Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KETERAMPILAN MENYIMAK

FAKTOR PENGARUH KEBERHASILAN MENYIMAK

Disusun oleh :
Tri Septianingsih
1688201088

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Faktor
Pengaruh Keberhasilan Menyimak.
Makalah ini berisikan tentang Faktor Pengaruh Keberhasilan Menyimak
yang akan dibahas secara lebih dalam, karena selain kita perlu memahami dan
mengerti apa itu keterampilam menyimak, kita juga perlu mengerahui apa saja
faktor pengaruh keberhasilan menyimak itu sendiri.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, pleh
karena itu kritik dan saran semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga dari makalah ini, kita dapat menambah pengetahuan mengenai faktor
pengaruh keberhasilan menyimak.
Tangerang, Desember 2016
Penulis

DAFTAR ISI
Kata pengantar i

Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II FAKTOR PENGARUH KEBERHASILAN MENYIMAK
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Faktor eksternal dan internal .. 2


Kebiasaan jelek dalam menyimak .. 11
Mengapa orang tidak menyimak? .. 13
Perilaku jelek dalam menyimak .. 14
Kesalahpahaman .. 15
Aneka permasalahan menyimak 16

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan . 18
B. Saran ... 18
Daftar pustaka 19

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan menyimak adalah proses kegiatan mendengarkan lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk

memperoleh informasi menangkap isi atau pesan dan memahami makna


komunikasi pembicara melalui ujaran lisan. Keterampilan menyimak tidak bisa
dilepaskan begitu saja dengan faktor pengaruh keberhasilan menyimak, oleh
karena itu selain kita perlu mengerti dan memahami apa itu keterampilan
menyimak, kita juga harus tahu faktor pengaruh keberhasilan menyimak.
Banyak faktor pengaruh keberhasilan menyimak, diantaranya kebiasaan
jelek dalam kegiatan menyimak, mengapa orang tidak menyimak, perilaku
menyimak yang jelek, salah paham dan aneka masalah dalam menyimak, oleh
karena itu di dalam makalah ini akan kami bahas secara lebih dalam dan
terperinci satu persatu faktor pengaruh keberhasilan menyimak tersebut,
sehingga dari makalah ini kita dapat menambah pengetahuan kita mengenai
faktor pengaruh keberhasilan menyimak.
B. Rumusan Makalah
1. Apa saja faktor pengaruh keberhasilan menyimak?
2. Apa saja kebiasaan jelek dalam menyimak?
3. Mengapa orang tidak menyimak?
4. Apa saja perilaku jelek dalam menyimak?
5. Apa saja kesalahpahaman dalam menyimak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor pengaruh keberhasilan menyimak.
2. Untuk mengetahui kebiasaan jelek dalam menyimak.
3. Untuk mengetahui mengapa orang tidak menyimak.
4. Untuk mengetahui perilaku jelek dalam menyimak.
5. Untuk mengetahui kesalahpahaman dalam menyimak.

BAB II
FAKTOR PENGARUH KEBERHASILAN MENYIMAK
A. FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL
Beberapa pakar mengemukakan pendapat yang berbeda tentang faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan menyimak menyimak
seseorang.
berikut ini adalah pendapat-pendapat tersebut.
Faktor-faktor penentu keberhasilan menyimak dijelaskan pada uraian berikut ini.

