Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK

MATA KULIAH GIZI REPRODUKSI


PROTEIN

KELOMPOK 2

Nama Kelompok :

1. Anisa Fitri Ramadhani (P27824421008)


2. Aqila Nisa Firdausi (P27824421010)
3. Ashafa Triwulandari (P27824421013)
4. Elsa Dian Safitri (P27824421022)
5. Farah Diba (P27824421023)
6. Milkah Ummi Nur Fadlilah (P27824421030)
7. Pramelia Cahayani Devi (P27824421035)
8. Shiva Salsabillah (P27824421042)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dipanjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena


berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Protein”
tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan


Kebidanan Kehamilan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Program Studi
Sarjana Terapan Kebidanan Tahun Akademik 2022/2023. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Kampus Surabaya Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
2. Dwi Purwanti., S.Kp., SST., M.Kes, selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan Kampus Surabaya Politeknik Kesehatan Kemenkes
Surabaya.
3. Erlyna Jayeng Wijayanti., S. ST. Gizi., selaku dosen mata kuliah Gizi
Reproduksi Jurusan Kebidanan Kampus Surabaya Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya.
4. Seluruh pihak yang berkontribusi dalam penyelesaian laporan.

Surabaya, 19 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.3 Manfaat ...................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 3
2.1 Definisi Protein .......................................................................................... 3
2.2 Ciri – Ciri Protein ....................................................................................... 3
2.3 Ruang Lingkup Protein ............................................................................... 4
2.4 Klasifikasi Protein ...................................................................................... 5
2.5 Kebutuhan Dan Akibat Bagi Tubuh ............................................................ 8
2.6 Peranan Protein .......................................................................................... 9
2.7 Sumber Protein ......................................................................................... 10
BAB III.............................................................................................................. 13
PENUTUP ......................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13
3.2 Saran ........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu gizi atau Nutrition Science adalah ilmu yang mempelajari segala
sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal.
Ilmu gizi disebut juga sebagai ilmu pangan, zat-zat gizi dan senyawa lain
yang terkandung di dalam bahan pangan. Reaksi, interaksi serta
keseimbangan yang dihubungkan dengan kesehatan dan penyakit. Namun
definisi ilmu gizi yang paling sederhana adalah ilmu yang menganalisis
pengaruh pangan yang dikonsumsi terhadap kesehatan manusia.
Didalam ilmu gizi juga membahas tentang zat gizi. Zat gizi
merupakan ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan
serta mengatur proses-proses jaringan tubuh. Zat gizi tersebut bukan hanya
diperoleh dari makanan saja, namun juga telah ada dalam tubuh meskipun
jumlahnya hanya sebagian kecil saja. Selain itu, zat gizi juga memiliki
berbagai jenis. Diantaranya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan
air.
Protein sendiri merupakan sumber asam amino yang mengandung
unsur Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Sulfur (S), dan
Fosfor (F). Berbeda dengan Karbohidrat, zat gizi ini berperan sebagai zat
pembangun yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan jaringan
tubuh. Bahan makanan yang mengandung protein dibedakan menjadi dua
jenis yaitu yang bersumber dari hewani dan nabati. Protein yang berasal dari
hewani disebut juga protein hewani antara lain telur, susu, daging dan ikan.
Sementara yang bersumber dari bahan nabati disebut juga sebagai protein
nabati antara lain kacang kedelai dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe,
serta jenis kacang-kacangan.

1
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi protein.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri protein.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup dalam protein.
4. Untuk mengetahui klasifikasi protein.
5. Untuk mengetahui kebutuhan protein dan akibat bagi tubuh jika tidak
mengonsumsi protein.
6. Untuk mengetahui peranan protein.
7. Untuk mengetahui sumber-sumber protein.

1.3 Manfaat
1. Bagi penulis
Diharapkan penulis dapat membantu para pembaca untuk
mendapatkan ilmu mengenai definisi protein, ciri-ciri protein, ruang
lingkup dalam protein, klasifikasi protein, kebutuhan protein dan akibat
bagi tubuh jika tidak mengonsumsi protein, peranan protein, dan sumber-
sumber protein.

