Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Keterkaitan Protein Dengan Vitamin A”


(Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Dasar Gizi Kesehatan
Masayarakat A)
Dosen Pengampu:
Nur Fitri Widya Astuti,S.Gz.,M.PH

Oleh Kelompok 5:
1. Wahyu Efita (192110101002)
2. Berlian Mandareta Prasetiawati (192110101011)
3. Iva Nuril Ma’rifa (192110101033)
4. Retno Putri Setyorini (192110101051)
5. Juniar Maulina Wardani (192110101065)
6. Riham Fatima (192110101076)
7. Zelinda Az Zakah (192110101079)
8. Zulfa Nur Alifa Ramadhan (192110101137)
9. Putu Meyra Kinanti (192110101169)
10. Reihanatu Quraisy (192110101183)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2020
MAKALAH
“Keterkaitan Protein Dengan Vitamin A”
(Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Dasar Gizi Kesehatan
Masayarakat A)
Dosen Pengampu:
Nur Fitri Widya Astuti,S.Gz.,M.PH

Oleh Kelompok 5:
1. Wahyu Efita (192110101002)
2. Berlian Mandareta Prasetiawati (192110101011)
3. Iva Nuril Ma’rifa (192110101033)
4. Retno Putri Setyorini (192110101051)
5. Juniar Maulina Wardani (192110101065)
6. Riham Fatima (192110101076)
7. Zelinda Az Zakah (192110101079)
8. Zulfa Nur Alifa Ramadhan (192110101137)
9. Putu Meyra Kinanti (192110101169)
10. Reihanatu Quraisy (192110101183)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Keterkaitan
Protein Dengan Vitamin A” tepat pada waktunya. Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Nur Fitri Widya
Astuti,S.Gz.,M.PH. selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Ilmu Gizi Kesehatan
Masyarakat. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
menerapkan ilmu yang berkaitan.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Dasar Ilmu
Gizi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah terlibat dalam proses pembuatan makalah sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Keterkaitan Protein Dengan Vitamin A”.
Kami menyadari tugas yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
tugas makalah Dasar Gizi Kesehatan Masayarakat ini.

Jember, 26 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER DEPAN......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................................................1

1.1 Latar belakang..............................................................................................................1


1.2 Rumusan masalah........................................................................................................3
1.3 Tujuan..........................................................................................................................3

BAB II......................................................................................................................................4

PEMBAHASAN......................................................................................................................4

2.1 Protein.........................................................................................................................4
2.1.1 Pengertian Protein...........................................................................................4
2.1.2 Bentuk Protein.................................................................................................5
2.1.3 Pengelompokan Protein berdasarkan Fungsi...................................................5
2.2 Pengertian Vitamin A................................................................................................7
2.2.2 Fungsi Vitamin A............................................................................................7
2.3.2 Kekurangan Vitamin A....................................................................................9
2.3 Keterkaitan Protein dengan Vitamin A....................................................................11

BAB III.....................................................................................................................................13

PENUTUP................................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protein mengandung unsur-unsur yang sama dengan karbohidrat dan lipid:


karbon, hidrogen, dan oksigen; ditambah nitrogen (C, H, O, dan N). Protein biasanya
jauh lebih besar dari polisakarida dan trigliserida. Protein adalah makromolekul yang
terdiri dari unit berulang dari blok penyusun yang sama, asam amino, mirip dengan
kalung mutiara yang terdiri dari banyak mutiara. Kita juga dapat mendefinisikan protein
sebagai polimer yang dirakit dari banyak monomer ikatan kovalen yang lebih kecil. Jenis
ikatan kovalen yang menghubungkan asam amino tetangga disebut ikatan peptida.
Protein melakukan sebagian besar tugas di dalam sel dan melayani berbagai fungsi paling
beragam dari semua makromolekul organik di sel dan tubuh kita. Protein yang berbeda
membentuk bagian sel dan struktur jaringan; mengatur proses fisiologis; kontrak untuk
menggerakkan bagian seluler atau tubuh; atau melindungi sel dan seluruh tubuh; mereka
mungkin berfungsi dalam mengangkut gas atau zat lain, atau sebagai bagian penting dari
membran; atau mereka mungkin bekerja sebagai enzim, yang melakukan semua reaksi
kimia yang terjadi di sel dan tubuh kita (Liachovitzky, 2019).