1. Faktor internal
Ada beberapa faktor internal yang merupakan rangkuman dari beberapa
pendapat para ahli yang berkompeten dalam keterampilan menyimak. Webb
menyatakan bahwa pengalaman, pembawaan, sikap atau pendirian, motivasi,
dan jenis kelamin, dapat mempengaruhi keberhasilan menyimak seseorang
(1975: 137).
Ada pakar yang mengatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi
menyimak yaitu, sikap, motivasi, pribadi, situasi kehidupan, peranan dalam
masyarakat (Hunt; 1981 : 19-20).
Logan, dkk, menyatakan faktor lingkungan, fisik, psikologi, dan
pengalaman menjadi faktor penentu keberhasilan seseorang dalam
menyimak (1972: 49-50).
Berikut adalah penjelasan rangkuman yang merupakan hasil simpulan
dari pendapat-pendapat para ahli tersebut yang dilakukan oleh Tarigan (1986:
98).
a. Fisik
Faktor fisik sangat menetukan keberhasilan menyimak seseorang.
Fiksi atau tubuh seorang penyimak dapat mempengaruhi hasil
menyimaknya. Dalam hal ini adalah kesehatan fisik si penyimak.
Penyimak yang sedang sakit sebaiknya beristirahat dari kegiatan
menyimak. Selain kesehatan fisik, penyimak juga harus memiliki indra
dengar yang baik karena satu-satunya indra yang sangat berperan dalam
kegiatan menyimak adalah pendengaran. Penyimak yang memiliki daya
dengar agak kurannng baik, dapat memilih posisi/teempat yang dapat
membantu daya dengarnya. Oleh karena itu, untuk melakukan kegiatan
menyimak sangat perlu untuk memperhatikan faktor ini dalam
merencanakan atau mempersiapkan kegiatan menyimak.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi
seorang penyimak. Faktor-faktor ini mencangkup masalah-masalah
berikut ini.
1) Prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara dengan aneka
sebab dan alsan

2) Keegosentrisan dan keasyika terhadap minat pribadi dan masalah


pribadi.
3) Kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang luas.
4) Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tidak adanya perhatian
sama sekali pada pokok pembicaraan.
Faktor-faktor psikologis di atas sangat mempengaruhi keberhasian
seseorang dalam menyimak. Faktor-faktor psikologis tersebut tergolong ke
dalam faktor psikologis yang bersifat negative. Berbeda dengan faktor
psikologis positif yang justru akan memberi pengaruh yang baik terhadap
kegiatan menyimak dan akan membantu keberhasilan dalam menyimak.
Faktor-faktor psikologis positif merupakan kebalikan dari faktor-faktor yang
diutarakan di atas. Faktor- faktor ini dapat berupa sikap positif pembicaraan
berpandangan luas, tidak sombong, dan sikap-sikap positif yang lain. Di
samping itu, juga memiliki motivasi yang tinggi terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan.

c. faktor pengalaman
faktor pengalaman dapat diperoleh penyimak melalui kejadian atau
peristiwa yang dialami sendiri, pengalaman orang lain yang di peroleh
melalui pembicaraan atau melalui bacaan. Pengalaman-pengalaman
yang dimiliki penyimak sangat membantunya dalam memahami bahan
simakan, terutama pengalaman berbahasa. Semakin banyak
p;engalaman yang dimiliki penyimak semakin mudah ia memahami dan
menangkap isi simakan. Dengan demikian, hasil simakannya menjadi
semakin baik.
d. Faktor jenis kelamin
Penjelasan tentang faktor ini di peroleh berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan Julian silverman yang dikutip oleh tarigan (1986
: 104) sebagai berikut.
gaya menyimak pria pada umumnya bersifat objektif, aktif, keras
hati, analitik, rasional, keras kepala, menetralkan, instrusif (bersifat

mengganggu), mandisi, swamsembada, dapat menguasai emosi,


sedangkan gaya menyimak, wanita cenderung lebih subjektif, pasif,
simpatik, difusif, sensitive, mudah terpengaruh, cenderung memihak,
mudah mengalah, reseptif, bergantung dan emosional.
Untuk memudahkan menangka* perbedaan gaya menyimak pria
dan wanita, seperti yang diutarakan silverman tersebut, perhatikan skema
berikut ini.
Dengan diketahuinya gaya menyimak dari tiap-tiap jenis kelamin
tersebut, anda dapat mengevaluasi diri anda mengenal sifat-sifat yang
anda miliki, kemudian berusaha menghilangkan sifat-sifat yang tidak baik
dan mengubahnya atau menggantinya dengan sifat-sifat yang lebih baik,
dengan demikian, di harapkan kegiatan menyimak anda menjadi efektif
dan hasil yang anda peroleh menjadi sangat baik.
e. Faktor peranan dalam masyarakat
Keinginan dan motivasi kita untuk menyimek juga d pengaruhi oleh
peranan penyimak di dalam masyarakat. Misalnya , anda sebagai guru
dan pendidik selalu ingin melakukan kegiatan menyimak yang berkenaan
dengan masalah-masalah pendidikan dan pengajaran. Seorang
mahasiswa biasanya memiliki perhatian yang lebih tinggi terhadap bahanbahan si makan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan yang
sedang di pelajari di bandingkan dengan penyimak lain yang bukan
mahasiswa. Jadi, peranan didalam masyarakat atau status penyimak juga
menentukan bahan-bahan yang disimaknya dan dapat memengaruhi hasil
simakannya.
f. Faktor sikap
Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada
topik-topik atau pokok-pokok pembicaraan yang dapat dia setujui
ketimbang pada pokok-pokok pembicaraan yang kurang atau tidak
disetujuinya. Sikap ini adalah wajar dalam kehidupan ini. Kita memang
cenderung menyingkirkan atau menghilangkan hal-hal yang dapat
membuat kita goyang, membuat kita tidak seimbang, atau justru membuat
kita mempertanyakan posisi kita sendiri pada suatu pokok tertentu.

