Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“Pendekatan Perbandingan Bahasa Nusantara”

Disusun Oleh :
Kelompok 3
FadhlulRahman 186210576
Sabna Fitri Aulan Dari 176210622
Kelas : 6 C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah swt. Karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi studi
mata kuliah Perbandingan Bahasa Nusantara. Serta tak lupa shalawat
dan salam kami sampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
diamana berkatnya kita telah memasuki dunia yang penuh ilmu
pengetahuan ini.
Ucapan terima kasih kami ungkapkan kepada dosen pengampu mata
kuliah perbandingan Bahasa Nusantara ibu Hidayatunnur, S.Pd., M.Pd.
Atas bimbingan dan masukan serta ilmu pengetahuan di mata kuliah ini.
Materi ini disusun berdasarkan hasil diskusi kami dan berasal dari
berbagai sumber. Materi ini diperuntukan bagi mahasiswa dan dosen
dalam kegiatan belajar mengajar. Kami berusaha menyajikan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti oleh mahasiswa untuk mempermudah
dalam pencapaian kompetensi.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah memberikan dukungan kepada kami untuk menyelesaikan
materi ini. Kami menyadari materi ini jauh dari sempurna. Kami ucapkan
banyak terimakasih kepada semua rekan yang telah memberikan sumbang
saran untuk penyelesaian materi ini.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan dalam pengantar ini,
semoga makalah yang kami sajikan bermanfaat dan dapat digunakan
sebagaimana semestinya. Oleh karena itu, kami menerima kritik serta
saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk
penyempurnaan pada materi selanjutnya.

Pekanbaru,26 Maret 2021

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR……………………………………………………....2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………...4

Latar Belakang……………………………………………………….4

Rumusan Masalah……………………………………………………4

Tujuan Masalah………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………5

Pendekatan Sinkronis………………………………………………..5

Pendekatan Diakronis………………………………………………..7

Pendekatan Pankronis………………………………………………..8

BAB III KESIMPULAN……………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah dalam cara pikir dipentingkan prosesnya sehingga berupaya
untuk melihat sejarah dari sudut rentang waktu. Pendekatan diakronis ini
menganalisis evolusi dari waktu sehingga lebih menekankan perubahan dari
masa-masa lampau. Diakronik memiliki sifat vertikal dan memiliki konsep
perbandingan.
Dengan cara pikir sinkronis dalam sejarah adalah memperluas ruang
dalam berpikir, namun secara waktu kita terbatas. Dalam pola pikir
sinkronik ini, peristiwa sejarah yang dipelajari adalah sejaman dan melihat
sudut sejarah dalam ruangan yang sama.
Dalam melakukan perbandingan bahasa sebagai pendekatan dapat
dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pendekatan -
pendekatan yang dapat dilakukan. Pendekatan sinkronis mempelajari aspek
pada kurun waktu yang terbatas dan memiliki sifat horizontal dan tidak
memiliki konsep perbandingan seperti diakronik.Sedangkan pendekatan
diakronis dalam sejarah adalah memanjangkan waktu dalam berpikir,
namun secara ruang kita terbatas. Dan Pendekatan Pankronis adalah dua
pendekatan, ialah pendekatan sinkronis dan diakronis. Mula - mula
dilakukan pendekatan sinkronis, panduan antara pendekatan sinkronik dan
diakronik.

B. Rumusan masalah
1. Apakah konsep pendekatan sinkronis?
2. Apa saja objek pendekatan diakronis?
3. Apa saja unsur-unsur pendekatan pankronis?

