Anda di halaman 1dari 12

LINGUISTIK TRANSFORMASIONAL

Disusun oleh :

KELOMPOK 12

UMIMAH 238820110026

MAHYATUL UKHRA 238820110012

MUKHSIN 238820110059

MK : Lingustik

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,
petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Linguistik transformasional”.
Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik,
harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Kami berharap makalah ini dapat menjadi
kontribusi kecil kami dalam upaya tersebut. Sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami mohon maaf jika terdapat
kekurangan dalam makalah ini, dan kami selalu terbuka untuk saran dan masukan
yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua yang
membacanya.

Kelompok 12
A. PENDAHULUAN
Dunia ilmu, termasuk linguistik, bukan merupakan kegiatan yang statis
melainkan merupakan kegiatan yang dinamis, berkembang terus sesuat dengan
filsafat ilmu itu sendiri yang selalu mencari kebenaran yang hakiki. Begitulah,
linguistik struktural lahir karena tidak puas dengan pendekatan dan prosedur yang
digunakan linguistik tradisonal dalam menganalisis bahasa.
Sekian puluh tahun linguistik struktural digandrungi sebagai satu-satunya
aliran yang pantas diikuti dalam menganalisis bahasa, walaupun model struktural
itu pun tidak hanya satu macam. Kemudian orang pun merasa bahwa model
struktural juga banyak kelemahannya, sehingga orang mencoba merevisi model
struktural itu disana-sini, sehingga lahirah aliran lain yang agak berbeda , meski
banyak persamaannya, dengan model struktural semula.
Perubahan total terjadi dengan lahirnya linguistik transformasional yang
mempunya pendekatan dan cara yang berbeda dengan linguistik struktural .
namun, kemudian model transformasi itu pun dirasakan orang banyak
kelemahannya, sehingga orang membuat model lain pula, yang dianggap lebih
baik, misalnya model semantik generatif, model tata bahasa kasus, model tata
bahasa relasional dan model tata bahasa stratifikasi.
Aliran transformasional ini dipelopori oleh Chomsky. Avram Noam Chomsky
adalah seorang profesor linguistik dari Institut Teknologi Massachusetts. Salah
satu reputasi Chomsky di bidang linguistik terpahat lewat teorinya tentang tata
bahasa generatif. Chomsky dilahirkan di Philadelphia tahun 1928, di tengah
keluarga Yahudi radikal keturunan Rusia. Ayahnya, William Chomsky
merupakan seorang ahli bahasa Yahudi yang terkenal. Ketekunan Chomsky dalam
membantu kegiatan kebahasaan yang dilakukan ayahnya, sedikit banyak telah
menandai kecemerlangan daya intelektualnya dalam melakukan kajian
kebahasaan di kelak kemudian hari. Sebagai mahasiswa di universitas
Pennsylvania, Chomsky menjadi anak didik tokoh strukturalisme yang sering
disebut memiliki pikiran radikal, yakni Zelling Harris. Disebut sebagai salah
seorang tokoh pengembang strukturalisme, gagasan yang dikembangkan tidak
sepenuhnya mengekor pada konsep pemula strukturalisme Amerika, yakni
Leonard Bloomfield.
Aliran transformasional merupakan reaksi dari faham strukturalisme. Konsep
strukturalisme yang paling ditentang adalah konsep bahwa bahasa sebagai faktor
kebiasaan (habit). Nama yang dikembangkan untuk model tata bahasa yang
dikembangkan oleh Chomsky ini adalah Tranformational Generative Grammar
tetapi dalam bahasa Indonesia lazim disebut tata bahasa transformasi atau tata
bahasa generative.
Adapun asumsi yang mendasari pendekatan bahasa secara transformasional ini
adalah sebagai berikut:
1. Bahasa merupakan satu produk kebudayaan yang kreatif manusiawi.
2. Bahasa bukan merupakan rekaman tingkah laku luar yang berupa bunyi
yang dapat didengar, melainkan bahasa merupakan satu proses mentalistik
yang kelak kemudian dilahirkan dalam bentuk luar bunyi bahasa yang
didengar atau kelak dimanifestasikan dalam bentuk tulisan.
3. Bahasa merupakan satu proses produktif, sehingga metode analisis bahasa
harus bersifat deduktif.
4. Formalisasi matematis dapat juga dikenakan pada formalisasi sistem
produktif bahasa.
5. Analisis bahasa tidak dapat dilepaskan dari hakikat bahasa yang utuh
yakni bunyi dan makna.
Menurut Chomsky salah satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk
menyusun tata bahasa dari bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai
kumpulan kalimat yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna.

B. PEMBAHASAN
1. Definisi Linguistik Tranformasional
Dalam ilmu, termasuk linguistik bukan merupakan kegiatan yang statis,
melain akan merupakan kegiatan yang dinamis berkembangnya terus sesai
dengan filsafat ilmu itu sendiri yang selalu ingin mencari kebeneran
yang hakiki. Namun, kemudian model transformasi ini pun dirasakan
orang banyak kelemahannya, sehingga orang membuat model lain pula, yang
dianggap lebik baik.
Menurut Chomksy adalah merupakan teori dari bahasa itu sendiri dan tata
bahasa itu harus memenuhi dua syarat yaitu:
1. Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima
oleh pemakai bahasa tersebut,sebagai kalimat yang wajar dan tidak
dibuat-buat.
2. Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa,sehinnga satuan
atau istilah yang digunakan tidak berdasarakan pada gejala bahasa tertentu
saja ,dan semuanyaini harus sejajar dengan teori linguistik tertentu.
Chomsky membedakan antara kemampuan (competence) dan perbuatan
berbahasa (performance). Dalam tata bahasa transformasional ini kemampuanlah
yang menjadi objeknya, meskipun perbuatan berbahasa juga penting. Competence
adalah kemungkinan yang terwaris dan tersimpan dalam otak manusia itu
memberikan kemungkinan kepadanya untuk melaksanakan proses berbahasa.
Dengan kata lain competence adalah pengetahuanyang dimiliki oleh pemakai
bahasa mengenai bahasanya. Ia berpendapat bahwa sebenarnyakalimat yang kita
dengar dari seorang pembicara bahasa tertentu itu pada umumnya adalahkalimat-
kalimat yang baru.
Sedangkan performance merupakan pencerminan dari, yang juga dipengaruhi
olehberbagai situasi mental dan lingkungan real seperti keterbatasan
ingatan, keteledoran, kecerobohan dan sebagainya. Oleh karena itu, agar
performance benar- competence benarmerupakan pencerminan competence atau
bunyi dan makna bersesuai dengan kaidah-kaidah competence, maka faktor-
faktor ekstralinguistik tersebut sejauh mungkin dihindari.Dengan kata lain dapat
kita katakan bahwa performance adalah pemakaian bahasa itusendiri dalam
keadaan yang sebenarnya.
Menurut aliran transformasi, sebuah tata bahasa hendaknya terdiri dari
sekelompok kaidah yang tertentu jumlahnya, tetapi dapat menghasilkan kalimat
yang tidak terbatas jumlahnya. Seseorang bisa membuat berbagai kalimat yang
tidak terbatas jumlahnya dan bisa ia mengerti, yang mana sebagian besar kalimat
tersebut barangkali belum pernah diucapkan ataupun didengar, kemampuan
tersebut dinamakan aspek kreatif bahasa.
Secara umum transformasi generatif merupakan proses atau kaidah perubahan
daristruktur dalam, menjadi struktur luar atau permukaannya, baik dalam
menambah, mengurangi (penghilangan), permutasi, maupun pergantian. Teori
transformasi generatifmeninja aspek bahasa berdasarkan sudut pandang bahasa
itu sendiri, serta menelaah unsur-unsur dan fungsinya dalam bahasa yang diteliti.
Beberapa ahli tata bahasa membuatbatasan-batasan transformasi di bawah ini:
1. Keraf (1980) Transformasi adalah suatau proses merubah bentuk bahasa
menjadi bentuk-bentuk lain, baik dari bentuk sederhana ke bentuk yang
kompleksmaupun dari bentuk kompleks ke bentuk yang sederhana.
2. Samsuri (1981) Transformasi adalah proses atau hasil pengubahan sebuah
struktur kebebasan atau struktur yang lain menurut kaidah tertentu.
Menurut aliran transformasional, bahasa terdiri dari dua komponen utama,
yaitu sintaks dan semantik. Sintaksis adalah tata bahasa yang mengatur struktur
kalimat, sedangkan semantik adalah makna kalimat.
a) Sintaksis
Dalam linguistik transformasional, sintaksis adalah cabang linguistik yang
mempelajari struktur kalimat. Aliran ini berpendapat bahwa sintaks dapat dibagi
menjadi dua tingkat, yaitu struktur dalam (deep structure) dan struktur luar
(surface structure).
1. Struktur dalam adalah struktur kalimat yang mewakili makna kalimat.
Struktur dalam terdiri dari dua komponen utama, yaitu proposisi dan
kategori sintaksis. Proposisi adalah unsur makna yang paling dasar,
sedangkan kategori sintaksis adalah unsur struktur kalimat yang
menentukan peran dan fungsi unsur-unsur kalimat.
2. Struktur luar adalah struktur kalimat yang diwujudkan dalam bentuk kata
dan frasa. Struktur luar dibentuk dari struktur dalam melalui proses
transformasi.
Berikut adalah beberapa contoh struktur dalam dan struktur luar dalam bahasa
Indonesia:
Struktur dalam Struktur luar
Anak itu sedang bermain Anak itu sedang bermain bola
Dia pergi ke sekolah Dia pergi ke sekolah

Dalam contoh pertama, struktur dalam kalimat "Anak itu sedang bermain"
terdiri dari proposisi "anak itu bermain" dan kategori sintaksis "S - V - O".
Struktur luar kalimat ini terdiri dari kata-kata "anak", "itu", "sedang", dan
"bermain".
b) Semantik
Linguistik transformasional semantik adalah cabang linguistik yang
mempelajari hubungan antara struktur kalimat dan makna kalimat. Aliran ini
berpendapat bahwa struktur dalam kalimat menentukan makna kalimat.
Dalam linguistik transformasional, makna kalimat direpresentasikan oleh
proposisi. Proposisi adalah unsur makna yang paling dasar. Proposisi terdiri dari
dua komponen utama, yaitu subjek dan predikat. Subjek adalah unsur yang
dibicarakan, sedangkan predikat adalah unsur yang menyatakan sesuatu tentang
subjek.
Struktur dalam kalimat dapat dianalisis menjadi proposisi-proposisi.
Proposisi-proposisi ini kemudian digabungkan untuk membentuk makna kalimat
secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa contoh analisis proposisi dalam
bahasa Indonesia:
Kalimat Analisis proposisi
Anak itu sedang bermain anak itu (subjek) bermain (predikat)
Dia pergi ke sekolah dia (subjek) pergi (predikat) ke sekolah (objek)
Dalam contoh pertama, kalimat "Anak itu sedang bermain" dianalisis menjadi
dua proposisi, yaitu "anak itu bermain" dan "sedang bermain". Proposisi "anak itu
bermain" menyatakan bahwa anak itu sedang melakukan aktivitas bermain.
Proposisi "sedang bermain" menyatakan bahwa aktivitas bermain sedang
berlangsung.
Dalam contoh kedua, kalimat "Dia pergi ke sekolah" dianalisis menjadi dua
proposisi, yaitu "dia pergi" dan "ke sekolah". Proposisi "dia pergi" menyatakan
bahwa dia melakukan aktivitas pergi. Proposisi "ke sekolah" menyatakan bahwa
tujuan dari aktivitas pergi tersebut adalah sekolah.
Aliran transformasional semantik telah memberikan pengaruh yang besar
terhadap perkembangan linguistik. Aliran ini telah mendorong para ahli linguistik
untuk memikirkan kembali cara-cara mendeskripsikan makna kalimat.
Berikut adalah beberapa kontribusi utama dari linguistik transformasional
semantik:
 Aliran ini telah menunjukkan bahwa struktur kalimat dapat digunakan
untuk mendeskripsikan makna kalimat.
 Aliran ini telah mendorong para ahli linguistik untuk mengembangkan
teori-teori semantik yang lebih komprehensif.
Namun, aliran transformasional semantik juga telah mengalami kritik dari
para ahli linguistik. Kritik tersebut antara lain berkaitan dengan kompleksitas dan
tidak realistisnya teori transformasional.
2. Ciri-Ciri Transformasi Generatif
Sistem tata bahasa transformasi yang diasaskan oleh Chomsky ini walaupun
merupakan lanjutan daripada apa yang telah dibangunkan bersama Harris, namun
terdapat perbezaan pendapat dengan apa yang telah dikemukakan oleh Harris.
Ternyata sistem tata bahasa berdasarkan Chomsky ini telah menarik perhatian
ramai dan telah menerima kesinambungan berterusan yang ekstensif. Chomsky
seterusnya menyatakan bahawa teorinya dapat memperlihatkan ciri-ciri universal
dalam mengkaji semua bahasa manusia.
Aliran transformasi muncul menentang aliran strukturalis yang menyatakan
bahwa bahasa merupakan kebiasaan. Aliran ini mempunyai pandangan bahwa
bahasa bersifat mentalistik dan kognitif.
Adapun ciri-ciri transformasi generatif adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan paham mentalistik
Aliran ini berpendapat bahwa proses berbahasa bukan sekadar proses
rangsang tanggap semata-mata, akan tetapi justru menonjol sebagai proses
kejiwaan. Aliran ini sangat erat dengan psikolinguistik. Proses berbahasa
bukan sekadar proses fisik yang berupa bunyi sebagai hasil sumber getar yang
diterima oleh alat auditoris, akan tetapi berupa proses kejiwaan di dalam diri
peserta bicara. Oleh karena itu, aliran ini sangat erat kaitannya dengen
subdisipliner psikolinguistik.
2. Bahasa merupakan innate
Kaum transformasi beranggapan penuh bahwa bahasa merupakan faktor
innate (warisan/keturunan). Dalam hal ini, untuk membuktikan teorinya
Chomsky dengan bantuan rekannya membuktikan bahwa struktur otak
manusia dengan otak simpanse persis sama, kecuali satu simpul syaraf bicara
yang ada pada struktur otak manusia tidak terdapat pada struktur otak
simpanse. Itulah sebabnya simpanse tidak dapat berbicara seperti manusia,
meskipun ia telah dilatih berkali-kali, karena hal itu tidak disebabkan oleh
kebiasaan, akan tetapi harus ada faktor keturunan.
3. Bahasa terdiri atas lapis dalam dan lapis permukaan
Teori transformasional memisahkan bahasa atas dua lapisan, yakni deep
structure (struktur dalam/ lapis batin) yaitu tempat terjadinya proses berbahasa
yang sesungguhnya/ secara mentalistik; dan surface structure (struktur luar,
struktur lahiriah) yaitu wujud lahiriyah yang ditransformasikan dari lapis
batin.
4. Bahasa terdiri atas unsur competent dan performance
Sebagaimana yang telah kita sebutkan di atas, aliran transformasional
memisahkan bahasa atas unsur competent yaitu pengetahuan yang dimiliki
oleh seorang penutur tentang bahasanya termasuk kaidah-kaidah yang berlaku
bagi bahasanya; dan performance yaitu ketrampilan seseorang dalam
menggunakan bahasa tersebut.
5. Analisis bahasa bertolak dari kalimat
Aliran ini beranggapan bahwa kalimat merupakan tataran gramatik yang
tertingi. Dari kalimat analisisnya turun ke frasa dan kemudian dari frasa turun
kata. Aliran ini tidak mengakui adanya klausa.
6. Bahasa bersifat kreatif
Ciri ini merupakan reaksi atas anggapan kaum struktural yang fanatik
terhadap standar keumuman. Bagi kaum transformasional yang terpenting
adalah kaidah. Walaupun suatu bentuk kata belum umum asalkan
pembentukannya sesuai dengan kaidah yang berlaku, maka tidak ada halangan
untuk mengakuinya sebagai bentuk gramatikal.
7. Analisis diwujudkan dalam diagram pohon dan rumus.
Analisis dalam teori ini dimulai dari struktur kalimat lalu turun ke frase
menjadi frase benda (FN) dan frase kerja (FV) kemudian dari frase turun ke
kata.
8. Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi
Aliran ini membedakan antara kalimat inti dan kalimat transformasional.
Kalimat inti adalah kalimat yang belum dikenai oleh kaidah transformasi,
mempunyai ciri-ciri (a) lengkap, (b) simpel (c) aktif (merupakan ciri pokok),
(d) statement (e)positif (f) runtut (merupakan ciri tambahan). Kalimat
transformasi merupakan kalimat yang sudah dikenai kaidah transformasi.
Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

