Anda di halaman 1dari 19

Tugas

“KAJIAN DRAMA”

Disusun Oleh :

DINDA AFRIANI ODE

A1 M118 046

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembahasan umum tentang sastra pada intinya dapat dibedakan menjadi


dua yaitu sastra sebagai hasil seni dan sastra sebagai ilmu pengetahuan. Sastra
sebagai hasil seni merupakan karya kreatif pengarang (sastrawan) yang hasilnya
berupa prosa, puisi, dan drama. Sedangkan sastra sebagai ilmu pengetahuan
berupa kajian-kajian sastra yang hasilnya berupa kritik sastra, apresiasi sastra, esai
dan lain sebagainya. (Maslikatin, 2007:1).

Salah satu bentuk karya sastra yang membutuhkan penanganan


kompleks ialah drama. Drama adalah bentuk karya sastra yang nantinya lebih
ditekankan pada aksi atau gerakan. Berbeda dengan bentuk karya sastra yang lain
seperti puisi ataupun prosa yang dapat dinikmati dengan cara membacanya saja,
naskah drama belum dianggap selesai kalau belum dipentaskan. Dikatakan
membutuhkan penanganan yang kompleks disebabkan karena karya sastra berupa
drama tidak hanya menampilkan percakapan baik itu monolog maupun dialog.
Lebih dari itu, menampilkan bentuk karya sastra ini juga tidak lepas dari unsur-
unsur lain yang membuat pementasan bentuk karya sastra ini lebih menarik.
Adapun karya sastra drama memerlukan unsur-unsur lain seperti: seni musik, tata
lampu, artistik, pentas, seni tari, olah vokal dan sebagainya.

Pembahasan tentang karya sastra tidak terlepas dari pembahasann tentang


pengarangnya (sastrawan) yang karya-karyanya telah dikenal oleh masyarakat.
Salah satu sastrawan abad XX yang cukup populer yakni Puthut EA. Puthut EA
lahir di Rembang, Jawa Tengah pada 28 Maret 1977. Dia merupakan sastrawan
sekaligus peneliti asli Indonesia. Sejak duduk di bangku sekolah menengah
pertama sampai awal kuliah, ia rajin menulis geguritan (puisi di dalam Bahasa
Jawa) di majalah Penyebar Semangat dan Jayabaya. Karya-karyanya dalam
bidang sastra sangatlah banyak. Dia telah menulis sebanyak 10 buku. Beberapa
karyanya diantaranya yang berupa Cerpen: Dua Tangisan pada Satu Malam
(2005) Kupu-kupu Bersayap Gelap (2006) Sebuah Kitab yang Tak Suci (2001)
Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali (2009). Novel: Cinta Tak Pernah Tepat
Waktu (2009) Bunda (2005) berdasarkan screen play Cristantra Beli Cinta dalam
Karung. Naskah Drama: Orang-orang yang Bergegas (2004) Jam Sembilan Kita
Bertemu (2009) Deleilah Tak Ingin Pulang dari Pesta (2009). Prosa Liris: Tanpa
Tanda Seru, dan karya-karya lainnya. Dengan melihat karya-karyanya tersebut
dapat disimpulkan bahwa dia adalah sastrawan yang sangat kreatif di era saat ini.

Adapun karya sastra berupa drama karya Puthut EA yang menarik bagi
penulis yakni yang berjudul Orang-orang yang Bergegas. Karya sastra tersebut
lebih memiliki makna dan menggambarkan tentang realita kehidupan keluarga
yang masih sepadan dengan keadaan saat ini. Di sisi lain, dalam naskah drama
tersebut terdapat amanat atau pesan moral yang tersirat yang sangat bermanfaat
sehingga dapat dijadikan sebagai pelajaran kedepannya. Selain itu, naskah drama
tersebut cukup populer karena sering dipentaskan. Naskah drama tersebut telah
dipentaskan di enam kota di Pulau Jawa dengan disutradarai oleh Landung
Simatupang dan Puthut Buchori. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk
menganalisis naskah drama tersebut melalui pendekatan objektif (struktural).
Penulis menganalisis naskah drama tersebut dengan melalui pendekatan objektif
karena analsis dengan metode ini lebih mudah dan selain itu juga untuk
mengetahui lebih mendalam tentang unsur-unsur instrisik yang membangun
naskah drama tersebut dan yang menjadikannya sebagai karya sastra yang
dipandang bagus dan populer.
1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian singkat di atas, sebelum melakukan analisis naskah drama yang
berjudul Orang-orang yang Bergegas karya Puthut EA maka dapat dirumuskan
permasalahannya yakni bagaimana unsur-unsur instrisik yang terdapat dalam
naskah drama yang berjudul Orang-orang yang Bergegas karya Puthut EA?