C. Tujuan masalah

4
1. Mengetahui konsep pendekatan sinkronis
2. Mengetahui objek pendekatan diakronis
3. Mengetahui unsur-unsur pendekatan pankronis

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan sinkronis
Pendekatan sinkronis atau komparatif dilakukan apabila orang
melakukan perbandingan bahasa pada suatu tingkat perkembangan tertentu
tanpa mempersoalkan urutan waktu sama sekali. Karena jalur yang
ditempuh bersifat horizontal. Mula-mula orang melihat apa yang ada pada
masing-masing bahasa, kemudian membandingkan keadaan bahasa satu
dengan yang lainnya. Tidak mengherankan apabila pendekatan sinkronis ini
juga dinamakan dengan pendekatan deskriptif. Dasar berpijaknya adalah
kenyataan yang ada pada saat itu saja, sehingga penelaahnya benar-benar
objektif.
Waktu melakukan perbandingan ditemukan berbagai hal antara lain
unsur-unsur bahasa satu berbeda dengan unsur-unsur dari bahasa yang lain.
Dari sini muncul istilah pendekatan konstruktif, adalah membandingkan
bahasa satu dengan yang lain dengan tujuan menemukan perbedaan -
perbedaan yang mungkin ada antara bahasa yang dibandingkan.
Menurut Ratna Hapsari dan M Adil (2016) Konsep sinkronik dalam
sejarah merupakan cara untuk mempelajari atau mengkaji, pola-pola, gejala,
dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah pada masa tertentu
Sinkronik mempunyai arti meluas di dalam ruang namun juga
memiliki batasan di dalam waktu, biasanya metode sinkronik ini selalu
digunakan terhadap ilmu-ilmu sosial. Kata Sinkronik ini sendiri berasal dari
bahasa Yunani yakni dari kata “Syn” yang artinya adalah “Dengan”, serta
“Chronoss” yang memiliki arti “Waktu”.
Metode sinkronik ini lebih menekankan kepada struktur, yang
maksudnya meluas dalam ruang. Sinkronik ini dapat atau bisa menganalisa
sesuatu hal di saat tertentu, jadi tidak berusaha untuk bisa atau dapat
menarik kesimpulan mengenai suatu perkembangan kejadian atau peristiwa

5
yang berpengaruh di kondisi saat ini, tapi hanya untuk menganalisa suatu
kondisi saat itu.
Ciri-Ciri Sinkronik Dibawah ini merupakan beberapa ciri sinkronik
di dalam mempelajari suatu kejadian atau peristiwa sejarah, diantaranya:
1. Mempelajari peristiwa atau kejadian yang terjadi saat masa
tertentu.
2. Di dalam mempelajari peristiwa atau kejadian selalu
memfokuskan terhadap adabta pola-pola, gejala-gejala serta
juga karakter.
3. Tidak memiliki konsep perbandingan.
4. Mempunyai jangkauan yang lebih sempit.
5. Mempelajari dengan secara mendalam.
6. Kajiannya juga yang sistematis.
7. Sifatnya adalah horizontal.
Maksudnya dari sifat horizontal ialah memanjang pada ruang serta juga
terbatas di dalam waktu, jadi umumnya menjelaskan mengenai kejadia atau
peristiwa hanya intinya saja.
Berikut contoh Sinkronik Dibawah ini merupakan salah satu contoh
sinkronik di dalam mempelajari sejarah, seperti dibawah ini:
A. Pembacaan Teks Proklamasi
Tanggal 17 agustus tahun 1945 teks proklamasi itu di bacakan,
sehinga menjadi kejadian atau peristiwa yang sangat penting serta juga
bersejarah bagi seluruh bangsa Indonesia. Peristiwa atau kejadian tersebut
terjadi di Jl. Pegangsaan timur Nomor. 56, yang saat ini hal tersebut
bernama jalan Proklamasi.
Disaaat pembacaan teks proklamasi itu dihadiri oleh sekitar 500
orang dari segala macam kalangan dengan membawa apapun yang bisa atua
dapat di jadikan senjata, disebabkan karena walaupun Jepang itu telah kalah
dari sekutu, namun tentara jepang tersebut masih berada di Jakarta, dan juga
suasana di Jakarta itu masih dalam keadaan kondusif.
Pada awalnya teks proklamasi tersebut akan di bacakan dilapangan
Ikeda, namun kemudian dipindahkan ke tempat tinggal Ir. Soekarno,
Disebabkan karna dikhawatirkan akan terjadi bentrokan serta juga akan
menimbulkan pertumpahan darah.
Sehingga kurang lebih 100 orang anggota barisan pelopor itu
berjalan dari lapangan Ikeda ke tempat tinggal Ir. Soekarno, mereka
terlambat untuk tiba serta menuntut ingin dibacakan ulang teks proklamasi,
namun hal itu di tolak serta di berikan amanat oleh Moh. Hatta.
B. Suasana Saat Peristiwa G30 S/PKI 1965

