Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

HAKIKAT MENYIMAK

Dosen Pengampu :

Siti Muharomah M.Pd.

Disusun oleh :

1. Fina Astari Sa’adah (202021500540)


2. Khulaefi (202021500430)
3. Ratna Widianti (202021500542)
4. Shania Zaki Rahmah (202021500428)
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hakikat Pemakaian ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Menyimak dan Berbicara. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Hakikat menyimak, Pengertian Menyimak, Tujuan Mneyimak,
Macam – Macam Menyimak, dan Aspek – Aspek Menyimak bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Siti Muharomah, selaku dosen mata kuliah
Menyimak dan Berbicara yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Jakarta, 31 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………........................... i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………. ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1


1.2.Rumusan Masalah………………………………………………… 2
1.3.Tujuan………….…………………………………………………. 2
BAB II. PEMBAHASAN

2.1.Hakikat Menyimak………….……………………………………. 3
2.2.Pengertian Menyimak….………………………………………… 3
2.3.Tujuan Menyimak………………………………………………... 5
2.4.Macam – Macam Menyimak…………………………………….. 6
2.5.Aspek – Aspek Menyimak………………………………………. 11

BAB III.PENUTUPAN
3.1.Kesimpulan………………………………………………………... 15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keterampilan berbahasa (language skils) meliputi empat keterampilan dasar yaitu
keterampilan menyimak (listening skils), keterampilan berbicara (Speaking Skills),
keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills) .
pembelajaran keterampilan berbahasa sangat penting dilakukan di sekolah dengan tujuan
meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa untuk berbagai tujuan, keperluan, dan
keadaan. Jadi, tujuan akhir dari keterampilan berbahasa adalah tercapainya kompetensi
berbahasa secara utuh.
Menyimak sebagai keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai seseorang
mempunyai peranan penting sebagai awal dari keterampilan – keterampilan berbahasa yang
lainnya. Pada saat bayi belajar bicar, ia menyimak bunyi – bunyi yang ia dengar kemudian
ia berusaha menirukannya walaupun belum mengerti makna bunyi – bunyi tersebut.
Demikian juga saat seseorang belajar membaca dan menulis, seseorang akan menyimak
cara membaca dan menulis darei guru yang mengajarinya.
Keterampilan menyimak berperan penting dalam mempelajari banyak hal, apalagi di
dunia pendidikan. Setiap pelajaran di sekolah memerlukan keterampilan menyimak. Guru
menyampaikan ilmunya sebagian besar melalui lisan. Dalam hal inilah keterampilan
menyimak bagi siswa dibutuhkan. Mengingat pentingnya keterampilan menyimak, maka
keterampilan tersebut harus diajarkan sejak dini dalam pelajaran bahasa Indonesia di
sekolah dasar. Hal ini perlu dilakukan sebagai landasan untuk jenjang pendidikan
selanjutnya.
Anderson (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 65) mengemukakan bahwa kemampuan
keterampilan menyimak kelas lima lebih difokuskan pada: (1) menyimak secara kritis
terhadap kekeliruan-kekeliruan, kesalahan-kesalahan, propaganda-propaganda, dan
petunjuk-petunjuk yang keliru; (2) menyimak aneka ragam cerita, puisi, rima kata-kata, dan
memperoleh kesenangan dalam menemui tipe-tipe baru.
Menyimak dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah satu kompetensi
yang ditargetkan kurikulum. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) siswa
diharapkan mempunyai kompetensi dasar menyimak cerita. Guru dalam hal ini berperan