Dengan mengetahui masalah di atas, seyogianyianyalah para


pembicara memperhatikan hal itu, anatara lain dengan cara memilih topik
pembicaraan yang disenangi oleh para penyimak, misalnya masalah yang
sedang hangat diperbincangkan dalam media massa atau dalam
kehidupan sehari-hari. Memahami sikap penyimak merupakan salah satu
modal penting bagi pembicara untuk menarik minat atau perhatian para
penyimak
Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama
mengenai segala hal,yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang
menguntungkan baginya, tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang tidak
menarik dan tidak menguntungkan baginya. Kedua hal ini memberi
dampak pada penyimak, masing-masing dan dampak positif dan dampak
negatif.
Sebagai pendidik ,tentunya para guru akan memilih dan
menanamkan dampak positif kepada anak didiknya dari segala bahan
yang di sajikannya, Khususnya bahan simakan. Menyajikan pelajaran
dengan bauk dengan meteri yang menarik, ditambah lagi dengan
penampilan yang mengasikkan dan mengagumkan, jelas sangat
menguntungkan dan sekaligus juga membentuk sikap yang positif pada
para siswa.
g. Faktor lingkungan
Para guru harus menyadari benar betapa besarnya pengaruh
lingkungan terhadap keberhasilan belajar para siswa pada umumnya; baik
yang menyangkut lingkungan fisik ruang kelas, maupun yang berkaitan
dengan suasana sosial kelas.
1. Lingkungan fisik
Dalam mempertimbangkan lingkungan fisik, ruang kelas
merupakan suatu faktor penting dalam memotivasi kegiatan
menyimak, Hal ini penting untuk menaruh perhatian pada masalahmasalah dan saran-saran akustik, agar para siswa dapat mendengar
dan menyimak dengan baik tanpa ketegangan dan gangguan. Para
sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap siswa mendapat
kesempatan yang sama untuk menyimak dan disimak.

Sarana-sarana kerja juga harus ditempatkan berdekatan


satudan lainnya sehingga para siswa dapat berkomunikasi dengan
baik bahkan harus dapat meningkatkan penyimakan yang baik, tentu
akan menghalangi atau mengganggu komunikasi. Guru harus
berbicara dengan suara yang menyenangkan, memberikan
pengarahan-pengarahan yang jelas dan tepat lagi tegas, dan dia
sendiri harus berusaha menjadi penyimak yang baik. Guru harus
menampilkan keg9atan-kegiatan yang dapat memotivasi atau
mendorong anak-anak untuk dapat dengan mudah mengganti-ganti
peranan mereka sebagai penyimak dan pembicara. Melalui kegiatankegiatan seperti menduduki suatu jabatan dalam komite-komite; ikut
berpatisipasi dalam diskusi-diskusi panel, simposium, dan dan
seminar, turut pula memegang peranan penting; menjadi anggota
penyimak dan pembicara yang aktif bagi kelompok, anak-anak dapat
memilih antara peranan-peranan pemimpin dan pengikut, atau antara
penyimak dan pembicara. Semua yang telah kita sebutkan diatas itu
merupakan lingkungan hidup yang baik turut mempengaruhi serta
menunjang kegiatan-kegiatan menyimak yang baik bagi anak-anak
didik kita.
2. Lingkungan Sosial
Anak-anak cepat sekali merasakan suatu suasana, mereka
didorong untuk mengekspresikan ide-ide mereka, juga mengetahui
dengan cepat bahwa sumbangan-sumbag mereka akan dihargai.
Anak-anak yang mempunyai kesempatan untuk didengarkan akan
lebih sigap lagi mendengarkan apabila seseorang mempunyai
kesempatan berbicara. Suasana yang mendorong anak-anak untuk
mengalami, mengekspresikan, serta mengevaluasi ide-ide memang
penting sekali diterapkan kalau keterampilan berkomunikasi dan seni
berbahasa dikembangkan dan berkembang. Hal ini merupakan dasar
bagi pengalaman-pengalaman dan kegiatan-kegiatan informal yang
terencana yang membutuhkan atau menuntut komunikasi. Jadi
nyatalah, suasana saat guru merencanakan pengalaman-pengalaman

yang memungkinkan anak-anak dapat memanfaatkan situasi ruang


kelas untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi mereka
memang sesuai dan sejalan dalam perencanaan kurikulum secara
keseluruhan. Guru hendaknya menetapkan suatu contoh model bagi
kegiatan menyimak seperti juga halnya memberi kesempatan bagi
pengajaran menyimak serta merencanakan kegiatan-kegiatan khusus
untuk mengembangksn serta memajukannya (Logan [et all]. 1997 :
49).
h. Faktor peranan dalam masyarakat
Kemauan menyimak dapat juga dipengaruhi oleh peranan kita
dalam mayarakat. Sebagai guru dan pendidik, kita ingin sekali menyimak
ceramah, kuliah, atau siaran-siaran radio dan televisi yang berhubungan
dengan masalah pendidikan dan pengajaran baik di tanah air kita maupun
luar negeri. Sebagai seorang berpendidikan (mahasiswa), kita diharapkan
dapat menyimak lebih seksama dan penuh perhatian daripada kalau
seandainya kita merupakan karyawan harian pada sebuah perusahaan
setempat. Sebagai anggota tim Olimpiade Sains sekolah tempatnya
belajar, siswa yang bersangkutan akan berminat sekali menyimak hal-hal
baru dan aneh seputar perkembangan sains dan teknologi, agar dalam
waktu penampilan di Jakarta nanti semua pertanyaan dapat dijawab.
Begitu pula halnya para spesialis, dan pakar dari berbagai profesi,
seperti hakim, psikolog, antropologi, sosiologi, linguis, apoteker, pendidik,
seniman/seniwati, dan aktor/aktris, pasti akan haus menyimak hal-hal
yang ada kaitannya dengan mereka, dengan profesi dan keahlian mereka,
yang dapat memperluas cakrawala pengetahuan mereka. Tanpa
memperoleh informasi-informasi mutakhir mengenai bidang mereka itu,
jelas mereka merasa ketinggalan zaman. Perkembangan pesat yang
terdapat dalam bidang keahlian mereka menuntut mereka untuk
mengembangkan suatu teknik menyimak yang baik.
Para lurah, camat, dan bupati tentu saja ingin menyimak dari media
cetak dan televisi mengenai hal-hal, masalah-masalah, dan materi-materi
baru yang berkaitan dengan tugas dan jabatan mereka sebagai pamong

dan abdi masyarakat. Jadi, jelaslah kepada kita betapa pentingnya faktor
peranan dalam masyarakat bagi peningkatan kegiatan menyimak. Banyak
berjalan banyak dilihat banyak disimak banyak diserap banyak
pengetahuan. Maklumlah listening is golden, bukan?

2. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri penyimak. Berikut
faktor-faktor eksternal yang sangat memengaruhi keberhasilan menyimak.
a. Pembicara
Kita tidak perlu membahas pengertian pembicara, kami yakin anda
sudah mengerti betul siapa yang dimaksud dengan pembicara. Menyimak
dan berbicara memang 2 keterampilan berbahasa yang sangat erat
hubungannya satu dengan lainnya. Tidak ada bahan atau wacana yang
dapat kita simak jika tidak ada pembicara yang menyampaikan sesuatu
yang di bicarakan atau bahan yang dapat disimak.
Pada faktor pembicaraan ini, kita bahas kelemahan-kelemahan.
pembicaraan yang sangat mempengaruhi keberhasilan penyimak dalam
melakukan kegiatan menyimak. Ketidak berhasilam penyimak ini dapat
terjadi pada kegiatan menyimak tanpa tatap muka (melaluin radio atau
kaset rekaman), terlebih lagi pada kegiatan menyimak secara langsung
atau tatap muka. Kelemahan kelemahan pembicara tersebut, antara lain
sebagai berikut.
1. Pembicara tidak menguasai bahan yang dibicarakan artinya,
pembicara bukan ahli dalam bidang yang di bicarakannya.
2. Pembicara menyampaikan bahan pembicaraan tidak sistematis
sehingga sulit untuk di mengerti.
3. Volume suara kurang keras sehingga tidak jelas terdengar, banyak
terdapat pelafalan dan intonasi yang tidak tepat sehingga terjadi
perubahan makna kata atau kalimat yang akan berdampak pada
kekeliruan penyimak dalam mengungkap maksud pembicaraan.
4. Pembicara kurang percaya memiliki percaya diri sehingga penyimak
meragukan apa yang di sampaikan pembicara.
5. Penampilan pembicara tidak menarik atau kurang enak dipandang
(lusuh atau bertingkah laku berlebihan). Hal ini membuat penyimak/
pendengar beralih kepesan kepada tingkah laku yang dianggap aneh.

Dapat juga pendengar menadi tidak tertarik, bosan, bahkan mungkin


kesal.
6. pembicara tidak dapat melakukan kontak atau tidak dapat menguasai
pendengar.
b. Pembicaraan
pembicara, isi atau pesan yang di sampaikam oleh pembicara
haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu agar sesuai dnegan selera
pendengar atau penyimak. syarat-syara tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pembicaraan harus sesuatu yang baru atau actual
2. Pembicaraan harus memiliki makna atau bermanfaat bagi orang yang
mendengarkannya.
3. Pembicaraan harus di susun secara sistematika agar mudah di
tangkap oleh pendengar atau penyimak.
4. Taraf kesukaran pembicaraan hendaknya seimbang dengan taraf
kemampuan pendengar.
Pembicaraan yang baru, actual, berguna , menarik, mudah di tangkap,
tidak terlalu sukar, akan membuat pendengar merasa senang dan tidak
jenuh menyimak materi yang di sampaikan.
c. situasi
faktor situasi yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan
kegiatan menyimak meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Ruangan atau tempat berlangsungnya kegiatan menyimak harus
memenuhi persyaratan yang baik, yaitu tempat duduk yang tepat dan
ruangan yang kondusif (warna dinding yang menyejukan).
2. Waktu berlangsungnya kegiatan menyimak harus tepat, yaitu pada
jam-jam so mana pendengar/penyimak dalam keadaaan segar, relaks,
tidak dalam keadaan letih ( pada tengah hari atau sore hari )
3. Suasana lingkungan yang tenang, bersih, jauh dari kebisingan,
pemandangan tidak mengganggu konsentrasi, artinya tidak di tempat
yang penuh dengan peralatan yang sama sekali tidak ada kaitannya
dengan kegiatan menyimak, dan tidak banyak orang yang lalu-lalang.
4. Jika mengguanakan peralatan, seperti tape recorder/radio kaset,
yakinkan bahwa radio dalam keadaan baik, beserta kontak listrik atau
baterai peralataan tersebut berfungsi dengan baik.

Demikian uraian tentang faktor-faktor penentu keberhasilan menyimak.


Ada pepatah mengatakan banyak berjalan banyak yang dilihat. Banyak
yang disimak banyak yang di serapPada akhirnya akan di peroleh
berbagai ragam pengetahuan dan keterampilan.

