Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein
yang berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir
darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-
paru keseluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Disamping
digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai
sumber energi apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak. Protein
mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai
jutaan. Ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam molekul protein. Asam-
asam amino ini terikat satu dengan yang lain oleh ikatan peptide.protein mudah
dipengaruhi oleh suhu tinggi, PH, dan pelarut organic.

Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam


makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke
dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang
bekerja pada tingkat molekular. Apabila tulang dan kitin adalah beton, maka
protein struktural adalah dinding batu-batanya. Beberapa protein struktural,
fibrous protein, berfungsi sebagai pelindung, sebagai contoh a dan b-keratin yang
terdapat pada kulit, rambut, dan kuku. Sedangkan protein struktural lain ada juga
yang berfungsi sebagai perekat, seperti kolagen.

Protein dapat memerankan fungsi sebagai bahan structural karena seperti


halnya polimer lain, protein memiliki rantai yang panjang dan juga dapat
mengalami cross-linking dan lain-lain. Selain itu protein juga dapat berperan
sebagai biokatalis untuk reaksi-reaksi kimia dalam sistem makhluk hidup.
Makromolekul ini mengendalikan jalur dan waktu metabolisme yang kompleks
untuk menjaga kelangsungan hidup suatu organisma. Suatu sistem metabolisme
akan terganggu apabila biokatalis yang berperan di dalamnya mengalami
kerusakan

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang di maksud dengan protein ?
2. Bagaimana struktur protein ?
3. Bagaimana penggolongan asam amino ?
4. Apa akibat dari kelebihan atau kekurangan protein ?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui tentang protein
2. Untuk mengetahui tentang klasifikasi protein
3. Untuk mengetahui tentang penggolongan asam amino
4. Untuk mengetahui tentang akibat dari kelebihan dan kekurangan protein

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Protein
Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Namun yang
memperkenalkan istilah protein adalah Mulder, pada tahun 1830. Protein berasal
dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berarti “yang paling utama”. Protein adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen
dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein terdapat pada semua sel hidup, kira-
kira 50% dari berat keringnya dan berfungsi sebagai pembangun struktur,
biokatalis, hormon, sumber energy, penyangga racun, pengatur pH, dan sebagai
pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi. Protein berperan penting dalam
struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai
salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi
organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).

Ciri – ciri molekul protein

1.Berat molekulnya besar, ribuan sampai jutaan sehingga


merupakan suatu makro molekul.

2.Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino.

3.Terdapat ikatan kimia lain yang menyebabkan terbentuknya


lengkungan-lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga
dimensi protein.

4.Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH,


radiasi, temperatur, medium pelarut organik dan deterjen.

5.Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya


gugusan samping yang reaktif dan susunan khas struktur
makromolekul (Ellya, 2010).

Fungsi Protein
Menurut Aminah (2005) yang mengutip dari Marsetyo dan Kartasapoetra
fungsi protein di dalam tubuh yaitu :
1. Protein sebagai Zat Pembangun

2
Maksud zat pembangun di sini adalah bahwa protein itu merupakan bahan
pembentuk berbagai jaringan tubuh baru, dimana proses pembentukan jaringan
baru selalu terjadi di dalam tubuh, antara lain:
2. Pada masa pertumbuhan
Proses ini terjadi mulai dari lahir sampai menjadi dewasa muda. Dalam masa
ini proses pembentukan jaringan terjadi secara besar- besaran.
3. Dalam masa hamil
Di dalam tubuh wanita yang sedang hamil terjadi pembentukan jaringan–
jaringan baru dari janin yang sedang dikandungnya. Pembentukan jaringan baru
pada waktu hamil terjadi lebih cepat di pertengahan kehamilan.
4. Penggantian jaringan–jaringan yang rusak dan dirombak
Pada waktu orang sakit keras atau pada berbagai penyakit menahun terlihat
orang menjadi kurus disebabkan banyak jaringannya yang rusak.Waktu latihan–
latihan dan olah raga terjadi pula pembentukan jaringan baru, terutama jaringan
otot.
5. Protein sebagai Zat Pengatur
Protein termasuk pula kedalam golongan zat pengatur, karena protein ikut
pula mengatur berbagai proses tubuh, baik secara langsung maupun tidak
langsung sebagai bahan pembentuk zat–zat yang mengatur berbagai proses tubuh.
6. Protein sebagai Pemberi Tenaga
Para peneliti telah menemukan bahwa komposisi protein mengandung unsur
karbon, dengan demikian maka jelas protein dapat berfungsi sebagai sumber
energi pula. Dalam keadaan tersedianya karbohidrat tidak mencukupi, maka untuk
menyediakan energi sejumlah karbon yang terkandung dalam protein akan
dimanfaatkan seperlunya sehingga berlangsung pembakaran dan sejumlah protein
lainnya digunakan memenuhi fungsi yang sebenarnya yaitu untuk pembentukan
jaringan.
Selain itu, manfaat protein bagi tubuh kita sangatlah banyak. Protein sangat
mempengaruhi proses pertumbuhan tubuh kita. Diantara manfaat protein tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai enzim. Protein memiliki peranan yang besar untuk mempercepat
reaksi biologis.
2. Sebagai alat pengangkut dan penyimpan. Protein yang terkandung dalam
hemoglobin dapat mengangkut oksigen dalam eritrosit. Protein yang
terkandung dalam mioglobin dapat mengangkut oksigen dalam otot.
3. Untuk penunjang mekanis. Salah satu protein berbentuk serabut yang
disebut kolagen memiliki fungsi untuk menjaga kekuatan dan daya tahan
tulang dan kulit.
4. Sebagai pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh. Protein ini
biasa digunakan dalam bentuk antibodi.
5. Sebagai media perambatan impuls syaraf.
6. Sebagai Pengendalian pertumbuhan.

3
Berdasarkan sumbernya, protein digolongkan atas dua (Budianto,
2009) yaitu:
1. Protein hewani
Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, dimana hewan
yang memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein
hewani. Contoh daging sapi, daging ayam, susu, udang, telur, belut, ikan
gabus dan lain-lain.
2. Protein nabati
Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Contoh jagung, kacang kedelai, kacang hijau, dan jenis kacang-
kacangan lainnya yang mengandung protein tinggi. Kacang kedelai
merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologi
tertinggi dan sedangkan yang relatif rendah mutunya dalam sumber protein
adalah padi-padian dan hasilnya.
Sifat - sifat Protein
1. Ionisasi
Yaitu apabila protein larut di dalam air akan membentuk ion positif dan ion
negatif.
2. Denaturasi
Yaitu perubahan konformasi serta posisi protein sehingga aktivitasnya berkurang
atau kemampuannya menunjang aktivitas organ tertentu dalam tubuh hilang
sehingga tubuh mengalami keracunan.
3. Viskositas
Yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul di dalam zat cair
yang mengalir.
4. Kristalisasi
Yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam
ammonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan PH pada titik
isoelektriknya.
5. Sistem koloid
Yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang
terdispersi dari medium pendispersi atau pelarutnya.
Sifat- sifat suatu protein ditentukan oleh :
1. Macam asam amino yang terdapat dalam molekul protein.
2. Jumlah tiap macam asam amino itu.
3. Susunan asam amino dalam tiap molekul protein (Sediaoetama, 1991).

4
2.2 Struktur protein
1.Berdasarkan Struktur Molekulnya
Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai macam
struktur khas pada masing-masing protein. Karena protein disusun oleh asam amino
yang berbeda secara kimiawinya, maka suatu protein akan terangkai melalui ikatan
peptida dan bahkan terkadang dihubungkan oleh ikatan sulfida. Selanjutnya protein
bisa mengalami pelipatan-pelipatan membentuk struktur yang bermacam-macam.
Adapun struktur protein meliputi struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier,
dan struktur kuartener :

a. Struktur Primer
Merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam amino yang
tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan tidak
terjadi percabangan rantai. Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus α–
amino dengan gugus α–karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan peptida atau
ikatan amida (Berg et al., 2006; Lodish et al., 2003). Struktur ini dapat menentukan
urutan suatu asam amino dari suatu polipeptida (Voet & Judith, 2009).
b. Struktur Sekunder
Merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear distabilkan oleh ikatan
hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah
satu contoh struktur sekunder adalah α-heliks dan β-pleated. Struktur ini memiliki
segmen-segmen dalam polipeptida yang terlilit atau terlipat secara berulang.
(Campbell et al., 2009; Conn, 2008).
Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen karbonil pada
suatu ikatan peptida dengan hidrogen yang melekat ke gugus amida pada suatu ikatan
peptida empat residu asam amino di sepanjang rantai polipeptida (Murray et al,
2009). Pada struktur sekunder β-pleated terbentuk melalui ikatan hidrogen antara
daerah linear rantai polipeptida.
c. Struktur Tersier
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola
struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara
rantai samping (gugus R) berbagai asam amino. Struktur ini merupakan konformasi
tiga dimensi yang mengacu pada hubungan spasial antar struktur sekunder. Struktur
ini distabilkan oleh empat macam ikatan, yakni ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan
5
kovalen, dan ikatan hidrofobik. Dalam struktur ini, ikatan hidrofobik sangat penting
bagi protein. Asam amino yang memiliki sifat hidrofobik akan berikatan di bagian
dalam protein globuler yang tidak berikatan dengan air, sementara asam amino yang
bersifat hodrofilik secara umum akan berada di sisi permukaan luar yang berikatan
dengan air di sekelilingnya (Murray et al, 2009; Lehninger et al, 2004).
d. Struktur Kuartener
Adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter protein dalam ruang.
Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein dengan struktur tersier yang
akan membentuk protein kompleks yang fungsional. ikatan yang berperan dalam
struktur ini adalah ikatan nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis, hidrogen, dan
hidrofobik. Protein dengan struktur kuarterner sering disebut juga dengan protein
multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua sub-unit disebut dengan protein
dimerik dan jika tersusun dari empat sub-unit disebut dengan protein tetramerik
(Lodish et al., 2003; Murray et al, 2009).
2.3 Penggolongan Protein
Berdasarkan strukturnya protein dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu
golongan protein sederhana dan protein gabungan.Yang dimaksud dengan protein
sederhana ialah protein yang hanya terdiri atas molekul-molekul asam
amino.Sedangkan protein gabungan ialah protein yang terdiri atas protein dan gugus
bukan protein, gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri ats karbohidrat, lipid,
asam nukleat.Proin sederhana dapat dibagi dalam dua bagian menurut bentuk
molekulnya yaitu protein biber dan protein globular.Protein fiber mmpunyai molekul
panjang seperti serat atau serabut.Sedangkan protein globular berbentuk bulat.
1. Protein Fiber
Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang memanjang dan
dihubungkan satu dengan yang lain oleh beberapa ikatan silang hingga merupakan
bentuk serat atau serabut yang stabil. Struktur protein fiber telah banyak diteliti
dengan menggunakan analisis difraksi sinar X. ciri khas protein fiber tedapat pada
beberapa jenis protein. Yang termasuk golongan ini adalah antara lain :
a. Konfigurasi alfa helix pada kratin
b. Lembaran berlipat parallel dan anti parallel pada protein sutra alam; dan
c. Helix tripel pada kolagen
Sifat umum protein fiber ialah tidak larut dalam air dan sukar diuraikan oleh
enzim.Kolagen adalah suatu jenis protein yang terdapat pada jaringan ikat.Kratin
adalah protein yang terdapat dalam bulu domba, sutra alam, rambut, kulit, kuku dan
sebagainya. Struktur kelatin hamper seluruhnya terdiri atas rantai polipeptida yang
berbentuk alfa helix.

2. Protein Globular
6
Umunya berbentuk bulat atu elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang
berlipat.Protein globular pada umunya mempunyai sifat dapat larut dalam air, dalam
larutan asam atau basa dan dalam etanol.Beberapa jenis protein globular yaitu
albumin, globulin, histon, dan protamin.
3. Protein Gabungan
Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah, protein yang berikatan dengan
senyawa yang bukan protein.Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik.Ada
beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein,
dan nucleoprotein.
Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih
dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat ini berupa
polisakarida kompleks yang mengandug N-asetilheksosamina bergabung dengan
asam uronat atau monosakarida lain. Mukoprotein yang mudah larut terdapat pada
bagian putih telur, dalam serum daram dan urin wanita yang sedang hamil.protein ini
tidak mudah terdenaturasi oleh panas atau diendapkan oleh zat-zat yang biasanya
dapat mengendapkan protein, misalnya triklor asam asetat atau asam pikrat.
Glikoprotein adalah juga terdiri atas protein dan karbohidrat, tetapi dengan kadar
hexosamina kurang dari 4%.
Lipoprotein adalah gabugan antara protein yang larut dalam air dengan
lipid.Lipoprotein terdapat dalam serum darah, dalam otak dan jaringan syaraf.Gugus
lipid yang biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein antaralain lesitin dan
kolesterol.Nucleoprotein terdiri atas protein yang bergabung dengan asam nukleat.
Asam nukleat ini terdapat antara lain dalam inti sel.
Berdasarkan Kelarutannya
a. Albumin

Larut di air, garam encer, terdapat pada putih telur (albumin telur), susu
(laktalbumin), darah (albumin darah)

b. Globulin

Larut dalam garam netral, tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panas,
mengendap pada larutan garam konsentrasi tinggi (salting out). Dalam tubuh terdapat
sebagai zat antibodi dan fibrinogen.

1. Pada susu terdapat dalam bentuk laktoglobulin

2. Pada telur terdapat dalam bentuk ovoglobulin

3. Pada daging terdapat dalam bentuk miosin, aktin

7
c. Prolamin

Tidak larut dalam air, larut dalam etanol 50 -90%. Banyak mengandung prolin
dan asam glutamat, banyak terdapat pada serealia, misalnya : zein pada jagung,
gliadin pada gandum dan kordein pada barley.

d.Glutelin

Protein yang larut dalam asam, basa encer, tidak larut dalam pelarut netral (mis :
air, garam encer, alkohol), misalnya : glutein pada gandum, oryzenin pada beras.

2.4 Akibat Kelebihan dan Kekurangan protein


Kekurangan protein
1. Kwashiorkor

Istilah Kwashioskor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Wiliams


pada tahun 1993 di Ghana, Afrika. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada
usia dua hingga tiga tahun yang komposisi gizi makanannya tidak seimbang
terutama dalam hal protein (Yuniastuti, 2008).Gejala penyakit Kwashioskor
(Widodo, 2009), adalah sebagai berikut:
a) Pertumbuhan terhambat.
b) Otot-otot berkurang dan lemah.
c)Bengkak (edema) terutama pada perut, kaki dan
tangan. d) Muka bulat seperti bulan (moonface).
e) Gangguan
psikimotor. f)
Nafsu makan
kurang. g)Apatis.

Ciri-ciri penyakit Kwashioskor (Ellya, 2010), adalah sebagai berikut:

a) Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.

b) Kulit tampak kering (xerosis) dan memberi kesan kasar dengan


garis-garis permukaan yang jelas.

c) Didaerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang


menunjukkan hiperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam lembar
yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih mengkilat.

d) Perut anak membuncit karena pembesaran hati.


8
2. Marasmus

Marasmus berasal dari kata yunani yang bearti wasting (merusak).


Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama),
karena terlambat diberi makanan tambahan. Marasmus adalah penyakit
kelaparan dan terdapat banyak diantara kelompok sosial ekonomi rendah di
sebagian besar negara sedang berkembang dan lebih banyak dari
kwashiorkor (Yuniastuti, 2008).Gejala penyakit Marasmus (Widodo, 2009),
adalah sebagai berikut:

a) Pertumbuhan yang terhambat.

b) Lemak dibawah kulit berkurang.

c) Otot-otot berkurang dan melemah.

d) Muka seperti orang tua (0ldman’s face).

Kelebihan protein
Jika terlalu berlebihan mengkomsumsi protein juga akan sangat
membebani kerja ginjal. Protein secara berlebihan tidak menguntungkan
tubuh. Makanan yang tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga
menyebabkan obesitas.Diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk
menurunkan berat badan berkurang beralasan. Kelebihan protein pada bayi
dapat memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan
mengeluarkan kelebihan nitrogen dan juga dapat menyebabkan asidosis,
dehidrasi, diare, kenaikan amonia darah, kenaikan ureum darah, dan dema
m (Ellya, 2010).

2.5 Biodegradasi protein


Biodegradasi adalah Proses pemecahan atau perombakan yang dilakukan oleh
Mikroorganisme. Dimana perombakan/pemecahan yang dilakukan adalah untuk
dapat dimanfaatkan, terutama dalam bentuk energi. Mikroorganisme pemecah ini
tergantung pada substrat yang dipecahnya. Diantara substratnya adalah: Protein,
Lemak dan Karbohidrat.

Degradasi protein merupakan suatu proses pemecahan protein dari ikatan-ikatan


yang terdapat di dalamnya. Degradasi ini dapat terjadi akibat adanya pemanasan atau
kontaminasi dengan zat kimia. Pada eukariot kebanyakan gangguan terjadi pada
sistem tunggal yang meliputi ubiquitin dan proteosom. Ubiquitin pada degradasi
protein memperlihatkan bahwa keberadaan 76 protein asam amino yang sangat

9
berlimpah dan melibatkan reaksi proteolisis yang tergantung pada energi, dimana
energi tersebut dapat membantu proses ubiquitin dalam degradasi protein. Beberapa
penemuan menunjukkan hasil yang positif terhadap identifikasi seri tiga enzim yang
menyertakan molekul ubiquitin baik secara tunggal maupun berantai. Asam amino
lisin pada protein merupakan salah satu contoh molekul ubiquitin yang dapat
dijadikan protein target untuk proses degradasi. Suatu protein dapat bersifat ubiquitin
tergantung pada kehadiran atau tidaknya motif asam amino yang ada di dalam protein
yang merupakan pertanda sinyal keberhasilan degradasi protein. Sinyal ini tidak
memiliki karakteristik yang kompleks, tetapi ada tipe tertentu yang dapat digunakan
sebagai karakteristik, diantaranya :

1. N-degron, merupakan suatu urutan elemen yang dipresentasikan pada N-terminal


atau rantai ujung N pada suatu protein.

2. Sekuen PEST, dimana tipe ini merupakan tipe yang memiliki sekuen internal
yangbanyak mengandung prolin (P), asam glutamat (E), serin (S), dan treonin (T).

Komponen yang kedua proses degradasi protein adalah proteosom, yaitu suatu
struktur di dalam protein berubiquitin. Degradasi protein pada eukariot dan prokariot
dapat mengalami perbedaan. Eukariot memiliki proteosom yang luas, struktur multi
subunit dengan sebuah koefisien sedimetasi 26S, mengandung silinder cekung 20S
dan dua ‘cap’ 19 S. Prokariot memiliki proteosom kurang kebih sama dengan ukuran
yang sama tetapi kurang kompleks dan terdiri dari berbagai salinan yang hanya
memiliki dua macam protein. Proteosom eukariotik juga mengandung 14 tipe berbeda
pada subunit protein dengan rongga yang sebagai sebagai pintu masuk, sehingga
suatu protein harus direntangkan agar dapat masuk ke dalam proteosom. Protein yang
telah terbentang akan dengan mudah memasuki proteosom. Pembentangan ini
memungkinkan terjadinya proses pengikatan energi dan terlibat dalam struktur yang
sama. Setelah pembentangan ini maka protein dapat masuk ke dalam proteosom dan
membelah menjadi rantai peptida pendek 4-10 asam amino yang panjang. Peptida ini
dapat kembali ke dalam sitoplasma dan dapat melibatkan kembali pada sintesis
protein.

2.6 Biosintesis Protein


Sintesis protein adalah salah satu proses biologis paling fundamental yang mana
setiap individu sel membuat protein spesifik untuk tujuan dan fungsi yang spesifik
pula. Di dalam proses ini, terlibat DNA (deokyribonucleic acid) dan RNA
(ribonucleic acids (RNA).Proses ini dimulai dalam nukleus sel, di mana enzim
membuka bagian spesifik untaian DNA, yang membuat DNA di bagian itu bisa
diakses dan bisa mengakses salinan RNA. Molekul RNA ini kemudian bergerak dari
10
nukleus sel ke sitoplasma, di mana proses sintesis dimulai. (Baca: Fungsi DNA dan
RNA).Pada dasarnya, sel menggunakan informasi genetik (gen) yang terdapat di
DNA untuk membuat protein, proses pembuatan protein atau sintesis protein ini
dibagi menjadi dua langkah, yaitu transkripsi dan translasi.

1. Transkripsi

Pada proses ini, gen pada untaian DNA ‘ditulis ulang’ dalam bentuk RNA. Tidak
seperti DNA yang mempunyai struktur untaian ganda (double helix), RNA ini hanya
mempunyai untaian tunggal (single helix).Pada organisme eukariotik seperti kita,
RNA ini diproses untuk membuat produk akhir, disebut mRNA (messenger RNA).
Transkripsi dari gen melalui 3 tahapan proses, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Penjelasan yaitu sebagai berikut:

1. Inisiasi

RNA polimerase terikat pada untaian DNA, yang disebut promoter, yang ditemukan
didekat awal dari suatu gen. Setiap gen mempunyai promoternya tersendiri.Setelah
terikat, RNA polimerase memisahkan untaian ganda DNA, menyediakan template
atau cetakan untaian tunggal yang siap untuk ditranskripsi.

2. Elongasi

Satu untaian DNA, untaian cetakan, bertindak sebagai cetakan untuk digunakan oleh
enzim RNA polimerase. Sambil ‘membaca’ cetakan ini, RNA polimerase membentuk
molekul RNA keluar dari nukleotida, membuat sebuah rntai yang tumbuh dari 5′ ke
3′. RNA transkripsi membawa informasi yang sama dari untaian DNA non-template
(coding).

3. Terminasi

Urutan yang disebut terminator memberikan sinyal bahwa transkripsi RNA telah
selesai. Setelah ditranskripsi, RNA polimerase melepaskan hasil transkripsi RNA.
11
Translasi

Kode genetik selama translasi, sel ‘membaca’ informasi pada messenger RNA
(mRNA) dan menggunakannya untuk membuat sebuah protein. Sebenarnya, mRNA
ini tidak selalu mengkoding protein secara keseluruhan, kadang mRNA hanya
mengkoding subunit protein atau polipeptida (rantai asam amino). (Baca:
Metabolisme Asam Amino)

Pada sebuah mRNA, instruksi untuk membuat polipeptida adalah RNA


nukleotida (Adenine, Uracil, Cytosine, Guanine) yang dibaca dalam kelompok tiga
nukleotida, kelompok tiga ini disebut kodon.Ada 61 kodon untuk asam amino, setiap
kodon itu ‘dibaca’ untuk membangun asam amino tertentu dari 20 asam amino yang
biasanya ditemukan di protein. Satu kodon, AUG, mempunyai fungsi untuk
membangun asam amino methionine dan juga bertindak sebagai start codon untuk
memberi sinyal mulai pada pembangunan protein. (Baca: Metabolisme Seluler)

Ada 3 kodon yang tidak membuat asam amino, kodon ini dinamakan stop
codon, UAA, UAG, dan UGA, yang memberitahu sel jika pembuatan polipeptida
telah selesai. Koleksi hubungan asam amino-kodon ini disebut kode genetik, karena
hal ini memungkinkan sel untuk mengkoding mRNA menjadi rantai asam amino.

1. Transfer RNA (tRNA)

Transfer RNA atau tRNA adalah molekul ‘jembatan’ yang menghubungkan kodon
mRNA kepada asam amino yang dia koding. Satu ujung dari setiap tRNA
mempunyai sekuens (urutan) 3 nukleotida yang disebut antikodon, yang mana bisa
mengikat ke kodon spesifik mRNA. Bagian ujung tRNA lainnya membawa asam
amino yang dikoding oleh kodon.

2. Ribosom

12
Ribosom adalah struktur di mana polipeptida atau protein dibuat. Ribosom ini
terbuat dari protein dan RNA (ribosomal RNA, atau rRNA). Setiap ribosom
mempunyai 2 subunit, yang besar dan yang kecil. Ribosom menyediakan set slot di
mana tRNA bisa menemukan kodon yang sesuai dengan cetakan mRNA dan
mengirimkan asam aminonya.

Slot ini disebut situs A, P, dan E. Tidak hanya itu, ribosom juga bisa bertindak
sebagai enzim, mengkatalisasi reaksi kimia yang menghubungkan asam amino
bersama untuk membuat sebuah rantai. (Baca: Fungsi Ribosom)

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Namun yang
memperkenalkan istilah protein adalah Mulder, pada tahun 1830. Protein berasal
dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berarti “yang paling utama”. Protein adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen
dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein terdapat pada semua sel hidup, kira-
kira 50% dari berat keringnya dan berfungsi sebagai pembangun struktur,
biokatalis, hormon, sumber energy, penyangga racun, pengatur pH, dan sebagai
pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi. Protein berperan penting dalam
struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Berdasarkan sumbernya, protein digolongkan atas dua (Budianto, 2009)


yaitu protein nabati dan hewani.Terdapat sifat – sifat protein yaitu ionisasi,
Denaturasi, viskositas, kristalisasi, Sistem koloid. Berdasarkan struktur molekul
protein maka terbagi atas struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener.Serta
terdapat penggolongan protein yaitu Protein Fiber, globular, dan
gabungan.Sedangkan untuk berdasarkan kelarutannya terdapat macam – macam
protein sehingga adanya kelebihan dan kekurangan dari protein yang dapat
menyebabkaan penyakit.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/download/link/makalah-biokimia-protein

https://equentinh.wordpress.com/2014/03/03/protein-struktur-protein-
penggolongan-protein-fungsi-protein-asam-amino-esensial-non-esensial/

http://budisma.net/2014/12/struktur-dan-fungsi-protein.html

http://manfaatnyasehat.com/fungsi-protein/

http://www.diwarta.com/jenis-jenis-protein-serta-ciri-ciri-protein/811/

http://www.g-excess.com/34313/penggolongan-protein-dan-strukturnya/

http://www.psychologymania.com/2012/08/fungsi-protein-bagi-tubuh-
manusia.html

http://nawa-shofa.blogspot.com/2012/03/sifat-sifat-protein.html

15

Anda mungkin juga menyukai