6
Tragedi yang terjadi di tanggal 30 September tahun 1965 di malam
hari sampai awal tanggal 1 oktober di tahun 1965. Pada tragedi tersebut
terjadi banyak penculikan dan juga bahkan pembunuhan itu dengan jumlah
7 jenderal tentara serta orang lainnya. Di saat itu Soeharto diperintahkan
untuk dapat mengambil alih kendali tentara untuk menyelamatkan
Soekarno.
Soekarno pun akhirnya berhasil sampai hingga ke Istana Presiden
yang di saat itu berada di Bogor. Soekarno dengan pasukan yang
dipimpinnya itu berhasil untuk mengambil alih kontrol seluruh fasilitas yang
telah atau sudah di kuasai oleh para anggota dari pelaku G 30 S / PKI.

B. Pendekatan Diakronis
Pendekatan diakronis adalah membandingkan bahasa dengan
memperhatikan perbedaan waktu. Dengan demikian jalur yang ditempuh
akan bersifat vertikal. Dari sini muncul istilah pendekatan histories dan
corak linguistik yang dihasilkan adalah linguistik historis komparatif.
Dapat dibandingkan suatu bahasa dari waktu ke waktu, misalnya
dibandingkan bahasa Indonesia pada waktu lahirnya adalah pada tahun
1928, dengan bahasa Indonesia pada tahun 1945, kemudian juga bahasa
Indonesia pada tahun 1966, dan bahasa Indonesia masa kini adalah tahun
1987. Cara kerja semacam ini dinamakan dengan pendekatan diakronis
internal, adalah perbandingan di dalam bahasa itu sendiri.
Disamping itu dengan tujuan tertentu orang juga dapat membandingkan
- bandingkan dua bahasa atau lebih pada saat tertentu kemudian dari sini
menengok ke masa lalu bahasa - bahasa tersebut. Dari sini ditemukan induk
bahasa yang menurunkan bahasa - bahasa itu misalnya. Studi semacam ini
dinamakan studi secara diakronis eksternal. Pendekatan diakronis ini
kemudian melahirkan corak linguistik tertentu adalah linguistik historis
komparatif.
Berikut ciri-ciri Diakronik Metode berfikir diakronik pada sejarah
memiliki beberapa ciri seperti:
1. Mempelajari suatu kejadian sejarah seiring dengan
berlalunya waktu.
2. Sering digunakan pada ilmu mempelajari sejarah.
3. Cakupan kejiannya sangat luas.
4. Umumnya kajiannya bersifat historis atau sejarah.
5. Kajiannya memanjang dan memiliki dimensi waktu.
6. Mementingkan proses saat terjadinya suatu peristiwa.
7. Sifatnya dinamis.
Sejarah bersifat diakronik berarti memanjang dalam waktu tetapi
terbatas dalam ruang, sejarah akan membicarakan satu peristiwa tertentu

7
dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B. Sejarah akan
diceritakan secara kronologis waktunya. Sejarah bersifat diakronik
digunakan untuk menceritakan kronologis suatu peristiwa di satu tempat.
Hal ini berbeda dengan sejarah bersifat sinkronis yang menekankan suatu
kejadian pada saat tertentu. Untuk mempermudah dalam pemahaman.
Berikut terdapat beberapa contoh diakronis, terdiri atas:
1). Kronologi Pertempuran Ambarawa (20 Oktober – 15 Desember 1945)
1. Tentara Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Semarang
pada tanggal 20 Oktober 1945.
2. Tanggal 23 November 1945 ketika matahari mulai terbit,
mulailah terjadi tembak-menembak antara para pejuang
kemerdekaan dengan pasukan Sekutu.
3. Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan
Sektor TKR dan Laskar pada tanggal 11 Desember 1945.
4. Serangan mulai dilancarkan pada tanggal 12 Desember 1945
pukul 4.30 pagi.
5. Pertempuran berakhir pada tanggal 15 Desember 1945 dan
Indonesia berhasil merebut Ambarawa. Sekutu dibuat mundur ke
Semarang.