B. KEBIASAAN JELEK DALAM MENYIMAK


Saudara mahasiswa, selain anda harus memperhatikan faktor-faktor penentu
keberhasilan dalam menyimak ada beberapa hal yang juga pelu anda ketahui
untuk anda hindari ketika anda melakukan kegiatan menyimak.
1. Menyimak lompat tiga
Menyimak lompat tiga bukanlah kegiatan menyimak yang dilakukan
sambil melompat-lompat. Menyimak lompat tiga adalah kegiatan menyimak
yang dilakukan dengan konsentrasi yang tidak penuh. Di tengah-tengah
kegiatan menyimak pikiran kita berada di tempat lain. Ketika itu kita akan
tertinggal dari bahan simakan sehingga kita sehingga pokok-pokok
pembicaraan dan hal ini terkadang tidak hanya terjadi sekali, bisa berulangulang dalam satu kegiatan menyimak.
2. Menyimak fakta
Menyimak fakta sering tidak di sadari oleh seorang penyimak yang kurang
baik. Menyimak fakta artinya menyimak dengan cara mengingat fakta-fakta
tentang apa, berapa, dimana, kapan, yang sifatnya pengetahuan bukan
pemahaman.
Jika anda melakukan ini dalam kegiatan menyimak, anda harus cepatcepat menyadari dan anda harus segera mengubah sikap menyimak anda
sesuai dengan tujuan menyimak, yaitu menangkap ide-ide gagasan pokok
atas gagasan-gagasan penting.
3. Menyimak dan merekam
Ada orang beranggapan bahwa cara belajar dengan baik dari menyimpan
adalah dengan membuat catatan sebnayak mungkin. Orang yang
beranggapan seperti ini akan terbenam dan terlibat dalam kegiatan fisik

menulis. Kerap kali dia mencoba membuat kerangka apa-apa yang


diutarakan pembicara, dan manjadi rangkuman tanda-tanda, simbol-simbol,,
dan angka-angka. Dia lupa bahwa dengan berbuat begitu sebenarnya dia
hanyalah setengah menyimak. Kegiatan yang setengah-setengah tentu
tidak akan memberi hasil yang memuaskan.
Seorang penyimak yang baik akan memusatkan pikirannya pada kegiatan
menyimak secara serius. Jika ada yang dirasa perlu untuk dicatat, dia akan
menyimak terlebih dahulu, kemudian dicatat dalam beberapa kata saja. Halhal penting yang dikemukakan pembicara harus dicatat dengan singkat,
padat, dan tepat. Pergunakan kata-kata kunci dalam catatan. Prinsip yang
harus di pegang ialah bahwa catatan harus dibuat sesingkat mungkin, tetapi
mudah di mengerti dan mudah di kembangkan. Mencatat sama sekali tidak
identic dengan merekam; kedua kegiatan ini sangat berbeda. Mencatat harus
dilakukan dengan penuh pengertian dan pemahaman, sedangkan merekam
dapat dilakukan tanpa pengertian dan pemahaman. Mencatat itu bersifat
slektif dan krisis, sedangkan merekam bersifat mekanis dan reseptif penuh.
(salibury dalam tarigan, 1986 : 113)

C. Mengapa Orang Tidak Menyimak?


Ada berapa sebab membuat orang tidak menyimak, antara lain:
1.
2.
3.
4.

Orang berada dalam keadaan capek.


Orang berada dalam keadaan tergesa-gesa
Orang berada dalam kebingungan
Orang yang dapat dibingungkan oleh faktor-faktor lain :
a. Ucapan-ucapan yang munafik
b. Penyimak dijejali dengan pesan bernada memerintah ataupun berbau
slogan politik
c. Banyak perintah birokratis
d. Cenderung menjauhkan diri dari prasangka-prasangka

Golongan orang yang banyak menyimak pada diri sendiri sehingga tidak memiliki
waktu mendengarkan atau menyimak orang lain:
1.
2.
3.
4.

Tipe bunga karang (tipe penyerap)


Tipe orang berdikari (menolak untuk menyimak)
Tipe seniman ingatan (menolak untuk menyimak secara sadar)
Tipe orang yang tergoda bukan oleh pribadi tertentu (mendapat informasi dari

media)
5. Tipe orang yang menyukai bunyi alamiah (kicau burung serta keriuhan kota
merupakan musik bagi perangkat penerima sensitifnya tidak mau mendnegar
ocehan pembicara)
6. Estetikus luar biasa (mendengar atau menyimak musik bukan untuk
kesenangan atau kenikmatan)
7. Tipe siap tenpur (sibuk dengan memikirkan jawaban-jawaban yang akan
diajukan, sehingga tidak ada waktu untuk menyimak)

D. Perilaku Jelek Dalam Menyimak


Secara garis besar, perilaku-perilaku yang termasuk jelek atau tidak baik
dalam praktik menyimak, sebagai berikut :
1. Tidak mau menerima keanehan pembicara
Pembicara mempunyai cara dan gaya pribadi dalam penampilannya,
akibatnya penyimak merasa jengkel dan tidak mau menerima keanehan
pembicara sehingga tidak memiliki minat dan perhatian untuk menyimak.
2. Tidak mau memperbaiki sikap
Tubuh penyimak ada di ruang yang sama dengan pembicara namun
pikiran dan angannya terbang mengembara ke tempat lain, akibatnya ia tidak
memiliki minta untuk menyimak ujaran pembicara.
3. Tidak mau memperbaiki lingkungan
Tidak adanya upaya penyimak untuk pindah duduk ketika dirinya merasa
terganggu duduk di tempat duduknya sekarang yang bising atau tempat
orang keluar masuk.
4. Tidak dapat menahan diri

Berusaha mengajukan pertanyaan dan tanggapan sebelum pembicaraan


belum selesai dan belum diketahui ujung pangkalnya.
5. Tidak mau meningkatkan pembuatan catatan
Mencatat semua ucapan pembicara sebanyak mungkin tanpa
menghiraukan ide, gagasan yang perlu dicatat.
6. Tidak tahu dan tidak mau menyaring tujuan khusus
Tidak adanya ketekunan dan tidak adanya perhatian yang terarah,
sehingga tujuan menyimak menjadi tidak tentu arah, duduk menjadi tidak
tenang, gelisah dan pembicara tidak disimak lagi.
7. Tidak memanfaatkan waktu secara tepat guna
Ketika menyimak ada yang tertidur dan mengantuk padahal menyimak
menuntut kesiapsiagaan mementik butir-butir penting, ide-ide berharga dari
seorang pembicara.
8. Tidak dapat menyimak secara rasional
Menyimak dengan emosional tanpa melibatkan akal dan pikirannya dalam
menerima simakan dari ujaran pembicara.
9. Tidak mau berlatih menyimak hal-hal yang rumit
Tidak mau menyimak hal-hal yang rumit sehingga tidak memahami
keseluruhan isi pembicaraan yang dikemukakan oleh pembicara.
E. Kesalahpahaman
Berikut kesalahpahaman yang berkaitan dengan perilaku menyimak :
1. Anggapan bahwa semua perilaku menyimak itu sama saja
Jika kita memeriksa perilaku sendiri dalam satu hari saja, kita akan
melihat dengan jelas bahwa perilaku menyimak berubah-ubah secara
dramatis dari satu situasi ke situasi lainnya, dari satu pribadi ke pribadi
lainnya, karena situasi dan kondisi mengatur perubahan perilaku menyimak
seseorang.
2. Anggapan bahwa mendnegar dan menyimak sama saja
Mendengar dan menyimak mempunyai makna yang berbeda, mendengar
yaitu suatu proses psikologis ketika gelombang-gelombang bunyi
ditransformasikan menjadi impuls-impuls atau gerak hati saraf pendengaran,
yang pada gilirannya akan berjalan melalui system saraf balik di dalam
pengawasan kemauan maupun luar pengawasan kemauan, sedangkan

menyimak adalah suatu operasi psikologis yang rumit yang merupakan


sarana untuk merasakan butir-butir atau bagian-bagian lambang dan tanda
yang telah disandikan oleh system saraf pusat dan system saraf otomatis
yang diubah menjadi pesan-pesan yang dapat dipahami.
3. Anggapan bahwa menyimak tidak dapat dikembangkan atau ditingkatkan
Sejumlah program komersial yang terdapat pada wilayah pengembangan
menyimak menyatakan bahwa para penggembleng usaha atau bisnis itu
merasa sebaliknya. Memang terdapat perbedaan pendapat atau
ketidakcocokan antar para peneliti mengenai ketepatgunaan atau keefektifan
teknik-teknik latihan pilihan seperti itu, tetapi modifikasi atau pengawasan
terhadap perilaku menyimak yang jelek itu mungkin dilakukan.
4. Anggapan bahwa hanya sedikit waktu yang diperlukan buat menyimak
Hampir setengah waktu berkomunikasi diperuntukkan untuk menyimak,
jadi tidak benar bahwa untuk kegiatan menyimak hanya diperlukan waktu
sedikit saja (Mc Cabe & Bender, 1981: 91).
F. Aneka Permasalahan Menyimak
1. Memprasangkai Pembicara
Lebih memusatkan perhatian pada gaya dan cara penampilan pembicara
ketimbang pesan yang hendak disampaikannya.
2. Berpura-pura Menaruh Perhatian
Terkadang orang berpura-pura menyimak dengan serius dengan menatap
pembicara dengan kedua matanya tetapi sebenarnya perhatiannya bukan
tertuju kepada pembicara, pikirannya terbang melayang mengembara ke
tempat lain.
3. Kebingungan
Gangguan bisa datang dari suara luar dan di dalam ruangan dapat
mengganggu konsentrasi kita, semua itu dapat membuat kita bingung,
sehingga dapat menjauhkan kita dari ide-ide pembicara.
4. Pertimbangan yang Prematur
Ketika pembicara belum selesai berbicara, terkadang kita sudah mengambil
pertimbangan.
5. Salah Membuat Catatan
Mencoba menulis terlalu banyak ataupun mencoba menyelesaikan ide-ide
pembicara dengan suatu pola yang telah dirancang sebelumnya dapat
mengurangi keefisienan menyimak.

6. Hanya Menyimak Fakta-fakta


Berbagai telaah menunjukkan bahwa menyimak demi fakta, bukan demi ide
atau gagasan, pasti mengurangi ketepatgunaan atau keefisienan kegiatan
menyimak.
7. Melamun
Karena otak manusia sanggup memproses informasi lebih cepat daripada
kecepatan berbicara yang dilakukan oleh banyak pembicara, sehingga masih
banyak waktu untuk memikirkan hal-hal lain di luar topik yang disajikan oleh
pembicara atau penceramah, penyimak pun menjadi melamun, sehingga
mengakibatkan penyimak kehilangan kontuinitas ide-ide pembicara.
8. Bereaksi Secara Emosional
Kata-kata, gaya, cara penampilan pembicara dapat saja mengundang emosi,
sehingga kita tidak menyimak lagi secara rasional, kegagalan menguasai
emosi akan mengurangi mutu penyimakan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan menyimak tidak hanya perlu dipahami pengertiannya saja
namun juga banyak faktor yang mendukung kegiatan menyimak menjadi efektif
dan kritis yaitu salah satunya dengan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi menyimak yaitu, Kebiasaan Jelek Menyimak, Mengapa Orang
Tidak Menyimak, Perilaku Penyimak yang Jelek, Kesalahpahaman dalam
Menyimak dan Aneka Masalah dalam Menyimak, ketika kita sudah mengerti dan
memahami faktor-faktor tersebut maka kita bisa menjadi penyimak yang kritis
yang tidak hanya mendengarkan saja namun bisa meniru serta mempraktekkan
materi/ bahan yang telah disimak.
B. Saran
Dari makalah faktor pengaruh keberhasilan menyimak di atas, penulis berharap :
a. Mahasiswa bisa mengetahui berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
b.
c.
d.
e.

kegiatan menyimak
Mahasiswa bisa mengetahui kebiasaan jelek dalam menyimak
Mahasiswa bisa mengetahui mengapa orang tidak menyimak
Mahasiswa bisa mengetahui apa saja perilaku penyimak yang jelek
Mahasiswa bisa mengetahui mengapa bisa terjadi salah paham dalam

menyimak
f. Mahasiswa bisa mengetahui aneka masalah dalam menyimak

Daftar Pustaka

Tarigan, Henry G.2015.Menyimak. Bandung: Angkasa


Arifin, Bustanul.2008.Menyimak. Jakarta: Universitas Terbuka
http://anancasa.blogspot.com/2011/02/faktor-faktor-keberhasilan-menyimak.html
http://wenti-dwindayani93.blogspot.co.id/2012/12/makalah-bahasa-indonesiamenyimak-i.html

Anda mungkin juga menyukai