Kalimat Inti Kaidah Transformasi Kalimat Transformasi


1. Lengkap Pelepasan/delisi Kalimat elips/minor
2. Simpel Penggabungan Kalimat Kompleks
3. Aktif Pemasifan Kalimat Pasif
4. Statement - Tanya - Kalimat Tanya
- Perintah - Kalimat Perintah
5. Positif Pengingkaran Kalimat Ingkar
6. Runtut Pembalikan Kalimat Inversi

C. KESIMPULAN
Linguistik transformasional adalah aliran linguistik yang dikembangkan oleh
Noam Chomsky pada tahun 1957. Aliran ini berfokus pada kemampuan manusia
untuk menghasilkan kalimat yang tidak terbatas jumlahnya dari sejumlah kaidah
yang terbatas. Menurut aliran transformasional, bahasa terdiri dari dua komponen
utama, yaitu sintaks dan semantik. Sintaksis adalah tata bahasa yang mengatur
struktur kalimat, sedangkan semantik adalah makna kalimat.
Aliran transformasional berpendapat bahwa sintaks dapat dibagi menjadi dua
tingkat, yaitu struktur dalam (deep structure) dan struktur luar (surface structure).
Struktur dalam adalah struktur kalimat yang mewakili makna kalimat, sedangkan
struktur luar adalah struktur kalimat yang diwujudkan dalam bentuk kata dan
frasa.
Transformasi adalah proses yang mengubah struktur dalam menjadi struktur
luar. Transformasi dapat berupa penambahan, penghilangan, atau penggantian
unsur-unsur kalimat. Aliran transformasional telah memberikan pengaruh yang
besar terhadap perkembangan linguistik. Aliran ini telah mendorong para ahli
linguistik untuk memikirkan kembali cara-cara mendeskripsikan bahasa.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri utama aliran transformasional:
a) Generatif: Aliran transformasional berpendapat bahwa bahasa bersifat
generatif, yaitu dapat menghasilkan kalimat yang tidak terbatas jumlahnya.
b) Struktural: Aliran transformasional berpendapat bahwa bahasa terdiri dari
struktur-struktur yang dapat dianalisis.
c) Transformatif: Aliran transformasional berpendapat bahwa perubahan struktur
Aliran transformasional telah mengalami perkembangan pesat sejak awal
perkembangannya. Pada awalnya, aliran ini hanya berfokus pada bahasa Inggris.
Namun, seiring berjalannya waktu, aliran ini telah diterapkan pada berbagai
bahasa di dunia.
Pada tahun 1970-an, aliran transformasional mulai mengalami kritik dari para
ahli linguistik. Kritik tersebut antara lain berkaitan dengan kompleksitas dan tidak
realistisnya teori transformasional. Meskipun demikian, aliran transformasional
masih tetap menjadi salah satu aliran linguistik yang berpengaruh hingga saat ini.
Aliran ini telah memberikan kontribusi yang besar terhadap pemahaman kita
tentang bahasa.
D. PETA KONSEP

Linguistik
Tranformasional

Struktur Kalimat

Struktur Dalam Struktur Luar

Anda mungkin juga menyukai