Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR LINGUISTIK

Linguistik Sinkronik dan Linguistik Diakronik

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Germanistiche Linguistik

KELOMPOK IV

FEMMY ANGREANY

GUSMAN

HAJRAWATI

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ASING/JERMAN

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan Hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk
sederhana. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada segenap pihak atas segala
bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami, khususnya kepada :

1. Ibu Dr. Laelah Azizah, M.Hum selaku pembimbing sekaligus dosen


mata kuliah germanistiche linguistik I yang telah memberikan kami
arahan sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
2. Orang Tua kami yang memberikan semangat, doa restu, kepada kami
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang tidak dapat kamu sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan, semangat, dan motivasi sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
terdapat berbagai kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami memohon maaf yang
sebesar-besarnya dan kami mengharapkan agar pembaca memberikan masukan
berupa saran dan kritik yang bersifat membangun demi kelengkapan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi
kami

Makassar, Oktober 2014

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1
D. Manfaat ................................................................................................ 1
II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2
A. Linguistik Sinkronik ............................................................................ 2
B. Linguistik Diakronik ............................................................................ 4
III PENUTUP ................................................................................................... 8
A. Kesimpulan .......................................................................................... 8
B. Saran ..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

ii
I PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Linguistik merupakan ilmu yang berkaitan dengan bahasa atau dapat
disebut sebagai induk ilmu bahasa, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan
semantik. Istilah lingusitik berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata lingua
yang berarti bahasa,dalam bahasa Italia, yaitu lingua dan dalam bahasa
Spanyol, yaitu lengua, dalam bahasa Belanda yaitu linguistie, dalam bahasa
Perancis, yaitu langue, langage, atau languange.
Dalam linguistik terdapat beberapa cabang-cabang ilmu linguistik.
Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut memiliki pengertian dan pembahasan
masing-masing mengnai bahasa. Hal itu berguna untuk menambah
pengetahuan mengenai bahasa.
Maka pada kesempatan ini, kami akan membahasa mengenai lingustik
sinkronik dan linguistik diakronik.
B Rumusan Masalah
1 Apa itu linguistik sinkronik ?
2 Apa itu linguistik diakronik ?
C Tujuan
1 Untuk mengetahui apa itu linguistik sinkronik dan linguistik diakronik.
2 Menambah pemahaman dan pengetahuan tentang linguistik
3 Memenuhi salah satu tugas matua kuliah germanistiche linguistik
D Manfaat
1 Dapat memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai linguistik,
khusunya linguistik sinkronik dan linguistik diakronik.
2 Sebagai bahan informasi yang sebelumnya penulis dan pembaca tidak
mengetahui mengenai linguistik sinkronik dan linguistik diakronik.
3 Menambah literatur mengenai linguistik.

1
II PEMBAHASAN

A Linguistik Sinkronik
Ferdinand de Saussure memiliki pandangan mengenai konsep telaah
sinkronik dan diakronik, perbedaan langue dan parole, perbedaan signifiant
dan signifie dan hubungan sintagmatik dan paradigmatik.
Ferdinan de Saussure membedakan bahasa secara telaah sinkronik dan
diakronik. Telaah bahasa secara sinkronik adalah mempelajari suatau bahasa
pada suatu kurun waktu tertentu saja. Misalnya, mempelajari bahasa Indonesia
yang digunakan pada zaman Jepang atau pada masa tahun lima puluhan.
Linguistik sinkronik biasa disebut juga linguistik deskriptif, karena berupaya
mendeskripsikan bahasa secara apa adanya pada suatu masa tertentu .
1 Pengertian linguistik sinkronik menurut para ahli
a Ferdinan de Saussure, kata sinkronis berasal dari Yunani yaitu syn =
dengan dan khronos = waktu, masa. linguistik sinkronik adalah
mempelajari suatu bahasa pada suatu kurun waktu tertentu saja.
b Abdul Chaer, linguistik sinkronik hanya mengkaji bahasa pada masa
terbatas.
c Harimurti Kridalaksana, linguistik sinkronis merupakan kajian bahasa
linguistik yang bersangkutan dengan peristiwa terjadi dalam masa
suatu terbatas, dan tidak melibatkan perkembangan historis bentuk
bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk lain.
d Parera, menyatakan linguistik sinkronis adalah satu studi bahasa yang
bersifat sezaman. Linguistik sinkronik memformulasikan gelaja-gejala
bahasa berdasarkan ujaran-ujaran pembicara tanpa mempersoalkan
urutan waktu
e Petada, linguistik sinkronik membahas bahasa pada masa tertentu yang
bersifat mendatar dan horizontal, misalnya menyelidiki bahasa
Indonesia yang digunakan pada tahun 1980.
2 Ciri-Ciri Linguistik Sinkronik

2
3

a Hanya mempelajari bahasa pada kurun waktu tertentu saja, terbatas.


Misalnya bahasa Gorontalo pada masa pendudukan Jepang
b Bersifat deskriptif, karena hanya memberikan keadaan bahasa itu
menurut apa adanya pada kurun waktu yang terbatas itu. Bahasa itu
diterangkan bagaimana kerja dan penggunaanya oleh para penuturnya
pada kurun waktu tertentu. Bahasa yang ketika peneliti mengadakan
penelitian dan analisis
c Bersifsat horizontal dan mendatar, karena tidak memiliki perbandingan
dengan bahasa lain, dan juga tidak membandingkannya dengan dengan
periode lain.
3 Contoh Linguistik Sinkronik
a Mengkaji penggunaan bahasa Melayu . Bahasa Melayu kuno yang
berkembang di Bumi Melayu tersebut berlogat "o" seperti Melayu
Jambi, Minangkabau, Kerinci, Palembang dan Bengkulu.
Semenanjung Malaka dalam Nagarakretagama disebut Hujung Medini
artinya Semenanjung Medini. Dalam perkembangannya orang Melayu
kemudian berimigrasi ke Semenanjung Malaysia, istilah Melayu
kemudian bergeser ke Semenanjung Malaka yang akhirnya disebut
Semenanjung Melayu atau Tanah Melayu. Bahasa Melayu yang
berkembang di sekitar daerah Semenanjung Malaka tersebut berlogat
"e".
b Mengkaji bahasa Indonesia setelah sumpah pemuda, Ejaan van
Ophuijsen. Pada awal abad ke-20 terjadi perpecahan dalam bentuk
baku tulisan bahasa Melayu. Pada tahun 1901, Indonesia
menggunakan ejaan Van Ophuijsen. Pedoman tata bahasa yang
kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui
pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
1) Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan
karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï
dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam
Soerabaïa.
4

2) Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang


3) Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer,
4) Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk
menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’,
c Menyelidiki bahasa Indonesia setelah merdeka . Ejaan Republik, Ejaan
ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947, ejaan ini juga dikenal
dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
1) Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur
2) Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata
tak, pak, rakjat
3) Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-
jalan2, ke-barat2-an.
4) Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai
dengan kata yang mendampinginya.
4 Tujuan Linguistik Sinkronik
a Mendeskripsikan unsur-unsur kebahasaab yang terdapat dalam bahasa
yang diteliti.
b Untuk mengetahui bentuk atau struktur bahasa pada kurun waktu
tertentu.
B Linguistik Diakronik
1 Pengertian Linguistik Diakronik Menurut Para Ahli
a Ferdinand de Saussure, berasal dari bahasa Yunani yaitu dia = melalui
dan khronas = waktu, masa. Telaah linguistik diakronik adalah telaah
bahasa sepanjang masa, atau sepanjang zaman bahasa itu digunakan
oleh para penuturnya.
b Abdul Chaer, linguistik diakronik berupaya mengkaji bahasa pada
zaman yang tak terbatas, bisa sejak awal kelahiran bahasa itu sampai
zaman punahnya bahasa tersebut (kalau bahasa tersebut sudah punah,
seperti bahasa Latin dan bahasa Sansakerta) atau sampai zaman
sekarang (kalau bahasa itu masih hidup, seperti bahasa Arab dan
bahasa Jawa).
5

c Harimurti Kridalaksana, diakronis bersifat historis; berkenaan dengan


pendekatan terhadap bahasa dengan melihat perkembangannya
sepanjang waktu.
d Parera (1991: 69) studi bahasa secara diakronik adalah studi bahasa
yang mempersoalkan fase-fase perkembangan/evolusi bahasa dari
zaman ke zaman, dari satu waktu ke waktu. Studi bahasa ini bersifat
vertikal.
2 Ciri-Ciri Linguistik Diakronik
a Bersifat tidak terbatas, bisa sejak awal kelahiran bahasa itu sampai
zaman punahnya bahasa tersebut (kalau bahasa tersebut sudah punah,
seperti bahasa Latin dan bahasa Sansakerta) atau sampai zaman
sekarang (kalau bahasa itu masih hidup, seperti bahasa Arab dan
bahasa Jawa).
b Menguraikan, menyelidiki perkembangan bahasa dari masa ke masa
c Bersifat historis atau vertikal. Bersifat historis yaitu membicarakan
perkembangan bahasa atau bahasa-bahasa sejak mula adanya sampai
sekarang, jadi hal yang berhubungan dengan sejarah bahasa tersebut.
Kata sejarah mengandung pengertian telaah dari masa silam hingga
kini. Seperti dalam sejarah bahasa Indonesia pada masa lampau, maka
mengacu pada bukti-bukti sejarah pertama yang ditemukan sampai
hari ini
d Bersifat linguistik komperatif diakronis, yaitu perbandingan antara
bahasa-bahasa yang serumpun, yang ditujukan kepada rekonstruksi
bahasa induk atau dapat ditujukan untuk mengetahui daerah bahasa
induk ini dahulu dipakai.
e Bahasa sebagai sesuatu yang tidak statis, melainkan dinamis sesuai
dengan perkembangan zaman.
3 Contoh Linguistik Diakronik
a Perkembangan bahasa Indonesia dari awal dibentuk hingga sekarang.
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu sudah
dipakai dengan ditemukannya bukti berupa prasasti, yaitu :
6

1) Prasasti di Kedudukan Bukit berangka pada tahun 635 M


(Palembang)
2) Prasasti di Talang Tuwo berangka pada tahun 684 M (Palembang)
3) Prasasti di Kota Kapur berangka 686 M (Bangka)
4) Prasasti di KarangBrahi berangka 688 M (Jambi)
5) Prasasti di Ganda Suliberangka 832 M (Jawa tengah)
6) Prasasti di Bogor berangka 924 M (Jawa Barat).
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara secara intensif
dan dalam waktu yang lama mempengaruhi dan mendorong
tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuaan bangsa Indonesia, maka
para kaum intelektual muda pada saat itu merasa perlu adanya bahasa
persatuan, sehingga pada tanggal 28 Oktober 1928 melahirkan ikrar
sumpah pemuda yang terbagi menjadi tiga butir yaitu
1. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertumpah
darah satoe tanah air Indonesia
2. Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertumpah
darah satoe bangsa Indonesia
3. poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertumpah darah
satoe Bahasa Indonesia
kemudian pada tanggal 1938 diselenggarakan kongres pertama bahasa
Indonesia di Solo dan pada masa penjajahan Jepang bahasa Indonesia
semakin berkembang karena pemerintahan Jepang melarang
penggunaan bahasa Belanda. Setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945,
bahasa Indonesia semakin dikukuhkan sebagai bahasa Nasional
dengan penjabaran sebagai berikut
1) 18 Agustus, dalam UUD 1945 ditetapkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa Negara Bab XV pasal 36
2) Ejaan bahasa Indonesia dibakukan dan ditetapkan pada 16
Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia No. 57 tahun
1972.
a) Kata tj diganti menjadi c
7

b) Kata dj diganti menjadi d


c) Kata ch diganti menjadi kh
d) Kata nj diganti menjadi ny
e) Kata sj diganti menjadi sy
f) Kata j diganti menjadi y
g) Kata oe diganti menjadi u
4 Tujuan Linguistik Diakronik
Tujuan linguistik diakronik adalah untuk mengetahui sejarah struktural
bahasa itu serta dengan segala bentuk perubahan dan perkembangannya.
Seperti kata batu berasal dari kata watu adalah suatu pernyataan yang
bersifat diakronik.
III PENUTUP

A Kesimpulan
1 Telaah bahasa secara sinkronik adalah mempelajari suatau bahasa pada
suatu kurun waktu tertentu saja. Misalnya, mempelajari bahasa Indonesia
yang digunakan pada zaman Jepang atau pada masa tahun lima puluhan.
2 Telaah linguistik diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa, atau
sepanjang zaman bahasa itu digunakan oleh para penuturnya.
B Saran
1 Kami sebagai generasi penerus bangsa agar lebih meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan mengenai linguistik.
2 Sebaiknya di perpustakaan disediakan buku-buku acuan mengenai
linguistik.
3 Hendaknya masyarakat lebih meningkatkan rasa ingin tahu mengenai
linguistik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaedar A. 2011. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa


Bandung

Anshari, dkk. 2011. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia.


Makassar: Badan Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan
Daerah Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar.

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Petada, Mansoer. 2011. Linguistik Sebuah Pengantar. Bandung: Angkasa

Verhaar. 2012. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada


Universitity Press

Suparno. 2002. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT Tiara Wacana


Widoyono Yuli. Linguistik Sinkronik dan Linguistik Diakronik. 2013: Ilmu
Pendidikan Bahasa S3. Universitas Negeri Yogyakarta
www.wikipedia.com, diakses Senin 27 Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai