Anda di halaman 1dari 18

EJAAN BAHASA INDONESIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas makalah

“Bahasa Indonesia”

Dosen Pengampu :

Dr.Iwan Marwan, M.Hum

Disusun oleh :

Mohammad Muchibburridlo Amin ( 21201038 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI ( IAIN) KEDIRI 2021


EJAAN BAHASA INDONESIA (EBI)

Pengertian dan Macam-macam Ejaan

Ejaan merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan
oleh seseorang ditulis dengan perantaraan lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi. Ejaan
merupakan kaidah kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk
tulisan dan penggunaan tanda baca. Ejaan dapat diartikan juga keseluruhan peraturan
Bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu.
Secara teknis, yang dimaksud ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, pemakaian tanda
baca1

Adapun macam-macam ejaan menurut perkembangannya, antara lain :

1. Ejaan Ophujsen (1901)


2. Ejaan Soewandi atau ejaan Republik (1947)
3. Ejaan Pembaharuan Bahasa Indonesia atau Ejaan Prijono-Katoppo (1956)
4. Ejaan Melindo (Emlayu Indonesia) (1959)
5. Ejaan baru bahasa Indonesia atau ejaan bahasa Indonesia LBk (Lembaga Bahasa dan
Kesusastraan) (1966)
6. Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD)
Sejarah Perkembangan Ejaan

A. Ejaan Ophujsen (1901)

Ejaan Ophujsen didasarkan atas prakarsa pemerintahan Hindia Belanda menugaskan Charles
Adrian Ophujsen untuk menuliskan bahasa Melayu. Tugas itu diselesaikannya pada tahun 1901
sejak permulaan usahanya pada tahun 1896. Sejak tahun 1901 itulah baru timbul keseragaman
ejaan untuk menuliskan bahasa Melayu

• Kelebihan Ejaan Ophujsen

1. Berhasil menghindarkan kesulitan penulisan bahasa Melayu dan huruf-huruf Arab-


Melayu ke dalam huruf latin
2. Membantu pemerintahan Hindia Belanda dalam menjalankan roda pemerintahan
3. Membantu penyebaran bahasa-bahasa daerah cara yang lebih luas dengan mencetak
buku-buku pelajaran dan buku lain dalam bahasa daerah tersebut dengan huruf latin.
• Kekurangan

1. Terlalu bertegak di atas konsep bahasa Belanda


2. Memasukkan fonem asing yang bukan merupakan fonem bahasa Melayu seperti : ain,
Hamzah, z, f, ch, sj, oe, dl, ts sehingga seringkali timbul cara penulisan yang salah
Contoh :

-hadir sering dibaca hadir-lir karena kadang-kadang ditulis hadhir

- hasil sering dibaca hat-sil karena kadang-kadang ditulis hatsil

1
Tasai 2002
B. Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik (1947)

Ejaan Republik (edjaan republik) adalah ketentuan ejaan dalam bahasa Indonesia yang berlaku
sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan ejaan soewandi. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu ejaan Van
ophuysen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.

Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van ophuijsen ialah :

1. Huruf ‘oe’ menjadi ‘u’ seperti goeroe menjadi guru


2. Bunyi Hamzah dan bunyi serentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (') ditulis
dengan ‘k’, seperti kata-kata tak, pak, maklum, Rakjat.
3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-an
4. Awalan ‘di-‘ dan kata depan ‘di’ kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Kata depan ‘di’ contoh dirumah, dibawah, tidak dibedakan dengan
imbuhan ‘di-‘ pada dibeli, dimakan.
Pada tanggal 19 Maret 1947 ejaan soewandi diresmikan menggantikan ejaan Van Ophuijsen.
ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui suhu
bungan dengan pengertian an-najah itu adalah sebagai berikut:

a. Huruf oe diganti u, seperti pada kata guru, itu, umur.


b. Bunyi Hamzah dan bunyi serentak ditulis dengan k, seperti kata tak, pak,
maklum, Rakjat.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti anak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
d. Awalan di- kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan yang
mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan dengan
imbuhan di- pada ditulis, dikarang.
° Kebaikan Ejaan Soewandi :

