“PROTEIN”
DISUSUN OLEH :
Anggota :
1. Esti Siftiani (2130208025)
2. Reta (2130208023)
Dosen Pengampuh :
Dr..Ummi Hiras Hasbisukan, S.Pd, M.Kes
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiraan ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Protein”, ini tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan sarannya akan diterima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
Protein dapat memerankan fungsi sebagai bahan structural karena seperti halnya
polimer lain, protein memiliki rantai yang panjang dan juga dapat mengalami cross-
linking dan lain-lain. Selain itu protein juga dapat berperan sebagai biokatalis untuk
reaksi-reaksi kimia dalam sistem makhluk hidup. Makromolekul ini mengendalikan
jalur dan waktu metabolisme yang kompleks untuk menjaga kelangsungan hidup suatu
4
organisma. Suatu sistem metabolisme akan terganggu apabila biokatalis yang berperan
di dalamnya mengalami kerusakan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber
gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu
membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
6
3. Terdapat ikatan kimia lain yang menyebabkan terbentuknya lengkungan-
lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein.
• Fungsi Protein
Menurut Aminah (2005) yang mengutip dari Marsetyo dan Kartasapoetra fungsi
protein di dalam tubuh yaitu :
Selain itu, manfaat protein bagi tubuh kita sangatlah banyak. Protein sangat
mempengaruhi proses pertumbuhan tubuh kita. Diantara manfaat protein tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai enzim. Protein memiliki peranan yang besar untuk mempercepat reaksi
biologis.
2. Sebagai alat pengangkut dan penyimpan. Protein yang terkandung dalam
hemoglobin dapat mengangkut oksigen dalam eritrosit. Protein yang
terkandung dalam mioglobin dapat mengangkut oksigen dalam otot.
3. Untuk penunjang mekanis. Salah satu protein berbentuk serabut yang disebut
kolagen memiliki fungsi untuk menjaga kekuatan dan daya tahan tulang dan
kulit.
4. Sebagai pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh. Protein ini biasa
digunakan dalam bentuk antibodi.
5. Sebagai media perambatan impuls syaraf.
6. Sebagai Pengendalian pertumbuhan.
1. Ionisasi
Yaitu apabila protein larut di dalam air akan membentuk ion positif dan ion
negatif.
2. Denaturasi
Yaitu perubahan konformasi serta posisi protein sehingga aktivitasnya
berkurang atau kemampuannya menunjang aktivitas organ tertentu dalam tubuh
hilang sehingga tubuh mengalami keracunan.
3. Viskositas
Yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul di dalam zat
cair yang mengalir.
4. Kristalisasi
Yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam
ammonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan PH pada titik
isoelektriknya.
5. Sistem koloid
9
Yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang
terdispersi dari medium pendispersi atau pelarutnya.
a. Struktur Primer
Merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam amino yang
tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan tidak
terjadi percabangan rantai. Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus α–
amino dengan gugus α–karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan peptida atau ikatan
amida (Berg et al., 2006; Lodish et al., 2003). Struktur ini dapat menentukan urutan
suatu asam amino dari suatu polipeptida (Voet & Judith, 2009).
b. Struktur Sekunder
10
Merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear distabilkan oleh ikatan
hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah
satu contoh struktur sekunder adalah α-heliks dan β-pleated. Struktur ini memiliki
segmen-segmen dalam polipeptida yang terlilit atau terlipat secara berulang.
(Campbell et al., 2009; Conn, 2008).
Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen karbonil pada
suatu ikatan peptida dengan hidrogen yang melekat ke gugus amida pada suatu ikatan
peptida empat residu asam amino di sepanjang rantai polipeptida (Murray et al, 2009).
Pada struktur sekunder β-pleated terbentuk melalui ikatan hidrogen antara daerah linear
rantai polipeptida.
c. Struktur Tersier
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola
struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara
rantai samping (gugus R) berbagai asam amino. Struktur ini merupakan konformasi
tiga dimensi yang mengacu pada hubungan spasial antar struktur sekunder. Struktur ini
distabilkan oleh empat macam ikatan, yakni ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan
kovalen, dan ikatan hidrofobik. Dalam struktur ini, ikatan hidrofobik sangat penting
bagi protein. Asam amino yang memiliki sifat hidrofobik akan berikatan di bagian
dalam protein globuler yang tidak berikatan dengan air, sementara asam amino yang
bersifat hodrofilik secara umum akan berada di sisi permukaan luar yang berikatan
dengan air di sekelilingnya (Murray et al, 2009; Lehninger et al, 2004).
Struktur Kuartener
Adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter protein dalam ruang.
Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein dengan struktur tersier yang
akan membentuk protein kompleks yang fungsional. ikatan yang berperan dalam
struktur ini adalah ikatan nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis, hidrogen, dan
hidrofobik. Protein dengan struktur kuarterner sering disebut juga dengan protein
multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua sub-unit disebut dengan protein
dimerik dan jika tersusun dari empat sub-unit disebut dengan protein tetramerik
(Lodish et al., 2003; Murray et al, 2009).
