Anda di halaman 1dari 31

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Masalah gizi masih cukup rawan dibeberapa wilayah Indonesia, terutama
di wilayah pemukiman kumuh daerah perkotaan, wilayah yang sering dilanda
musim kering (NTB dan NTT). Dimana kondisi masyarakat tersebut banyak
yang kekurangan gizi, banyak balita yang terkena gizi buruk. Gizi buruk / gizi
kurang sering terjadi karena makanan yang tidak seimbang, terutama dalam
hal protein. Protein sangat penting untuk membantu pertumbuhan anak-anak,
dan meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Dan juga kelebihan protein juga
akan menimbulkan penyakit, seperti obesitas. Sehingga dapat menimbulkan
penyakit seperti kwasiorkor, marasmus, dan obesitas.
Oleh karena itu, selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah dasar-
dasar ilmu gizi ini, penyusun mengangkat judul tentang Protein, karena
protein merupakan zat paling penting yang harus ada dalam tubuh manusia.
Tapi masuh banyak juga kasus kekurangan energi protein (KEP). Disini
penyusun tertarik untuk lebih mendalami tentang protein.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian protein dan darimana asal kata protein?
2. Bagaimana sejarah protein?
3. Bagaimana struktur molekul yang terdapat pada protein?
4. Apa saja sumber-sumber protein yang berada di alam?
5. Apa saja fungsi protein bagi kesehatan tubuh?
6. Bagaimana proses metabolisme zat protein (asam amino) di dalam tubuh?
7. Bagaimana interaksi protein dengan zat lainnya di dalam tubuh?
8. Apa yang terjadi apabila tubuh kekurangan dan kelebihan protein beserta
apa saja contoh kasus nya?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian protein.
2. Untuk mengetahui sejarah dan asal kata protein.
3. Untuk mengetahui struktur molekul protein.
4. Untuk mengetahui sumber-sumber protein yang berasal dari alam.
5. Untuk mengetahui fungsi protein bagi tubuh.
6. Untuk mengetahui bagaimana proses metabolisme protein dalam tubuh.

1
7. Untuk mengetahui bagaimana interaksi protein dengan zat lain di dalam
tubuh.
8. Untuk mengetahui apa yang terjadi apabila tubuh kekurangan dan
kelebihan protein beserta contoh kasus nya.

Bab 2

Isi

2.1 Pengertian Protein

2
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup
dan virus.

Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein


lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein
yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon,
sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara.
Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam
amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut
(heterotrof).

Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa,


selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun
utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang
paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jns Jakob
Berzelius pada tahun1838.

Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode


genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai
cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein
masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui
mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh
secara biologi.

Suhardjo-Clara M. Kusharto (1999) juga mengemukakan tentang


pengertian protein Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena
yang paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan.. Seorang ahli
kimia belanda bernama Mulder, mengisolasi susunan tubuh yang mengandung

3
nitrogen dan menamakannya terdiri dari satuan dasarnya yaitu asam amino
(biasa disebut unit pembangun protein).

Protein adalah makromolekul yang unik sekaligus memiliki struktur yang


kompleks. Meskipun protein hanya tersusun atas asam amino yang ada 20
jenis saja, namun untuk dapat berfungsi, ia akan melipat-lipat dan membentuk
suatu struktur tertentu yang sangat presisi sekaligus sulit diprediksi hingga
saat ini. Karena strukturnya yang unik dan presisi itulah maka protein
memiliki fungsi yang spesifik yang berbeda satu dengan lainnya.

Protein adalah suatu senyawa organik yang berbobot molekul tinggi dan
tersusun dari unsur C, H, O dan N serta unsur lain seperti P dan S yang akan
membentuk struktur unit asam amino. Asam amino cukup banyak ditemukan
di alam, cuma sekitar 20 jenis asam amino yang menyusun suatu rantai protein
dengan struktur kimia berupa rantai aromatik, alifatik, dan heterosiklik atau
menurut gugus R yang ada.

Protein berasal dari kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang
paling utama"). Nama protein berasal dari bahasa Yunani (Greek) proteus yang
berarti yang pertama atau yang terpenting.

2.2 Sejarah Protein

Protein ditemukan oleh Jons Jacob Barzelius pada tahun 1838.Sedangkan


istilah Protein diperkenalkan oleh Murder, seorang pakar kimia dari Belanda.
Ia merupakan satu dari orang-orang pertama yang mempelajari kimia dalam
protein secara sistematik. Ia secara tepat menyimpulkan peranan inti dari
protein dalam sistem mahluk hidup dengan menurunkan nama dari bahasa
Yunani proteios, yang berarti bertingkat satu.

2.3 Struktur Molekul Protein

Ada 4 tingkat struktur protein yaitu struktur primer, struktur sekunder,


struktur tersier dan struktur kuartener.

4
1. Struktur Primer
Struktur primer adalah urutan asam-asam amino yang membentuk rantai
polipeptida. Struktur primer protein merupakan urutan asam amino
penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida).
Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan
metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan
beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino
tertentu,menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan
lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino
menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan
bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih
lanjut memicu mutasi genetik.
2. Struktur Sekunder
Struktur sekunder protein bersifat reguler, pola lipatan berulang dari
rangka protein. Dua pola terbanyak adalah alpha helix dan beta
sheet.Struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari
berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan
hidrogen.
3. Struktur Tersier
Struktur tersier protein adalah lipatan secara keseluruhan dari rantai
polipeptida sehingga membentuk struktur 3 dimensi tertentu.Sebagai
contoh, struktur tersier enzim sering padat, berbentuk globuler.Struktur
tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder.
Struktur tersier biasanya berupa gumpalan.Beberapa molekul protein dapat
berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang
stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur
kuartener.

4. Struktur Kuartener
Beberapa protein tersusun atas lebih dari satu rantai polipeptida.Struktur
kuartener menggambarkan subunit-subunit yang berbeda dipak bersama-
sama membentuk struktur protein.
Ditinjau dari strukturnya, protein dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu:
a. Protein sederhana yang merupakan protein yang hanya terdiri atas
molekul-molekul asam amino

5
b. Protein gabungan yang merupakan protein yang terdiri atas protein dan
gugus bukan protein. Gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri atas
karbohidrat, lipid atau asam nukleat.

2.4 Sumber-sumber Protein

2.4.1 Protein Nabati:

a. Kacang Kedelai

Kacang kedelai adalah jenis polong-polongan yang sudah lama


dikenal didunia dimana berkhasiat bagi kesehatan dan kecantikan. Di
indonesia kacang kedelai digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
tempe,tahu dan kecap.

Selain sebagai bahan dasar pembuatan tempe ternyata kedelai


memiliki khasiat yang baik untuk tubuh karena mengandung kadar
protein yang tinggi dan lechitin. Protein sendiri berguna untuk
pembentukan sel otot sedang lechitin bisa membangun kecerdasan dan
daya ingat sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang seorang anak

b. Quinoa

Quinoa dilafalkan sebagai ken-waa (dalam bahasa Inggris)


merupakan salah satu sumber protein nabati yang sempurna. Quinoa

6
sering disebut oleh masyarakat Inca sebagai ibu padi-padian. Padi-
padian berbentuk seperti manik-manik ini dilengkapi dengan berbagai
kebaikan.

Biji quinoa juga mengandung lisin yang penting dalam memerangi


infeksi viral. Karbohidrat yang dikandung biji ini dilepas secara
perlahan sehingga tidak menyebabkan terjadinya lonjakan kadar gula
darah, perubahan mood, dan keinginan untuk makan secara berlebihan.

Quinoa sering disebut sebagai makanan sempurna karena


mengandung delapan jenis asam amino. Berbeda dengan serealia
tradisional seperti gandum dan beras, quinoa mengandung delapan
jenis asam amino sehingga menjadikannya sumber protein nabati yang
sempurna setara dengan dengan daging, ikan, telur, produk olahan
susu, dan kedelai. Hal ini berarti bahwa quinoa merupakan salah satu
makanan ideal bagi para vegetarian atau mereka yang alergi protein
hewani.

c. Kacang Merah

Kacang merah merupakan pangan nabati yang tergolong dalam


keluarga kacang polong seperti kacang hijau dan kacang tolo. Kacang

7
merah terdiri berbagai jenis, yang popular diantaranya red
bean, kidney bean, hingga kacang adzuki atau kacang merah kecil.
Kacang merah mengandung kandungan asam folat, karbohidrat
kompleks, serat, kalsium, hingga protein yang bermanfaat bagi tubuh.
Kandungan serat yang terkandung dalam kacang merah sangat
membantu penurunan kadar kolesterol dalam darah dan juga
memberikan rasa kenyang lebih lama.
Selain kandungan gizi tersebut, kacang merah juga mengandung
vitamin B6, fosfor, thiamin, mangan dan besi yang cukup tinggi
walaupun sudah dikeringkan. Dari 100 gram kacang merah kering
yang kita rebus, terdapat 9 gram protein yang mampu melengkapi 17
persen kebutuhan tubuh.

d. Kacang Hijau

Kacang hijau merupakan tanaman jenis polong-polongan


(Fabaceae) yang mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi seperti
protein, Vitamin , serat, fosfor, kalsium dan lemak tak jenuh yang
tentunya sangat baik dikonsumsi untuk kesehatan tubuh.

e. Kacang Almond

8
Selain kaya serat kacang almond juga mengandung banyak protein.
Harganya relative mahal. Namun kandungan protein pada kacang
almond cukup tinggi. Jadi tak ada salahnya sesekali kita
mengkonsumsi makanan ini untuk memenuhi kebutuhan protein tubuh
kita.

f. Brokoli

Sayuran ini mendapat sebutan sebagai superfood karena


mempunyai kemampuan dalam melawan kanker dan penyait lain yang
disebabkan oleh radikal bebas. Untuk proteinnya, dalam 100 gram
brokoli terkandung protein hingga hampir 4 gram. Selain itu brokoli
kaya dengan vitamin C dan serat.

g. Alpukat

Alpukat adalah jenis sayuran dengan gizi beragam. Satu butir


alpukat mengandung sekitar 14 gram protein. Meskipun sebagian

9
orang menghindarinya karena dinilai memiliki kandungan lemak
tinggi, sebenarnya lemak alpukat jenis yang sehat. Lemak tersebut
justru membantu menurunkan kolesterol LDL dan trigliersida yang
berbahaya jika kadarnya berlebuhan.

2.4.2 Protein Hewani


a. Telur

Telur adalah sumber protein hewani dengan kandungan nutrisi


terlengkap dibandingkan makanan sumber protein lainnya. Sebutir
telur rebus mengandung 7gram protein dengan hanya 2gram lemak
jenuh. Untuk menghindari lemak jenuh, gunakan putih telur dan buang
kuningnya. Studi-studi menemukan, orang-orang yang makan telur dan
roti panggang untuk sarapan bisa kenyang lebih lama dan
mengonsumsi lebih sedikit kalori sepanjang hari. Telur memang
mengandung sejumlah kolesterol. Tapi, lusinan studi telah
menunjukkan bahwa lemak jenuh (bukan kolesterol dari makanan)
yang meningkatkan kadar kolesterol darah.

b. Daging Ayam

Daging ayam mengandung banyak protein yang kita butuhkan.


Jumlah kandungan protein yang terdapat pada daging ayam mencapai
18 gram per 100 gram dada ayam. Daging ayam merupakan jenis

10
daging yang bisa dibilang paling murah dan sering dikonsumsi oleh
masyarakat kita.

c. Udang

Di dalam 100gram udang mengandung 20.3 gram protein.