1
sebagai fasilitator sebaiknya memiliki model dan media pembelajaran yang tepat.
Khususnya untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswanya. Penentuan model dan
media pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar merupakan modal awal dalam
keberhasilan suatu pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu teknik yang dapat dilakukan
adalah dengan pemilihan model dan media pembelajaran yang cocok dalam kegiatan
pembelajaran.
Model pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan pendidik untuk mengajar
peserta didik. Agar pembelajaran berjalan optimal seorang guru harus bisa menentukan
model pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan realitas dan kondisi sekolah tersebut.
Dengan kata lain, guru harus memiliki model yang sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki
peserta didik. Selain itu, media pembelajaran juga merupakan suatu komponen yang tak
kalah pentingnya dalam suatu proses pembelajaran. Oemar Hamalik (1986)
mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat meningkatkan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu, Azhar Arsyad (2006: 16)
juga mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya, memudahkan pemafsiran data,
dan memadatkan informasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu hakikat menyimak?
2. Apa pengertian menyimak?
3. Apa saja tujuan menyimak?
4. Apa saja macam – macam menyimak?
5. Apa saja aspek – aspek menyimak?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk memahami hakikat menyimak.
2. Untuk memahami pengertian menyimak.
3. Untuk mengetahui tujuan tujuan menyimak.
4. Untuk mengetahui macam – macam menyimak.
5. Untuk mengetahui aspek – aspek menyimak?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HAKIKAT MENYIMAK

Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang – lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi ,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh
pembicara melalui ujaran atau bahasa lain.

Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang


disimaknya. Menyimak juga memperlancar keterampilan berbicara dan menulis. Semakin
baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau
pengetahuan yang disimaknya.

Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan,


Subyantoro dan Hartono (2003:1 – 2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa
tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indra pendengaran yang terjadi pada waktu kita
dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah
kegiatan mendengar yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang
didengar, sementara itu menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi dalam
menyimak intensitas terhadap perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan lagi.

2.2 PENGERTIAN MENYIMAK

Berikut ini beberapa pengertian menyiamak dari berbagai pendapat ahli yaitu :

1. Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa menyimak merupakan suatu proses kegiatan


mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta
interpretasi untuk memproleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami
makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan.
2. Anderson (dalam Tarigan (1994:28) menyimak adalah proses besar mendengarkan,
mengenal, serta menginterpretasikan lambang – lambang lisan. Menyimak dapat pula
bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi
(Rusel & Rusell; Anderson dalam Tarigan 1994:28).

3
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menyimak (mendengar, memperhatikan)
mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Proses mendengar terjadi
tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan, mendengarkan atau menyimak
merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran.
4. Russel, Menyimak bermakna memdengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian
serta apresiasi. (Russell 1959)
5. Akhadiah (dalam Sutari, dkk. 1998:19) ialah suatu proses yang mencakup kegiatan
mendengarkan bunyi bahasa mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas
makna yang terkandung di dalamnya. Kemampuan menyimak dapat diartikan pula
sebagai koordinasi komponen–komponen kemampuan baik kemampuan mempersepsi,
menganalisis maupun menyintesis.
6. Tarigan (1991:4) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan
mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.
7. Underwood, Menyimak ialah kegiatan mendengar atau memperhatikan baik – baik apa
yang diucapan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar.
8. Sabarti, Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi
bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya.
9. Baver, Menyimak adalah kemampuan seseoarang untuk menyimpulkan makna suatu
wacana lisan yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi kata.
10. Urbana, Menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai kedalam
pikiran.
11. Djago Tarigan, Menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang mencakup
kegiatan mendengar dari bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas
makna yang terkandung dalam bahan simakan. Menyimak dapat dikatakan mencakup
mendengar, mendengarkan dan disertai usaha pemahaman. Pada peristiwa menyimak
ada unsur kesengajaan, direncanakan dan disertai dengan penuh perhatian dan minat.
12. Menurut Drs. Hanapi Natasasmita, Menyimak adalah mendengar secara khusus dan
terpusat pada objek yang disimak.

Jadi, Kesimpulannya Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik
bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta
interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang

4
diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi
tersebut.