2. Bagi Pembaca
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui
informasi mengenai definisi protein, ciri-ciri protein, ruang lingkup dalam
protein, klasifikasi protein, kebutuhan protein dan akibat bagi tubuh jika
tidak mengonsumsi protein, peranan protein, dan sumber-sumber protein.
Dan diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Protein
Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang penting bagi
kehidupan manusia selain karbohidrat dan lemak. Protein dikaitkan dengan
berbagai bentuk kehidupan, salah satunya adalah enzim yang dibuat dari
protein. Tidak ada kehidupan tanpa adanya enzim yang terdapat dalam
berbagai jenis dan fungsi yang berbeda di dalam tubuh manusia.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein,
setengahnya ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan,
sepersepuluh di dalam kulit dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan
tubuh. semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah,
matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein. Disamping itu, asam
amino yang membentuk protein yang bertindak sebagai prekursor sebagian
berasal dari koenzim, hormon dan asam nukleat, dan molekul-molekul yang
esensial untuk kehidupan. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat
digantikan oleh gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel jaringan
tubuh.

2.2 Ciri – Ciri Protein


Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan,
karena urutan asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan
genetik yang terkandung dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan
dalam DNA yang mengarahkan biosintesis protein.
Tiap jenis protein ditandai ciri-cirinya oleh:
1. Susunan kimia yang khas
Setiap protein individual merupakan senyawa murni
2. Bobot molekul yang khas
Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni
mempunyai bobot molekul yang sama. Karena molekulnya yang besar

3
maka protein mudah sekali mengalami perubahan fisik maupun aktivitas
biologisnya.
3. Urutan asam amino yang khas
Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara
genetik. Akan tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino
dari protein tertentu

2.3 Ruang Lingkup Protein


Ruang lingkup atau batasan protein dalam proses pencernaan makanan
tidak dapat diserap oleh mukosa usus, akan tetapi setelah dalam bentuk asam
amino dapat diserap dengan baik. Prosesnya meliputi sebagai berikut:

1. Pencernaan protein di mulut: secara mekanis, sedangkan secara enzimatis


belum.
2. Pencernaan protein di lambung: sel mukosa lambung yaitu sel parietal
(Chief cell) mensekresikan asam lambung (HCl), sedangkan sel zymogen
mensekresikan proenzim pepsinogen. Proenzim pepsinogen oleh HCl
diaktifkan menjadi enzim pepsin. Protein setelah didenaturasi (dirusak)
oleh HCl, kemudian dihidrolisis oleh enzim pepsin menjadi peptida
sederhana.
3. Pencernaan di usus halus: cairan pankreas mengandung proenzim
trypsinogen dan chymotrypsinogen. Proenzim trypsinogen dan
chymotrypsinogen diaktifkan menjadi enzim trypsin dan chymotrypsin
oleh enzim enterokinase yang dihasilkan oleh sel-sel mukosa usus halus.
Enzim trypsin dan chymotrypsin berperan memecah polipeptida menjadi
peptida sederhana. Selanjutnya peptida tersebut dipecah menjadi asam
amino oleh enzim peptidase (erepsin). Enzim peptidase dapat dibedakan
menjadi 2 macam berdasarkan aktivitasnya yaitu enzim aminopeptidase
memecah gugus amino dari polipeptida dan karboksipeptidase memecah
gugus karboksil dari polipeptida. Nuklease memecah asam nukleat (DNA
dan RNA) menjadi nukleotida.
4. Absorpsi protein: setelah menjadi asam amino selanjutnya diabsorpsi
dengan cara difusi fasilitasi melalui mukosa jejunum dan ileum. Asam

4
amino yang berasal dari makanan (diet) dan dari pemecahan protein tubuh
selanjutnya dibawa oleh sirkulasi darah ke dalam amino acid pool (gudang
penimbunan asam amino) yaitu darah dan cairan jaringan (interseluler).
Asam amino selanjutnya digunakan untuk: biosintesis protein tubuh di
dalam ribosom, mengganti jaringan yang rusak, dan jika diperlukan dapat
diubah menjadi sumber energi.

2.4 Klasifikasi Protein


1. Klasifikasi Protein Berdasarkan Bentuk
a. Protein globular
Protein yang berbentuk bola dan terdapat dalam cairan jaringan
tubuh. Protein ini larut dalam larutan garam dan encer, mudah berubah
di bawah pengaruh suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi.
Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin
terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan.
Histon terdapat dalam jaringan-jaringan seperti timus dan pankreas.
Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.
b. Protein Fibrosa
Protein yang terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral
yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku.
Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut,
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim
pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elastis
terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis
lain. Keratin adalah protein rambut dan kuku. Miosin merupakan
protein utama serat otot.

2. Klasifikasi Protein Berdasarkan Fungsi Biologisnya


a. Protein Enzim
Enzim merupakan jenis protein yang mempunyai sifat sangat
beragam dan spesifik. Enzim mempunyai fungsi sebagai katalis untuk
reaksi-reaksi biokimia. Hampir seluruh reaksi kimia dari senyawa-
senyawa biomolekul dalam sel dikatalis oleh enzim

5
b. Protein Kontraktil
Beberapa protein dalam sel dan organisme mempunyai fungsi
untuk kontraksi dengan mengubah bentuk atau bergerak. Sebagai
contoh protein aktin dan atau myosin merupakan protein serabut yang
fungsinya untuk kontraksi otot dan kontraksi dalam sel yang berotot.
Contoh lain adalah tubulin, protein yang membentuk mikrotubul.
Mikrotubul merupakan komponen penting pada flagela dan silia untuk
mengadakan gerakan.
c. Protein Transport
Protein transport dari plasma darah mengikat dan membawa
molekul-molekul spesifik atau ion dari satu organ ke organ yang lain.
Hemoglobin dari sel darah merah mengikat oksigen pada saat darah
melalui paru-paru dan membawanya ke jaringan periferal, di mana
oksigen yang dilepaskan untuk proses oksidasi bahan makanan. Plasma
darah mengandung lipoprotein yang membawa lipid dari hati ke organ
lain. Protein-protein yang ada dalam membran sel juga merupakan
protein transport, berfungsi untuk transport glukosa, asam amino dan
nutrien-nutrien lain melewati membran sel.
d. Protein Pengatur (Hormon)
Beberapa protein berfungsi untuk mengatur metabolisme sel
atau aktivitas fisiologi. Di antaranya adalah hormon, seperti hormon
insulin, yang mengatur metabolisme glukosa. Bila sel kekurangan
hormon ini akan menderita penyakit diabetes hormon pertumbuhan dan
paratiroid hormon berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion Ca 2+ dan
transpor fosfat. Protein- protein pengatur lainnya disebut protein
represor, mengatur bio sintesis enzim.
e. Protein Pertahanan
Beberapa protein berfungsi untuk menjaga organisme dari invasi
oleh organisme lain atau melindungi dari luka. Imunoglobulin atau
antibodi merupakan protein khusus yang dibuat oleh jaringan limfosit
yang dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralisir invasi
bakteri virus atau protein asing dari protein lain. Fibrinogen dan

6
trombin merupakan protein yang bertanggung jawab untuk
membekukan darah. Protein-protein lain seperti racun ular, racun
bakteri atau racun tanaman berfungsi untuk pertahanan.
f. Protein Struktur
Beberapa protein berfungsi sebagai serabut, kabel, atau
pelindung, untuk memberikan kekuatan dan proteksi dari struktur
biologi (sel). Komponen utama dari jaringan tendon dan kartilago
merupakan protein serat kolagen, yang memiliki kekuatan dan
kekenyalan cukup tinggi. Kulit hampir merupakan kolagen murni.
Rambut dan kuku mengandung protein yang tak larut dalam air
(keratin), di samping itu komponen utama dari sutra dan benang laba-
laba merupakan protein fibrin.
g. Protein Penyimpan
Protein nutrien yang ditemukan pada biji berguna untuk
pertumbuhan embrio tanaman. Misalnya protein biji yang terkandung di
dalam jagung, gandum, dan beras. Ovalbumin yang terdapat pada putih
telur, kasein paa susu, dan ferritin jaringan hewan merupakan protein
penyimpan zat besi.

3. Klasifikasi Protein Berdasarkan Tingkat Degradasi (Kelarutan)


a. Albumin larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas. Contoh Albumin
telur, albumin serum, dan laktalbumin dalam susu.
b. Globulin tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam
larutan garam encer, dan mengendap dalam larutan garam konsentrasi
tinggi. Contoh miosinogen dalam otot, ovoglobulin dalam kuning telur,
amandin dari buah almonds, legumin dalam kacang-kacangan.
c. Glutelin tidak larut dalam pelarut netral tetapi larut dalam asam / basa
encer.Contoh glutenin dalam gandum dan orizenin dalam beras.
d. Prolamin atau gliadin larut dalam alkohol 70-80% dan tidak larut dalam
air maupun alkohol. Contoh gliadin dalam gandum, hordain dalam
barley, dan zein pada jagung.

7
e. Histon larut dalam air dan tidak larut dalam amonia encer. Contoh
globin dalam hemoglobin.
f. Protamin larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas. Contoh
Salmin dalam ikan salmon.

2.5 Kebutuhan Dan Akibat Bagi Tubuh


Kebutuhan protein bagi tubuh ditentukan oleh jumlah protein untuk
menunjang masa tubuh tanpa lemak dan jumlah protein yang dibutuhkan
untuk peningkatan massa tubuh tanpa lemak selama percepatan tumbuh.
Kebutuhan protein bagi tubuh disarankan untuk mengonsumsi sekitar 0,75 gr
protein per hari untuk setiap 1 kg berat badannya. Maka dari itu, rata-rata
laki-laki perlu mengonsumsi 55 gr protein dan perempuan 45 gr protein setiap
hari. Dan itu hanya sekitar dua genggaman daging, ikan, tahu, atau kacang-
kacangan.

Mengonsumsi protein juga memiliki akibat dalam kekurangan protein


maupun kelebihan protein, yakni :
1. Akibat kekurangan protein
 Mengalami rambut rontok (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein -

Keratin).
 Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit

kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil penderitanya, dapat


dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi
air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odema terutama
pada perut, kaki dan tangan. Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat
otot-otot berkurang dan melemah, edema, muka bulat seperti bulan dan
gangguan psikomotor, anak apatis, tidak ada nafsu makan tidak gembira
dan suka merengek. Kulit mengalami depigmentasi, kering, bersisik,
pecah-pecah, dan dermatosis. Luka sukar sembuh, rambut mengalami
depigmentasi menjadi lurus , kusam, halus, dan mudah rontok, hati
membesar dan berlemak dan sering disertai anemia.

8
 Kekurangan yang terus menerus menyebabkan marasmus dan berakibat

kematian. Meramus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi (dua


belas bulan pertama). Meramus adalah penyakit kelaparan, gejalanya
adalah pertumbuhan terhambat, lemak dibawah kulit berkurang, serta
otot-otot berkurang dan melemah. Tidak ada edema tetapi, kadang-
kadang terjadi perubahan pada kulit, rambut dan pembesaran hati.
Sering terjadi gastroenteritis yang diikuti oleh dehidrasi, infeksi saluran
pernapasan, tuberkolosis, cacingan berat dan penyakit kronis lain.
Meramus sering mengalami defisiensi vitamin D dan vitamin A.
2. Akibat kelebihan protein
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan
yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan
obesitas. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain terutama
pada bayi. Kelebihan asam amino akan memberatkan ginjal dan hati yang
harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan
protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak
darah, kenaikan ureum darah, dan demam.

2.6 Peranan Protein


Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi.
Peran-peran tersebut antara lain:

1. Katalisis enzimatik
Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh enzim
dan hampir semua enzim adalah protein.
2. Transportasi dan penyimpanan
Berbagai molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik.
Misalnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan
transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin.
3. Koordinasi gerak
Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein. Contoh
lainnya adalah pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan
sperma oleh flagela.

9
4. Penunjang Mekanis
Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan
protein fibrosa.
5. Proteksi Imun
Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal
serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel dari
organisma lain.
6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf
Respon sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh protein
reseptor. Misalnya rodopsin adalah protein yang sensitive terhadap cahaya
ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor
pada sinapsis.
7. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan diferensiasi diatur oleh
protein faktor pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan saraf
mengendalikan pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon
merupakan protein.