1.3 Landasan Teori

Analisis naskah drama dengan mengunakan metode objektif (struktural) adalah


menganalisis unsur-unsur instrisik yang terdapat dalam naskah drama tersebut.
Adapun unsur-unsur instrisik dalam karya sastra drama yakni sebagai berikut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penokohan dan Perwatakan

Salah satu unsur penting dalam naskah drama adalah tokoh atau
penokohan. Karena tokoh yang harus menyampaikan misi pengarang di atas
pentas. Penokohan dan fisical describtion para tokoh dalam naskah drama
seharusnya jelas. Sujiman menyatakan tokoh cerita ialahindividu rekaan yang
mengalami peristiwa dan perlakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh cerita
bisa terdiri dari satu orang misalnya monolog, atau terdiri dari beberapa orang.

Berdasarkan tingkat kepentingan dalam cerita, tokoh bisa dibagi menjadi


dua yaitu tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama ialah tokoh yang
diutamakan penceritaannya dalam karya sastra (drama). Ia adalah tokoh yang
paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai
kejadian. Tokoh bawahan ialah tokoh yang keberadaannya mendukung tokoh
utama.

Setiap tokoh dalam cerita (drama) pasti mempunyai karakter yang


berbeda-beda. Perbedaan ini yang nantinya menimbulkan konflik dan membuat
cerita hidup serta dramatik. Wellek (dalam Maslikatin, 2007:45) membagi tokoh
menjadi dua yaitu watak bulat (round character) dan watak datar (flat character).
Round character atau watak bulat adalah watak tokoh yang berubah-ubah dari
awal kemunculannya sampai akhir cerita. Flat character atau watak datar adalah
watak tokoh yang dari awal kemunculannya sampai akhir cerita tidak mengalami
perubahan.
Berdasarkan fungsinya dalam drama, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu :

1. Protagonis : peran utama (pahlawan) yang menjadi pusat cerita.

2. Antagonis : peran lawan, sering juga menjadi musuh yang menyebabkan


konflik.

3. Tritagonis : peran penengah, bertugas mendamaikan atau menjadi


perantara protagonis dan antagonis.

4. Peran pembanntu : peran yang secara tidak langsung terlibat dalam


konflik, tetapi diperlukan untuk menyelesaikan berita. (Harymawan, dalam
Maslikatin. 2007:45).

2.2 Analisis Penokohan dan Perwatakan dalam Drama Orang-orang yang


Bergegas

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dan perlakuan


dalam berbagai peristiwa cerita (Sujiman dalam Maslikatin, 2007:12). Peran
tokoh dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua, yakni tokoh utama dan tokoh
bawahan. Tokoh utama adalah tokoh yang memegang peranan penting dan
kemunculannya dalam cerita sangat sering. Sedangkan tokoh bawahan adalah
tokoh yang kemunculannya mendukung tokoh utama. Membahas tentang tokoh
dalam cerita, tidak terlepas dari perwatakan. Karena setiap tokoh dalam cerita
mempunyai perwatakan yang berbeda-beda. Adapun tokoh dan perwatakan dalam
naskah drama ini dibahas sebagai berikut.

1) Tokoh Utama: Mama

Tokoh Mama kerap muncul dari dialog dalam naskah drama ini. Tokoh Mama
berdialog dengan seluruh tokoh-tokoh yang ada. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tokoh utama dalam naskah drama ini ialah Mama.
Perwatakan: Tokoh Mama memiliki beberapa watak. Adapun watak dari tokoh
tersebut diantaranya.

a) Perhatian

Tokoh mama memiliki watak perhatian, hal itu dapat diketahui dari data berikut
berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada
lawan bicaranya.

“kemana? Tidakkah kamu lelah?”

“kamu aneh. Bukankah justru karena kamu lelah, di saat libur seperti ini,
seharusnya kamu duduk dan menenangkan pikiran?”