2.3. TUJUAN PEMBELAJARAN MENYIMAK

Tujuan pembelajaran menyimak ialah memperkaya kosa kata anak sehingga membantu
siswa ketika belajar membaca dan menulis. Pembelajaran menyimak kebanyakan dianggap
tidak perlu diajarkan karena sudah implisit ke dalam ketiga komponen keterampilan bahasa
yang lain. Ada juga yang beranggapan bahwa “mendengar” atau “menyimak” adalah suatu
yang bersifat reflektif seperti hanya dengan “bernafas”. Jadi, menyimak adalah sesuatu yang
sudah dengan sendirinya berjalan, bergerak, dan tidak perlu diajarkan. Namun, anggapan
lain mengemukakan pendapat bahwa “menyimak” perlu diajarkan. Karena tanpa
kemampuan menyimak tidak akan diperoleh keterampilan yang lain. Menyimak pada
dasarnya adalah keterampilan dasar yang mendasari keterampilan yang lain (membaca,
menulis, berbicara).

Menurut Logon (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain
sebagai berikut:

1) Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2) Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan
pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang
diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
3) Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak
dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-
tak logis, dan lain-lain).
4) Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si
penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan
cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).
5) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan
maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan,
maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan
tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi
yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti.

5
Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik
mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
7) Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang
pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
8) Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap
suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan,
dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.

2.4. MACAM – MACAM MENYIMAK


Menyimak ada berbagai macam jenis. Namun beberapa jenis tersebut dibedakan
berdasarkan kriteria tertentu, yakni berdasarkan sumber suara, berdasarkan bahan simak,
dan berdasarkan pada titik pandang aktivitas menyimak
1) Berdasarkan Sumber Suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, dikenal dua jenis nama penyimak yaitu
intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi dan interpersonal listening atau
menyimak antarpribadi.
Sumber suara yang disimak dapat berasal dari diri kita sendiri. Ini terjadi di saat kita
menyendiri merenungkam nasib diri, menyesali perbuatan sendiri, atau berkata-kata
dengan diri sendiri. Jenis menyimak yang seperti inilah yang disebut intrapersonal
listening. Sumber suara yang disimak dapat pula berasal dari luar diri penyimak.
Menyimak yang seperti inilah yang paling banyak kita lakukan misalnya dalam
percakapan, diskusi, seminar, dan sebagainya. Jenis menyimak yang seperti ini
disebut interpersonal listening.
2) Berdasarkan Cara Penyimakan
Berdasarkan cara penyimakannya, menyimak dibagi menjadi dua ragam, yakni
menyimak intensif dan menyimak ekstensif.
a. Menyimak intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian,
ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Dengan cara menyimak yang intensif, penyimak melakukan penyimakan
dengan penuh perhatian, ketelitian, dan ketekunan, sehingga penyimak
memahami secara luas bahan simakannya. Jenis menyimak seperti ini dibagi
atas beberapa jenis, yaitu :

6
• Menyimak kritis, bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan.
Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara. Contoh: orang
yang menghadiri seminar akan memberikan tanggapan terhadap isi
seminar.
• Menyimak introgatif, merupakan kegiatan menyimak yang menuntut
konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan
mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak. Contoh: seseorang
yang diinterogasi oleh polisi karena telah melakukan kejahatan.
• Menyimak penyelidikan, yakni sejenis menyimak dengan tujuan
menemukan. Contoh: seorang yang masih diduga telah membunuh orang
lain sedang diselidiki oleh polisi dengan mengutarakan beberapa
pertanyaan yang harus di jawab. Maka polisi melakukan menyimak
penyelidikan saat sang tersangka menjawab pertanyaannya.
• Menyimak kreatif, mempunyai hubungan erat dengan imajinasi
seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam
puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi
itu.
• Menyimak konsentratif, merupakan kegiatan untuk menelaah
pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh
dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
Contoh: saat mahasiswa melaksanakan tes toefl sesi listening, ia
melakukan simak konsentratif agar dapat memahami maksud sang
pembicara dengan tepat.
• Menyimak selektif, yakni kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
menampung aspirasi dari penutur / pembicara dengan menyeleksi dan
membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan. Contoh:
menyimak acara televisi dan memilah-milah mana yang boleh ditonton
oleh anak kecil dan mana yang dilarang.
b. Menyimak ekstensif
Adalah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan
sebagainya. Menyimak siperti ini sering pula diartikan sebagai kegiatan menyimak
yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa.