Kandungan protein dalam udang disebut Complete Protein karena
kandungan asam aminonya yang tinggi.

d. Ikan Salmon

Selain mengandung vitamin ikan segar juga mengandung banyak


protein. Untuk jenis ikan laut, ikan salmon, tenggiri, tongkol dan kakap
merupakan jenis yang mempunyai kandungan protein tertinggi. Untuk
ikan air tawar, belut adalah sumber protein yang paling bagus.

e. Susu

11
Di dalam susu tidak hanya terkandung lemak dan kalsium. Namun
susu juga mengandung protein. Dianjurkan bagi kaum obesitas untuk
mengurangi susu dalam pemenuhan protein dalam tubuh. Hal itu
dikarenakan kandungan lemak susu dapat menambah tumpukan lemak
yang ada di dalam tubuh penyandang obesitas. Untuk sumber protein
nabati bisa diperoleh dari susu kedelai.

f. Keju

Kandungan protein dalam keju cukup tinggi. Namun dianjurkan


tidak terlalu banyak mengkonsumsi keju. Keju mengandung lemak,
sehingga jika dikonsumsi secara terus menerus menyebabkan obesitas
atau kelebihan berat badan.

2.5 Fungsi Protein Bagi Tubuh

a. Meningkatkan kesehatan jantung


Jantung merupakan salah satu organ manusia paling vital yang harus
dijaga kesehatannya. Selain berolahraga dan menghindari makanan
pemicu sakit jantung. Untuk menjaganya, mengonsumsi makanan yang
kaya akan protein adalah salah satunya. Protein mampu membentuk
perlindungan khusus bagi tubuh dengan cara menstabilkan kandungan
kolesterol jahat yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.

b. Meningkatkan kesehatan kulit, otot dan rambut

12
Memiliki rambut dan kulit yang sehat merupakan impian bagi setiap
orang. Selain menggunakan vitamin, mendapatkan kulit dan rambut yang
sehat dengan cara mengonsumsi protein sesuai kebutuhan harian tubuh.
Protein dapat membuat kulit elastis dan sehat. Protein juga mampu
memperbaiki kesehatan otot. Sehingga ini akan membuat otot lebih sehat,
kuat dan terhindar dari penyakit yang menyerang tulang.

c. Untuk Pembentukan Janin


Ibu hamil sangat wajib memenuhi asupan protein dalam setiap
harinya yaitu 75gram. Protein yang dikonsumsi sepanjang kehamilan
sangat membantu untuk pertumbuhan organ janin, mulai dari otak, tulang,
otot, sistem pernapasan.

d. Protein menghasilkan tenaga

Selain glukosa, protein juga merupakan zat yang baik untuk


membantu pembentukan tenaga. Karbohidrat yang dikonsumsi akan diolah
menjadi energi dengan menggunakan bantuan protein
e. Menyeimbangkan berat badan
Berat badan ideal merupakan impian setiap orang. Karena berat
badan yang ideal, selain dapat membuat tubuh terhindar dari penyakit
berat, badan ideal juga membuat penampilan seseorang lebih
menarik.fungsi protein. Fungsi protein yang paling utama adalah untuk
pembentukan sel pada tubuh.

f. Sebagai zat pembangun


Berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan,
menggantikan sel-sel yang telah mati dan aus terpakai sebagai protein
struktural.

g. Sebagai mekanisme pertahanan tubuh

13
Melawan berbagai mikroba dan zat toksik lainnya yang datang dari
luar dan masuk ke dalam tubuh.

h. Sebagai zat pengatur

Berfungsi dalam pengaturan proses-proses metabolisma dalam


bentuk enzim dan hormone. Proses-proses metabolic atau reaksi biokimia
diatur dan dilangsungkan atas pengaturan enzim. Sedangkan aktivitas
enzim diatur lagi oleh hormone, agar terjadi hubungan yang harmonis
antara proses metabolisma yang satu dengan yang lainnya.

i. Mengganti Sel yang Rusak

Protein juga dapat mengganti sel yang rusak dan membentuk sel
baru. Sehingga protein juga berfungsi sebagai zat pembangun terutama sel
otot.
j. Sebagai Pembawa Materi Genetika
Protein juga berfungsi sebagai pembawa materi genetika dengan
tahapan yang disebut sintesis protein. Dari proses inilah ditentukan sifat
dan keunikan dari setiap individu.
k. Untuk Mengatasi Busung Lapar
Busung lapar dapat dicegah dan diatasi dengan memberikan asupan
protein yang cukup. Penyakit kwashiorkor dan marasmus juga dapat
dicegah dengan asupan protein.
l. Memfasilitasi Reaksi Kimia
Protein berperan penting dalam beberapa reaksi biokimia penting
seperti mengikat hemoglobin dan membantu mengikat dan mengangkut
oksigen melalui darah.

2.6 Metabolisme Protein di Dalam Tubuh

2.6.1 Metabolisme Protein

14
Metabolisme protein adalah deskripsi dari proses fisik dan kimia yang
menyebabkan baik pembentukan atau sintesis, asam amino menjadi protein
dan pemecahan, atau katabolisme, protein menjadi asam amino. Asam amino
yang beredar melalui darah dan masuk ke jaringan tubuh, di mana mereka
disintesis kembali menjadi protein. Keseimbangan antara sintesis protein dan
katabolisme adalah penting untuk mempertahankan fungsi sel yang normal
Jaringan lunak membutuhkan asam amino untuk memproduksi jenis
protein yang dibutuhkan untuk pemeliharaan proses kehidupan. Sintesis asam
amino diperlukan untuk membentuk senyawa penting lainnya dalam tubuh,
seperti histamin, neurotransmitter, dan komponen nukleotida. Setiap asam
amino yang tersisa setelah sintesis baik disimpan sebagai lemak atau
dikonversi menjadi energi.
Asam amino dapat diklasifikasikan sebagai esensial dan non-esensial.
Asam amino esensial tidak dapat dibuat oleh tubuh tetapi sangat penting untuk
metabolisme protein. Asam amino ini harus diperoleh dari makanan. yaitu;
fenilalanin, valin, treonin, triptofan, isoleusin, metionin, histidin, lisin, dan
leusin.
Asam amino non-esensial adalah asam amino yang dapat diproduksi
dalam tubuh kita. Meskipun kita dapat memperoleh asam amino ini melalui
pola makan kita, tubuh manusia masih dapat mensintesis asam amino tertentu
tersebut. Asam amino non-esensial ini Alanine, sistein, sistin, glutamin,
glutathione, glisin, histidin, serin, taurin, asparagin, asam apartic, dan prolin.
Meskipun asam amino non-esensial yang tersedia dalam tubuh manusia,
mereka juga dapat diperoleh dari makanan seperti kacang-kacangan, biji-
bijian, daging, buah-buahan dan sayuran.
Hati adalah pusat untuk memecah protein yang dibutuhkan dan
mengirimkan asam amino yang dibutuhkan ke dalam darah. Ini terus
memantau dan merespon kebutuhan protein tubuh. Hati juga bertanggung
jawab untuk memproses dan mengeluarkan kotoran produk limbah yang
dihasilkan sebagai produk sampingan dari metabolisme protein.
Mengkonsumsi terlalu banyak protein akan menempatkan ketegangan
yang tak perlu pada tubuh dengan berbuat demikian. Tubuh akan merubah