“.... kamu sendiri tidak berpikir tentang masa depanmu”

“hati-hati, Amy”

“Anton sudah makan”

b) Ramah

Tokoh mama memiliki watak ramah, hal itu dapat diketahui dari data berikut
berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada
lawan bicaranya.

“mungkin itu artinya, kamu memang harus di rumah saja”

“kamu tetap jadi pergi?”

c) Setia

Tokoh mama memiliki watak setia, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa
penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan
bicaranya.
“dulu, Mama dan Papa sering tertawa dalam hati kalau kalian bertengkar. Naif
dan lucu. Pertengkaran kanak-kanak. Pertengkaran yang hanya sebentar kemudian
jadi baik lagi. Anton masih menyisakan putih telornya kalau makan dan
membagikannya untukmu, Amy. Sebab dia tidak seberapa suka putih telor dan
kamu sangat menyukai. Bahkan sampai sekarang kamu masih suka, kan? Tiap
mama ajak ke pesta, Amy juga selalu mengingatkan Mama untuk membawa
pulang kue. Dia ingat kamu, anton dan ingat Alia, kallian tidak ingat semua situ?
Tapi sekarang kalian sudah jarang bertemu, jarang bercakap-cakap, sekali-dua,
kalau bercakap malah jadi bertengkar. Pertengkaran yang rumit, bahkan Mama
sendiri tidakbegitu mengerti apa yang sedang kalian pertengkaran itu. Tidakkah di
antara kalian masih ada rasa saling menyayangi? Kalian boleh tidak sayang sama
Mama. Tapi berjanjilah pada Mama untuk saling menyayangi. Mama merasa
terluka kalau melihat kalian yang sudah tumbuh benar saling bertengkar” (Orang-
orang yang Bergegas:23-24)

d) Mudah menyesal

Tokoh mama memiliki watak mudah menyesal, hal itu dapat diketahui dari data
berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut
kepada lawan bicaranya.

“Ya, jangan-jangan memang kita yang sudah tidak cocok lagi dengan jaman dan
waktu yang bergerak cepat. Orang seperti kita yang sudah tidak paham apa yang
terjadi di luar, seharusnya sudah mati. Jaman ini bukan miliki kita. Kita sduah
bukan bagian dari jaman ini, Mbok” (Orang-orang yang Bergegas:61)

e) Bijaksana

Tokoh mama memiliki watak bijaksana, hal itu dapat diketahui dari data berikut
berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada
lawan bicaranya.
“Mama ingatkan, kamu berangkat bukan untuk berperang. Perang hanyalah jalan
yang mungkin ditempuh, tapi bukan perang itu sendiri. Sebab kalau perang itu
sendiri yang jadi tujuanmu, suatu saat kamu bisa berbalik pihak, tidak peduli pada
pihak mana kamu berpijak yang ada pada dirimu hanyalah semangat berperang”

Adapun Tokoh bawahan dalam naskah drama ini ada 5 orang, yang
kemunculannya mendukung tokoh utama. Diantaranya: Amy, Anton, Papa, Alia
dan Mbok Jinem.

Tokoh bawahan: 1) Amy

Perwatakan :

a. Keras kepala

Tokoh Amy memiliki watak keras kepala, hal itu dapat diketahui dari data berikut
berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada
lawan bicaranya.

“Mama, Amy berangkat lagi ya”

“iya, justru karena lelah, Ma”

“Mama yanganeh, menenangkan pikiran tidak dengan duduk di rumah. Keluar,


Mama. Kini saatnya menikmati benar-benar apa yang sesungguhnya ada di luar.
Kalau selama ini aku keluar yang ada Cuma jalanan macet, pekerjaan yang
menggunung, teman-teman sekantor yang usil dan penih intrik, atasan yang
cerewet. Apa Mama tidak ingin sesekali berada di luar? Aku tidak keberatan lho
kalau suatu saat keluar sama Mama….”

“…… Ah, aku ingin sekali mengajak Mama keluar. Tidak hanya menjadi
penunggu rumah yang murung. Berada di sini terus-menerus, apa tidak
membosankan Ma?”
“tidak ada orang yang bahagia yang terus-terusan duduk di rumah. Aku kadang
sedih, Ma. Apa sih hiburan Mama? Paling-paling nonton sinetron atau telenovela.
Aneh, deh. Kehidupan Mama, Masa dengn begini Mama bisa bahagia sih Ma?”

“kamu ini kok kedengarannya seperti orang yang putus asa ya? Mungkin karena
kehidupanmu yang seperti itu terus ya. Apa sih yang sebetulnya kamu cari?
Jangan sok hero ah. Sekarang ini sudah tidak dibuthkan lagi pahlawan“

“Papa pikir cuma karena saya? Ini tidak fair! Kalau Papa dan Anton bicara politik,
bicaara tentan gorang-orang yang tersingkir, atas nama rakyat, terus itu berarti
Anton dan Papa sudah bebas dari salah“

b.Mudah bosan dan putus asa

Tokoh Amy memiliki watak mudah bosan dan putus asa, hal itu dapat diketahui
dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh
tersebut kepada lawan bicaranya.

“lebih dari bosan Ma. Tapi mau apalagi? Mencari pekerjaan suah. Lagi pula aku
pikir pekerjaan yan glain pun akan tetap sama membosankannya. Mama sendiri
tidak bosan ma ?“ (Orang-orang yang Bergegas:4)

c.Mudah curiga

Tokoh Amy memiliki watak mudah curiga, hal itu dapat diketahui dari data
berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut
kepada lawan bicaranya.

“jangan-jangan sudah punya istri ya Ma atau tunangan. Atau mungkin juga


pacarnya banyak, sapai lupa kalau ada janji dengna slah seorang dari mereka.
Baru begitu, Mama. Bagaimana mau bicara serius tentang hubungan laki-laki...
perempuan? Sudah untung bisa janjian sama aku” (Orang-orang yang Bergegas:9)
d.Pemarah

Tokoh Amy memiliki watak pemarah, hal itu dapat diketahui dari data berikut
berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh lain yang
membeberkan langsung watak tokoh tersebut.

Anton:

Ma...

Mama:

Sst...dengar dulu. Waktu kamu kecil, kamu-lah yang sering berteriak di rumah ini.
Cah lanang sing menangan. Karena mungkin kamu satu-satunya anak laki-laki
dan mbarep. Tapi kamu memang bahan bakar yang menyalakan rumah ini dan
seluruh penghuninya yang lain. Kamu yang bandel, Amy yang pemarah, dan Alia
yang cerewet... (Orang-orang yang Bergegas:12)

Tokoh Bawahan: 2) Anton

Perwatakan :

a.Keras kepala, pengkritik, kerja keras

Tokoh Anton memiliki watak keras kepala, pengkritik, kerja keras, hal itu dapat
diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari
tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“apanya yang lebih Ma.tidak ada yang lebih baik. Bahkan dunia inis semakin
menegaskan bahwa hidup bisa jadi adalah kutukan“

“istana waktu, bukan waktu itu sendiri. Para perampok bukan malam itu sendiri.
Tapi sudah kodrat amnusia untuk menandai waktu dan peristiwa….”

“…. Kita hanyalah keping yang terus dikikis dan terus dihisap“

“sebab patuh itu berarti jauh dari khiatan dan dusta. Patu harus menyeluruh....“
“…. Ditentang kemana-mana, disembunyikan di saat-saat tertentu dan diedarkan
di meja-mej atuan-tuan yang sedang berpesta. Selamat malam, Tuan. Kasihanilah
kami…“

“kalah lagi, kita kalah lagi. Di jalanan, diruang sidang, di gedung parleman, di
halaman-halamankoran, di layar-layar televisi dan monitor komputer, di meja
makan. Bahkan di tubuh kita sendiri, kita kalah lagi.....“

“…. Sebab jika kamu tidak seperti itu, kamu telah menghalangi rumus dan takdir
modal. Ayo, ayo atas nama modal. Kita buka gerbang pasar bebas, berpacu
menuju rumah kaca raksasa! Telanjang, terpanggang dan bergembira“

“semua sudah tua, aku kira, bahkan bayi-bayi yang kelah lahir. Setiap layar hanya
sedang mengandung dan melahirkan hari yang semakin bunting oleh beban.
Waktu sudah makin renta. Hari sudah berkerak.Kita dalam ruang tunggu yang
hening dan dingin. Semakin banyak orang lapar dan menggigil. Setiap suara
marah dan pemberontakan hanya memantul ke dinding gelap dan kembali
memukul lebih dalam. Mari merayakan airmata kita“

“iya Ma. Orang –orang yang tertindas memang tidak harus meras bersedih. Ada
orang tertindas yang karena keampuhan penindasnya. Ia justru malah merasa
gembira.“

“memang, niat baik tidak akan cukup. Orang memang tidak hanya tumbuh dari
pengalaman-pengalaman baik dari hikmat-hikmah. Orang juga tumbuh dari
pengalaman pahit, bahkan dari kesalahan demi kesalahan.“

b.Bandel

Tokoh Anton memiliki watak bandel, hal itu dapat diketahui dari data berikut
berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh lain yang
membeberkan langsung watak tokoh tersebut.

Anton:

Ma...
Mama:

Sst...dengar dulu. Waktu kamu kecil, kamu-lah yang sering berteriak di rumah ini.
Cah lanang sing menangan. Karena mungkin kamu satu-satunya anak laki-laki
dan mbarep. Tapi kamu memang bahan bakar yang menyalakan rumah ini dan
seluruh penghuninya yang lain. Kamu yang bandel, Amy yang pemarah, dan Alia
yang cerewet. Waktu kamu masih kecil, kamu penuhi dinding dan perabotan
rumah ini dengan kebandelanmu... Suara yang sering terdengar waktu itu adalah
suara barang pecah-belah yang kamu jatuhkan tanpa sengaja... (Orang-orang yang
Bergegas:12)

Tokoh Bawahan: 3) Papa

Perwatakan :

a.Perhatian

Tokoh Papa memiliki watak perhatian, hal itu dapat diketahui dari data berikut
berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada
lawan bicaranya.

“sudah minum obat Ma?”

“kamu dari mana saja Alia? Jam segini kok baru pulang?”

b.Berpikir kritis

Tokoh Papa memiliki watak berpikir kritis, hal itu dapat diketahui dari data
berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut
kepada lawan bicaranya.

“Ya, kita kalah, bayi-bayi rapuh itu adalah duni ketiga. Padinya jauh lebih mahal,
gulanya jauh lebih mahal, sementara anak-anaknya mudah dibius, negaranya
ditaklukan…”

“…tak ada yang tersisa selain kemiskinan dan derita yang semakin sempurna”
“tapi kita sedang menapaki waktu. Meniti busur panah yang menegang. Dan
ketika tersadar, busur itu melesat sudah....”

“.....segalanya menjadi pucat dan lesi“

“tapi haruskah kamu, haruskah aku. Haruskah kuncup-kuncup muda itu


kehilangan harapan? Kehilangan waktu? Kehilangan hidup dan diri kita sendiri?“

“iya, yang sederhana. Seluruh percakapan kemudian menjadi tidak terkendali dan
rumit. Seperti hidup ini.“

Tokoh Bawahan: 4) Alia

Perwatakan :

a.Kekanakan dan Periang

Tokoh Alia memiliki watak kekanakan dan periang, hal itu dapat diketahui dari
data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut
kepada lawan bicaranya.

“Ah, papa mau tau aja urusan anak muda, hehehe. Ada deh. hehehe“

“Ya, kan Alia habis sekolah MA. Terus les, di sela waktu itu makan siang sama
teman-teman. Terus les kan capek. Alia jalan lagi Ma. Biar nggak bete“

“Ih, romantis sekali, ada apa ini. Persaan ini bukang ulang tahun Mama deh. Juga
bukan ulang tahun Papa…“

“….Eh, bentar ya Brad Pitt. Ternyata bajunya ketinggalan di tempat Lola....“

“Ah, papa ini nggak gaul, hehehe, bete itu yaa, gitu-gitu deh, eh pa, minta duit
dong. Tadi waltu Alia jalan Alia liat baju bagus banget“

b.Baik hati
Tokoh Alia memiliki watak baik hati, hal itu dapat diketahui dari data berikut
berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada
lawan bicaranya.

“... untuk beliin kak Anton apa kek. Biar kerenan dikit. Kan sebetulnya kak Anton
itu cakep, kayak Brad Pitt lo“ (Orang-orang yang Bergegas:35)

c.Cerewet

Tokoh Alia memiliki watak cerewet, hal itu dapat diketahui dari data berikut
berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh lain yang
membeberkan langsung watak tokoh tersebut.

