. Unsur bunyi segmental
adalah bunyi bahasa yang dapat dipilah atau disegmentasi. Misalnya kata ‘senyum’
bisa dipilah menjadi /s/, /e/, /n/, /y/, /u/, /m/. Bunyi tersebut menunjukkan adanya
fonem.

Anda mungkin juga menyukai