7
Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru.
Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan
simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir
yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
▪ Menyimak sekunder, yakni sejenis mendengar secara kebetulan,
maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
Contoh : Ahmad sedang mencuci motor tanpa sadar ia mendengar Ibunya
bercerita di teras dengan tetangganya.
▪ Menyimak estetik, yakni penyimak duduk terpaku menikmati suatu
pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung
maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami,
merasakan karakter dari setiap pelaku.
▪ Menyimak pasif, merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar
yang biasanya menandai upaya penyimak.
Contoh : Tukang Becak yang biasa mengantar turis secara tidak langsung
pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.
▪ Menyimak sosial, berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang
mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua
orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon
yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan
perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan
orang.
3) Berdasarkan Titik Pandang Aktivitas menyimak
Menyimak Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat
diklarifikasikan:
a. Kegiatan menyimak bertarap rendah
Kegiatan menyimak bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada kegiatan
memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas itu
bersifat nonverbal seperti mengangguk-angguk, senyum, sikap tertib dan penuh
perhatian atau melalui ucapan-ucapan pendek seperti benar, saya setuju, ya, ya dan
sebagainya. Menyimak dalam taraf rendah ini dikenal dengan nama silent listening.
Contoh: siswa yang sedang mendengarkan penjelasan dari guru, yang hanya
menunjukkan respon mengangguk, tersenyum, dan sebagainya.

