Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berati “yang paling utama”.
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer darimonomer-monomer Asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan  ikatan peptida. Molekul Protein
mengandung karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan kadang
kala sulfur (S) serta fosfor (P).

Protein berfungsi sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh. Sebagai
zat utama pembentuk maksudnya Protein merupakan zat utama pembentuk sel-sel
tubuh dan digunakan sebagai sumber energi jika berkurang karbohidrat dan lemak
di dalam tubuh. Kebanyakan Protein merupakanenzim atau subunit enzim.

Asam amino merupakan unit pembangun Protein yang dihubungkan melalui


ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N,
serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan Asam amino yang terdapat di
alam hanya 20 Asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Tidak semua
Asam amino terdapat di dalam molekul Protein, karena memiliki tugas lain

Sama hal nya dengan proses metabolisme pada komponen lain, pada metabolisme
Protein dan Asam amino juga terjadi anabolisme dan katabolisme yang juga
membutuhkan peranan enzim. Sehingga kita harus tahu bagaimana proses
metabolisme dari Protein dan Asam amino. Maka dari itu kami menyusun
makalah ini yang di dalamnya kami berusaha memaparkan dan menjelaskan
secara rinci, bagaimana proses metabolisme Protein dan Asam amino. Sehingga

1
para pembaca dapat memahami secara jelas proses metabolisme Protein dan Asam
amino.

B.       Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut :
1.    Apa pengertian, fungsi dan sumber Protein dan Asam amino ?
2.      Apa pengertian metabolisme ?
3.      Bagaimana proses metabolisme Protein dan Asam amino ?
4.      Bagaimana penguraian Protein dalam tubuh ?
5.      Bagaimana keadaan Asam amino dalam darah ?

C.    Tujuan Makalah


Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah kami ini antara
lain sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian, fungsi dan sumber Protein dan Asam
amino.
2.     Menjelaskan pengertian metabolisme.
3.      Menjelaskan bagaimana proses metabolisme Protein dan Asam
amino.
4.      Mengetahui bagaimana penguraian Protein dalam tubuh ?
5.      Mengetahui bagaimana keadaan Asam amino dalam darah ?

2
BAB II
ISI

2.1.    Pengertian Protein dan Asam Amino

2.1.1 Pengertian Protein

Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia.
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer darimonomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfurserta fosfor.

Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid,


danpolinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu,
protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia.
Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.

a) Sumber protein :
1. Daging
2. Telur
3.   Susu, dan produk sejenis Quark
4.   Tumbuhan berbji
5.   Suku polong-polongan
6. Kentang

b) Peran Protein bagi tubuh :


1. Sumber energi
2. Pembentukan dan perbaikan sel dan jaringan
3. Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi
4. Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel

3
Tabel Fungsi dari protein secara terperinci adalah sebagai berikut :

Fungsi Jenis Contoh


Katalitik Enzim Katalase pepsin
Struktural Protein struktural Kolagen, elastin, keratin
Motil (mekanik) Protein kontraktil Aktin, Myosin
Penyimpanan Protein angkutan Kasein (susu), ovalbumin
(telur), feritin (penyimpan
besi)
Pengangkutan Protein angkutan Albumin serum (asam
lemak) hemoglobin
(oksigen)
Pengatur Protein hormon Insulin
enzim pengatur Fosfofruktokinasa
Perlindungan Antibodi Imun globulin
Protein penggumpal Trombin, fibrinogen
Tanggap toksik Protein toksin Toksin bisa ular, toksin
bakteri (bortulisme,
difteri)

Protein menyusun ¾ zat padat tubuh yaitu otot, enzim, protein plasma, antibodi,
hormon. Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide. Banyak
protein terdiri ikatan komplek dengan fibril → protein fibrosa. Macam protein
fibrosa: kolagen (tendon, kartilago, tulang); elastin (arteri); keratin (rambut,
kuku); dan aktin-miosin.

Macam-macam protein yaitu :


1. Peptide: 2 – 10 asam amino
2. Polipeptide: 10 – 100 asam amino
3. Protein: > 100 asam amino
4. Antara asam amino saling berikatan dengan ikatan peptide
5. Glikoprotein: gabungan glukose dengan protein
6. Lipoprotein: gabungan lipid dan protein.

Rantai polipeptida melipat sedemikian rupa memben-tuk suatu struktur yang khas
(konformasi) di dalam protein. Konformasi tersebut merupakan bentuk tiga
dimensi suatu protein yang membentuk struktur protein. Terdapat empat struktur

4
pada protein: struktur primer, sekunder, tersier, dan ada yang berbentuk quar-
terner.

Struktur protein primer adalah suatu urutan linier asam amino yang bergabung
melaluiikatan peptida. Struktur sekunder dari suatu protein meliputi suatu
pelipatan pada rantai polipeptida. Secara umum ada dua bentuk umum dari
struktur sekunder yaitu α-helix dan β-pleated sheet (konformasi β). Bentuk α-helix
adalah silindris, terjadi karena adanya ikatan hidrogen yang parallel sepanjang
sumbu helixnya. Pada tipe konformasi β, ikatan hidrogen terbentuk diantara rantai
polipeptida yang berdekatan atau berdampingan secara parallel atau anti parallel.

Gambar 1.Struktur Protein

1) Struktur Primer
Susunan linier asam amino dalam protein merupakan struktur primer. Susunan
tersebut merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang menentukan sifat
dasar dari berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk struktur
sekunder dan tersier.

2) Struktur Sekunder
Kekuatan menarik di antara asam amino dalam rangkaian protein menyebabkan
struktur utama membelit, melingkar, dan melipat diri sendiri. Bentuk-bentuk yang
dihasilkan dapat spriral, heliks, dan lembaran. Bentuk ini dinamakan struktur

5
sekunder. Dalam kenyataannya struktur protein biasanya merupakan polipeptida
yang terlipat-lipat dalam bentuk tiga dimensi dengan cabang-cabang rantai
polipeptidanya tersusun saling berdekatan.
Contoh bahan yang memiliki struktur sekunder ialah bentuk α-heliks pada wol,
bentuk lipatan-lipatan (wiru) pada molekul-molekul sutra, serta bentuk heliks
pada kolagen. Perhatikan bentuk α-heliks protein di bawah ini.

Gambar 1. Skema Alfa - Heliks. (Sumber: Kimia Pangan dan Gizi)

Pada struktur ini ikatan peptida, dan ikatan hidrogen antara gugus N - H dan C =
O berperan sebagai tulang punggung struktur.

3) Struktur Tersier
Kebanyakan protein mempunyai beberapa macam struktur sekunder yang
berbeda. Jika digabungkan, secara keseluruhan membentuk struktur tersier
protein. Bagian bentuk-bentuk sekunder ini dihubungkan dengan ikatan hidrogen,
ikatan garam, interaksi hidrofobik, dan ikatan disulfida. Ikatan disulfida
merupakan ikatan yang terkuat dalam mempertahankan struktur tersier protein.
Ikatan hidrofobik terjadi antara ikatan-ikatan nonpolar dari molekul-molekul,
sedang ikatan-ikatan garam tidak begitu penting peranannya terhadap struktur
tersier molekul. Ikatan garam mempunyai kecenderungan bereaksi dengan ion-ion
di sekitar molekul. Perhatikan ikatan-ikatan pada struktur tersier protein berikut.

6
Struktur tersier protein adalah bentuk atau susunan tiga dimensi dari semua asam
amino di dalam polipeptida. Bentuk protein secara alamiah atau bentuk protein
aktif berada dalam bentuk struktur tersier yang ditentukan oleh banyak ikatan non
kovalen. Jika suatu protein terdiri dari dua atau lebih polipeptida dinamakan
struktur quarterner. Hemoglobin pada sel darah merah manusia terdiri atas 4 rantai
polipeptida maka dinama-kan sebagai struktur quarterner. Masing-masing subunit
poli-peptida dapat dihubungkan dengan ikatan kovalen (misalnya ikatan disulfide)
atau ikatan non kovalen (interaksi elektro-statik, ikatan hidrogen, atau interaksi
hidrofobik).

Gambar 1. Ikatan pada Struktur Tersier Protein a. Interaksi Elektrostatik; b.


Ikatan Hidrogen; c. Interaksi Hidrofobik; d. Interaksi Hidrofilik; e. Interaksi
Disulfida. (Sumber: Kimia Pangan dan Gizi)

4) Struktur Kuartener
Struktur primer, sekunder, dan tersier umumnya hanya melibatkan satu rantai
polipeptida. Akan tetapi bila struktur ini melibatkan beberapa polipeptida dalam
membentuk suatu protein, maka disebut struktur kuartener. Pada umumnya
ikatan-ikatan yang terjadi sampai terbentuknya protein sama dengan ikatan-ikatan
yang terjadi pada struktur tersier.

    

7
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Suatu protein
merupakan untaian dari asam amino yang saling berikatan melalui suatu ikatan
peptida. Ikatan peptida merupakan suatu ikatan kovalen antara gugus α-amino dari
suatu asam amino dengan gugus α-karboksilat dari asam amino lainnya. Ketika
dua asam amino bergabung dengan satu ikatan peptida maka dinamakan
dipeptida. Penambahan sejumlah asam amino menghasilkan rantai yang panjang
dari gabungan asam-asam amino yang dinamakan oligopeptida (mengandung
sampai 25 residu asam amino) dan polipeptida (mengandung > 25 residu asam
amino).

2.1.2 Asam Amino

Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Berdasarkan
biosintesis Asam amino tebagi dua jenis Asam amino yaitu :
1. Essential : Histidin, Isoleusin, Leusin, Lysin, Metionin, Fenilalanin,
Treonin, Triftofan, Valin.
2. Nonessential : Alanin, Arginin, Asparagin, Asam aspartat, Cysteine, Asam
glutamat, Glutamine, Glycine, Proline, Serine, Tyrosine, Hydroxylysine,
Hydroxyproline.
3. Asam amino essential adalah asam amino yang tidak dapat di sintesis oleh
tubuh dan berasal dari makanan yang kita makan. Sedangkan asam amino
non essential adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan
yang berasal dari tubuh.

 Sumber asam amino :


1. Protein dalam makanan
2. Proses synthesa asam amino nonessential
3. (transaminasi terhadap metabolite)
4. Degradasi protein tubuh.

 Kegunaan asam amino :


1. Membentuk protein yang dibutuhkan
2. Membentuk glukosa
3. Membentuk badan-badan keton, dll

8
4.      Menghasilkan energy
5.       Membentuk molekul nonprotein (derivat asam amino).

2.2 Pengertian Metabolisme

Matabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup. Proses metabolisme terbagi menjadi dua yaitu Anabolisme dan
Katabolisme. Anabolisme adalah proses sintesis molekul kimia kecil menjadi
besar yang mebutuhkan energi (ATP), katabolisme adalah proses penguraian
molekul besar menjadi molekul kecil yang melepaskan energi (ATP).

2.3  Proses Metabolisme Protein dan Asam amino

Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di


usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Yaitu sebagian
besar zat makanan yang mengandung protein dipecahkan menjadi molekul-
molekul yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari saluran
pencernaan. Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk
darah. Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam
sel asam amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim).
Hati merupakan jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein.

Perubahan kimia dalam proses pencernaan dilakukan dengan bantuan enzim-


enzim saluran pencernaan yang mengkatalisis hidrolisis protein menjadi asam
amino. Berikut proses pencernaan protein :

1. Zat makanan yang mengandung protein masuk ke dalam mulut (Proses


mengunyah)
2. Masuk ke dalam lambung (Enzim pepsin bersama HCl mengubah protein
asli menjadi proteosa dan pepton yang masih merupakan derivat
proteinyang agak besar.)

3. Isi lambung (kimus) yang konsistensinya kental seperti rum susu, secara
intermitten masuk ke dalam duodenum melalui spinkter pilorus

9
4. Sekresi pankreas dan empedu yang sangat basa menetralkan asam dalam
kimus → pH menjadi alkali (perlu untuk aktivitas enzim berikutnya).

5. Getah pankreas yang mengandung enzim tripsin & kimotripsin →


mengubah protein asli, proteosa dan pepton menjadi polipeptida. Getah
pankreas yang juga mengandung enzim peptidase:
-Karboksipeptidase →menghidrolisis ikatan peptida terminal. Peptida
yang pada ujung karboksil rantai polipeptida lebih rendah
-Aminopeptidase & Dipeptidase →memecahkan ikatan peptida terminal
Asam amino pada ujung amino bebas rantai polipeptida bebas. Isi
duodenum terus masuk ke dalam usus. Getah usus yang disekresi oleh
kelenjar Brunner & Lieberkuhn juga mengandung enzim aminopeptidase
& dipeptidase. Proses hidrolisis peptida akan terus berlanjut sampai
protein makanan hampir seluruhnya berubah menjadi asam amino
penyusunnya. Asam amino di absorpsi oleh mukosa usus halus. Asam
amino masuk ke dalam sirkulasi darah.

Protein dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus di katabolisme


menjadi asam amino yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah. Asam amino
dalam darah di bawa ke hati menjadi asam amino dalam hati (ekstra sel),
kemudian asam amino tersebut ada yang di simpan dalam hati (intra sel)
dan sebagian dibawa oleh darah ke jaringan-jaringan tubuh.

Asam amino yang dibawa ke hati dikatakan ekstra sel karena sebagian
asam amino dalam hati ini kemudian akan dibawa sebagian keluar dari sel
atau menuju ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan. Setelah masuk
ke jaringan-jaringan tubuh asam amino ini akan masuk ke sel-sel tubuh
(asam amino dalam sel).

Dan sebagiannya lagi tetap didalam hati (intra sel) sebagai cadangan
protein dalam tubuh, bila tubuh kekurangan protein maka asam amino ini
diubah menjadi protein dan sebaliknya jika tubuh membutuhkan asam
amino dari dalam tubuh maka protein di rombak kembali menjadi asam

10
amino. Dan asam amino ini juga berfungsi membentuk senyawa N lain
yang berfungsi untuk pembentukan sel-sel tubuh, senyawa nitrogen ini
merupakan bagian utama dari semu protein, enzim, dan proses metabolik
yang disertakan pada sintesa dan perpindahan energi.

Keseimbangan nitrogen tubuh dikatakan positif bila n masuk tubuh > n yg


keluar dari tubuh berarti sintesis protein > katabolismenya, terjadi
misalnya pada masa penyembuhan, masa pertumbuhan, masa hamil
keseimbangan nitrogen yg negatif berarti katabolisme protein >
sintesisnya, terjadi misalnya pada waktu kelaparan, sakit keseimbangan
nitrogen yg setimbang terdapat pada orang dewasa normal dan sehat.

Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan maka asam
amino diubah menjadi asam keto. Proses perubahan tersebut terjadi dalam
siklus asam sitrat. Atau diubah mejadi urea. Berikut proses perubahan
asam amino menjadi asam keto dalam siklus sitrat.

Asam amino yang dibuat dalam hati atau dihasilkan dari proses
katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk
digunakan. Proses anabolisme dan katabolisme terjadi dalam hati dan
jaringan.

Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu:
1. Absorbsi melalui dinding usus
2. Hasil katabolisme protein dalam sel
3. Hasil anabolisme asam amino dalam sel

2.4 Penguraian Protein dalam Tubuh

Manusia melakukan pergantian protein tubuh  sebanyak 1-2 %   dari total protein
tubuh, khususnya protein otot. Dari total asam   amino   yang dihasilkan  melalui
proses tersebut sebanyak 75-80% digunakan kembali untuk sintesis  protein baru,
sedangkan 20-25% sisanya  akan membentuk Urea.

11
Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi asam amino
untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak. Pemecahan protein jadi
asam amino terjadi di hati dengan proses; deaminasi atau transaminasi.
Deaminasi; proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam bentuk urea.
Transaminasi; proses perubahan asam amino menjadi asam keto. Deaminasi
maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein → zat yang dapat
masuk kedalam siklus Krebs.

Pemecahan protein dalam tubuh yaitu sebagai berikut :


a.    Transaminasi; alanin + alfa-ketoglutarat → piruvat + glutamat
b.    Diaminasi; asam amino + NAD+ → asam keto + NH3.

Amonia (NH3)  merupakan racun bagi tubuh yang dapat meracuni otak sehingga
menjadi coma, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal, sehingga harus diubah
dahulu jadi urea (di hati), agar dapat dibuang oleh ginjal. Namun jika hati ada
kelainan (sakit) maka proses perubahan NH3 menjadi urea terganggu dan akan
menimbulkan penumpukan NH3 dalam darah yang disebut uremia. Berikut siklus
urea untuk pengeluaran NH3 dari dalam tubuh.

Asam amino yang berlebih akan diuraikan dan tidak disimpan. Untuk
mempertahankan kesehatan, seorang dewasa membutuhkan 30-60 gram protein
setiap hari. Mutu protein   ditentukan dari kelengkapan asam  aminonya, jika ada
asam amino yang terserap melalui   proses  pencernaan dan penyerapan  namun
asam amino tersebut tidak dibutuhkan di dalam   tubuh   maka asam amino yang
bersangkutan akan segera diuraikan menjadi urea. Karena itu   kelebihan  
konsumsi    protein (asam amino) yang berlebih tidak akan memberikan manfaat 
apapun.

Dalam tubuh protein mengalami perubahan tertentu dengan kecepatan yang


berbeda untuk tiap protein karene untuk tiap protein memiliki panjang dan urutan
asam amino yang berbeda. Ada tiga kemungkinan mekanisme pengubahan protein
yaitu :

12
1.      Sel mati, komponennya mengalami proses katabolisme dan dibentuk sel baru.
2.      Masing-masing protein mengalami proses katabolisme dan terjadi sintesis protein
baru, tanpa ada sel mati.
3.      Protein dikeluarkan dari dalam sel, kemudian diganti dengan sintesis protein baru.

Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan
digunakan untuk memproduksi senyawa Nitrogen yang lain, untuk mengganti N
yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. Adapun enzim yang
berperan dalam penguraian protein adalah : Enzim Protease  intrasel  berperan
dalam menghidrolisis  ikatan peptida internal protein sehingga   terjadi pelepasan
peptida yang kemudian akan diuraikan  menjadi  asam  amino  bebas oleh
enzim peptidase.  Enzim-enzim lain yang bertugas  menguraikan    asam amino
menjadi unit-unit  asam amino adalah enzim endopeptidase, aminopeptidase dan
karboksipeptidase

2.5 Asam Amino dalam Darah

Banyaknya asam amino dalam darah tergantung pada keseimbangan antara


pembentukan asam amino dan pengunaannya. Pada proses pencernaan makanan,
protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim
yang bersangkutan. Enzim-enzim tersebut adalah pepsin, tripsin, kimotripsin,
karboksi peptidase, amino peptidase, dipeptidase, dan tripeptidase.
 
Dalam keadaan puasa [asam amino] dalam darah biasanya sekitar 3,5 – 5 mg / 100
ml darah. Dan akan meningkat segera setelah buka puasa sekitar 5-10 mg/ 100 ml
darah. Kemudian turun kembali setelah 4-6 jam. Jumlah [asam amino] dalam
jaringan kira-kira 5-10 kali lebih besar daripada dalam darah.

2.6 Kelainan Metabolisme Protein

13
Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat -zat
yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya. Gangguan
metabolisme protein menyebabkan ketidakseimbangan zat-zat dalam
tubuh.protein merupakan sumber energi bagi tubuh.

Salah satu penyakit akibat gangguan metabolisme protein dijelaskan dengan


ditemukannya penyakit yang terjadi karena kekurangan protein. Kekurangan
protein hampir selalu disertai dengan kekurangan energi. Hubungan antara
kekurangan protein dan energi dapat tejadi karena protein merupakan salah satu
sumber utama pengahasil energi. Jika dalam makanan yang kita makan kurang
mengandung kurang mengandung energi maka tubuh akan mengambil protein
lebih banyak untuk menjadi energi. Ini berarti protein dalam tubuh akan semakin
berkurang. Penyakit yang terjadi karena kekurangan energy dan protein ini biasa
disebut dengan penyakit Kurang Energi Protein (KEP).

Penyakit ini ditemukan pada anak-anak atau ibu hamil. Penyakit KEP ini juga
dapat menyerang rang dewasa. Misalnya pada orang yang mengalami kelaparan
dalam waktu yang lama atau menderita penyakit kronis. Namun pada umumnya
penyakit terjadi pada anak-anak antara usia 2-5 tahun, ketika mereka berhenti
minum ASI dan menerima makanan tambahan. Yang kurang mengandung protein
atau tidak sama sekali.Ketika penyakit KEP ini menyerang seorang anak, maka
akan mucul gejala-gejala seperti kekurangan energi ( Marasmus ) dan kekurangan
protein ( Kwashiorkor ).

Pada penderita Marasmus pertumbuhan penderita/anak yaitu berat badan dan


tinggi badan terganggu, penderita sangat kurus, adanya perbesaran hati, kulit
tampak keriput, pada bagian muka terdapat kulit yang berlipat-lipat sehingga
muka anak seperti muka orang tua yang sudah keriput, mudah terserang diare,
infeksi saluran pernapasan dan batuk rejan. Pada penderita Kwashiorkor ciri-ciri
yang terjadi adalah adanya gangguan pada pertumbuhan berat badan dan tinggi
badan, lemah, kurus, apatis, kulit tampak kering, rambut tipis atau jarang,
kehilangan nafsu makan, diare, adanya perbesaran pada hati, dan anemia.

14
Defisiensi protein terjadi pada pemasukan protein kurang → kekurangan kalori,
asam amino, mineral, dan faktor lipotropik. Akibatnya :
1. Pertumbuhan tubuh
2. Pemeliharaan jaringan tubuh
3. Pembentukkan zat anti dan serum protein akan terganggu.
4. Penderita mudah terserang penyakit infeksi, perjalanan infeksi berat, luka
sukar
5. sembuh dan mudah terserang penyakit hati akibat kekurangan faktor
lipotropik.

 Ada lagi 2 penyakit akibat gangguan metabolism protein yaitu


1. Hipoproteinemia. Disebabkan karena beberapa hal tersebut :

 Exkresi protein darah berlebihan melalui air kemih


 Pembentukan albumin terganggu spt pada penyakit hati
 Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, juga pada
penyakit ginjal

2. Hipo dan Agammaglubulinemia


Ada 3 jenis :
a.       Hipoagammaglobulinemia kongenital
 Penyakit herediter, terutama anak laki-laki antara 9 – 12 thn
 Mudah terserang infeksi. Kematian sering terjadi akibat infeksi
 Plasma darah tidak mengandung gamma protein
 Dapat terjadi penyakit hipersensitivas (ex: penyakit artritis) karena tubuh tidak
dapat membentuk Ig.

b.      Hipo/ (a) gammaglobulinemia didapat Pada pria dan wanita pada semua usia
ditandai dengan:
 Penderita mudah terkena infeksi
 Terjadi hiperplasi konpensatorik sel retikulum → mengakibatkan
limfadenopathi dan splenomegali

15
c.       Hipoagammaglobulinemia sementara
 Hanya ditemukan pada bayi
 Merupakan peralihan pada waktu gamma globulin yang didapat dari ibu habis
dan anak harus membentuk gamma globulin sendiri.

Penyakit karena kelebihan metabolisme protein tidak ditemukan secara langsung


tapi kelbihan produksi protein dapat disebaban karena gangguan kerja insulin.
Seperti misalnya diabetes mellitus, dan diabetes insipidus.

BAB III
KESIMPULAN

16
3.1 Kesimpulan

Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia.
Protein adalahsenyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomerasam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Fungsi dari protein adalah sebagai zat
utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh, sedangkan asam amino sebagai
komponen protein.

Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di


usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Protein
diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah. Dalam
darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam sel asam
amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Semua
proses tersebut dibantu oleh enzim.

Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi asam
amino, yang terbagi menjadi dua proses; deaminasi atau transaminasi.
Deaminasi; proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam bentuk
urea. Transaminasi; proses perubahan asam amino menjadi asam keto.

Banyaknya atau keadaan asam amino dalam darah tergantung pada


keseimbangan antara pembentukan asam amino dan pengunaannya. Jika asam
amino yang dibentuk banyak maka  asam amino yang terdapat dalam darah
juga banyak. Penyakit yang ditimbulkan karena gangguan metabolisme
protein adalah penyakit kurang energy dan protein, Hipoproteinemia, Hipo
dan Agammaglubulinemia, diabetes mellitus dan diabetes insipidus.

DAFTAR PUSTAKA

17
Adi, Nur. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: Poltekkes Kemenkes RI
Makassar Jurusan Analis Kesehatan.

Colby. 1992. Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma. Jakarta: EGC
Harjasasmita. 1996. Ikhtisar Biokimia dasar B. Jakarta: FKUI

Harper, dkk. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Edisi 17. Jakarta:
EGC.

Hart, Harold. 1983. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Poedjiadi, Supriyanti. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Bandung: UI Press

Toha. 2001. Biokimia, Metabolisme Biomolekul. Bandung: Alfabeta

Wirahadikusumah. 1985. Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid. Bandung: ITB

18

Anda mungkin juga menyukai