1. Lambang oe diubah dengan yang lebih sesuai dengan ilmu hujan umum
2. Menunjukkan ucapan kata asing pada kebiasaan ucapan dalam masyarakat
Contoh : hadhir menjadi hadir export menjadi ekspor
3. Kata dari bahasa asing tidak disisipi e-pepet
Contoh : praktekpraktek

° Kekurangan Ejaan Soewandi :

1. Tidak membedakan e-taling dengan e-pepet


Contoh : seri

C. Ejaan Pembaharuan atau Ejaan Prijono-Katoppo

Ejaan pembaharuan merupakan penyempurnaan dari ejaan Republik karena ejaan tersebut
terdapat unsur-unsur yang kurang dapat dipertanggungjawabkan. Ejaan pembaharuan
merupakan hasil dari E. Katoppo dan Prof. Dr. Prijono. Pembaharuan ejaan ini mengalami
beberapa kesulitan seperti biaya perombakan mesin ketik sehingga ejaan ini tidak diresmikan.
P konsep ejaan pembaharuan yang menarik ialah disederhanakan nya huruf-huruf yang berupa
gabungan konsonan dengan huruf huruf tunggal. Atau bersifat fonemis artinya setiap fonem
dalam ejaan itu diusahakan hanya dilambangkan dengan satu huruf.

Tampak seperti contoh di bawah ini

1. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j


2. Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
3. Gabungan konsonan ng diubah menjadi rj
4. Gabungan konsonan nj diubah menjadi di ri
5. Gabungan konsonan sj diubah menjadi s
Gunakan vokal ai, au, dan oi’ disebut (diftong) ditulis berdasarkan pelafalannya yaitu ay,
aw, daoy.
Misal: satai menjadi sarat
Harimau menjadi harimaw
Amboi menjadi Amboy
Serta huruf j, seperti pada kata Jang diubah menjadi dengan ejaan bahasa Indonesia.

D. Ejaan Melindo (1959)

Melindoiala akronim dari melayu-indonesia. Merupakan ejaan yang disusun atas kerjasama
antara pihak Indonesia Slamet Muljana dan persekutuan tanah Melayu (Malaysia) dipimpin oleh
Syet Nasir bin Ismail yang tergabung dalam panitia kerja sama bahasa Melayu Indonesia tahun
1959 berhasil merumuskan ejaan yaitu ejaan Melindo.

Awalnya Ejaan Melindo dimaksudkan untuk menyeragamkan ejaan yang digunakan di kedua
negara tersebut. Namun karena pada masa itu terjadi ketegangan politik antara Indonesia dan
Malaysia, Eajaan itu pun akhirnya gagal diresmikan sebagai akibatnya pemberlakuan ejaan itu
tidak pernah diumumkan.

E. Ejaan Baru Bahasa Indonesia/LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)

Ejaan Baru Bahasa Indonesia merupakan hasil usaha dari pembaruan yang berasaskan pada
dasar pemikiran:

• kemajuan di perkembangan ilmu pengetahuan

• Ejaan Soewandi yang kurang dapat mencerminkan kodrat bahasa Indonesia.

Ejaan ini merupakan lanjutan dari rintisan panitia ejaan melindo. Pelaksanaannya pun terdiri
dari panitia ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, sekarang bernama Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa) juga dari panitia Ejaan bahasa Melayu yang berhasil merumuskan
kerjaan yang disebut ejaan baru. Namun lebih dikenal dengan ejaan LBK. Konsep ejaan ini
disusun berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain

1) Pertimbangan teknis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar setiap


fonem dilambangkan dengan satu huruf
2) Pertimbangan praktis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar
perundangan secara teknis itu disesuaikan dengan keperluan praktis
seperti keadaan percetakan dan mesin tulis.
3) Pertimbangan ilmiah yaitu l pertimbangan yang menghendaki agar
pelambangan itu mencerminkan studi yang mendalam mengenai
kenyataan bahasa dan masyarakat pemakainya
Perubahan yang terjadi yang terdapat dalam Ejaan Baru:
1) Gabungan konsonan di dj diubah menjadi j
Misalnya:
Remadja menjadi remaja
Djalan menjadi jalan
2) Gabungan konsonan tj diubah menjadi c
Misalnya :
Tjakap menjadi cakap
Batja menjadi baca
3) Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny
Misalnya :
Sunji menjadi sunyi
Njala menjadi Nyala
4) Gabungan konsonan sj menjadi sy
Misalnya :
Sjarat menjadi syarat
Sjair menjadi syair
5) Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh
Misalnya :
Tachtaenjadi takhta
Ichlas menjadi Ichlas
6) Huruf j menjadi y
Mislanya ;
Padjak menjadi pajak
Dijatah menjadikan jatah
7) Gabungan e taling dan Pepet penulisannya tidak bedakan hanya
saja ditulis dengan tanpa penanda
Misalnya :
Segar menjadi segar
Copet menjadi copet
8) Huruf asing f, v, dan z, dimasukkan ke dalam sistem ejaan bahasa
Indonesia karena huruf-huruf itu banyak digunakan
Misalnya : fasih, vakum, Zaman.

F. Ejaan Yang Disempuranakan

Sejarah definisi, ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan adalah sistem ejaan bahasa
Indonesia yang didasarkan pada keputusan presiden No. 57 tahun 1972 yang diresmikan pada
tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia.

Pedoman ejaan bahasa Indonesia disebut pedoman umum, karena dasarnya hanya mengantar
hal-hal yang bersifat umum. Namun ada hal yang lain bersifat khusus yang belum diatur dalam
pedoman itu, yang disesuaikan dengan bertitik tolak pada pedoman umum itu.
Ejaan yang disempurnakan merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang disusun
sebelumnya, terutama ejaan Republik yang dipadukan pulau dengan konsep-konsep ejaan
pembaharuan, ejaan melindo, dan ejaan baru.

1. Peubahan huruf
- Ejaan lama
DJ contoh djika, wadjar

Tj contoh tjakap

NJ contoh njata

Ch contoh achir

-EYD

J contoh jika

C contoh cakpa

NY contoh nyata

KH contoh akhir

2. Huruf f, v dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing di resmikan
pemakaiannya.
misalnya : khilaf, fisik, zakat, universitas
3. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan,
misalnya pada kata qurban dan Xenon.
4. Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di yang merupakan kata depan. Sebagai
awalan, di- ditulis serangkai dengan unsur yang menyertainya, sedangkan sebagai kata
depan ditulis terpisah dari kata yang okmengikutinya Misalnya :
Awalan : di-
Dicuci
Dibelikan
Kata depan : di
Di kantor
Di belakang
5. Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka 2 tidak digunakan
sebagai penanda perulangan.
misalnya:
Anak-anak, bukan anak2

Yang diatur EYD yaitu :

a) pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring


b) Penulisan kata
c) Penulisan tanda baca
d) Penulisan singkatan dan akronim
e) Penulisan angka dan lambang bilangan
f) Penulisan unsur serapan
• kelebihan ejaan yang disempurnakan yakni :

1. Dapat dipertanggungjawabkan dari kerjaanumum


2. Aturan penulisan kata, huruf dan tanda tanya Jauh lebih tegas
Penulisan Huruf

A. Huruf Besar danHuruf Kpoital

Huruf besar dan huruf kapital digunakan untuk hal-hal berikut :

1. Awal kalimat dan pertama petikan langsung.


1. Contoh : Contoh: Dia berangkat ke sekolah.
Ibu bertanya,” Mengapa kamu menangis?”
2. Ungkapan yang berhubungan dengan hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan,
termasuk kata gantinya.
Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, Islam, Kristen, Alkitab
3. Nama diri, huruf awal gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama
orang.
Contoh: Sultan Hasanudin, Gubernur Joko Widodo, Profesor Samsuri
4. Huruf pertama nama bangsa, suku, bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya dan
peristiwa sejarah.
Contoh: bangsa Indonesia, tahun Masehi, hari Senin, hari Kebangkitan Nasional
5. Huruf pertama khas dalam geografi.
Contoh: Danau Towuti, Afrika Selatan, Jalan Surabaya
6. Huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan, ketatanegaraan, dan
dokumen resmi.
Contoh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dewan Perwakilan Rakyat,
Surat Perintah Sebelas Maret
7. Huruf pertama semua kata utama dalam buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan.
Contoh: Pelajaran Matematika untuk Sekolah Lanjutan Atas, majalah Trubus
8. Singkatan nama gelar dan sapaan, huruf pertama kata petunjuk hubungan
kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti.
Contoh : Dr. Nuril Huda, Kapan Saudara datang?, Silahkan diminum, Mbak!
B. Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk hal-hal berikut :
1. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
Contoh: majalah Tempo, harian Kompas. buku Dasar- dasar Penulisan
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh: Bab ini tidak membicarakan…, Huruf pertama kata abad ialah a
3. Menuliskan istilah ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya.
Contoh: Penataran merupakan kata lain dari upgrading