Anton:

Ma...

Mama:

Sst...dengar dulu. Waktu kamu kecil, kamu-lah yang sering berteriak di rumah ini.
Cah lanang sing menangan. Karena mungkin kamu satu-satunya anak laki-laki
dan mbarep. Tapi kamu memang bahan bakar yang menyalakan rumah ini dan
seluruh penghuninya yang lain. Kamu yang bandel, Amy yang pemarah, dan Alia
yang cerewet... (Orang-orang yang Bergegas:12)

d.Perhatian

Tokoh Alia memiliki watak perhatian, hal itu dapat diketahui dari data berikut
berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada
lawan bicaranya.

“Ma, mama sakit ya? Kan sudah Alia bilang. Mama itu butuh suasana lain,
suasana yang segar Ma....“ (Orang-orang yang Bergegas:67)

-Tokoh Bawahan: 5) Mbok Jinem

-Perwatakan :
a.Lugu, polos

Tokoh Mbok Jinem memiliki watak lugu, polos. Hal itu dapat diketahui dari data
berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut
kepada lawan bicaranya.

“Wah, saya jadi gragapan. Saya ke belakang sebentar ya Nyonya”

(Orang-orang yang Bergegas:45)

b.Jujur

Tokoh Mbok Jinem memiliki watak jujur. Hal itu dapat diketahui dari data berikut
berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada
lawan bicaranya.

“Simbok tidak pandai bercerita Nonya. Tidak seperti sepuh dari Romo nyonya,
pinter ngendikan, pinter ndongeng. kojah“

“tapi nyonya, sepertinya memang banyak hal yang semakin tidak bisa dipahami
kok. Hidup ini sepertinya memang makin tidak baik….“

“.... simbok Cuma merasa, semuanya jadi lebih buruk dibanding sebelumnya“

“Ya, macem-macem Nyonya. Jualan tanah, jualan kambing, sapi...“

“….sukanya rapat, pergi-pergi dan kalau ngomong menjadi susah diomengerti“

c.Rendah hati dan bijaksana

Tokoh Mbok Jinem memiliki watak rendah hati, bijaksana. Hal itu dapat diketahui
dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh
tersebut kepada lawan bicaranya.

“Simbok tidak pandai bercerita Nonya. Tidak seperti sepuh dari Romo nyonya,
pinter ngendikan, pinter ndongeng. kojah“
“Ya syukur. Kalau nyonya mantap, tentu tidak akan kuwalat. Asal segala
marabahaya. Itu dari pikiran nyonya, baik yang kita pikir, maka baik-lah hidup
ini. Jelek yang kita pikir, ya jelek“

“di luar panti banyak yang bisa dilihat Nyonya, lebi banyak yang menarik. ….“
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pada dasarnya, dalam mengkaji naskah drama dengan analisis struktural


sangatlah kompleks. Namun, analisisa ini hanya sebatas naskah drama, tidak
merembet pada aspek lain atau aspek yang lebih ada nilai gunanya. Entah pada
aspek kehidupan pengarang, pembaca dan pada pementasan drama itu sendiri. Di
analisis ini, kajian yang dilakukan hanya pada teks, mengkaji beberapa unsur
intrinsik naskah drama dengan objektif.

Naskah drama Orang-orang Yang Bergegas merupakan naskah drama


yang dibuat oleh Puthuh EA dengan tema peristiwa yang terjadi pada sebuah
keluarga dan kejadian pada setiap individu masing-masing tokoh. Tapi, dalam
kesempatan ini, penulis telah mengkaji unsur-unsur yang terdapat dalam teks
naskah yang sepertinya berdurasi kisaran 120 menit untuk dipentaskan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www-kompasiana-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/santuso/analisis-
struktural-naskah-drama-orangorang-yang-bergegas-karya-puthut-
ea_54f8cc4ba33311b80b8b48c2?
amp_js_v=a3&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15827145368004&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.kompasiana.com%2Fsantuso%2Fanalisis-struktural-naskah-drama-
orangorang-yang-bergegas-karya-puthut-ea_54f8cc4ba33311b80b8b48c2

Anda mungkin juga menyukai