2.7 Sumber Protein


Sumber protein bagi manusia dapat digolongkan menjadi 2 macam,
yaitu sumber protein nabati dan hewani.
A. Protein Nabati
yaitu protein yang berasal dari bahan nabati (hasil tanaman), terutama
berasal dari biji-bijian (serealia) dan kacang-kacangan. Sayuran dan buah-
buahan tidak memberikan kontribusi protein dalam jumlah yang cukup
berarti. Contoh protein nabati, diantaranya yaitu :
- Kacang hijau - Kacang tolo
- Kacang kedelai - Oncom
- Kacang merah segar - Tahu
- Kacang tanah - Tempe

10
B. Protein Hewani
yaitu protein yang berasal dari hasil-hasil hewani seperti daging (sapi,
kerbau kambing, dan ayam), telur (ayam dan bebek), susu (terutama susu
sapi), dan hasil-hasil perikanan (ikan, udang, kerang, dan lain-
lain). Contoh protein hewani, diantaranya yaitu :

RENDAH LEMAK LEMAK SEDANG TINGGI LEMAK

Ayam tanpa kulit Bakso Ayam dengan kulit

Babat Daging kambing Bebek

Daging kerbau Daging sapi Corned beef

Ikan Hati ayam, hati sapi Daging babi

Ikan asin, ikan teri Otak Kuning telur ayam

Udang segar Telur ayam, telur bebek Sosis

Usus sapi

Masing-masing dari sumber protein di atas memiliki kelebihan dan


kekurangan. Pangan sumber protein hewani memiliki asam amino yang lebih
lengkap dan mempunyai mutu zat gizi (protein, vitamin dan mineral) yang
lebih baik karena kandungan zat-zat gizi tersebut lebih banyak dan mudah
diserap tubuh. Namun, protein hewani umumnya mengandung lemak jenuh
yang tinggi (kecuali ikan). Di sisi lain, pangan sumber protein nabati
memiliki kelebihan yaitu kandungan lemak tidak jenuh yang lebih banyak
dibanding pangan hewani, dan mengandung isoflavon dan antioksidan yang

11
baik untuk kesehatan. Sehingga sebaiknya sumber protein bagi tubuh adalah
kombinasi antara protein hewani dan nabati, dan dikonsumsi secara
seimbang. Konsumsi pangan protein hewani yang disarankan adalah 2-4
porsi/hari (setara dengan 2-4 potong daging sapi atau ayam atau ikan ukuran
sedang), dan konsumsi pangan protein nabati 2-4 porsi/hari (setara dengan 4-
8 potong tempe atau tahu ukuran sedang).

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang penting bagi
kehidupan manusia selain karbohidrat dan lemak. Protein adalah bagian dari
semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Tiap jenis
protein ditandai oleh susunan kimia yang khas, bobot molekul yang khas, dan
urutan asam amino yang khas. Adapun klasifikasi protein dibagi menjadi 3
yaitu berdasarkan bentuk, berdasarkan fungsi biologis, dan berdasarkan
tingkat degradasi (kelarutan). Dan pencernaan protein, yaitu dari mulut,
lambung, usus halus, dan absorpsi protein.
Kekurangan protein menyebabkan kerontokan rambut (rambut terdiri
dari 97-100% dari protein keratin), kwashiorkor, hipotonus, gangguan
pertumbuhan, hati lemak, marasmus, dan berakibat kematian. Dan kelebihan
protein akan memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan
mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan
asidosis, obesitas, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum
darah, dan demam. Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses
biologis, yaitu katalisis enzimatik, transportasi dan penyimpanan, koordinasi
gerak, penunjang mekanis, proteksi imun, membangkitkan dan
menghantarkan impuls saraf, serta pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi.

3.2 Saran
a. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi asupan
protein agar dapat tumbuh dengan sehat.

b. Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan tidak hanya yang mengandung


protein saja tetapi juga unsur yang lain harus dipenuhi agar dapat
seimbang sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi tubuh.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Azrimaidaliza, SKM, MKM. 2020. Buku Ajar Dasar Gizi Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Universitas Andalas
Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. 2009.Biokimia Harper
Edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC)
Murray, Robert K. Daryl K. Granner. Victor W. Radwell. 2009.Biokimia Harper
Edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC)
Solichatin dkk. Ilmu Gizi Dasar. Penerbit Pradina Pustaka. 2022
Tri, yuliawan, dkk. 2015. Makalah Biokimia Sifat dan Peranan Protein Bagi
Makhluk Hidup. Sumedang: studocu.com

14

Anda mungkin juga menyukai