Penulisan Kata
A.Kata Dasar
Kata asli yang belum medapat imbuhan. Kata dasar yang terdapat dalam kalimat ditulis satu-
kesatuan.
Contoh :
 Dia tidak suka marah
 Siapa yang datang ?
B.Kata Turunan
Kata yang diturunkan dari kata dasar asli, bisa disebut kata berimbuhan.
 Imbuhan (awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh :
o Pemanas (pe+panas)
o Jawaban (jawab+an)
 Awalan atau akhiran ditulis serangkai denan kata yang mendahului apabila bentuk
dasarnya berupa gabungan kata. Contoh :
o Bersuka ria (ber + suka ria)
o Dimejahijaukan (di + meja hijau + kan)
o Membabi buta (me-N + babi buta)
 Jika bentuk dasarnya berupa kata gabung dan mendapat awalan dan akhiran, kata
ditulis serangkai. Contoh :
o Mengedepankan (me-N + ke + depan + kan)
o Mempertanggungjawabkan (me-N + pe + tanggung jawab + kan)
 Jika salah satu unsur kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan ditulis serangkai.
Contoh :
o Pascasarjana
o Prasangka
o Mahasiswa
D.Kata Ulang
Kata dasar yang diulang. Dapat berupa kata ulang murni (sama dengan kata dasar) dan kata
ulang sebagian (berbeda dengan kata dasar). Kata dasar yang berupa kata ulang ditulis
lengkap menggunakan tanda gabung.
Contoh :
- Sepandai-pandai
- Lauk-pauk
E.Gabungan Kata
Kata dasar yang terbentuk dari penggabungan dua kata. Bisa disebut kata majemuk, kata dasar
yang berasal dari gabungan kata yang punya makna tertentu.
 Gabungan kata yang lazim, kata majemuk termasuk istilah khusus bagiannya ditulis
terpisah.
Contoh :
o Sapu tangan
o Mata pisau
o Mata hati
 Gabungan kata termasuk istilah khusus yang menimbulkan salah baca dapat diberi
tanda hubung untuk menegaskan pertalian diantara unsur yang bersangkutan. Contoh :
alat pandang-dengar.
 Gabungan kata yang sudah diangap padu, kata ditulis serangkai.
Contoh :
o Apabila (apa + bila)
o Daripada (dari + pada)
o Adapun (ada + pun)

F.Kata Ganti
Kata ganti –ku, -mu dan –nya ditulis dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
o Ayahmu orang yang dermawan
o Buku ini miliknya
G.Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali daripada.
Contoh :
o Ayah berangkat ke masjid
o Saya dari masjid
H.Kata Sandang
Kata sandang berupa Si dan Sang ditulis secara terpisah dari kata yang megikutinya.
Contoh :
o Si Unyil
o Sang Raja
I.Partikel
1. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
o Bacalah buku itu dengan baik !
o Akankah kita tetap menjadi saudara ?
2. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya. Kecuali : adapun,
bagaimanapun, maupun, biarpun, walaupun.
Contoh :
o Sepetak tanah pun aku tak punya.
o Sepucuk surat pun tak datang.
3. Partikel per yang berarti mula, demi, dan tiap dtulis terpisah dari kalimat yang
mendampinginya.
Contoh :
o Dia membaca buu itu per bab.
o Dia menggaji karyawannya per hari
J. Angka dan Lambang Bilangan

 Dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor.


Contoh : 1, 2, 3.
 Digunakan untuk ukuran panjang, berat, isi, satuan waktu, nilai uang.
Contoh :
o 3 meter kain, 10 kilogram beras, 5 liter.
o Pukul 12.30, 100 dolar, tahun 1962.
o Penulisan lambang bilangan dengan huruf.
Contoh : sebelas (11), dua per tiga (2/3).
 Penulisan kata bilangan tingkat.
Contoh :
o Bab III
o Bab tiga
o Bab ke-3
 Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an.
Contoh :
o Tahun 60-an
o Tahun enam puluhan
 Akta dan Kuitansi, bilangan ditulis dengan kata dan huruf skaligus dalam teks.
Contoh :
o Telah diterima uang sebesar Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah).