Nama vitamin berasal dari Casimir Funk, yang pada tahun 1912 berpikir bahwa
amina vital (NH3) berfungsi untuk mencegah kekurangan vitamin. Casimir Funk
menciptakan istilah vitamin untuk menggambarkan senyawa ini. Vitamin diklasifikasikan
sebagai vitamin yang larut dalam lemak atau larut dalam air. Vitamin yang larut dalam
lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah
vitamin C dan vitamin B (Lindshield, 2020).

Vitamin A adalah mikronutrien penting yang memainkan peran penting dalam


beragam proses fisiologis, termasuk penglihatan, respons imun, diferensiasi dan
proliferasi sel, komunikasi antar sel, dan reproduksi. Menurut definisi, vitamin A
mengacu pada senyawa yang larut dalam lemak semua trans retinol. Namun, umumnya
digunakan untuk secara kolektif mewakili retinol dan metabolit aktifnya, termasuk
retinal, retinil ester, dan asam retinoat. Manusia dan hewan harus memperoleh vitamin A
dari makanan atau melalui sumber tambahan. Sumber ini terutama berasal dari produk
hewani yang menyediakan vitamin A (retinol atau ester retinil yang dikonsumsi sebagai
vitamin A yang telah dibentuk sebelumnya atau diubah dari provitamin a karotenoid) atau
dari buah-buahan dan sayuran sebagai sumber provitamin a karotenoid (Debelo et al.,
2017).

Zaman modern saat ini telah banyak mengubah pola hidup manusia, terutama
pada asupan pangan. Saat ini, semakin banyaknya kedai cepat saji yang tumbuh di
berbagai daerah. Hal tersebut dapat memengaruhi asupan pangan masyarakat dan tidak
lagi memperhatikan asupan gizi yang masuk dalam tubuh. Asupan gizi seperti energi,
protein, dan Vitamin A merupakan komponen yang berpengaruh pada status gizi
seseorang. Vitamin A berperan sebagai mobilisasi cadangan besi dalam tubuh untuk
mensintesis hemoglobin (Permana, Santoso, & Dewi, 2018). Kekurangan vitamin dapat
memperkecil peluang sehat seseorang dan memperbesar peluang seseorang untuk
terserang penyakit.

Kekurangan vitamin A adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius dan


meluas dan penyebab utama kebutaan. Ini juga terkait dengan peningkatan risiko
kematian akibat infeksi berat, terutama di negara berkembang. Diperkirakan 250 juta
anak prasekolah menderita kekurangan vitamin A secara global; 40% hingga 60% anak
Afrika menderita kekurangan vitamin A. Di negara berpenghasilan rendah, 10% hingga
20% wanita hamil mengalami defisiensi vitamin A. Di Asia Selatan, prevalensi
kekurangan vitamin A tampaknya ditentukan oleh kendala ekonomi, keterbatasan sosial
budaya, asupan makanan yang tidak mencukupi dan penyerapan yang buruk, yang
menyebabkan habisnya simpanan vitamin A dalam tubuh. UNICEF memperkirakan
bahwa program intervensi vitamin A, terutama suplementasi dosis tinggi berkala,
menyelamatkan nyawa lebih dari 350.000 anak setiap tahun. Namun, itu masih
menyisakan setidaknya dua kali lipat dari jumlah orang yang meninggal karena
kekurangan vitamin A (Wiseman et al., 2017).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan fungsi protein dalam tubuh?
2. Bagaimana pengertian dan pentingnya Vitamin A dalam tubuh seseorang?
3. Bagaimana keterkaitan protein dengan masalah kekurangan Vitamin A seseorang?
4. Apakah asupan protein seseorang dapat memengaruhi asupan vitamin A dalam tubuh
seseorang?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dan fungsi protein dalam tubuh.

2. Memahami pengertian dan pentingnya asupan vitamin A dalam tubuh.

3. Memahami keterkaitan protein dengan masalah kekurangan vitamin A seseorang.

4. Mengetahui jumlah asupan protein dan vitamin A yang tepat bagi tubuh.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Protein
2.1.1 Pengertian Protein

Protein ini berasal dari bahasa Yunani yaitu “Protos” dimana kata ini memiliki
arti “yang paling utama”. Alasan protein memiliki arti tersebut karena protein memang
memiliki peranan penting. Protein adalah makromolekul yang paling melimpah. Protein
sendiri memiliki peran yang paling banyak dalam sel(Azhar, 2016).

Berikut adalah fungsi protein yang penting untuk kehidupan sel:

1. Perlindungan terhadap infeksi


2. Katalis reaksi metabolik
3. Dukungan dan kekuatan mekanik
4. Kelompok molekul makanan yang paling penting, karena menyediakan
beberapa organisme yaitu karbon, hidrogen, nitrogen, dan sulfur. Dimana
nitrogen dan sulfur ini tidak tersedia pada lemak ataupun karbohidrat yang
merupakan kelompok molekul makanan utama lainnya.

2.1.2 Bentuk protein

Protein memiliki bentuk yang beragam. Akan tetapi, dapat dikelompokkan


menjadi dua, yaitu :

1. Protein globural
Protein ini adalah protein yang larut dalam air. Makromolekul ini
berbentuk seperti ‘bola’ dengan karakteristik pada bagian dalam
protein hidrofobik dan pada permukaan protein hidrofilik, sehingga
protein globural ini dapat larut dalam air. Mayoritas protein ini adalah
enzim (Azhar, 2016).
2. Protein fibrous
Protein fibrous merupakan protein struktural yang menyediakan
dukungan mekanik pada sel dan organisme. Protein fibrous
mempunyai karakteristik seperti ‘kabel besar’ atau ‘lembaran’.
Sebagai contoh adalah αkeratin, komponen utama rambut dan kuku,
collagen, komponen utama tanduk, kulit, tulang dan gigi, komponen
protein virus, bacteriophage, spora dan pollen(Azhar, 2016)

2.1.3 Pengelompokkan Protein berdasarkan Fungsi

Protein termasuk kedalam polipeptida. Pada dasarnya, perbedaan protein


dikelompokkan berdasarkan jumlah dan urutan residu asam amino penyusunnya.
Kombinasi asam amino ini menghasilkan protein dengan urutan residu asam amino
tertentu yang akan menentukan sifat dan fungsinya(Azhar, 2016). Beikut ini adalah
fungsi biologis protein :

1. Enzim
Enzim adalah katalis biologi. Enzim mengkatalisis hampir semua
reaksi yang terjadi di dalam mahluk hidup. Kebanyakan enzim yang
telah dipelajari adalah protein. Reaksi akan berlangsung berhari-hari
atau berminggu-minggu ataun bahkan membutuhkan suhu yang tinggi
tanpa enzim. Contohnya, enzim pencernaan, pepsin, trypsin, dan
chymotrysin.
2. Protein pertahanan
Protein pertahanan termasuk antibodi atau nama lainnya
immunoglobulin yang merupakan molekul protein yang mempunyai
spesifik tinggi. Protein ini dihasilkan oleh sel khusus dari sistem
immun dan berperan merespon antigen asing. Antigen asing ini
termasuk bakteri dan virus yang menginfeksi tubuh.
3. Protein transport
Protein transport membawa material dari satu tempat ke tempat
lainnya di dalam tubuh. Protein transport membawa besi dari liver ke
sum-sum tulang dimana besi digunakan untuk mensintesa gugus heme
untuk hemoglobin. Hemoglobin merupakan protein yang berikatan dan
pembawa O2 dan CO2 di dalam sel darah merah, sedangkan
myoglobin merupakan protein penyimpan oksigen.
4. Protein pengatur
Protein pengatur ini mengontrol berbagai aspek dari fungsi sel
termasuk metabolisme dan reproduksi. Suhu tubuh, pH darah, kadar
glukosa darah harus ini diatur dengan hati-hati.
5. Protein struktur
Protein struktur menyediakan pendukung mekanik untuk sebagian
besar binatang dan menyediakan penutup luar. Rambut dan kuku yang
kita miliki sebagian besar tersusun dari protein keratin. Protein lainnya
menyediakan kekuatan mekanik untuk tulang, urat (tendon), dan kulit
kita.
6. Protein penggerak (Movement proteins)
Protein penggerakini diperlukan untuk semua bentuk pergerakan. Otot
kita yang termasuk otot yang paling penting adalah jantung,
berkontraksi dan berekspansi melalui interaksi dari protein actin dan
myosin. Contohnya adalah sperma yang dapat berenang karena
mempunyai flagela yang panjang yang terbuat dari protein.
7. Nutrien protein
Protein nutrien menyediakan asam amino untuk embrio dan janin.
Albumin telur dan kasein susu adalah contoh protein penyimpan
makanan.

8. Protein pada permukaan sel


Protein ini dapat bertindak sebagai reseptor untuk berbagai macam
ligan dan sebagai modifier interaksi sel dengan sel.
2.2 Pengertian Vitamin A

Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro mempunyai manfaat yang sangat
penting bagi tubuh manusia, terutama dalam penglihatan manusia. Seperti diketahui
vitamin A merupakan vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara umum,
vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan
prekursor/provitamin A/karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol.
(Azrimaidaliza, 2007).

Secara kimia, vitamin A berupa kristal alkohol berwarna kuning dan larut dalam
lemak. Dalam makanan, vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester ritinil, yaitu
terikat pada asam lemak rantai panjang. Di dalam tubuh, vitamin A berfungso dalam
beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol (bentuk alcohol), retinal (aldehida) dan
asam retinoat (bentuk asam). Retinol bila dioksidasi berubah menjadi retinal dan retinal
dapat kembali direduksi menjadi retinol. Selanjutnya, retinal dapat dioksidasi menjadi
asam retinoat. (Azrimaidaliza, 2007)

2.2.2 Fungsi vitamin A

Vitamin A berperan dalam berbagai fungsi faali tubuh, yaitu :

1. Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang.
Di dalam mata, retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah,
dioksidasi menjadi retinal. Retinal kemudian mengikat protein opsin
dan membentuk pigmen visual merah-ungu (visual purple) atau
redopsin. Redopsin ada di dalam sel khusus di dalam retina mata yang
dinamakan rod. Bila cahaya mengenai retina, pigmen visual merah-
ungu ini berubah menjadi kuning dan retinak dipisahkan dari opsin.
Pada saat itu terjadi rangsangan elektrokimia yang merambat
sepanjang saraf mata ke otak yang menyebabkan terjadinya suatu
bayangan visual. Selama proses ini, sebagian dari vitamin A
dipisahkan dari protein dan diubah menjadi retinol. Sebagian besar
retinol ini diubah kembali menjadi retinal, yang kemudian mengikat
opsin lagi untuk membentuk rodopsin. Sebagian kecil retinol hilang
selama proses ini dan harus diganti oleh darah. Jumlah retinol yang
tersedia di dalam darah menentukan kecepatan pembentukan kembali
redopsin yang kemudian bertindak kembali sebagai bahan reseptor di
dalam retina. Penglihatan dengan cahaya samar-samar/buram baru bisa
terjadi bila seluruh siklus ini selesai.
2. Diferensiasi sel
Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam
sifat atau fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah
salah satu karakteristik dari kekurangan vitamin A yang terjadi pada
tiap tahap perkembangan tubuh, seperti tahap pembentukan sperma
dan sel telur, pembuahan, pembentukan struktur dan organ tubuh,
pertumbuhan dan perkembangan janin, masa bayi, anak-anak, dewasa
dan masa tua. Vitamin A dalam bentuk asam retinoat diduga
memegang peranan aktif dalam kegiatan inti sel yaitu dalam
pengaturan faktor penentu keturunan/gen yang berpengaruh terhadap
sintesis protein.

Pada diferensiasi sel terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel yang dapat
dikaitkan dengan perubahan perwujudan gen-gen tertentu. Sel-sel yang paling nyata
mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus, terutama sel-sel goblet, yaitu sel
kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan mukus atau lendir. Mukus melindungi sel-
sel epitel dari serbyan mikroorganisme dan partikel lain yang berbahaya. Bila terjadi
infeksi, sel-sel goblet akan mengeluarkan lebih banyak mucus yang akan mempercepat
pengeluaran mikroorganisme tersebut. Kekurangan vitamin A menghalangi fungsi sel-sel
kelenjar yang mengeluarkan mucus dan digantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan kering
(keratinized). Kulit menjadi kasar dan luka sukar sembuh. Membran mukosa tidak dapat
mengeluarkan cairan mukus dengan sempurna sehingga mudah terserang bakteri
(infeksi).
3. Fungsi kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia
dimana mekanismenya belum diketahui secara pasti. Retinol
tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi
limfosit B (leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral.
Kekurangan vitamin A menurunkan respon antibodi yang bergantung
sel-T (limfosit yang berperan pada kekebalan selular).
4. Pertumbuhan dan perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, yaitu terhadap
pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang
dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada
kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk
tulang tidak normal. Pada anak-anak yang kekurangan vitamin A,
terjadi kegagalan dalam pertumbuhan. Vitamin A dalam hal ini
berperan sebagai asam retinoat.
5. Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi
pada tikus, yaitu pembentukan sperma dan sel telur serta
perkembangan janin dalam kandungan.
6. Pencegahan kanker dan penyakit jantung
Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan
kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga
berpengaruh dalam pencegahan kanker, terutama kanker kulit,
tenggorokan, paru-paru, payudara dan kantung kemih. Di samping itu
beta karoten yang bersama vitamin E dan C berperan sebagai
antioksidan diduga dapat mencegah kanker paru-paru
(Almatsier,2002) (Azrimaidaliza, 2007).

2.3.2 Kekurangan vitamin A

Fenomena kekurangan gizi masih banyak di masyarakat. Kemiskinan, kurangnya


layanan kesehatan, kurangnya informasi dan edukasi, serta rendahnya pendidikan
merupakan factor terjadinya kekurangan gizi. Kekurangan gizi menyerang semua
kelompok umur, yakni dari bayi, anak, ibu hamil dan menyusui hingga lansia. Menurut
penelitian dari Meliana, di tahun 2010 di Tembilahan, menemukan bahwa dari 70% ibu
memiliki pengetahuan yang kurang terkait vitamin A, dibuktikan secara statistic bahwa
pengetahuan berhubungan dengan cakupan vitamin A.Gejala KVA akan terlihat ketika
cadagnan yang ada dalam hati berkurang. Hal ini disebabkan ketika kekurangan protein
dan Zn, akan menyebabkan terhambatnya pelepasan vitamin A dari hati, sehingga bisa
menyebabkan defisiensi vitamin A (Fithriyani 2018).

Kekurangan vitamin A atau bisa disebut KVA tingkat berat bisa mengakibatkan
keratomalasia dan kebutaan. KVA pada anak balita mengakibatkan resiko kematian
sampai 20-30%. Mortalitas anak balita yang mengalami kebutaan karena keratomalasia
dapat mencapai 50-90%(Herman 2012). Ada 190 juta anak usia 5 tahun kekuranganan
vitamin A yang menyebabkan kebutaan, terdapat 250juta anak prasekolah yang
mengalami kebutaan dan separuhnya meninggal dalam jangka 12 bulan. Akibat lain dari
kekurangan vitamin A antara lain:

a. Infeksi
Infeksi juga bisa dihubungkan dengan beberapa gangguan gizi seperti
mempengaruhi nafsu makan, diare, muntah-muntah dan bahkan bisa
mengganggu system kekebalan tubuh yang mengakibatkan masuknya
infeksi bibit penyakit. Kekurangan vitamin A pada anak akan
meningkatkan resiko penyakit pernafasan dan diare, serta
meningkatkan angka kematian karena campak dan keterlambatan
pertumbuhan(Pratiwi 2013).
b. Buta senja
Buta senja adalah ketidak mampuan penglihatan untuk menyesuaikan
dari cahaya terang kecahaya samar/senja. Hal tersebut dikarenakan
kurangnya vitamin A pada retina mata sehingga mengakibatkan saat
membentuk pigmen rhodopsin menjadi tidak baik.
c. Perubahan pada mata
KVA sangat berpengaruh terhadap kornea. Ketika kelenjar air tidak
mampu mengeluarkan air mata mengakibatkan mengeringnya selaput
yang menutupi kornea. Hal tersebut diikuti dengan gejala atrofi
kelenjar mata, keratinisasi konjungtiva, pemburaman, pelepasan sel-sel
epitel kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan pecahnya
kornea.Tanda tersebut terjadi dalam bentuk ringan dinamakan xerosis
konjungtiva, yaitu konjungtiva menjadi kering, bercak bitot yang mana
berupa bercak putih keabu-abuan pada konjungtiva. Apabila semakin
parah akan menyebabkan keratomalasia, yaitu pelunakan kornea dan
ketika pecah akan menyebabkan kebutaan total (Adriani and
Wijatmadi 2016)
d. Xerophatalmia
Xerophatalmia merupakan penyakit mata yang ditandai dengan kornea
mata yang kering. Ibu yang sedang menyusui dan makanan anak yang
kurangakan vitamin A akan menyebakan Xerophatalmia. Gejalanya
paling ringan hanyalah hemeralopia, kemudian terjadi noda pada bitot,
serta kekeringan pada konjungtiva dan cornea yang reversible. Jika
kekurangan vitamin A berlangsung secara terus dan tidak mendapat
pertolongan, kornea akan kering dan luluh, terjadi keratomalacia yang
mana peristiwa yang irreversible dan anak akan penglihatan
selamanya(GUNAWAN 1974).

2.3 Keterkaitan Protein dengan Vitamin A

Protein adalah makro molekul yang paling melimpah. Protein memiliki fungsi
penting terutama dalam kehidupan sel. Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro
mempunyai manfaat yang sangat penting bagi tubuh manusia, terutama dalam
penglihatan manusia. Vitamin A juga berperan penting dalam reproduksi sel dan
perbaikan sel serta mencegah terjadinya infeksi. Protein memiliki keterkaitan dengan
vitamin A khususnya dalam perkembangan dan pertumbuhan sel. Fungsi protein tidak
akan berjalan dengan baik jika tidak ada vitamin A sebagai pendukung proses reproduksi
sel(Soi, 2017).

Vitamin A lebih dikenal sebagai salah satu cara umum yang dilakukan untuk
memperbaiki masalah kesehatan mata. Vitamin A digunakan saat pembentukan
rhodopsin yang merupakan protein untuk menyerap cahaya pada retina (pinkrabbitlens.id,
2019). Wortel, tak asing lagi sebagai makanan yang baik untuk kesehatan mata. Namun
ternyata, tidak hanya vitamin A yang baik untuk kesehatan mata. Dalam sebuah studi
mengenai katarak ditemukan bahwa mata sangat sensitif terhadap kekurangan nutrisi.
Komponen gizi dan mikro nutrien seperti protein, vitamin A, C, E, niasin, dan tiamin
sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan mata(dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, 2017).

Beberapa penyakit mata yang dominan dapat diatasi dengan vitamin A juga dapat
diantisipasi dengan mengkonsumsi sumber protein. Telur adalah salah satu makanan
yang menjadi sumber protein terbaik. Ada dua antioksi dan dalam telur yang dapat
memberi perlindungan kuat pada mata yaitu lutein dan zeaxanthin yang ditemukan pada
kuning telur. Lutein dan zeaxanthin cenderung menumpuk di retina tepatnya di bagian
sensorik mata. Dua zat tersebut melindungi mata dari paparan sinar matahari yang
berbahaya. Antioksi dan tersebut secara degenerasi makula dan katarak sebagai salah satu
penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan pada lansia (Syahrial, 2020).
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Protein adalah makro molekul yang paling melimpah. Protein sendiri memiliki
peran yang paling banyak dalam sel. Protein melakukan sebagian besar tugas di dalam sel
dan melayani berbagai fungsi paling beragam dari semua makro molekul organik di sel
dan tubuh kita. Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro mempunyai manfaat yang
sangat penting bagi tubuh manusia, salah satu fungsinya adalah berperan dalam
diferensiasi sel dimana vitamin A berperan penting dalam reproduksi sel dan perbaikan
sel serta mencegah terjadinya infeksi. Protein memiliki keterkaitan dengan vitamin A
khususnya dalam perkembangan dan pertumbuhan sel. Fungsi protein tidak akan berjalan
dengan baik jika tidak ada vitamin A sebagai pendukung proses reproduksi sel.

3.2 Saran

Penulis memiliki saran kepada mahasiswa supaya lebih memahami mengenai


materi keterkaitan protein dengan kekurangan vitamin A. Hal ini memiliki tujuan supaya
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami aspek apa saja yang dibahas dalam mata
kuliah Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat untuk memudahkan pemahaman pada
pokok-pokok bahasan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Debelo, H., Novotny, J. A., & Ferruzzi, M. G. (2017). Vitamin A. Advances in Nutrition, 8(6),
992–994. https://doi.org/10.3945/an.116.014720
Liachovitzky, C. (2019). Human Anatomy and Physiology Preparatory Course. Bronx
Community College.
Lindshield, B. (2020). Intermediate Nutrition. Kansas State University.
Permana, Y. E., Santoso, E., & Dewi, C. (2018). Implementasi Metode Dempster-Shafer untuk
Diagnosa Defisiensi ( Kekurangan ) Vitamin pada Tubuh manusia. Pengembangan
Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 2(3), 1194–1203.

Wiseman, E. M., Bar-El Dadon, S., & Reifen, R. (2017). The vicious cycle of vitamin a
deficiency: A review. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 57(17), 3703–3714.
https://doi.org/10.1080/10408398.2016.1160362

Azhar, M. (2016) Biomolekul sel. Available at: http://repository.unp.ac.id/454/1/Minda


Azhar-eBuku Biomolekul sel-2016.pdf.

Azrimaidaliza. (2007). Vitamin A, imunitas dan kaitannya dengan penyakit infeksi. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 1(2), 90–96.

dr. Astrid Wulan Kusumoastuti. (2017). Selain Wortel, 4 Makanan Ini Bikin Mata Sehat.
Retrieved from klildokter.com website: https://m.klikdokter.com/info-
sehat/read/3065519/selain-wortel-4-makanan-ini-bikin-mata-sehat

pinkrabbitlens.id. (2019). 9 Vitamin dan Nutrisi Penting bagi Kesehatan Mata. Retrieved from
https://pinkrabbitlens.id/article/read/9-vitamin-dan-nutrisi-penting-bagi-kesehatan-mata

Soi, B. (2017). Hubungan Antara Keamanan Protein , Energi , dan Vitamin A terhadap Status
Gizi Siswa Baru Sekolah Dasar di Pantai Lasiana Kota Kupang. Jurnal Info Kesehatan,
15(1), 212–226.

Syahrial, M. (2020). 5 Manfaat Telur yang Jarang Diketahui, Salah Satunya baik untuk
Kesehatan Mata. Retrieved from portaljember.pikiran-rakyat.com website:
https://portaljember.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-16800335/5-manfaat-telur-yang-
jarang-diketahui-salah-satunya-baik-untuk-kesehatan-mata

Anda mungkin juga menyukai