11
2.3 Penggolongan Protein
Berdasarkan strukturnya protein dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu
golongan protein sederhana dan protein gabungan.Yang dimaksud dengan protein
sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam
amino.Sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dan gugus
bukan protein, gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri ats karbohidrat, lipid, asam
nukleat.Proin sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk molekulnya
yaitu protein biber dan protein globular.Protein fiber mmpunyai molekul panjang
seperti serat atau serabut.Sedangkan protein globular berbentuk bulat.
1. Protein Fiber
Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan
dihubungkan satu dengan yang lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan
bentuk serat atau serabut yang stabil. Struktur protein fiber telah banyak diteliti dengan
menggunakan analisis difraksi sinar X. ciri khas protein fiber tedapat pada beberapa
jenis protein. Yang termasuk golongan ini adalah antara lain :
a. Konfigurasi alfa helix pada kratin
b. Lembaran berlipat parallel dan anti parallel pada protein sutra alam; dan
c. Helix tripel pada kolagen
Sifat umum protein fiber ialah tidak larut dalam air dan sukar diuraikan oleh
enzim.Kolagen adalah suatu jenis protein yang terdapat pada jaringan ikat.Kratin
adalah protein yang terdapat dalam bulu domba, sutra alam, rambut, kulit, kuku dan
sebagainya. Struktur kelatin hamper seluruhnya terdiri atas rantai polipeptida yang
berbentuk alfa helix.
2. Protein Globular
Umunya berbentuk bulat atu elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang
berlipat.Protein globular pada umunya mempunyai sifat dapat larut dalam air, dalam
larutan asam atau basa dan dalam etanol.Beberapa jenis protein globular yaitu albumin,
globulin, histon, dan protamin.
12
3. Protein Gabungan
Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah, protein yang berikatan dengan
senyawa yang bukan protein.Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik.Ada
beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein, dan
nucleoprotein.
Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih
dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat ini berupa
polisakarida kompleks yang mengandug N-asetilheksosamina bergabung dengan asam
uronat atau monosakarida lain. Mukoprotein yang mudah larut terdapat pada bagian
putih telur, dalam serum daram dan urin wanita yang sedang hamil.protein ini tidak
mudah terdenaturasi oleh panas atau diendapkan oleh zat-zat yang biasanya dapat
mengendapkan protein, misalnya triklor asam asetat atau asam pikrat. Glikoprotein
adalah juga terdiri atas protein dan karbohidrat, tetapi dengan kadar hexosamina kurang
dari 4%.
Lipoprotein adalah gabugan antara protein yang larut dalam air dengan
lipid.Lipoprotein terdapat dalam serum darah, dalam otak dan jaringan syaraf.Gugus
lipid yang biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein antaralain lesitin dan
kolesterol.Nucleoprotein terdiri atas protein yang bergabung dengan asam nukleat.
Asam nukleat ini terdapat antara lain dalam inti sel.
• Berdasarkan Kelarutannya
a. Albumin
Larut di air, garam encer, terdapat pada putih telur (albumin telur), susu
(laktalbumin), darah (albumin darah)
b. Globulin
Larut dalam garam netral, tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panas,
mengendap pada larutan garam konsentrasi tinggi (salting out).
c. Prolamin
Tidak larut dalam air, larut dalam etanol 50 -90%. Banyak mengandung prolin
dan asam glutamat, banyak terdapat pada serealia, misalnya : zein pada jagung,
gliadin pada gandum dan kordein pada barley.
d. Glutelin
Protein yang larut dalam asam, basa encer, tidak larut dalam pelarut netral (mis :
air, garam encer, alkohol), misalnya : glutein pada gandum, oryzenin pada
beras.
• Kekurangan protein
1. Kwashiorkor
Istilah Kwashioskor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Wiliams pada
tahun 1993 di Ghana, Afrika. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada usia dua
hingga tiga tahun yang komposisi gizi makanannya tidak seimbang terutama dalam
hal protein (Yuniastuti, 2008).Gejala penyakit Kwashioskor (Widodo, 2009), adalah
sebagai berikut :
a) Pertumbuhan terhambat.
b) Otot-otot berkurang dan lemah.
c) Bengkak (edema) terutama pada perut, kaki dan tangan.
d) Muka bulat seperti bulan (moonface).
e) Gangguan psikimotor.
f) Nafsu makan kurang.
14
g) Apatis
Ciri-ciri penyakit Kwashioskor (Ellya, 2010), adalah sebagai berikut:
2. Marasmus
• Kelebihan protein
16
1. N-degron, merupakan suatu urutan elemen yang dipresentasikan pada N-terminal
atau rantai ujung N pada suatu protein.
2. Sekuen PEST, dimana tipe ini merupakan tipe yang memiliki sekuen internal yang
banyak mengandung prolin (P), asam glutamat (E), serin (S), dan treonin (T).
Komponen yang kedua proses degradasi protein adalah proteosom, yaitu suatu
struktur di dalam protein berubiquitin. Degradasi protein pada eukariot dan prokariot
dapat mengalami perbedaan. Eukariot memiliki proteosom yang luas, struktur multi
subunit dengan sebuah koefisien sedimetasi 26S, mengandung silinder cekung 20S dan
dua ‘cap’ 19 S. Prokariot memiliki proteosom kurang kebih sama dengan ukuran yang
sama tetapi kurang kompleks dan terdiri dari berbagai salinan yang hanya memiliki dua
macam protein. Proteosom eukariotik juga mengandung 14 tipe berbeda pada subunit
protein dengan rongga yang sebagai sebagai pintu masuk, sehingga suatu protein harus
direntangkan agar dapat masuk ke dalam proteosom. Protein yang telah terbentang
akan dengan mudah memasuki proteosom. Pembentangan ini memungkinkan
terjadinya proses pengikatan energi dan terlibat dalam struktur yang sama. Setelah
pembentangan ini maka protein dapat masuk ke dalam proteosom dan membelah
menjadi rantai peptida pendek 4-10 asam amino yang panjang. Peptida ini dapat
kembali ke dalam sitoplasma dan dapat melibatkan kembali pada sintesis protein.
17
proses pembuatan protein atau sintesis protein ini dibagi menjadi dua langkah, yaitu
transkripsi dan translasi.
1. Transkripsi
Pada proses ini, gen pada untaian DNA ‘ditulis ulang’ dalam bentuk RNA. Tidak
seperti DNA yang mempunyai struktur untaian ganda (double helix), RNA ini hanya
mempunyai untaian tunggal (single helix). Pada organisme eukariotik seperti kita, RNA
ini diproses untuk membuat produk akhir, disebut mRNA (messenger RNA).
Transkripsi dari gen melalui 3 tahapan proses, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Penjelasan yaitu sebagai berikut :
2. Inisiasi
RNA polimerase terikat pada untaian DNA, yang disebut promoter, yang ditemukan
didekat awal dari suatu gen. Setiap gen mempunyai promoternya tersendiri.Setelah
terikat, RNA polimerase memisahkan untaian ganda DNA, menyediakan template atau
cetakan untaian tunggal yang siap untuk ditranskripsi.
2. Elongasi
Satu untaian DNA, untaian cetakan, bertindak sebagai cetakan untuk digunakan oleh
enzim RNA polimerase. Sambil ‘membaca’ cetakan ini, RNA polimerase membentuk
molekul RNA keluar dari nukleotida, membuat sebuah rntai yang tumbuh dari 5′ ke 3′.
RNA transkripsi membawa informasi yang sama dari untaian DNA non-template
(coding).
18
3. Terminasi
Urutan yang disebut terminator memberikan sinyal bahwa transkripsi RNA telah
selesai. Setelah ditranskripsi, RNA polimerase melepaskan hasil transkripsi RNA.
• Translasi
Kode genetik selama translasi, sel ‘membaca’ informasi pada messenger RNA (mRNA)
dan menggunakannya untuk membuat sebuah protein. Sebenarnya, mRNA ini tidak
selalu mengkoding protein secara keseluruhan, kadang mRNA hanya mengkoding
subunit protein atau polipeptida (rantai asam amino). (Baca: Metabolisme Asam
Amino)
Ada 3 kodon yang tidak membuat asam amino, kodon ini dinamakan stop codon,
UAA, UAG, dan UGA, yang memberitahu sel jika pembuatan polipeptida telah selesai.
Koleksi hubungan asam amino-kodon ini disebut kode genetik, karena hal ini
memungkinkan sel untuk mengkoding mRNA menjadi rantai asam amino.
19
1. Transfer RNA (tRNA)
Transfer RNA atau tRNA adalah molekul ‘jembatan’ yang menghubungkan kodon
mRNA kepada asam amino yang dia koding. Satu ujung dari setiap tRNA mempunyai
sekuens (urutan) 3 nukleotida yang disebut antikodon, yang mana bisa mengikat ke
kodon spesifik mRNA. Bagian ujung tRNA lainnya membawa asam amino yang
dikoding oleh kodon.
2. Ribosom
Ribosom adalah struktur di mana polipeptida atau protein dibuat. Ribosom ini
terbuat dari protein dan RNA (ribosomal RNA, atau rRNA). Setiap ribosom
mempunyai 2 subunit, yang besar dan yang kecil. Ribosom menyediakan set slot di
mana tRNA bisa menemukan kodon yang sesuai dengan cetakan mRNA dan
mengirimkan asam aminonya.
Slot ini disebut situs A, P, dan E. Tidak hanya itu, ribosom juga bisa bertindak
sebagai enzim, mengkatalisasi reaksi kimia yang menghubungkan asam amino
bersama untuk membuat sebuah rantai. (Baca: Fungsi Ribosom)
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Namun yang
memperkenalkan istilah protein adalah Mulder, pada tahun 1830. Protein berasal dari
bahasa Yunani yaitu Protos yang berarti “yang paling utama”. Protein adalah senyawa
organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-
monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta
fosfor. Protein terdapat pada semua sel hidup, kira-kira 50% dari berat keringnya dan
berfungsi sebagai pembangun struktur, biokatalis, hormon, sumber energy, penyangga
racun, pengatur pH, dan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
21
DAFTAR PUSTAKA
WIB)
22