8
b. Kegiatan menyimak bertaraf tinggi
Aktivitas menyimak yang bertaraf tinggi, penyimak sudah dapat mengutarakan kembali
isi bahan simakan. Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan bahwa
penyimak sudah memahami isi bahan simakan. Jenis menyimak seperti ini disebut
dengan nama active listening.
Contoh: setelah siswa menerima pembelajaran, secara bergantian siswa mengutarakan
apa yang didapatnya pada hari itu.
4) Berdasarkan taraf hasil simakan
Berdasarkan taraf hasil simakan, terdpat beberapa ragam, antara lain:
▪ Menyimak terpusat
Menyimak terpusat adalah menyimak suatu aba-aba atau perintah untuk
mengetahui kapan harus melaksanakan sesuatu yang diperintahkan.
Contoh: ketika belajar membuat kue, saya selalu mendengarkan intruksi dari
ibu kapan saya harus memasukkan telur, kapan harus memengeluarkan adonan
dari oven, dan sebagainya.
▪ Menyimak untuk membandingkan
Penyimak menyimak pesan tersebut kemudian membandingkan isi pesan
tersebut dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak yang relevan.
Contoh: kemarin sore, saya mendengarkan siaran berita yang memberitakan
seorang siswa MAN yang kepergok membawa minuman kers ke sekolah.
Setelah mendengar itu, saya kemudian membandingkan dengan pengalaman
dan pengetahuan saya bahwa siswa MAN adalah siswa yang dikenal religi. Tapi
hal ini berlawanan dengan berita yang saya dengarkan. Maka saya
membandingkannya.
▪ Menyimak organisasi materi
Yang dipentingkan oleh penyimak disini ialah mengetahui organisasi pikiran
yang disampaikan pembaca, baik ide pokoknya maupun ide penunjangnya.
Contoh: saya mengikuti seminar proposal skripsi teman saya, berarti saya telah
melakukan kegiatan menyimak organisasi materi karena saya tahu ide-ide yang
disampaikannya.
▪ Menyimak kritis
Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang
berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang
baik dan berar dan ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat
9
yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.
Contoh: ketika mangikuti seminar proposal skripsi, karena ada hal yang kurang
bisa diterima dan dimengerti, maka saya meminta pada nara sumber untuk
menjelaskan maksudnya.
▪ Menyimak kreatif dan apresiatif
Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam menyimak
yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatit para penyimak
terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang
disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya.
Contoh: suatu saat saya mendengarkan acara TV “hidup ini indah”. Setelah
menyimak acara tersebut, saya jadi terinspirasi untuk menjadi seorang
wirausaha sukses.
5) Berdasarkan tujuan menyimak
Ada enam macam ragam menyimak berdasarkan tujuan menyimak, yakni:
▪ Menyimak sederhana
Menyimak sederhana terjadi dalam percakapan dengan teman atau
percakapan melalui telepon.
▪ Menyimak deskriminatif
Menyimak untuk membedakan suara atau perubahan suara.
Contoh: orang yang marah mengeluarkan nada suara yang berbeda dengan
orang yang sedang bergembira.
▪ Menyimak santai
Menyimak untuk tujuan kesenangan.
Contoh: menyimak film, drama, komedi, dan sebagainya.
▪ Menyimak informatif
Menyimak untuk mencari informasi.
Contoh : menyimak siaran berita, menyimak pengumuman, dan sebagainya.
▪ Menyimak literatur
Menyimak untuk mengorganisasikan gagasan.
Contoh: membahas hasil penemuan.
▪ Menyimak kritis
Menyimak untuk menganalisis tujuan pembicara.
Contoh: dalam debat terbuka, ada dua pihak yang saling meminta kebenaran
atas topik yang dibahas.
10
6) Berdasarkan tujuan khusus
Ada tujuh ragam menyimak berdasarkan tujuan khusus, yakni:
▪ Menyimak untuk belajar
Melalui kegiatan menyimak seseorang mempelajari berbagai hal yang
dibutuhkan. Contohnya: siswa yang menyimak penjelasan guru.
▪ Menyimak untuk menghibur
Penyimak menyimak untuk menghibur dirinya. Contohnya: menyimak film,
drama komedi, dan sebagainya.
▪ Menyimak untuk menilai
Penyimak mendengarkan dan memahami isi simakan kemudian mengkaji,
menguji, dan membandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan
penyimak. Contoh: menyimak fakta yang disiarkan di berita TV.
▪ Menyimak apresiatif
Penyimak memahami, menghayati, mengapresiasi materi simakan. Contoh:
menyimak pembacaan puisi, cerpen, drama, dsb.
▪ Menyimak untuk mengomunikasikan ide dan perasaan
Penyimak memahami, merasakan gagasan, ide, dan perasaan pembicara.
Contoh: orang yang sedang mendengarkan curahan hati sahabatnya.
▪ Menyimak deskriminatif
Menyimak untuk membedakan suara atau bunyi. Contoh: perbedaan suara
orang yang sedang bergembira dan orang yang sedang marah.
▪ Menyimak pemecahan masalah
Penyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analitis
yang disampaikan oleh pembaca. Contoh: seorang psikolog yang
mendengarkan keluhan pasiennya dan berusaha memberikan solusi terhadap
masalah pasien tersebut.

2.5 . ASPEK – ASPEK KETERAMPILAN MENYIMAK


Aspek – aspek yang harus diperhatikan dalam keterampilan menyimak yaitu:
(1) Penyimak
(2) Pembicara
(3) Bahan Simakan

11
1. Penyimak
Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu,
penyimak yang baik ialah penyimak yang dapat melakukan kegiatan menyimak
dengan intensif. Penyimak seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara
secara tepat. Hal itu akan lebih sempurna jika ia ditunjang oleh, pengetahuan dan
pengalamannya.
Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki tiga sikap berikut ini (Suyono
dan Kamijan 2002:17)
a. Bersikap objektif terhadap bahan simakan. Penyimak sebaiknya tidak
mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan menyimak, seperti
pembicara, ruang, suasana, sarana, dan prasarana.
b. Bersikap kooperatif, penyimak harus bersia untuk bekerja sama dengan
pembicara untuk keberhasilan komunikasi.
c. Bahan simakan harus komunikatif, berupa konsep, gagasan, dan informasi
yang jelas.
2. Pembicara
Yang dimaksudkan dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan pesan
yang. berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan,
pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialah orang yang
menerima pesan (penyimak).
Ciri-ciri pembicara yang baik :
a. Mereka memandang suatu hal dari sudut pandang yang baru.
b. Mereka mempunyai cakrawala luas.
c. Mereka sangat ingin tahu. Mereka bertanya, “Mengapa?” Mereka ingin
tahu lebih banyak mengenai apa yang Anda katakan.
d. Mereka menunjukkan empati. Merekaberusahamenempatkan diri mereka
pada posisi Anda untuk memahami apa yang Anda katakan.
e. Mereka mempunyai selera humor, dan tidak keberatan mengolok-olok diri
sendiri.
f. Mereka punya gaya bicara sendiri.