15
lemak berlebih menjadi protein, seperti halnya dengan karbohidrat dan lemak
dari makanan. Kelebihan protein dalam makanan juga akan menyebabkan
metabolisme protein lebih banyak terjadi, yang menghasilkan produk-produk
limbah yang harus dibuang.
Karena protein dicerna dipecah dan disusun ulang terlalu lama untuk
digunakan dalam berbagai bagian tubuh, makan makanan yang mengandung
asam amino tertentu tidak berarti bahwa tubuh akan menggunakan asam
amino dalam bentuk individual itu. Sebagai contoh, beberapa orang berusaha
untuk melengkapi dengan jenis tertentu protein berharap untuk mendapatkan
keuntungan dari efek kesehatan mereka. Ini tidak bekerja sebagaimana
mestinya karena tubuh mengontrol metabolisme protein dengan memecah
protein dan memasang kembali mereka dengan asam amino lainnya untuk
memenuhi kebutuhan tubuh terbaik.
Protein makanan, sebagian besar ada pada daging dan sayur-sayuran.
Protein dicerna didalam lambung menggunakan enzim pepsin yang aktif pada
pH 2-3. Pepsin dapat mencerna semua jenis protein dalam makanan yang
mencerna kolagen. Kolagen adalah bahan dasar yang utama dalam jaringan
ikat pada kulit dan tulang rawan. Mulai dari proses pencernaan protein, pepsin
meliputi 10-30% dari pencernaan protein total. Pada proses ini, pemecahan
protein merupakan proses hidrolisis pada rantai polipeptida.
Proses pencernaan protein sebagian besar terjadi di usus dengan bentuk
yang telah berubah yaitu proteosa, pepton, dan polipeptida besar. Setelah
memasuki usus, produk-produk yang telah pecah sebagian besar akan
bercampur dengan enzim pankreas dibawah pengaruh enzim proteolitik seperti
tripsin, kimotripsin, dan peptidase. Baik tripsin maupun kimotripsin memecah
molekul protein menjadi polipeptida kecil. Kemudian peptidase melepas
asam-asam amino.
Asam amino yang ada didalam darah bersumber dari penyerapan melalui
dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel, dan hasil protein sintetis
asam amino dalam sel, dan hasil sintetis asam amino dalam sel. Asam amino
yang disentetis dalam sel maupun yang dihasilkan dari proses penguraian
protein dalam hati kemudian dibawah darah untuk digunakan dalam jaringan.

16
Pada hal ini, hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam
darah.
Kelebihan protein tidak disimpan dalam tubuh, melainkan akan dirombak
dalam hati menjadi senyawa yang mengandung unsur N, seperti NH3
(amonia) dan NH4OH (amonium hidroksida), serta senyawa yang tidak
mengandung unur N. Senyawa mengandung unsur N disentesis menjadi urea.
Pembentukan urea yang berlangsung dalam hati karena sel-sel hati dapat
menghasilkan enzim arginase. Urea yang dihasilkan tidak dibutuhkan oleh
tubuh, sehingga diangkut bersama zat-zat lainnya menuju ginjal, lalu
dikeluarkan melalui urin. Sebaliknya terjadi, pada senyawa yang tidak
mengandung unsur N disentetis kembali menjadi bahan baku karbodihdrat dan
lemak, sehingga dapat dioksidasi dalam tubuh agar menghasilkan energi.

2.6.2 Proses Metabolisme Protein di dalam Tubuh


a. Asam Amino Esensial
Asam amino esensial : tak dapat disintesis oleh tubuh, hanya
bisa didapat dari luar/ makanan.

Valin
Melalui beberapa tahap reaksi, valin dapa diubah
menjadi suksinil KoA yang kemudian masuk ke dalam siklus
asam sitrat. Dalam metabolisme ini mula-mula valin diubah
menjadi asam ketoisovalerat dengan cara transaminasi.
Selanjutnya asam ketoisovalerat diubah berturut-turut menjadi
isobutiril KoA dan suksinil KoA.
Biosintesis valin, suatu asam amino esensial, hanya
terjadi dalam tumbuhan dan organisme mikro. Biosintesis ini
diawali dari asam piruvat yang berturut-turut diubah menjadi
aseto laktat , , dihidroksi isovalerat, ketoisovalerat dan
kemudian valin.
Leusin
Leusin dapat diubah menjadi asam keto melalui
transaminasi oksidatif. Kemudian asam keto ini melalui
beberapa tahap reaksi diubah menjadi asetil KoA.

17
Salah satu senyawa yang terbentuk dalam tahap reaksi
tersebut ialah hidroksi metil glutamil KoA (HMG CoA),
yang juga merupakan salah satu zat antara dalam biosintesis
kolesterol.
Isoleusin
Dalam metabolismenya isoleusin juga mengalami reaksi
transaminasi oksidatif sehingga terbentuk asam keto, yaitu asam
keto metil valerat. Kemudian asam ini melalui beberapa
tahap reaksi diubah menjadi asetil KoA dan propionil KoA.
Asetil KoA dapat langsung masuk ke dalam siklus asam sitrat,
sedangkan propionil KoA diubah menjadi suksinil KoA baru
kemudian masuk ke dalam siklus asam sitrat .
Isoleusin juga merupakan asam amino esensial yang
disintesis dalam organisme mikro. Biosintesis isoleusin ini
dimulai dari asam , ketobutirat yang dapat dibentuk dari
treonin. Melalui beberapa tahap reaksi asam ketobutirat diubah
menjadi isoleusin.
Treonin
Treonin mengalami metabolisme yang serupa dengan
serin. Asam ketobutirat kemudian diubah menjadi propionil
KoA yang selanjutnya diubah menjadi suksinil KoA.
Di samping metabolisme tersebut treonin juga dapat
diubah menjadi glisin dan asetaldehida dengan cara pemecahan
molekulnya.
Fenilalanin
Sebagaimana telah diuraikan pada metabolisme tirosin,
fenilalanin dapat diubah menjadi tirosin yang kemudian melalui
beberapa tahap reaksi dapat diubah menjadi asam formiat dan
asam asetoasetat. Reaksi pembentukan tirosin dan fenilalanin
adalah reaksi tidak reversibel, artinya fenilalanin tidak dapat
dibentuk dari tirosin dan karenanta fenilalanin adalah asam
amino esensial sedangkan tirosin adalah asam amino
nonesensial.
Biosintesis fenilalanin terjadi pada organisme mikro dan
dapat dibentuk dari asam fosfoenol piruvat dan eritrosa-4-fosfat.

18
Kedua jenis ini melalui beberapa tahap reaksi dapat membentuk
asam fenilpiruvat yang selanjutnya dengan reaksi transaminasi
terbentuk fenilalanin.
Triptofan
Triptofan adalah suatu asam amino esensial dan satu-
satunya asam amino esensial yang mengandung cincin indol.
Metabolisme triptofan berlangsung antara lain melalui jalur
kinurenin-antranilat, yaitu suatu metabolisme melalui beberapa
tahap reaksi yang menghasilkan asam , ketoadipat yang
kemudian membentuk asetoasetil KoA. Dalam metabolisme ini
kinurenin dan asam 3-hidroksi antranilat merupakan senyawa-
senyawa antara.
Metionin
Metionin dapat diubah menjadi sistein , tetapi sistein
tidak dapat diubah kembali menjadi metionin. Homoserin yang
terbentuk pada reaksi pengubahan metionin menjadi sistein
dapat diubah menjadi asam ketobutirat.

Biosintesis metionin berawal dari asam aspartat. Asam


ini dapat diubah berturut-turut menjadi aspartilfosfat,
aspartatsemialdehida, homoserin,sistationin, homosistin, dan
metionin.

Biosintesis ini terjadi pula pada tumbuhan atau organisme mikro.


Lisin
Lisin adalah suatu asam diamino monokarboksilat. Lisin
dapat memberikan juga amino kepada asam amino lain, tetapi
tidak dapat dibentuk lisin kembali artinya tidak dapat terjadi
proses reaminasi setelah lisin mengalami reaksi deaminasi.
Melalui beberapa tahap reaksi lisin dapat diubah menjadi asam
glutarat.Lisin dapat terbentuk dari asam aspartat melalui

19
beberapa tahap reaksi. Asam aspartat diubah menjadi aspartat
semialdehida yang kemudian bereaksi dengan asam piruvat dan
pada reaksi tahap akhir membentuk lisin. Biosintesis lisin ini
terjadi dalam bakteri. Ragi dapat memproduksi lisin dari asam
ketoglutarat dengan asetil KoA.
Arginin
Dalam siklus urea, yaitu siklus reaksi-reaksi yang
menghasilkan urea dari CO2dan NH3, arginin merupakan salah
satu senyawa pada siklus tersebut. Arginin diubah oleh enzim
arginase menjadi ornitin dan urea. Selanjutnya sebagian dari
ornitin dapat diubah menjadi prolin dan asam glutamat yang
kemudian dapat pula diubah menjadi asam ketoglutarat yang
masuk dalam siklus asam sitrat. Arginin dapat dibuat dalam
tubuh tetapi bagi bayi tidak cukup untuk pertumbuhan sel,
sedangkan bagi orang dewasa telah cukup untuk proses
penggantian sel-sel yang rusak. Jadi kecepatan produksi arginin
dalam tubuh orang dewasa telah dapat mengimbangi kekurangan
yang terjadi oleh kerusakan protein. Pada bayi atau anak-anak
kecepatan produksi belum optimal, sehingga diperlukan
tambahan arginin dalam protein makanan.
Histidin
Seperti arginin, histidin diperlukan dalam protein
makanan untuk binatang muda (tikus) karena asam amino ini
tidak diproduksi dengan kecepatan yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan. Namun bagi orang dewasa histidin yang diproduksi
dalam tubuh telah cukup untuk mempertahankan keseimbangan
nitrogen, sehingga tidak diperlukan tambahan histidin yang
berasal dari protein dalam makanan.
Selain fungsinya sebagai pembentuk protein dalam
tubuh, histidin dapat diubah menjadi histamin dengan cara
dekarboksilasi. Histamin adalah suatu senyawa yang dapat
memperkecil tekanan darah, dan juga meningkatkan
pengeluaran cairan lambung. Enzim yang bekerja sebagai katalis

20
dalam reaksi pembentukan histamin ialah asam amino aromatik
dekarboksilase yang terdapat dalam ginjal, otak, dan hati.
Metabolisme histidin sebagian besar terjadi dalam hati.
Melalui beberapa tahap reaksi, histidin diubah menjadi asam
glutamat oleh enzim histidase dan urokinase.
Biosintesis histidin yang berlangsung pada organisme
mikro terdiri atas beberapa tahap reaksi yang berawal dari reaksi
kondensasi antara fosforibosil pirofosfat dengan ATP, yang
dibantu oleh ATP fosforilase sebagai katalis.

b. Asam Amino Non Esensial


Asam amino non esensial: dapat disintesis oleh tubuh oleh
senyawa lain.

Alanin
Alanin dapat diubah menjadi asam piruvat melalui
proses transaminasi sebagai berikut.
Reaksi tersebut bersifat reversible. Asam piruvat
merupakan senyawa yang terbentuk pada jalur metabolisme
karbohidrat. Dengan demikian reaksi metabolisme alanin ini
merupakan hubungan antara metabolisme protein dengan
metabolisme karbohidrat. Alanin adalah asam amino nonesensial
yang dapat dibuat didalam tubuh melalui reaksi transaminasi
piruvat dengan asam glutamat atau asam amino lain.
Glisin
Glisin dapat mengalami reaksi deaminasi oksidatif oleh
glisin oksidase, yaitu enzim yang terdapat dalam jaringan hati
dan ginjal. Dalam reaksi ini glisin akan diubah menjadi asam
glioksilat dan amonia. Asam glioksilat yang terbentuk dapat
diuraikan lebih lanjut menjadi formaldehida dan karbondioksida.
Asam glioksilat dapat juga dibah menjadi asam malat
yang menjalani metabolisme melalui siklus asam sitrat. Di
samping itu glisin dapat diubah pula menjadi serin dengan
adanya 5-formiltetrahidrofolat. Dalam reaksi ini 5-

21
formiltetrahidrofolat berfungsi sebagai donor gugus formil
kepada glisin
Glisin dapat berfungsi dalam proses penawar racun ,
misal apabila asam benzoat atau derifatnya termasuk dalam
makanan maka glisin akan bergabung dengan zat-zat tersebut
sehingga terbentuk asam hipurat yang tidak bersifat racun.
Sistin dan Sistein
Sistin dan Sistein adalah dua senyawa yang saling dapat
diubah dari yang satu kepada yang lain dan mengalami
metabolisme yang sama dalam tubuh.
Dalam metabolisme sistein dapat diubah menjadi asam
piruvat melalui tiga cara :
1. Reaksi pengubahan sistein dengan enzim sistein
desulfhidrase.
2. Melalu pembentukan asam sisteinsulfinat, kemudian
diubah menjadi asam sulfinilpiruvat sehingga
membentuk asam piruvat.
3. Melalui reaksi transminasi membentuk asam tiopiruvat,
kemudian diubah menjadi asam piruvat.
Sistin dan Sistein adalah asam amino nonesensial yang
dibuat dari asam amino esensial metionin. Metionin terlebih
dahulu diubah menjadi homosistein, kemudian homosistein
bereaksi dengan serin membentuk homoserin dan sistein.
Serin
Metabolisme serin berlangsung melalui reaksi deaminasi
dan menghasilkan asam piruvat. Metabolisme ini terjadi dengan
menggunakan treonin aldolase selaku katalis. Biosintesis serin
dimulai dari asam fosfogliserat yang terbentuk pada proses
glikolisis dan berlangsung melalui beberapa tahap reaksi
sehingga terbentuk serin.
Tirosin
Tirosin dapat diubah menjadi asam p-
hidroksifenilpiruvat dengan cara transaminasi. Reaksi ini
berlangsung dengan bantuan enzim tirosin ketoglutarat
transaminase dan piridoksal fosfat sebagai koenzim. Selanjutnya
melalui beberapa tahap reaksi asam p- hidroksifenilpiruvat

22
diubah menjadi asam fumarat dan asam asetoasetat. Asam
asetoasetat pada akhirnya diubah menjadi asetil KoA dan asam
asetat.
Tirosin dapat dibentuk dari fenilalanin dengan bantuan
enzim fenilalanin hidroksilae sebagai katalis. Dalam reaksi ini
O2 diubah menjadi H2O dan untuk ini ada dua kegiatan yang
berlangsung yaitu kegiatan II reduksi dihidrobiopterin oleh
NADPH menjadi tetrahidrobiopterin dan kegiatan I reduksi
O2 menjadi H2O dan pengubahan fenilalanin menjadi tirosin,
sedangkan tetrahidropterin berubah menjadi dihidrobiopterin
kembali.
Asparagin dan Asam Aspartat
Dalam metabolismenya, asparagin diubah menjadi asam
aspartat dengan bantuan enzim asparaginase. Kemudian asam
aspartat diubah menjadi asam asam oksaloasetat oleh enzim
transaminase. Di samping itu asam aspartat dapat membentuk
beberapa buah asam amino esensial melalui beberapa tahap
reaksi . Asam amino esensial yang terbentuk dari asam aspartat
adalah lisin, metionin, treonin, dan isoleusin. Sebaliknya asam
aspartat dapat dibentuk dari asam oksaloasetat dengan reaksi
transaminasi. Dari asam aspartat dapat dibentuk asparagin
dengan enzim asparagin sintetase. Dalam reaksi ini diperlukan
donor gugus amino dan ATP sebagai sumber energi yang diubah
menjadi AMP. Sebagai kofaktor diperlukan ion Mg+.
Donor gugus amino untuk reaksi yang terjadi pada
binatang mammalia adalah glutamin, sedangkan pada bakteri
digunakan amonia. Asparagin dapat pula dibentuk dari asam
ketosuksinat.
Glutamin dan Asam Glutamat
Asam glutamat banyak terlihat dalam reaksi transaminasi
dengan bantuan enzim glutamat transaminasi dengan bantuan
enzim glutamat transaminase, suatu enzim yang mempunyai
aktivitas tinggi dan terdapat banyak pada jaringan hewan. Dalam
reaksi transaminasi asam glutamat diubah menjadi asam -

23
ketoglutarat. Selain dengan reaksi transaminasi, asam
ketoglutarat dapat pula dibentuk dari asam glutamat dengan
reaksi deaminasi oksidatif. Dalam reaksi ini yang bekerja
sebagai katalis ialah glutamat dehidrogenase dengan bantuan
koenzim NAD+ atau NADP+ . Oleh karena transaminasi maupun
deaminasi oksidatif tersebut adalah reaksi yang reversibel, maka
kedua reaksi tersebut dapat merupakan reaksi katabolisme
maupun biosintesis asam glutamat. Dalam otak asam glutamat
dapat diubah menjadi asam amino butirat dengan reaksi
dekarboksilasi oleh enzim glutamat dekarboksilase. Asam
amino butirat ini dapat diubah kembali menjadi asam glutamat
oleh asam ketoglutarat.
Glutamin dapat diubah menjadi asam glutamat oleh enzim glutaminase dalam
reaksi deaminasi yang tidak bersifat reversibel. Biosintesis glutamin dari asam
glutamat berlangsung dengan bantuan enzim glutamin sintetase serta ATP dan
Mg++. Enzim tersebut terdapat dalam ginjal, otak, dan retina.

2.7 interaksi Protein dengan Zat Lainnya di dalam Tubuh

2.7.1 Interaksi Protein dengan Air

Interaksi ini didasarkan pada adanya sifat hidrofilik protein. Sifat ini
timbul oleh adanya rantai sisi polar di sepanjang rantai peptida, yaitu
gugus karboksil dan amino. Molekul protein mempunyai beberapa gugus
yang mengandung atom N atau O yang tidak berpasangan. Atom N pada
rantai peptida bermuatan negatif sehingga mampu menarik atom H dari air
yang bermuatan positif. Molekul air yang telah terikat tersebut dapat
berikatan dengan molekul air yang lain, karena memiliki sebuah atom O
dengan elektron yang tidak berpasangan (Damodaran and Paraf, 1997).
Protein akan mengalami perubahan muatan pada pH diatas dan dibawah
titik isoelektriknya. Pada pH di bawah titik isoelektrik muatan positifnya
lebih besar, sedangkan diatas titik isolektrik muatan negatifnya lebih besar.

24
Perubahan muatan menyebabkan menurunnya daya tarik menarik antara
molekul protein sehingga melekul lebih mudah terurai. Semakin jauh
perbedaannya dari titik isoelektrik maka kelarutan protein semakin
meningkat (Mangino, 1994). Penyerapan air oleh protein berkaitan dengan
adanya gugus-gugus polar rantai samping seperti karbonil, hidroksil,
amino, karboksil, dan sulfhidril yang menyebabkan protein bersifat
hidrofilik dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Perbedaan jumlah
dan tipe gugus-gugus polar tersebut menyebabkan perbedaan kemampuan
protein dalam menyerap air (Kilara, 1994).

2.8 Akibat dari Kekurangan dan Kelebihan Protein

2.8.1 Akibat dari Kekurangan Protein

Karena protein memiliki banyak fungsi yang sangat penting untuk


tubuh, maka tentu saja tubuh akan rentan terhadap penyakit akibat
kekurangan protein yang cukup. Adapun beberapa penyakit yang dapat
ditimbulkan akibat kekurangan protein, bisa sangat membahayakan hingga
menyebabkan kematian. Berikut ini diantaranya:
a. Marasmus
Marasmus merupakan bentuk kekurangan gizi buruk, yang paling
banyak ditemui pada bayi dibawah usia 12 bulan. Penyebabnya bisa
terjadi karena kekurangan protein yang sering disertai dengan gejala
kekurangan karbohidrat. Penyakit ini tentu cukup berbahaya jika
diderita, sebab dapat menggiring penderitanya pada kematian.
Ciri-ciri :
Berat badan kurang dari 60% dari berat badan yang seharusnya.
Suhu tubuh menjadi rendah.

25
Kulit di tubuh melonggar dan mengkerut sehingga bentuk tulang
sangat nampak.
Berwajah lonjong dan tampak lebih tua.
Perut berbentuk cekung yang biasa disertai dengan diare.
Kehilangan nafsu makan.

b. Kwashiorkor
Penyakit kwashiorkor ini merupakan penyakit yang bisa terjadi
akibat kekurangan protein. Berbeda dengan marasmus, penyakit ini
paling banyak ditemukan pada anak-anak usia 1 hingga 3 tahun. Apabila
pada marasmus tubuh penderitanya cenderung kurus, maka pada
kwashiorkor penampilan dari penderita terlihat normal.
Walaupun begitu, penyakit ini harus diwaspadai sebab jika tidak
maka anak-anak pertumbuhannya akan terhambat bahkan bisa
mengalami cacat mental, seperti ADHD pada anak.
Ciri-ciri :
Mengalami kelelahan yang tinggi
Terjadi pembengkakan pada perut, juga pada punggung kaki dan
tangan
Sering mengalami diare
Berwajah bulat
Pandangan mata sayu
Rambut menjadi kusam, tipis hingga kemerahan dan gampang
dicabut
Kehilangan nafsu makan dan gampang rewel
Hati berlemak dan membesar
Kekeringan pada kulit hingga bersisik dan pecah-pecah
Luka sulit untuk sembuh
Sering disertai dengan infeksi yang akut

c. Chachexia

Penyakit cachexia merupakan penyakit yang menyerang


seseorang akibat kekurangan protein. Menurut American Journal of
Clinical Nutrition, penyakit ini dapat menyebabkan penurunan berat
badan, penyakit kanker, gagal ginjal, penyakit menular AIDS, bahkan
kematian apabila tidak ditangani dengan baik.

26
Ciri-ciri :
Kerap merasa lelah walaupun hanya beraktifitas ringan.
Menipisnya otot rangka.
Terjadinya degradasi protein.
Berat badan menurun secara yang ekstrim.

d. Gagal Hati

Gagal hati adalah merupakan penyakit yang menyebabkan


kerusakan dan kehilangan fungsi hati akibat ketidakmampuan sel hati
untuk beregenerasi. Hal ini juga menjadi penyakit akibat kekurangan
protein. Karena menimbulkan hal yang membahayakan, maka kondisi
ini sangat memerlukan penanganan medis.
Ciri-ciri :
Merasa mual
Nafsu makan menghilang
Sering mengalami rasa lelah
Kulit dan mata menguning jika telah mencapai tahap akut
Pembengkakan pada perut
Mengalami diare
Gampang memar dan berdarah

e. Apati
Apati yaitu suatu kondisi yang menyebabkan emosi menjadi tumpul.
Efek penyakit akibat kekurangan protein ini, bisa mempengaruhi
tingkah laku dan fungsi kognitif. Biasanya, apati sering disertai dengan
depresi. Namun, kedua hal ini berbeda. Jika depresi berupa gangguan
emosi, maka apati berupa gangguan motivasi.
Ciri-ciri :
Kurangnya usaha sehingga sering bergantung pada orang lain
Tidak ada keinginan untuk belajar hal-hal baru
Kurang peduli terhadap masalah
Fluktuasi emosi tidak terjadi
Kurangnya respon terhadap suatu peristiwa atau kejadian

f. Edema
Penyakit edema ini merupakan nama lain dari retensi air, yakni
penyakit kekurangan protein yang paling sering diderita manusia. Jika

27
darah yang mengalir pada tubuh tidak memiliki protein yang cukup,
maka seseorang bisa mengalami gejala tekanan darah rendah sehingga
gampang pusing, lemas dan malas beraktifitas.
Akibatnya, genre darah yang tidak mengandung protein dapat
membentuk jaringan pada sekitar pembuluh darah yang mirip dengan
gumpalan air. Jaringan inilah yang biasa disebut dengan edema.
Ciri-ciri :
Pembengkakan pada kulit dan kadang terasa kenyal
Kadang disertai nyeri atau tidak
Kadang disertai demam atau tidak

g. Rambut Rontok
Rambut yang rontok secara tidak normal bisa terjadi akibat tubuh
kekurangan protein. Ketika ratusan helai rambut mengalami kerontokan
tiap harinya, maka ini merupakan tanda bahwa seseorang sedang
mengalami penyakit rambut rontok. Hal ini tentu saja tidak bisa
dianggap sepele, sebab lama-kelamaan dapat membuat kepala menjadi
botak, bahkan sulit untuk tumbuh kembali.
Ciri-ciri :
Rambut mudah lepas saat menyisir ataupun saat keramas
Banyak rambut berguguran saat bangun tidur
Banyaknya rambut yang menempel pada baju yang dikenakan

h. Gangguan Otak
Otak merupakan pusat saraf manusia agar dapat berpikir serta
mampu menggerakkan tubuh. Jika seseorang kekurangan protein, maka
kecepatan berpikir orang tersebut akan menjadi rendah bahkan sehingga
bisa mengakibatkan gangguan yang parah atau fatal. Misalnya saja
seperti berkurangnya kecepatan motorik, mudah stres atau depresi, dan
lainnya.

i. Penyakit Jantung
Jantung yang berdetak dalam tubuh manusia ternyata sangat
membutuhkan protein. Sebab, jika tubuh seseorang kekurangan protein,

28
maka denyut jantung yang bisa dihasilkan sangat rendah yaitu dibawah
60 kali denyutan dalam satu menit.
Ciri-ciri :
Sering mengalami sesak nafas
Biasa mengalami gejala batuk
Nafsu makan menjadi berkurang
Gampang lelah atau lemas

j. Kelelahan
Tubuh yang sering mengalami kelelahan merupakan salah satu tanda
bahwa seseorang kekurangan protein. Jika protein ini tidak cukup untuk
tubuh, maka jaringan otot yang mengalami kelelahan bisa rusak
sehingga tidak dapat melakukan regenerasi.
Adapun beberapa hal membahayakan yang ditimbulkan oleh
kelelahan ini seperti kram, rheumatik dan lainnya.
Ciri-ciri :
Gampang merasa resah.
Sering jatuh tertidur saat sedang duduk atau saat melakukan
aktifitas.
Merasa kurang keseimbangan pada tubuh.
Mudah marah.
Sulit berkonsentrasi.

2.8.2 Akibat dari Kelebihan Protein

Walaupun protein sangat penting bagi tubuh, namun bukan berarti


mengkonsumsi protein dalam jumlah yang banyak bisa menyehatkan
tubuh. Ternyata, mengkonsumsi protein berlebih juga tidak baik bagi
kesehatan, bahkan dapat menimbulkan penyakit.
Adapun beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan apabila berlebihan
dalam mengkonsumsi protein adalah:

a. Ginjal

29
Kelebihan protein pada tubuh, dapat menyebabkan seseorang
mengalami gagal ginjal. Sebab, mengkonsumsi protein yang berlebih,
maka akan membuat ginjal terpaksa bekerja lebih ekstra untuk
membuang semua kelebihan nitrogen pada tubuh dan akhirnya
membuat seseorang mengalami gagal ginjal.
Selain itu, jika hal ini terjadi, maka akan mengakibatkan kadar urea
menjadi tinggi, sehingga bisa menyebabkan masalah asam urat.
Ciri-ciri:
Kepala terasa pusing hingga sulit untuk berkonsentrasi
Merasa gatal sehingga meninggalkan ruam pada tubuh
Merasa kedinginan pada tubuh
Mengalami sesak nafas
Merasa sakit pada daerah sekitar pinggang

b. Pengasaman Darah

Pengasaman pada darah bisa terjadi karena kelebihan protein


dan disertai dengan hilangnya elektron. Penyakit seperti ini
menyebabkan sistem imun tubuh manusia menjadi lemah
sehingga dengan mudahnya tubuh terserang penyakit dan sulit
untuk disembuhkan.

c. Osteoporosis

Konsumsi protein dalam jumlah yang cukup sangat penting untuk


menjamin kesehatan tulang.

Diet rendah protein dapat meningkatkan kehilangan massa tulang. Akan


tetapi, konsumsi protein dalam jumlah tinggi juga tidak dianjurkan.

Dalam jumlah tinggi, protein yang dicerna tubuh akan melepaskan asam
ke dalam aliran darah. Asam tersebut akan dinetralisasi tubuh dengan
menguraikan kalsium dari tulang yang kemudian akan dibuang melalui
urine. Protein hewani lebih bersifat hiperkalsiurik dibandingkan protein
nabati.

30
Penyakit akibat kekurangan protein maupun penyakit akibat
kekurangannya ini, tentu saja bisa terjadi pada siapa saja. Sehingga
kita perlu mewaspdainya dengan melakukan gaya hidup
sehat terhadap pola makan yang mencukupi kebutuhan nutrisi protein
ini.

31

Anda mungkin juga menyukai