Penggunaan Tanda Baca


A. Tanda Baca Titik (.)
Ada beberapa kaidah penggunaan tanda baca titik (.). kaidah-kaidah tersebut dijelaskan
sebagai berikut.
1. Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat yang bukan berupa kalimat
tanya atau kalimat seruan.
Contoh:
a. Saya beragama Islam
b. Kita adalah saudara
2. Tanda baca titik digunakan dibelakang angka atau huruf dalam suatu
bagan,ikhtisar,atau daftar.
Contoh:
a. 4.1 Pembahasan
b. Tabel 10. Rekapitulasi data

3. Tanda baca titik digunakan untuk memisahkan angka jam,menit,dan detik yang
menunjukan jangka waktu.
Contoh:
a. Pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik )
4. Tanda baca titik digunakan diantara nama penulis,judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya dan tanda seru,dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh:
a. Lestariningrum,Dwi.1998.Teknik Menjahit.Malang:Intan.
b. Syamsu,M.2007.Belajar Mengaji.Malang:UIN Press.
5. Tanda baca titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang menunjukan jumlah.
Contoh:
a. Tamu yang hadir adalah 24.200 orang.
b. Ayamnya berjumlah 5.500 ekor.
6. Tanda baca titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatanya
yang tidak menunjukan jumlah.
Contoh:
a. 6 juni adalah tanggal kelahiranya.
b. Dia mendapat gaji setiap tanggal 2.
7. Tanda baca titik tidak digunakan pada akhir judul yang merupakan kepala karangan
atau kapala ilustrasi,tabel,dan sebagainya.
Contoh:
a. KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
b. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8. Tanda baca titik tidak digunakan di belakang alamat pengirim surat,nama dan alamat
penerima surat,serta tanggal surat.
Contoh:
a. Yth.Rektor UIN Malang
Jalan Gajayana 50 Malang
b. Malang,28 Maret 2010
B. Tanda Baca Koma (,)
Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) adalah sebagai berikut
1. Tanda baca koma (,) digunakan diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilang.
Contoh:
a. Saya membeli kertas,pena,dan tinta
b. Saya suka apel,durian,dan pisang
2. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan kalimat setara, apabila kalimat
setara berikutnya diawali kata tetapi atau melainkan.
Contoh:
a. Ayah suka buah,tetapi ibu tidak
b. Dia tidak kakakku,melainkan sepupuku
3. Tanda baca (,) digunakan apabila anak kalimat mendahului induk kalimat.
Contoh:
a. Jika hari tidak hujan,saya akan datang
b. Atas perhatian Bapak,saya berterima kasih
4. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan anak kalimat jika anak kalimat itu
mengiringi induk kalimatnya.
Contoh:
a. Saya tidak akan datang,jika ayah tidak mengijinkan
b. Saya akan memaafkan,jika ia mau bertobat
5. Tanda baca koma (,) digunakan di belakang ungkapan penghubung antar kalimat yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
a. Dia malas belajar.oleh karena itu,dia tidak naik kelas
b. Dia sudah berstatus mahasiswa .akan tetapi,dia seperti anak-anak
C. Tanda Baca Titik Koma (;)
Kaidah-kaidah enggunaan tanda baca titik koma (;) adalah sebagai berikut.
1. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.
Contoh:
a. Ayah sedang mengaji; ibu sedang memasak; adik sedang belajar; meraka sedang
sibuk dengan pekerjaannya masing-masing
2. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk
sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
a. Sore itu kami sekeluarga sibuk dengan pekerjaan kami masing-masing.Ayah
sedang membaca koran; ibu menjahit kayu;saya asyik membersihkan taman di
depan rumah.
D. Tanda Baca Titik Dua (:)
Terdapat beberapa kaidah penggunaan tanda baca titik dua (:) kaidah-kaidah yang dimaksud
dijelaskan sebagai berikut.
1. Tanda baca titik dua (:) digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian atau perincian. Contoh:
a. Ketua: Ahmad Wijaya,
Sekretaris: Siti Tantowi
2. Digunakan di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat di dalam
kitab suci, di antara judul dan subjudul,serta nama kata dan penerbit buku acuan.
Contoh:
a. Tempo, I ( 1971 ). 34:7
a. Surat yasin:19

E. Tanda Hubung (-)


Kaidah-kaidah penggunaan tanda hubung (-) adalah sebagai berikut
1. Digunakan untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan
huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan an-, singkatan berhuruf kapital dengan
imbuhan atau kata, dan nama jabatan rangkap. Contoh:
a. se-Indonesia.
b. Hadiah ke-2
c. Mem-PHK-kan
d. Sinar-X
2. Digunakan untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Contoh:
a. di-smash
b. di-drill
c. di-carge
d. mem-backup
F. Tanda Pisah (--)
Tanda pisah (--) digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai ke” atau
“sampai dengan”. Penulisan tanda baca pisah (--) dinyatakan dengan dua buah tanda hubung
tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
Contoh:
a. 1910-1945
b. Tanggal 15-10 April 1970.
G. Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang hilang.
Contoh:
a. Sebab-sebab kemerosotan akhlak di kalangan mahasiswa ... atau diteliti lebih
lanjut.
b. kata adalah kumpulan huruf yang sudah bermakna lengkap ( Suwono,1999:13)

H. Tanda Kurung ( )
Tanda kurung () digunakan untuk hal-hal sebagai berikut.
1. Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Contoh:
a. Lampiran: 1 (satu) bendel
b. ABRI ( Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
2. Di gunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok
pembicaraan. Contoh:
a. Opera Van Java (acara komedi) cukup menghibur masyarakat
b. Aku ( puisi karya Chairil Anwar ) aalah puisi Angaktan 45.
I. Tanda Tanya (?)
Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni kalimat yang membutuhkan
jawaban.
Contoh:
a. Siapa yang pergi ke Bandung ?
b. Dimana kamu membeli tas itu?
J. Tanda Seruan (!)
Tanda seru (!) digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa sruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhanya,atau emosi yang kuat. Contoh:
a. Duduklah!
b. Ambilkan buku itu!
K. Tanda Kurung Siku ([ .. ])
Tanda kurung siku ([ .. ]) digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Contoh:
a. Persamaan kedua proses ini (perbedaanya dibicarakan pada Bab II [lihat halaman
35-38])
b. Konsep tentang pengetahuan (hubunganya dengan konsep ilmu secara umum [
lihat halaman 124]) juga diterangkan pada Bab III buku ini.
L. Tanda Petik (“...”)
Tanda petik (“...”) ini digunakan untuk meakhiri petikan langsung. Adapun kaidah
penggunaan tanda petik (“...”) yang dumaksud adalah sebagai berikut.
Contoh:
a. Kata Toto,”saya juga berpuasa”.
b. Pesan Ayah, “jangan berani pada ibumu”.
M. Tanda Petik Tunggal (‘...’)
Tanda petik tunggal (‘...’) digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, dan penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Contoh:
a. Reformasi ‘perubahan’
b. Mastery Learning ‘belajar tuntas’
N. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring (/) digunakan di dalam menulis nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
a. Tahun anggaran 2011/2012
b. Semester genap 2012/2013
c. Jalan Kramat III/10 Jakarta
O. Tanda Apostrof (΄)
Tanda penyingkat atau apostrof (΄) ini digunakan untuk menunjukan penghilangan bagian kata
atau bagian angka tahun. Contoh:
a. Malam΄lah tiba (΄lah = telah)
b. 1 Januari ΄88 (΄88 = 1988)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012 . “Dari Ejaan Ophujsen hingga EYD”. www.makalahkuliah.com. Pada 25


Februari 2013.

Fakultas Pertanian UB.2010.Modul BAHASA Indonesia dan Penulisan Ilmiah. Malang.

Musaba, Zulkifli.2012. Bahasa Indnesia Untuk Mahasiswa, Yogyakarta : Aswaja Pressindo.

Safioedin, Asis.1987. Membina Bahasa Indonesia. Bandung :Penerbit Aumni

Yaqin, M. Zubad Nurul. 2011. Bahasa Indonesia keilmuan . Malang : UIN-Maliki Press.

Anda mungkin juga menyukai