Dosen Pengampu :
Ricko Pratama Ridzkyanto, S.KM., M.Kes.
Oleh :
Kelompok 4
Juniar Maulina Wardani 192110101065
Rizal Firdauzy Atthoriq 192110101073
Mohammad Wildan Permana 192110101093
Ismi Riri Triantini 192110101129
Aninda Dyah Hayu Pinasti P. 192110101149
Siti Sajdatul Qowimah 192110101165
Rafi Indra Rahmaddani 192110101179
R. Moh Dimas Maulana 192110101191
Tiada kata yang paling indah selain puji dan rasa syukur kepada Allah SWT,
yang telah menentukan segala sesuatu, sehingga tidak ada setetes embun pun dan
segelintir jiwa manusia yang lepas dari ketentuan dan ketetapan-Nya.
Alhamdulillah atas hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan paper
ini yang berjudul “ANALISIS FUNGSI PENGORGANISASIAN
(ORGANIZING) DAN PENGARAHAN (ACTUATING) DI PUSKESMAS
SUKOREJO JEMBER”
Penulis menyadari bahwa penyusunan paper ini jauh dari sempurna, semoga
Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang
telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan paper ini. Oleh karena itu,
penulis berharap atas saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR DIAGRAM
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
melaksanakan fungsi pengorganisasian dengan tepat maka semua kegiatan
yang telah direncanakan dalam organisasi akan lebih mudah untuk
dijalankan. Pengorganisasian menekankan pada segi manusianya dan juga
pada pentingnya tugas-tugas yang dilakukan oleh mereka yang bekerja
didalam kelompok dengan peraturan yang sangat wajar, masuk akal dan
serasi (Rusli Ramli, n.d.).
2
seluruh anggota pada setiap kegiatan selalalu meningkatkan kualitas
kinerjanya (Patras et al., 2019).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2. Cara organisasi mengelompokkan kegiatannya, di mana setian
pengelolompokan diikuti penugasan seorang manajer yang diberi
wewenang mengawasi anggota kelompok,
3. Hubungan antara fungsi, jabatan, tugas karyawan, dan
4. Cara manajer membagi tugas harus harus dilaksanakan dalam
departemen dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas
tersebut.
5
Menurut Henri Fanyol, berikut adalah prinsip-prinsip pengorganisasian
(Handoko, 2011) :
6
organisasi perlu menerapkan penghargaan dan sanksi ini dalam bentuk-
bentuk yang sesuai dengan organisasi tersebut.
8. Sentralisasi dan Desentralisasi Pengambilan Keputusan Sentralisasi dan
desentralisasi dalam pengambilan keputusan sangat erat hubungannya
dengan efektivitas dan efisiensi organisasi.
9. Wewenang Garis wewenang dari atas sampai ke bawah merupakan
rujukan dalam pelaksanaan program.
10. Tata Tertib Tata tertib dalam organisasi berfungsi untuk meletakkan
orang yang tepat pada posisi yang tepat. Dengan demikian, kinerja
organisasi akan berjalan dengan optimal.
11. Keadilan dan Kejujuran Keadilan dalam segala elemen merupakan syarat
mutlak dalam organisasi. Kejujuran ini akan membawa dampak pada
kepercayaan bawahan kepada atasan.
12. Stabilitas dan Regulasi Harus diperhatikan masa kerja yang efektif dan
efisien, mengatur perputaran dan peralihan tugas untuk menghindari
kejenuhan dan merangsang pembaruan-pembaruan. Namun, di sisi lain,
harus dipikirkan agar regulasi tersebut tidak menjadi beban bagi
organisasi.
13. Inisiatif Organisasi yang baik harus mampu menumbuhkan inisiatif
anggotanya dalam pengelolaan organisasi. Inisiatif adalah prinsip-prinsip
organisasi yang juga sangat penting.
14. Keselarasan dan Persatuan Hubungan interpersonal antaranggota
organisasi memiliki pengaruh sangat besar dalam kinerja anggota.
7
dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan organisasi
yang nyata (Hasibuan, 2020).
1. Motivasi (motivation)
8
b. Kebutuhan Keamanan (safety needs) : adanya kepastian untuk hidup
yang bebas dari ancaman dan bahaya yang didalamnya termasuk
dalam ekonomi dan sosial.
c. Kebutuhan Sosial (social needs) : kebutuhan seseorang sebagai
makhluk sosial, seperti perkawanan, pengakuan sebagai anggota
kelompok, simpati, dicintai dan disayangi.
d. Kebutuhan Dihargai dan Dihormati (the esteem needs) : kebutuhan
akan status, kehormatan, pengakuan, gengsi, sukses mencapai
kedudukan dan atau status sosial yang lebih tinggi.
e. Kebutuhan Penampilan Diri (self-actualization needs) : kebutuhan
untuk melakukan sesuai dengan bakatnya, ingin berprakarsa,
mengeluarkan idea dan gagasan.
2. Komunikasi (comunication)
9
Tujuan komunikasi adalah untuk memberikan perintah, laporan,
informasi, ide, saran, dan menjalin hubunganhubungan dari seorang
komunikator kepada komunikan atau penerimanya. Adapun unsur-unsur
komunikasi adalah : (1) Komunikator (pemberi=giver), yaitu orang yang
menyampaikan pesan komunikasi itu. (2) Pesan, yaitu informasi,
perintah, laporan, berita dan lainlainnya yang disampaikan itu. (3)
Saluran (simbolis=channel), yaitu orang yang menerima pesan
komunikasi tersebut. (4) Komunikan (penerima = receiver), yaitu orang
yang menerima komunikasi tersebut, (5) Feedback, yaitu reaksi yang
ditimbulkan oleh komunikasi itu.
10
b. Memiliki Kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi
dan komitmen tinggi untuk memecahkannya. Pemimpin harus selalu
merasa ditantang untuk mengatasi hambatan yang akan menjadi
penghalang tercapainya tujuan organisasi yang ia pimpin.
c. Menggerakan atau memotivasi staf agar mereka mau sadar.
11
jadi setiap anggota organisasi dapat melakukan kegiatan masing-
masing sesuai dengan kehendak masing-masing pula.
4. Pengarahan (directing)
Pada dasarnya dengan pengarahan diupayakan agar berbagai
keputusan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Apabila pengarahan dapat dilakukan dengan baik, memang akan
diperoleh beberapa manfaat yang jika disederhanakan terlihat sebagai
berikut (Purhadi, 2003):
a. Para pekerja mendapatkan informasi yang tepat tentang segala
sesuatu yang akan dikerjakannya.
b. Para pekerja akan terhindar dari kemungkinan berbuat salah dan
dengan demikian tujuan akan lebih mudah tercapai.
c. Para pekerja akan selalu berhadapan dengan proses belajar mengajar
sehingga pengetahuan, keterampilan, dan keaktivitasan akan
meningkat.
d. Para pekerja akan berada dalam suasana yang menguntungkan yakni
terciptanya hubungan pimpinan dan bawahan yang baik.
12
karyawan. Kerugiannya dapat menyulitkan pimpinan, terutama jika
pendapat atau saran tersebut sulit dilaksanakan dan bertentangan
dengan kebijakan organisasi .
c. Teknik otokratis : Pengarahan dilaksanakan secara satu arah yakni
dari pimpinan kepada bawahan. Pimpinan menetapkan segalanya,
sedangkan karyawan hanya melaksanakan saja. Keuntungan dari
teknik ini ialah proses pengarahan berjalan cepat. Kerugiannya ialah
dapat timbul kesalahan dalam pengarahan. Teknik ini hanya baik
jika diterapkan dalam suatu organisasi yang memiliki kepemimpinan
kuat serta pendidikan karyawan masih terbatas.
d. Teknik bebas teratur : Pengarahan dilaksanakan tidak terlalu ketat.
Biasanya jika berhadapan dengan karyawan yang memiliki
pengetahuan, keterampilan serta pengalaman yang cukup dalam
melaksanakan tugas yang akan dilaksanakan.
5. Pengawasan (controlling)
Pengawasan ialah suatu proses untuk mengukur penampilan suatu
program yang kemudian dilanjutkan dengan mengarahkannya
sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Manfaat Pengawasan antara lain (Hasibuan, 2020) :
a. Tujuan yang ditetapkan dapat diharapkan pencapaiannya dan
selanjutnya pencapaian tersebut adalah dalam kualitas dan kuantitas
tertinggi yang direncanakan.
b. Pembiayaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut tidak
melebihi apa yang telah ditetapkan, dan bahkan mungkin dapat
ditekan, sehingga efisiensi dapat ditinggalkan.
c. Pengawasan yang baik, akan dapat memacu karyawan berprestasi
dan berkreasi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
6. Supervisi (supervision)
Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan
berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan
untuk kemudian apabila ditemukan masalah agar segera diberikan
13
petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya. Manfaat
yang dimaksud apabila ditinjau dari sudut manajemen dapat dibedakan
atas dua macam (Hasibuan, 2020):
a. Dapat lebih meningkatkan efektivitas kerja Peningkatan efektivitas
kerja ini erat hubungannya dengan makin meningkatnya
pengetahuan dan keterampilan “bawahan”, serta makin terbinanya
hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antar “atasan”
dengan “bawahan”.
b. Dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja Peningkatan efisiensi kerja
ini erat hubungannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang
dilakukan oleh “bawahan”, dan karena itu pemakaian sumber daya
(tenaga, dana, dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
16
setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan
bisa diartikan penerapan dimana terjadi hubungan antara aspek-aspek
individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-
bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif
untuk tujuan organisasi yang nyata.
1. Pengorganisasian kegiatan
17
NO URAIAN KEGIATAN PEKERJA WAKTU BIAYA
Program Pelayanan Lansia di Posbisdu, Posyandu
1
Lansia
Posyandu A 1 12 bulan
Posyandu B 1 12 bulan
Rp. 24.000.000
Posyandu C 1 12 bulan
Posyandu D 1 12 bulan
2 Program Pemberian PMT Lansia
Posyandu 1 1 12 bulan
Posyandu 2 1 12 bulan
Rp. 9.600.000
Posyandu 3 1 12 bulan
Posyandu 4 1 12 bulan
JUMLAH 8 Rp. 33.600.000
Tabel 1 Anggaran dan kegiatan
18
3. Koordinasi
Untuk mencapai sasaran atau tujuan yang diinginkan, diperlukan mekanisme
penyatuan seluruh aspek yang ada dalam program. Tidak hanya tenaga kesehatan
akan tetapi masyarakat juga dapat terlibat. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi
dan kecepatan terlaksananya program. Hal – hal yang dilakukan dalam
mekanisme penyatuan ini yaitu dengan melibatkan lansia, keluarga, tokoh
masyarakat serta organisasi sosial pada penyelenggaraannya.
4. Struktur pegorganisasian
KepalaPuskesma
s
dr.RATNA INAWATI
S
Koordinator
program
NURKHAYATI
19
Posbindu, Posyandu
Lansia
Mendekatkan
Tujuan pelayanan pada Peningkatan gizi lansia
Lansia
2. Rangkaian Kegiatan
a. Rapat : - Pemilihan panitia
- Persiapan kegiatan
b. Survey Posyandu dan Posbindu
c. Penyiapan Posyandu dan Posbindu : - Penyiapan data
- Pemilihan Kader
- Pembuatan media
d. Rapat koordinasi
e. Pelaksanaan kegiatan : - posyandu
- senam lansia
- pemberian makanan tambahan
f. Evaluasi kegiatan
g. Monitoring
20
3. Analisa Waktu
Pelaksanaan kegiatan Posyandu lansia dan pemberian makanan
tambahan lansia di empat desa wilayah Puskesmas Sukorejo dilaksanakan
dengan estimasi waktu selama 63 hari.
4. Biaya
KEGIATAN BIAYA SUMBER BIAYA
5. SWOT
a. Strenght (Kekuatan)
1. Dukungan pimpinan untuk melaksanakan kegiatan
2. Bersedianya tenaga kesehatan untuk terjun ke desa
b. Weakness (Kelemahan)
1. Kurangnya koordinasi tenaga kesehatan untuk memantau kesehatan
lansia di wilayah posyandu
2. Minimnya dana untu melaksanakan program bagi lansia
c. Opportunity (Peluang)
1. Dukungan dari pihak pemimpin Puskesmas
2. Pelaksanaan di empat desa yang memudahkan masyarakat untuk
menjangkau
d. Threats (Ancaman)
1. Kurangnya minat dari lansia untuk datang
2. Kegiatan yang tidak diketahui oleh lansia ataupun keluarga lansia
karena informasi yang tidak tersampaikan
3. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap kesehatan lansia
21
6. Motivasi
Dalam program ini pemimpin harus menyediakan sarana dan prasarana
yang memadai untuk anggotanya terjun ke desa, pemimpin juga harus
selalu mendukung anggota agar komitmen dengan kegiatan sehingga
terlaksana dengan baik. Komunikasi yang paling efektif adalah rapat dan
pertemuan. Untuk memonitoring dilakukan dengan kunjungan langsung ke
desa ketika melakukan kegiatan sehingga bisa mengetahui kondisi dan
situasi kegiatan. Pemimpin juga harus memiliki gaya kepemimpinan yang
demokratis dan santai, karena dengan begitu maka bawahan akan merasa
dihargai dan melaksanakan tugasnya dengan tidak terpaksa.
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Puskesmas merupakan sarana kesehatan yang dapat diakses oleh setiap
warga di desa dengan mudah guna mendapatkan pelayanan kesehatan.
Puskesmas Sukorejo yang terletak di Kabupaten Jember merupakan suatu
pusat kesehatan masyarakat yang sangat mudah diakses guna mendapatkan
pertolongan pertama ketika mempunyai keluhan tentang kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas Sukorejo terus
ditingkatkan guna meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
5.2 Saran
Terkait dengan hal tersebut, penulis menyarankan beberapa hal untuk
diperhatikan seperti berikut ini :
23
1. Menentukan pendelegasian wewenang dan pemanfaatan staf dan fasilitas
fisik.
2. Perlu adanya perbaikan khususnya pada sosialisasi pada masyarakat
sekitar serta koordinasi dari pihak puskesmas baik dengan tenaga
kesehatan maupun pemerintah.
3. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah
dikemudian hari.
24
DAFTAR PUSTAKA
Patras, Y. E., Hidayat, R., Lian, B., Fitria, H., & Apriana, D. (2019). (Jurnal
Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan) P-ISSN: 2548-7094
E-ISSN 2614-8021. 4(1).
Widjajarta, M. (2011). Laporan Akhir Tim Pengkajian Hukum Tentang Hak Dan
Kewajiban Tenaga Kesehatan. 1–81.
25
LAMPIRAN
26