12
3. Bahan simakan
Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan, terutama
dalam menyimak. Yang dimaksudkan dengan bahan simakan ialah pesan yang
disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep,
gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan
dengan baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan
terjadinya kegagalan dalam komunikasi. Selain itu bahan simakan juga perlu dikaji
Tujuan pembicara, dengan mencari tujuan pembicara, penyimak akan mudah
menangkap maksud, mendapatkan fakta, mendapatkan inspirasi, menganalisis
gagasan pembicara, mengevaliasi, dan mencari hiburan.
Urutan pembicara, agar lebih mudah pemyimak mencari pesan pembicara.
Walaupin pembicara berkata agak cepat, penyimak dapat mengikuti dengan hati-
hatidan mendapatkan gambaran tentang pengurutan penyajian. Urutan penyajian
terdiri dari tiga komponen, yaitu pembuka, isi, penutup.
Topik utama pembicara, topik utama ialah topik yang selalu dibicarakan, dibahas
dan dianalisisi pembicaraan berlangsung. Dengan mengetahui topik utama
penyimak dapat memprediksi apa saja yang akan dibicarakan dalam komunikasi
lisan.
Topik bawahan, umumnya pembicara akan membagi topik utama menjadi topik
bawahan.hal itu agar pesan yang disampaikan penyimak mudah dicerna oleh
pendengar.
Akhir pembicaraan, akhir pembicaraan biasanya terdiri atas, kesimpulan,
himbauan, dan saran.
Bahan simakan yang dapat menarik perhatian haruslah memenuhi butir-butir
berikut ini:
1. Tema Harus up-to-date. Bahan-bahan mutakhir yang terbaru, yang muncul
dalam kehidupan biasanya menarik perhatian.
2. Tema Terarah dan Sederhana. Tema pembicaraan jangan terlalu luas.
Cakupan pembicaraan yang terlalu luas takkan terjangkau oleh para penyimak.
3. Tema dapat menambah pengalaman dan pemahaman. Dari pembicaraan
seseorang, biasanya kita mengharapkan adanya hal-hal yang dapat menambah
pengetahuan.

13
4. Tema bersifat sugestif dan evaluatif. Tema atau topik pembicaraan haruslah
dipilih sedemikian rupa sehingga merangsang penyimak untuk berbuat dengan
tepat.
5. Tema bersifat motivatif. Topik atau tema pembicaraan seyogyanya dapat
memberikan dorongan kuat untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
6. Pembicara harus dapat menghibur. Manusia hidup membutuhkan hiburan,
apalagi setelah bekerja berat seharian.
7. Bahasa sederhana mudah dimengerti. Banyak orang beranggapan bahwa
suatu ceramah, kuliah, atau pembicaraan yang bermutu harus diiringi oleh kata-
kata yang pelik, istilah-istilah baru, dan kalimat-kalimat yang panjang serta
rumit.
8. Komunikasi dua arah. Alangkah baiknya jika suatu ceramah memberi
kesempatan bertanya atau mengemukakan pendapat kepada para penyimak.

14
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan, Subyantoro
dan Hartono (2003:1 – 2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa
tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indra pendengaran yang terjadi pada
waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan
mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan sengaja, penuh
perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu menyimak pengertiannya sama
dengan mendengarkan tetapi dalam menyimak intensitas terhadap perhatian terhadap
apa yang disimak lebih ditekankan lagi.
2. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa
dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi,
dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan
untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.
3. Menurut Logon (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain
sebagai berikut:
a. Menyimak untuk belajar.
b. Menyimak untuk memperoleh keindahan audial.
c. Menyimak untuk mengevaluasi.
d. Menyimak untuk mengapresiasi simakan.
e. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri.
f. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi.
g. Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.
h. Menyimak untuk meyakinkan.
4. Macam – macam nmenyimak berdasarkan dua kriteria yaitu :
a. Berdasarkan Sumber Suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, dikenal dua jenis nama penyimak
yaitu intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi dan interpersonal
listening atau menyimak antarpribadi.
b. Berdasarkan cara penyimakan
o Intensif.
o Eksentif.

15
c. Berdasarkan Titik Pandang Aktivitas menyimak
o Kegiatan menyimak bertarap rendah.
o Kegiatan menyimak bertaraf tinggi.
d. Berdasarkan taraf hasil simakan
o Menyimak terpusat.
o Menyimak untuk membandingkan.
o Menyimak organisasi materi.
o Menyimak kritis.
o Menyimak kreatif dan apresiatif.
e. Berdasarkan tujuan menyimak
o Menyimak sederhana.
o Menyimak deskriminatif.
o Menyimak santai.
o Menyimak informatif.
o Menyimak untuk mencari informasi.
o Menyimak literatur.
o Menyimak untuk mengorganisasikan gagasan.
o Menyimak kritis.
f. Berdasarkan tujuan khusus
o Menyimak untuk belajar.
o Menyimak untuk menghibur.
o Menyimak untuk menilai.
o Menyimak apresiatif.
o Menyimak untuk mengomunikasikan ide dan perasaan.
o Menyimak deskriminatif.
o Menyimak pemecahan masalah.
5. Aspek – aspek yang harus diperhatikan dalam keterampilan menyimak yaitu:
(1) Penyimak
Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki tiga sikap berikut ini
(Suyono dan Kamijan 2002:17)
a. Bersikap objektif terhadap bahan simakan.
b. Bersikap kooperatif, penyimak harus bersia untuk bekerja sama dengan
pembicara untuk keberhasilan komunikasi.

16
c. Bahan simakan harus komunikatif, berupa konsep, gagasan, dan informasi
yang jelas.
(2) Pembicara
Ciri-ciri pembicara yang baik :
a. Mereka memandang suatu hal dari sudut pandang yang baru.
b. Mereka mempunyai cakrawala luas.
c. Mereka sangat ingin tahu. Mereka bertanya, “Mengapa?” Mereka ingin
tahu lebih banyak mengenai apa yang Anda katakan.
d. Mereka menunjukkan empati. Merekaberusahamenempatkan diri mereka
pada posisi Anda untuk memahami apa yang Anda katakan.
e. Mereka mempunyai selera humor, dan tidak keberatan mengolok-olok diri
sendiri.
f. Mereka punya gaya bicara sendiri.
(3) Bahan Simakan
Bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak.
Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi.
Bahan simakan yang dapat menarik perhatian haruslah memenuhi butir-butir
berikut ini:
▪ Tema Harus up-to-date.
▪ Tema Terarah dan Sederhana.
▪ Tema dapat menambah pengalaman dan pemahaman.
▪ Tema bersifat sugestif dan evaluatif.
▪ Tema bersifat motivatif.
▪ Pembicara harus dapat menghibur.
▪ Bahasa sederhana mudah dimengerti.
▪ Komunikasi dua arah.

17
DAFTAR PUSTAKA
http://ezyzurriyati.blogspot.com/2014/03/hakikat-menyimak-pengertian menyimak.html?m=1
http://dwicahyadiwibowo.blogspot.com/2017/04/tujuan-pembelajaran-menyimak.html?m=1
http://dwicahyadiwibowo.blogspot.com/2017/04/tujuan-pembelajaran-menyimak.html?m=1
https://ariermawan.blogspot.com/2012/09/keterampilan-menyimak.html?m=1

18

Anda mungkin juga menyukai