C. Pendekatan Pankronis
Pendekatan Pankronis adalah dua pendekatan, ialah pendekatan
sinkronis dan diakronis. Mula - mula dilakukan pendekatan sinkronis,
panduan antara pendekatan sinkronik dan diakronik. Analisis pankroniks
berupa menelaah fenomena bahasa pada suatu saat perkembangan tertentu
yang sekaligus dapat mengungkapkan latar belakang sejarah. misalnya
bahasa Indonesia dan bahasa jawa pada tahun 1920, kemudian bahasa
Indonesia dan bahasa jawa pada tahun 1950, dan bahasa Indonesia serta
bahasa jawa tahun 1980. Setelah itu dilakukan pendekatan diakronis.
Keadaan kedua bahasa tersebut pada tahun 1920 dibandingkan keadaan
pada tahun 1950, dan kemudian dengan keadaan pada tahun 1980. Dari sini
kemudian akan diketahui perkembangan kedua bahasa pada tahun - tahun
tersebut.
Berikut contoh Pendekatan Pankronis :
Konkret adalah penelitian yang dilakukan oleh Labov terhadap bahasa
Inggris di Amerika. Labov mengambil data bahasa pada saat itu dengan
subjek dari berbagaistartifikasi usia, yakni usia di bawah 20 tahun, usia 20
tahun sampai dengan 30 tahun, usia 30 tahun sampai dengan 40 tahun, usia
40 tahun sampai dengan 50 tahun, usia 50 tahun sampai usia 60 tahun, dan
usia 60 tahun ke atas. Hasilnya menunjukan bahwa bahasa yang dipakai
oleh penutur yang berusia 60 tahun ke atas merupakan representasi bahasa
masa lalu, bahasa yang dipakai oleh penutur 40 tahunan merupakan

8
representasi pemakaian bahasa masa kini, dan pemakaian bahasa pada usia
20 tahun merupakan representasi pemakaian bahasa pada masa depan.
Dapat disimpulkan bahwa bahasa Inggris di Amerika pada kurun waktu
menunjukan adanya perkembangan yang tampak pada perbedaan
representasi penggunaan bahasa pada kelompok-kelompok umur tersebut.
Jadi dengan demikianjelas penelitian Labov tersebut telah berhasil
memadukan dua pendekatan menjadi satu, yang disebut model pendekatan
“pankronis”.

BAB III KESIMPULAN


Kesimpulan

Pendekatan sinkronis merupakan perbandingan bahasa pada suatu


tingkat perkembangan tertentu tanpa mempersoalkan urutan waktu sama
sekali. Karena jalur yang ditempuh bersifat horizontal. Mula-mula orang
melihat apa yang ada pada masing-masing bahasa, kemudian
membandingkan keadaan bahasa satu dengan yang lainnya.
Pendekatan diakronis adalah membandingkan bahasa dengan
memperhatikan perbedaan waktu. Dengan demikian jalur yang ditempuh
akan bersifat vertikal. Dari sini muncul istilah pendekatan histories dan
corak linguistik yang dihasilkan adalah linguistik historis komparatif.
Pendekatan Pankronis adalah dua pendekatan, ialah pendekatan
sinkronis dan diakronis. Mula - mula dilakukan pendekatan sinkronis,
panduan antara pendekatan sinkronik dan diakronik. Analisis pankroniks
berupa menelaah fenomena bahasa pada suatu saat perkembangan tertentu
yang sekaligus dapat mengungkapkan latar belakang sejarah.
Pendekatan – pendekatan ini yang mempunyai persamaan yang
membahas tentang peristiwa masa lalu. Dimana pendekatan sinkronis
menjelaskan dalam mengkaji menyelidiki bahasa hanya satu pada masa saja
misalnya, Teks Proklamasi. Sedangkan pendekatan diakronis menyelidiki
dan menganalisis perkembangan bahasa dari masa ke masa.

Daftar Pustaka
Prihadi, M.HUM.2006.Linguistik Diktat Historis Komparatif.Skripsi Kajian
Bahasa dan Seni Universitas Negri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai