Anda di halaman 1dari 37

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat membuat sediaan tablet dengan metode granulasi basa
2. Mahasiswa mampu melakukan uji evaluasi granul dan uji untuk sediaan
tablet metode granulasi basa
3. Pemenuhan materi RPS Mata Kuliah Sediaan Solid

B. Tinjauan Pustaka
1. Tablet
Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih
bahan obat yang dibuat dengan pemadatan. Tablet juga memiliki perbedaan
dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan ataupun ketebalannya. Kebanyakan
tipe atau jenis tablet dimaksudkan untuk ditelan dan kemudian dihancurkan
dan kemudian melepaskan bahan obat yang ada di dalam tablet tersebut ke
dalam saluran pencernaan. Yang dimaksud dengan tablet adalah sebagai
berikut :
a. Tablet adalah sedian padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata
atau cembung rangkap. Namun demikian, umumnya bulat yang
didalamnya mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa
zat tambahan.
b. Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa-cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, serta mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang di gunakan dapat berfungsi
sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat
pembasah atau zat lain yang cocok.
c. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi.
d. Tablet dapat di definisikan sebagai bentuk sediaan solida yang
mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa eksperimen
(yang meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas,
sifat kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan sifat anti lekat serta dibuat
dengan cara mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet.
(Kemenkes RI,2018.Teknologi Sediaan Solid.Depkes RI)
Keuntungan dan kerugian tablet
Tablet terbukti menunjukan suatu bentuk yang efisien, sangat praktis,
dan ideal untuk pemberian zat aktif secara oral. Hal ini mengidikasikan
bahwa tablet mempunyai keuntungan. Dari berbagai referensi, berbagai
keuntungan terhadap pemberian obat dalam bentuk sediaan tablet, antara
lain:
a. Praktis dan efisien. artinya waktu peresepan dan pelayanan di apotek
dapat lebih cepat, lebih mudah dibawa, dan disimpan.
b. Mudah digunakan dan tidak memerlukan keahlian khusus.
c. Dosis mudah diatur karena merupakan sistem satuan dosis (unit dose
system)
d. Efek yang ingin dihasilkan dapat diatur, yaitu dapat lepas lambat,
extended release, enteric tablet, orros, dan sebagainya.
e. Bentuk sediaan tablet lebih cocok dan ekonomis untuk produksi skala
besar.
f. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak yaitu dengan
penambahan salut selaput/salut gula.
g. Bentuk sediaan tablet memiliki sifat stabilitas gabungan kimia,
mekanik, dan mikrobiologi yang cenderung lebih baik dibanding
bentuk sediaan lain.
Selain memiliki kelebihan tablet juga memiliki kekurangan atau
kelemahan, adalah sebagai berikut :
a. Dapat menimbulkan kesulitan dalam terapi individual, karena obat
yang berbentuk tablet biasanya pahit dan terlalu besar. Akibat terlalu
besar biasanya sulit ditelan dan juga dapat berakibat rasa sakit di
tenggorokan, dan sebagainya.
b. Waktu hancur lebih lama dibanding bentuk sediaan lain, seperti yang
berbentuk larutan, injeksi, dan sebagainya.
c. Tidak dapat digunakan terhadap pasien yang dalam kondisi tidak
sadar atau pingsan.
d. Sasaran kadar obat dalam plasma lebih sulit tercapai. (Kemenkes
RI,2018.Teknologi Sediaan Solid.Depkes RI)
Metode pembuatan
Metode pembuatan tablet berdasarkan cara pembuatannya secara
umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu metode granulasi basah, metode
granulasi kering, dan metode kempa langsung. Metode pembuatan tablet
yang sering digunakan adalah metode kempa langsung, karena paling
efektif dan efisien bagi industri. Prosesnya yang sederhana, mudah,
peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit, serta waktu
pengerjaannya yang cepat sehingga dapat meminimalkan biaya produksi.
Hal kritis yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan tablet dengan
metode kempa langsung adalah pemilihan eksipien, diperlukan eksipien
dengan sifat alir dan kompresibilitas yang baik untuk pembuatan tablet
dengan metode kempa langsung. Karena prosesnya akan sangat
dipengaruhi oleh eksipien penyusun tablet yang digunakan. Secara umum
pembuatan tablet dapat dibuat dengan tiga metode, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Granulasi Basah
Metode granulasi basah sering digunakan apabila zat aktif yang
digunakan dalam formulasi bersifat tahan lembap dan panas, serta
memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang relatif buruk. Tujuan dari
pembuatan tablet dengan menggunakan metode granulasi basah yaitu
agar dapat meningkatkan sifat alir dan atau kemampuan kempa yang
dilakukan dengan cara mencampur zat aktif dan eksipien menjadi
partikel yang lebih besar dengan penambahan cairan pengikat dalam
jumlah yang tepat sehingga didapatkan massa cetak yang lembap yang
dapat digranulasi dan menghasilkan tablet yang tidak rapuh.
b. Metode Granulasi Kering
Metode granulasi kering sering digunakan apabila zat aktif yang
digunakan dalam formulasi bersifat termolabil atau sensitif terhadap
lembap dan panas, serta memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang
relatif buruk. Pembuatan tablet dengan metode granulasi kering
bertujuan untuk dapat meningkatkan sifat alir dan atau kemampuan
kempa massa cetak tablet. Metode granulasi kering dilakukan dengan
cara menekan massa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi
tablet besar (slug) yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan
diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang
diinginkan. Keuntungan granulasi kering adalah tidak diperlukan panas
dan kelembapan dalam proses granulasi sehingga cocok untuk zat aktif
dan eksipien yang sensitif terhadap panas dan lembap. Pembuatan
tablet dengan metode granulasi kering juga dapat dilakukan dengan
meletakkan massa cetak serbuk diantara mesin rol yang dijalankan
secara hidrolik untuk menghasilkan massa padat yang tipis, selanjutnya
diayak atau digiling hingga diperoleh granul dengan ukuran yang
diinginkan.
c. Metode Kempa Langsung
Metode Kempa Langsung yaitu pembuatan tablet dengan
kecepatan tinggi. Pembuatan tablet dengan metode ini memerlukan
eksipien yang memungkinkan untuk pengempaan langsung tanpa tahap
granulasi terlebih dahulu. Eksipien ini terdiri dari zat berbentuk fisik
khusus seperti laktosa, sukrosa, dekstrosa, atau selulosa yang
mempunyai sifat aliran dan kemampuan kempa yang diinginkan.
Bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak digunakan
adalah selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot-kering,
sukrosa yang dapat dikempa dan beberapa bentuk pati termodifikasi.
Metode kempa langsung menghindari banyak masalah yang timbul
pada granulasi basah dan granulasi kering. Walaupun demikian sifat
fisik masing- masing bahan pengisi merupakan hal kritis, perubahan
sedikit dapat mengubah sifat alir dan kempa sehingga menjadi tidak
sesuai untuk dikempa langsung. Kempa langsung merupakan metode
paling mudah dan murah karena pembuatannya dapat menggunakan
peralatan cetak tablet konvensional, bahan tambahan yang digunakan
umumnya mudah didapat, dan prosedur kerja yang singkat. Namun
metode kempa langsung terbatas pada obat dengan dosis kecil dan
massa cetak harus memiliki sifat alir yang baik. (Kemenkes
RI,2018.Teknologi Sediaan Solid.Depkes RI).

2. Antasida
Antasida adalah senyawa yang mempunyai kemampuan
menetralkan asam lambung atau mengikatnya. Sediaan antasida dapat
digolongkan menjadi 3, yaitu: dengan kandungan alumunium dan atau
magnesium, kandungan natrium bikarbonat, dan kandungan bismut dan
kalsium. Antasida bermanfaat untuk mengobati penyakit saluran cerna.
Antasida sering kali dapat meringankan gejala-gejala yang muncul pada
penyakit dispepsia tukak maupun bukan tukak, serta pada penyakit refluks
gastroesofageal (gastroesofagitis). Antasida paling baik diberikan ketika
gejala-gejala muncul atau diperkirakan akan muncul, lazimnya diantara
waktu makan dan sebelum tidur. Pemberian antasida bersama-sama obat lain
harus dihindari karena mungkin menggangu absorbsi obat lain.
Antasida, yang merupakan kombinasi aluminium hidroksida dan
magnesium hidroksida, bekerja menetralkan asam lambung dan
menginaktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri di ulu hati akibat iritasi
oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Efek laksatif dari magnesium
hidroksida akan mengurangi gelembung-gelembung gas, yakni efek
konstipasi dari aluminium hidroksida, dalam saluran cerna yang
menyebabkan rasa kembung berkurang. Saat diminum, obat akan segera
bereaksi dengan asam yang ada di lambung, sehingga terbentuk senyawa
yang relatif netral.
BAB II
ISI
A. Preformulasi
1. Rancangan Formula
a. Formula Induk
Tablet Granulasi Basah Antasida
b. Formula Standar
Al(OH)3 200 mg
Mg(OH)2 200 mg
Amylum Manihot 5%
Sakarin 2%
Mg Stearat 2%
Talk 1%
Perasa qs
Pewarna Hijau qs
Laktosa ad 500 mg

Sumber : Http://123dokcom/document/q0x25894-formulasi-
diswntegrating-antasida-explotab-penghancur-starlac-
sebagaipengisi.html.

c. Rancangan Formula
N Bahan Jumlah Fungsi Konsentrasi Pustaka
O
1. Al(OH)3 200 mg Zat Aktif 200 mg
2. Mg(OH)3 200 mg Zat Aktif 200 mg
3. Amilum 5% Pengikat 1-6 %
Manihot
4. Sakarin 2% Pemanis 2-20 %
5. Asam 2% Lubrikan 1-3 %
Stearat
6. Talk 1% Glidan 1-10 %
7. Pepermin 0,2 % Perasa 0,2-0,4 %
8. Pewarna Pewarna - -
Hijau
9. Laktosa Ad 500 Pengisi 80-90 %
mg

B. Data Preformulasi
1. Bahan Aktif

Kriteria Uraian Pustaka


Sinonim Aluminii Hydroxy Colloidate, FI Edisi III,
Aluminium Hidroxida Koloid, Alukol hal.80-81
Rumus Molekul Al(OH)3
Pemerian Serbuk halus mengandung sedikit
gumpalan; Putih, tidak berbau; tidak
berasa
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; mudah larut
dalam etanol (95%) P; larut dalam
Klorofrom dan Eter P
Khasiat Menetralkan asam lambung
Inkompabilitas Absorbsi aluminium meningkat bila
dikonsumsi bersama dengan sitrat dan
asam stearat
Alasan Pemilihan Sebagai bahan aktif, bekerja dengan
Bahan cara menetralkan asam lambung

Kriteria Uraian Pustaka


Sinonim Magnesium Hydroxydum, Magnesium FI Edisi III, hal.
hidroksida
Rumus Molekul Mg(OH)3
Pemerian Serbuk; Putih; Ruah
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan garam
etanol larut dalam asam encer
Khasiat Sebagai zat aktif
Inkompabilitas Magnesium trisilikat ketika digunakan
dengan obat seperti mebeverine
hydrochloride organil, Norfloxalin,
Surflaktat, dan Tetrasiklin cyclyn dapat
menyebabkan kekurangan biofibilitas
dengan membentuk klidaf
Alasan Pemilihan Efek laktatif dari Mg(OH)2 akan
Bahan mengurangi gelembung gas yakni efek
konstipasi dari Al(OH)3 dalam saluran
cerna yang menyebabkan rasa kembung
berkurang.

2. Bahan Tambahan
Kriteria Uraian Pustaka
Sinonim Natri Carboxymethyl cellulosum, FI Edisi III, hal.
Natrium Karboksimetil selulosa
Rumus Molekul
Pemerian Serbuk atau butiran; putih atau putih
kuning gading; tidak berbau atau
hampir tidak berbau; Higroskopik
Kelarutan Mudah mendispersi dalam air,
membentuk suspensi koloida, tidak
larut dalam etanol (95%) P; dalam eter
P dan pelarut organic lain.
Khasiat Sebagai zat tambahan (Pengikat)
Inkompabilitas Na CMC tidak kompatibel dengan
larutan asam kuat dan dengan garam
terlarut dalam besi dan beberapa logam
lainnya, Seperti aluminium, merkuri,
dan seng. Na CMC juga kompatibel
dengan Xantan gum. Pengendapan bisa
terjadi pada pH<2 dan jika dicampur
dengan etanol (95%) P, Na CMC
membentuk kompleks konservatif
dengan geatin dan pectin.
Alasan Pemilihan Karena lebih efektif dibandingakan
Bahan dengan gom arab/gelatin dan lebih
stabil dalam penyimpanan waktu yang
lama.

Kriteria Uraian Pustaka


Sinonim Magnesii Stearas, Magnesium stearat FI Edisi III, hal.
Pemerian Serbuk halus; Putih; licin dan mudah
melekat pada kulit; bau lemah khas
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dalam
etanol (95%) P dan dalam Eter P
Khasiat Antasidum; Zat tambahan (Lubrikan)
Inkompabilitas Tidak tercampurkan dengan asam kuat,
garam alkali dan besi
Alasan Pemilihan Dapat memperlancar aliran granul dan
Bahan mencegah penempelan granul die dan
punch

Kriteria Uraian Pustaka


Sinonim Talkum, Talk FI Edisi III, hal.
Pemerian Serbuk hablur; sangat halus dan licin,
mudah melekat pada kulit, bebeas dari
butiran, warna putih atau putih kelabu.
Kelarutan Tidak larut dalam hampir semua pelarut
Khasiat Glidan
Inkompabilitas Tidak tercampurkan dengan campuran
ammonium quartener
Alasan Pemilihan Karena dapat memperbaiki aliran
Bahan granul

Kriteria Uraian Pustaka


Sinonim Laktosa, Saccharum Lactis FI Edisi III, hal.
Pemerian Berupa serbuk atau massa hablur,
keras, putih atau putih krem, tidak
berbau dan rasa sedikit manis,
higroskopik.
Kelarutan Mudah larut larut dalam air dan lebih
mudah larut dalam air mendidih, sukar
larut dalam etanol, tidak larut dalam
kloroformdan dalam eter.
Khasiat Sebagai bahan pengisi
Inkompabilitas Tidak tercampurkan dengan campuran
ammonium quartener
Alasan Pemilihan Laktosa lebih bertujuan untuk
Bahan meningkatkan/memperoleh massa agar
mencakupi jumlah massa campuran
sehingga sediaan dapat adisi

Kriteria Uraian Pustaka


Sinonim Peppermint oil, minyak permen FI Edisi III, hal.
Pemerian Cairan tidak berwarna atau kuning
pucat, bau khas kuat menusuk, rasa
pedas diikuti rasa dingin jika udara
dihirup melalui mulut.
Kelarutan Dalam etanol 70%, satu bagian volume
dilarutkan dalam 3 bagian. Volume
etanol 70% tidak terjadi opalesensi
Stabilitas Stabil dibawah temperature normal
Khasiat Sebagai perasa
Inkompabilitas - Inkompabilitas dengan butyl Chlorat
Hydrafe, Champor chloral hydrate,
Chromium triokside, a-napthol,
phenol potassium permanganase,
dan thymol
- Penggunaan oral suspense 0,003 %
Alasan Pemilihan - Bersifat karminatif sehingga
Bahan mengurangi rasa kembung yang
menyebabkan efek dasi gastritis
- Rasa mint yang segar dapat
mengurangi rasa mual yang
menimbulkan efek samping dari
aluminium hidroksida

Kriteria Uraian Pustaka


Sinonim Sukrosa FI Edisi III, hal.
Pemerian Kristal, tidak berwarna atau serbuk
kristal putih, tidak berbau dan rasa
manis
Kelarutan Air (1:0,5), air 100 0c (1: 0,2), etanol
95% (1:70)
Stabilitas Stabil dalam suhu ruang dengan
kelembaban relative sedang dapar
mengabsorbsi hingga 1% lembab yang
dilepaskan. Pada pemanasan 900c
larutan sukrosa dapat menjadi tempat
pertumbuhan bagi mikroorganisme
pada konsentrasi diatas 60% dapat
menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dapat membetuk gula
baret pada suhu 110-1450c sebaiknya
disimpan dalam wadah tertutup baik di
tempat dingin dan kering
Khasiat Sebagai pemanis pasa konsentrasi 67%
Inkompabilitas Serbuk sukrosa dapat terkontaminasi
dengan sesepora logam berat yang
cenderung tidak tercampurkan dengan
aluminium. Dapat membentuk gula
invert bila dicampurkan dengan asam
pekat encer.
Alasan Pemilihan Karena berfungsi memperbaiki dengan
Bahan rasa manis, dan digunakan sebagai
pengikat untuk memperbaiki tablet.

Kriteria Uraian Pustaka


Sinonim Amylum Manihot, pati singkong FI Edisi III, hal.
Pemerian Serbuk sangat halus
Kelarutan Praktis, tidak larut dalam air dingin dan
dalam etanol
Stabilitas Terlindung dari kelembaban tinggi
Khasiat Zat pengikat
Inkompabilitas Zat yang bersifat inert
Alasan Pemilihan Memiliki sifat sebagai bahan pengikat
Bahan dan penghancur, murah dan mudah
didapat

Kriteria Uraian Pustaka


Sinonim Sakarina Natrium, Saccharinum FI Edisi III, hal.
natricum
Pemerian Serbuk hablur putih, tidak berbau atau
agak aromatic; sangat manis
Kelarutan Larut dalam 1,5 bagian air dan dalam
50 bagian etanol (95%) P
Khasiat Sebagai Pemanis
Inkompabilitas Dalam wadah tertutup baik
Alasan Pemilihan Sakarin dapat bereaksi dengan molekul
Bahan besar yang dapat memicu atau
menyebabkan reaksi tersebut terbentuk

3. Permasalah dan Penyelesaian Masalah


Permasalahan Penyelesaian Masalah
Tablet mudah melekat pada Ditambahkan bahan pelican atau lubrikan
punch atau cetakan sehingga bahan mudah melekat pada
cetakan, bahannya yaitu talcum dan asam
stearate.
Volume massa tablet kecil dapat Ditambah bahan pengisi sehingga dapat
membuat tablet sulit dicetak memperbesar volume massa, agar tablet
mudah dicetak. Bahannya yaitu Laktosa
Umumnya tablet memiliki rasa Ditambah sukrosa untuk memperbaiki rasa
pahit tablet dengan memberikan rasa manis
Pada saat maag kambuh, rasa Ditambah Apple green yang memberikan
tidak enak dimulut rasa yang khas, rasa dan aroma yang enak.
Untuk meningkatkan Ditambah Na CMC sebagai bahan pengikat
konertifikasi antar partikel
serbuk sehingga memberikan
kekompakan dan daya tahan
Pada umumnya Tablet tidak Ditambahkan Peppermint yang memberikan
memiliki aroma aroma yang menyegarkan
Aluminium Hidroksida dapat Ditambahkan magnesium hidroksida untuk
menyebabkan konstipasi mengurangi efek yang ditimbulkan
Magnesium Hidroksida dapat Dikombinasikan dengan aluminium
menyebabkan diare hidroksida untuk mengurangi efek yang
ditimbulkan.

C. Identifikasi Organoleptis
Bahan Kriteria Organoleptis berdasarkan Literatur Pustaka
Al(OH)3 Bentuk Serbuk halus mengandung sedikit gumpalan putih
Bau Tidak Berbau
Rasa Tidak berasa
Warna Putih
Mg(OH)3 Bentuk Serbuk putih
Bau Tidak Berbau
Rasa Tidak berasa
Warna Putih
Na CMC Bentuk Serbuk atau butiran putih, putih kuning gading
Bau Tidak Berbau, hampir tidak berbau
Rasa Tidak berasa
Warna Putih, putih kuning gading
Sukrosa Bentuk Hablur Putih
Bau Tidak Berbau
Rasa Manis
Warna Putih
Asam Bentuk Serbuk halus, Licin
Stearat Bau Lemah, Khas
Rasa Tidak berasa
Warna Putih
Talk Bentuk Serbuk hablur, Sangat halus, Licin
Bau Lemah, Khas
Rasa Tidak berasa
Warna Putih atau Putih kelabu
Na CMC Bentuk Serbuk atau butiran putih, putih kuning gading
Bau Tidak Berbau, hampir tidak berbau
Rasa Tidak berasa
Warna Putih, putih kuning gading
Pepermin Bentuk Cairan
t Bau Bau, kuat, menusuk
Rasa Pedas diikuti rasa dingin jika udara dihirup
Warna Tidak berwarna atau kuning pucat
Lakstosa Bentuk Serbuk hablur putih
Bau Tidak Berbau
Rasa Rasa agak manis
Warna Putih
Na CMC Bentuk Serbuk atau butiran putih, putih kuning gading
Bau Tidak Berbau, hampir tidak berbau
Rasa Tidak berasa
Warna Putih, putih kuning gading

D. Identifikasi Kualitatif
Nama Bahan Prosedur Uji Pustaka
Al (OH)3 a) Larutan endapan mempunyai hidroksida dalam 2
ml asam klorida 2 ml dan 2 ml tambahkan 1 ml
larutan ammonium asetat 10 M dan 2 ml reagen
amonium 0,1%. Kocok diamkan selama 5 menit
dan tambahkan larutan amonium karbonat,
amonikal-amonikal berlebih untuk menghilangkan
zat pewarna yang berlebihan terbentuk endapan
atau pewarna yang merah merona.
b) Dipipet 2 ml larutan uji ditambah beberapa tetes
reagen amonium terbentuk endapan putih
penambahan reagen berlebih endapan dapat larut.
c) Dipipet 2 ml larutan uji ditambah beberapa tetes
reagen berlebih endapan dapat larut.
d) Dipipet 2 ml larutan uji ditambahkan beberapa
tetes reagen amonium sulfida terbentuk endapan
putih.
e) eDipipet 2 ml larutan uji ditambah beberapa tetes
reagen natrium karbonat terbentuk endapan putih,
endapan larut pada reagen berlebih.
Mg (OH)2 a) Larutan 500 mg dalam 10 ml asam klorida 3 N (Depkes
ditambahkan amonium hidroksida 6N terbentuk 1995)
endapan gel putih tidak larut dengan penambahan
amonium hidroksida.
b) Dipipet 2 ml larutaj uji ditambah beberapa tetes
reagensia amonium terbentul endapan putih reagen
berlebih endapan dapat larut.
c) Dipipet 2 ml larutan uji ditambah beberapa tetes
reagensia amonium terbentuk endapan putih
penambahan reagen endapan dapat larut.
d) Dipipet 2 ml larutan uji ditambah beberapa tetes
reagen natrium karbonat terbentuk endapan putih
endapan larut pada reagen berlebih.
Na CMC Tambahkan sedikit demi sedikit +_ 1 gram pada 50 ml FI edisi III
air hangat sambil diaduk hingga mendispersi dengan hal. 401
rata larutkan pengadukan hingga diperoleh suspensi,
kondidal dinginkan memenuhi syarat berikut:
a) Encerkan 1 ml dengan air volume sama tambahkan
5 tetes larutan segar 1 gram, mentol dalam 25 ml
metanol p teteskan lemat dinding 2 ml asam sulfat
p hingga terbentuk lapisan bawah pada dinding
batas terjadi warna ungu merah
b) Pada 5 ml tambahkan larutan barium klorida P
volume sama terbentuk endapan halus putih.
c) Filtrat yang diperoleh pada (a) menunjukkan reaksi
natrium yang tertera pada reaksi identifikasi.
Magnesium Panaskan 1 gram dengan carifana 25 ml air dan 5 ml FI edisi III
stearat
asam klorida P didinginkan, lapisan minyak memadat tahun
suhu langsung kurang 5° dan lapisan air menunjukkan 1979 hal.
reaksi magnesium pada reaksi identifikasi. 354
Talkum Campur 500 mg dengan ± 200 mg natrium karbosilat
antisidrap antisidrap p pindahkan ke dalam krus
platina atau krus panaskan hingga melebur
sempurna .dinginkan pindahkan kedalam cawing
dengan pertolongan lebih kurang 50 ml tambahkan
asam klorida p uapkan batas penangas gil p hingga
kering dinginkan .
Tambahkan 20 ml air didihkan sering sisihkan pada
filtran tambahkan ± 2 gram amonium klorida p + 5 ml
amonium encer p .Jika terjadi endapan hablur putih
amonium magnesium foafat .
Pepermint Pada 3 tetes dalam tabung kimia kering tambahkan 5
ml campuran 1 bagian volume asam asetat glasial P
campur, tempat tabung dalam gelas kimia berisi air
mendidih, terjadi warna biru dalam waktu 1-5 menit.
Pada pemanasan selanjutnya warna lebih menjadi tua,
berfluoresensi merah tembaga. Kemudian warna
larutan memucat akhirnya menjadi kuning emas.
Laktosa a) Jika dipanaskan meleleh dan mengembang FI edisi III
kemudian terbakar terjadi bau gula terbakar, sisa hal. 332
diaduk.
b) Pada 5 ml larutan jenuh, tambahkan 5 ml larutan
natrium hidroksida encer P, panaskan terjadi warna
kuning kemudian merah kecoklatan, dinginkan
kemmudian tambahkan beberapa tetes larutan
kalium tembaga (II) fosfat P terbentuk endapan
merah tembaga (I) oksidasi.
Sukrosa Sampel dimasukkan 3 ml kedalam tabung dan 2
tetes pereaksi molish; ditambahkan perlahan-lahan
melalui dinding tabung reaksi sebanyak 3 ml asam
sulfat pekat, diamkan selama 2 menit, diencerkan
dengan 5 ml, air uji positif jika larutan berwarna
ungu.

E. Formulasi
a. Master Formula
Diproduksi oleh Tanggal Tanggal Dibuat oleh diperiksa
formula produksi
PT. Amare Farm Kelompok III
Bahan Nama bahan Kegunaan Pertablet Per bets
Fase dalam 97% Al(OH)3 Zat aktif 200 mg 44 gram
Mg(OH)2 Zat aktif 200 mg 44 gram
Amylum Pengikat 5% 1, 77815 gram
Manihot
Sakarin 2% Pemanis 2% 2,2 gram
Peppermint Perasa 0,2% 0,22 gram
0,2%
Laktosa Pengisi Ad 500 mg 1, 85 gram
Apple green Pewarna qs Qs
Fase luar 3 % Mg stearate Lubrikan 2% 1,85 gram
Talcum 1% Glidan 1% 0,92 gram

b. Penimbangan
No Nama Bahan Jumlah yang di timbang Jumlah yang dibuat
(Dosis)
1. Al(OH)3 200 mg 44 gram
2. Mg(OH)2 200 mg 44 gram
3. Amylum manihot 5% 1,77815 gram
4. Sakarin 2% 2,2 gram
5. Peppermint 0,2 % 0,22 gram
6. Mg Stearat 2% 1,85 gram
7. Talkum 1% 0,92 gram
8. Laktosa Ad 500 mg 7,80 gram
9. Apple Green qs qs
c. Perhitungan
Bobot Zat aktif : 400 mg
Bobot 1 Tablet : 500 mg
Jumlah tablet : 200 tablet
1. Fase dalam 97 %
a. Al(OH)3 = 200 mg
1 batch = 200 mg x 200 tablet
= 40.000 = 40 gram
Dilebihkan 10% = 40 gram + (10% x 40 gram)
= 40 gram + 4 gram
= 44 gram
b. Mg(OH)2 = 200 mg
1 Batch = 200 mg x 200 tablet
= 40.000 = 40 gram
Dilebihkan 10 % = 40 gram + (10% x 40 gram)
= 40 gram + 4 gram
= 44 gram
c. Amylum Manihot
Bobot FD 97 % x 500 mg = 485 mg
= 0,485 g
Perhitungan untuk 1 batch = 0,485 gram x 200 = 97 gram
1/3 x FD = 1/3 x 97 gram
= 32, 33 gram
Dilebihkan 10 %
10 % x 32,33 gram = 3,233 gram
= 3,233 + 32,33 gram
= 35,563 gram
Setelah dikeringkan = 5 % x 35,563 gram
d. Sakarin
2
x 500 mg = 10 mg
100
Untuk 1 batch 10 mg x 200 tab = 2000 tab = 2000 mg = 2 gram
Dilebihkan 10 % = 2 gram + (10% x 0,2 gram)
= 2 gram + 0,2
= 2,2 gram
e. Peppermint 0,2 %
0,2
x 500 mg = 1 gram
100
1 batch = 1 mg x 200 tab = 200 mg
= 0,2 gram
Dilebihkan 10 % =0,2 gram + (10% x 0,2 gram)
= 0,2 gram + 0,02
= 0,22 gram
f. Laktosa ad 500 mg
= 100 – (44 + 44 + 1,77815 + 2,2 + 0,22 )
= 100 – 92,19815
= 7,80 gram
g. Aple Green qs
Misalkan granul kering diperoleh 90 gram dengan kadar air 2%. Maka
bobot granul (98% x 90 = 88,2 gram).
88,2
Jumlah tablet yang diperoleh x 200 = 181 tablet
97
2. Fase Luar 3 %
2
a. Mg Stearat 2 % = x 90 gram
97
= 1,85 gram
1
b. Talkum 1 % = x 90 gram
97
= 0,92 gram

d. Dosis
Dewasa 1-2 tablet = 3-4 tab per hari
Diminum (dikunyah) pada saat perut kosong / sebelum makan
Berikan 1-2 gram, sebelum makan.
F. Persiapan Alat
No. Nama Jumlah
1. Mortir dan stamper 1
2. Timbangan digital 1
3. Batang pengaduk 1
4. Sendok garpu 1
5. Beaker Glass 1
6. Gelas ukut 1
7. Ayakan mesh 10 1
8. Hot plate 1

G. Prosedur Kerja
Kelas Prosedur
Ruang Penimbangan 1. Siapakan alat dan bahan
2. Ditimbang bahan eksipien Amylum manihot, sukrosa,
Mg Stearat, Talk, Laktosa, Peppermint, dan Apel
green.
3. Ditimbang bahan aktif Aluminium Hidroksida dan
Magnesium Hidroksida.
Ruang Pencampuran 1. Dibuat Mucilago : Taburkan amylum manihot di
aquadest qs, panaskan selama 15 menit, setelah
mengembang digerus ad homogeny hingga terbentuk
mucilago (camp. 1)
2. Campurkan Al(OH)3 + Mg(OH)2 + Laktosa digerus
hingga halus dan homogen, tambahkan peppermint
dan aple green gers ad homogen (Camp. 2)
3. Serbuk campuran 2 ditambahkan sedikit demi sedikit
mucilago digerus hingga terbentuk/terasa lembab
4. Diayak dengan ayakan no. 10
5. Diamkan dengan suhu 450C selama 24 jam
6. Kemudian granul diayak dengan ayakan mesh 10
7. Granul kering ditimbang
8. Granul ditambahkan talk dan asam stearat evaluasi
granul
9. Granul ditambahkan talk dan asam stearat
Ruang Pencetakan 10. Dicetak /dikempa dengan alat tablet
11. Melakukan evaluasi
12. Evaluasi Granul :
- Uji sifat alir : Menggunakan alat flow
tester/corong; syarat 10 g/detik
 Uji Sifat alir (Metode sudut diam)
 Uji Kompresibilitas
 Uji Bilangan Hausnes
 Uji BJ Nyata
 Uji BJ Mampat
 Volume Granul dan Volume Granul setelah
mampat
- Evaluasi Tablet
 Uji Organoleptis ; Uji fisik seperti bentuk,
warna, bau, permukaan
 Uji Kerapuhan menggunakan Friability Tester,
syarat < 1%
 Uji Keseragaman bobot menggunakan neraca
analitik
 Uji Keseragaman ukuran menggunakan jangka
sorong; Syarat tablet yang baik mempunyai
diameter tidak lebih dari 3x dan tidak kurang
dari 4/3 tebal tablet
 Uji Kekerasan menggunakan alat Hardness
Tester Uji Waktu hancur menggunakan
Desintegrant
 Uji disolusi menggunakan dissolution tester
 Uji penetapan kadar menggunakan
spektofotometer UV
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Preformulasi
Bahan aktif
1. Al(OH)3
Aluminium hidroksida adalah suatu senyawa kimia dengan rumus kimia
Al(OH)3, ditemukan di alam sebagai mineral gibbsite (dikenal pula sebagai
hydrargillite) dan tiga polimorfnya yang langka: bayerit, doyleit, dan
nordstrandit. Aluminium hidroksida bersifat amfoterik di alam, yaitu, senyawa
ini memiliki sifat asam dan basa. Senyawa terkait yang berhubungan dengan
senyawa ini seperti aluminium oksida hidroksida, AlO(OH), dan aluminium
oksida atau alumina (Al2O3), yang terakhir juga bersifat amfoterik. Senyawa
ini bersama-sama merupakan komponen utama dari bijih bauksit
aluminium.Memang banyak sekali jenis obat yang dapat mengatasi gejala
gangguan asam lambung. Salah satu obat yang paling sering digunakan untuk
mengatasi gejala gangguan ini adalah obat aluminium hidroksida atau Al
(OH)3 Obat ini merupakan obat yang masuk ke dalam golongan antasida dan
sering digunakan karena dapat menetralisir asam lambung berlebih sehingga
Anda terhindar dari iritasi akibat asam lambung. Selain itu obat ini juga dapat
mengatasi gejala asam lambung seperti nyeri pada ulu hati, mual, muntah, dan
rasa kembung. Selain kemampuannya dalam mengatasi gangguan akibat asam
lambung, obat ini juga dapat digunakan untuk mengurangi kadar fosfat
pertama pada orang yang memiliki penyakit ginjal. Obat yang satu ini dijual
secara bebas di pasaran dalam bentuk sediaan tablet kunyah, sirup dan kaplet.
Obat ini tersedia dalam beberapa merek dagang seperti Antasida Doen,
Hufamag, Samtacid,, Ranacid Forte, dan masih banyak lagi. 
2. Mg(OH)2
Magnesium hydroxide, Mg(OH)2 adalah senyawa anorganik. Senyawa ini
adalah komponen umum dari antasida dan obat pencahar. Senyawa ini juga
bisa digunakan sebagai antiperspirant dalam sediaan deodorant. Sebagai
antasida, obat ini menetralkan kelebihan asam lambung sehingga bisa
meredakan mulas, maag, dan dispepsia. Biasanya dikombinasikan dengan
Aluminium hydroxide, untuk mengurangi efek samping diare. Sebagai obat
pencahar, kekuatan osmotik suspensi magnesium menarik cairan dari tubuh
dan mempertahankan cairan yang sudah dalam lumen usus, melembungkan
usus, sehingga merangsang saraf dalam dinding usus, merangsang peristaltik
dan mengakibatkan evakuasi isi kolon.

Bahan tambahan
1. Amilum manihot
Amilum Manihot, sebagai penghancur karena berfungsi untuk
memfasilitasi hancurnya tablet ketika terjadi kontak dalam saluran cerna.
Keistimewaan dibandingkan dengan penghancur lain karena selain
memiliki sifat penghancur yang baik, namun juga mudah didapatkan
dengan harga yang terjangkau dan juga dapat diproduksi sendiri karena
berasal dari bahan alam. Amilum manihot merupakan bahan penghancur
yang sifatnya inert dan dapatkan meninggikan porositas dalam pembuatan
tablet sehingga memudahkan penetrasi air lewat pori-pori ke dalam
bagian tablet dan akan mempercepat hancurnya tablet.
2. Sakarin
Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium,
natrium sakarin dengan rumus kimia (C7H5NO3S) dari asam sakarin
berbentuk bubuk kristal putih, mudah larut dalam air, tidak berbau dan
sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550 kali
gula biasa.
3. Asam stearat
Asam stearat adalah bahan pelicin yang paling efisien yang umum
digunakan. Konsentrasi efektif yang digunakan adalah 1% atau kurang,
karena bagaimanapun bahan-bahan tersebut tidak larut air sehingga dapat
menghalangi hancurnya tablet dan menghasilkan larutan yang tidak jernih
(Mohrle, 1989).

4. Talkum
Talkum, sebagai pelicin karena berfungsi untuk memacu aliran serbuk atau
granul dengan jalan mengurangi gesekan diantara partakel-partikel.
Keistimewaan dibandingkan dengan pelicin lainnya adalah penggunaan talk
sebagai bahan pelicin memiliki beberapa keuntungan, seperti harganya murah
dan mudah didapat; tidak diabsorpsi secara sistemik sehingga tergolong tidak
beracun; dapat berfungsi sekaligus sebagai bahan pelincir, anti lekat dan bahan
pelicin, sehingga efeknya sebagai bahan pelicin dapat optimal; serta talk dapat
mencegah timbulnya noda gelap pada tablet karena talk dapat terdistribusi
lebih homogen sehingga tablet yang dihasilkan akan memiliki penampilan
fisik yang baik.
5. Peppermint adalah tanaman aromatik yang terdiri dari campuran water mint
dan spearmint. Tanaman ini digunakan untuk menambah rasa atau aroma pada
makanan, kosmetik, sabun, pasta gigi, obat kumur, dan produk lainnya.
6. Apple greeen
Merupakan pewarna hijau yang digunakan dalam pembuatan tablet untuk
memberikan warna hijau pada tablet antasida.
7. Laktosa
Laktosa merupakan eksipien yang baik sekali digunakan dalam tablet yang
mengandung zat aktif konsentrasi kecil karena mudah melakukan
pencampuran yang homogen. Harga laktosa lebih murah dari pada bahan
pengisi lainnya (Siregar, 2010). Umumnya formulasi memakai laktosa
menunjukkan laju pelepasan obat yang baik, granulnya cepat kering, dan
waktu hancurnya tidak terlalu peka terhadap perubahan pada kekerasan tablet.
Laktosa menghasilkan kompresibilitas yang baik, tidak berbau dan bersifat
inert (Lachman, 1994).

B. Identifikasi Organoleptis dan Kualitatif


Identifikasi Organoleptis
Bahan Kriteria Organoleptis berdasarkan Literatur Pustaka
Al(OH)3 Bentuk Serbuk halus mengandung sedikit gumpalan putih
Bau Tidak Berbau
Rasa Tidak berasa
Warna Putih
Mg(OH)3 Bentuk Serbuk putih
Bau Tidak Berbau
Rasa Tidak berasa
Warna Putih
Na CMC Bentuk Serbuk atau butiran putih, putih kuning gading
Bau Tidak Berbau, hampir tidak berbau
Rasa Tidak berasa
Warna Putih, putih kuning gading
Sukrosa Bentuk Hablur Putih
Bau Tidak Berbau
Rasa Manis
Warna Putih
Asam Bentuk Serbuk halus, Licin
Stearat Bau Lemah, Khas
Rasa Tidak berasa
Warna Putih
Talk Bentuk Serbuk hablur, Sangat halus, Licin
Bau Lemah, Khas
Rasa Tidak berasa
Warna Putih atau Putih kelabu
Na CMC Bentuk Serbuk atau butiran putih, putih kuning gading
Bau Tidak Berbau, hampir tidak berbau
Rasa Tidak berasa
Warna Putih, putih kuning gading
Pepermin Bentuk Cairan
t Bau Bau, kuat, menusuk
Rasa Pedas diikuti rasa dingin jika udara dihirup
Warna Tidak berwarna atau kuning pucat
Lakstosa Bentuk Serbuk hablur putih
Bau Tidak Berbau
Rasa Rasa agak manis
Warna Putih
Na CMC Bentuk Serbuk atau butiran putih, putih kuning gading
Bau Tidak Berbau, hampir tidak berbau
Rasa Tidak berasa
Warna Putih, putih kuning gading

Uji organoleptik merupakan pengamatan sifat fisik obat secara langsung dan
hasil pengamatannya merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis
selanjutnya. Uji identifikasi sifat fisik obat meliputi bentuk, warna, bau, dan rasa obat
menggunakan indera.

Pada identifikasi organoleptis antasida diperoleh hasil sesuai dengan pustaka,


dimana bentuk yang diamati yaitu serbuk hablur, berbau khas, berwarna putih dan
rasa pahit. Selain aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida sebagai bahan
aktif terdapat beberapa bahan tambahan yaitu Na CMC yang pada pengujian
organoleptisnya diperoleh hasil berbentuk mengandung sedikit gumpalan putih, tidak
berbau, berwarna putih kuning gading dan tidak berasa. Pada identifikasi
organoleptis sukrosa diperoleh hasil berbentuk serbuk hablur, tidak berbau, berwarna
putih dan rasa manis. Pada identifikasi organoleptis talkum diperoleh hasil berbentuk
serbuk, tidak berbau, berwarna putih/putih kelabu, dan tidak berasa. Pada identifikasi
organoleptis magnesium stearat diperoleh hasil berbentuk serbuk halus, bau lemah
khas, berwarna putih, dan tidak berasa. Dan pada identifikasi organoleptis laktosa
diperoleh hasil berbentuk serbuk hablur, tidak berbau, berwarna putih, dan rasa agak
manis.

Identifikasi Kualitatif
Nama Bahan Prosedur Uji Pustaka
Al (OH)3 a) Larutan endapan mempunyai hidroksida dalam 2
ml asam klorida 2 ml dan 2 ml tambahkan 1 ml
larutan ammonium asetat 10 M dan 2 ml reagen
amonium 0,1%. Kocok diamkan selama 5 menit
dan tambahkan larutan amonium karbonat,
amonikal-amonikal berlebih untuk menghilangkan
zat pewarna yang berlebihan terbentuk endapan
atau pewarna yang merah merona.

b) Dipipet 2 ml larutan uji ditambah beberapa tetes


reagen amonium terbentuk endapan putih
penambahan reagen berlebih endapan dapat larut.
c) Dipipet 2 ml larutan uji ditambah beberapa tetes
reagen berlebih endapan dapat larut.
d) Dipipet 2 ml larutan uji ditambahkan beberapa
tetes reagen amonium sulfida terbentuk endapan
putih.
e) eDipipet 2 ml larutan uji ditambah beberapa tetes
reagen natrium karbonat terbentuk endapan putih,
endapan larut pada reagen berlebih.
Mg (OH)2 e) Larutan 500 mg dalam 10 ml asam klorida 3 N (Depkes
ditambahkan amonium hidroksida 6N terbentuk 1995)
endapan gel putih tidak larut dengan penambahan
amonium hidroksida.
f) Dipipet 2 ml larutaj uji ditambah beberapa tetes
reagensia amonium terbentul endapan putih reagen
berlebih endapan dapat larut.
g) Dipipet 2 ml larutan uji ditambah beberapa tetes
reagensia amonium terbentuk endapan putih
penambahan reagen endapan dapat larut.
h) Dipipet 2 ml larutan uji ditambah beberapa tetes
reagen natrium karbonat terbentuk endapan putih
endapan larut pada reagen berlebih.
Na CMC Tambahkan sedikit demi sedikit +_ 1 gram pada 50 ml FI edisi III
air hangat sambil diaduk hingga mendispersi dengan hal. 401
rata larutkan pengadukan hingga diperoleh suspensi,
kondidal dinginkan memenuhi syarat berikut:
d) Encerkan 1 ml dengan air volume sama tambahkan
5 tetes larutan segar 1 gram, mentol dalam 25 ml
metanol p teteskan lemat dinding 2 ml asam sulfat
p hingga terbentuk lapisan bawah pada dinding
batas terjadi warna ungu merah
e) Pada 5 ml tambahkan larutan barium klorida P
volume sama terbentuk endapan halus putih.
f) Filtrat yang diperoleh pada (a) menunjukkan reaksi
natrium yang tertera pada reaksi identifikasi.
Magnesium Panaskan 1 gram dengan carifana 25 ml air dan 5 ml FI edisi III
stearat
asam klorida P didinginkan, lapisan minyak memadat tahun
suhu langsung kurang 5° dan lapisan air menunjukkan 1979 hal.
reaksi magnesium pada reaksi identifikasi. 354
Talkum Campur 500 mg dengan ± 200 mg natrium karbosilat
antisidrap antisidrap p pindahkan ke dalam krus
platina atau krus panaskan hingga melebur
sempurna .dinginkan pindahkan kedalam cawing
dengan pertolongan lebih kurang 50 ml tambahkan
asam klorida p uapkan batas penangas gil p hingga
kering dinginkan .
Tambahkan 20 ml air didihkan sering sisihkan pada
filtran tambahkan ± 2 gram amonium klorida p + 5 ml
amonium encer p .Jika terjadi endapan hablur putih
amonium magnesium foafat .
Pepermint Pada 3 tetes dalam tabung kimia kering tambahkan 5
ml campuran 1 bagian volume asam asetat glasial P
campur, tempat tabung dalam gelas kimia berisi air
mendidih, terjadi warna biru dalam waktu 1-5 menit.
Pada pemanasan selanjutnya warna lebih menjadi tua,
berfluoresensi merah tembaga. Kemudian warna
larutan memucat akhirnya menjadi kuning emas.
Laktosa c) Jika dipanaskan meleleh dan mengembang FI edisi III
kemudian terbakar terjadi bau gula terbakar, sisa hal. 332
diaduk.
d) Pada 5 ml larutan jenuh, tambahkan 5 ml larutan
natrium hidroksida encer P, panaskan terjadi warna
kuning kemudian merah kecoklatan, dinginkan
kemmudian tambahkan beberapa tetes larutan
kalium tembaga (II) fosfat P terbentuk endapan
merah tembaga (I) oksidasi.
Sukrosa Sampel dimasukkan 3 ml kedalam tabung dan 2
tetes pereaksi molish; ditambahkan perlahan-lahan
melalui dinding tabung reaksi sebanyak 3 ml asam
sulfat pekat, diamkan selama 2 menit, diencerkan
dengan 5 ml, air uji positif jika larutan berwarna
ungu.

Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi


elemen, spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan
kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau
tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel. Tujuan dari analisis
kualitatif adalah untuk mengetahui atau memastikan identitas suatu bahan obat
dengan mengetahui unsur atau senyawa dalam obat atau bahan obat.

Pada identifikasi bahan aktif Aluminium hidroksida ditambahkan


reagen amonium sulfida maka akan terbentuk endapan putih. Pada identifikasi
zat zktif magneisum hidroksida ketika didihkan terbentuk larutan kanji yang
transparan hampit tidak berbau dan tidak merubah warna kertas lakmus P, hal
ini dikarenakan amilum manihot mengandung karbohidrat amilopektin yang
dapat memberikan sifat lengket pada amilum manihot. Perlakuan pengujian
dengan kertas lakmus, tidak terjadi perubahan pada kertas lakmus hal ini
dikarenakan amilum manihot tidak bersifat asam maupun basa tetapi netral.
Pada identifikasi magnesium stearat ketika dipanaskan 1 g dengan
campuran 25 ml air dan 5 ml asam klorida P, dinginkan minyak memadat pada
suhu lebih kurang 50° dan lapisan air menunjukkan reaksi

magnesium yang tertera pada reaksi identifikasi. Magnesium stearat


adalah minyak yang mengandung minyak, saat bereaksi dengan asam klorida
magnesium akan bereaksi dengan unsur Cl pada senyawa asam klorida
sehingga minyak yang terkandung didalamnya mengendap. Ketika senyawa
magnesium direaksikan dengan asam klorida kemudian dipanaskan maka
magnesium akan menangkap Cl sehingga hasilnya MgCl2 dan akan melepaskan
gas H2 dari reaksi tersebut. Minyak yang terkandung didalamnya akan
sendirinya terpisah sama halnya ketika air dicampur dengan minyak maka air
akan selalu terpisah dari minyak karena beda kepolaran dimana HCl adalah
senyawa polar dan magnesium stearat karena kandungannya minyak.

Pada identifikasi avicel pH 102, talkum, dan gelatin tidak dilakukan


karena kurang ketersediaan bahan peguji di laboratorium.

C. Produksi
1. Penimbangan
Penimbangan merupakan proses yang penting dalam proses produksi
karena menentukan kadar kualitatif zat aktif. Pada saat penimbangan praktikan
harus memakai sarung tangan dan masker yang bersih, bagian luar
wadah/kemasan di lap dengan lap lembap sampai bersih dan kering, pindahkan
semua bahan yang akan di timbang ke dalam ruang timbangan, pastikan dalam
area penimbangan tidak boleh ada bahan selain yang ditimbang, dipastikan
hanya ada satu wadah yang dibuka diruang timbang untuk mencegah
kontaminasi. Timbang bahan tambahan terlebih dahulu kemudian bahan
obat/zat aktif. Selain itu, untuk praktikan yang masuk di area penimbangan
dibatasi dua orang yang bertugas, di mana satu orang melakukan penimbangan
dan satu orang mengawasi/mengecek kebenaran penimbagan. Ketika
melakukan penimbangan diberi label penimbangan, tujuannya yaitu untuk
mencegah kesalahan pengambilan bahan yang memiliki kemiripan yang sama
misalnya kemiripan warna.
2. Produksi
Produksi merupakan seluruh kegiatan dalam pembuatan obat, mulai
dari penerimaan bahan, dilanjutkan dengan pengolahan, pengemasan dan
pengemasan ulang, penandaan dan penandaan ulang sampai menghasilkan
produk jadi. Terdapat bahan-bahan yang terdiri dari antalgin sebagai zat aktif,
lalu bahan tambahan gelatin, amilum manihot, avicel pH 102, talkum dan
magnesium stearate. Pada saat pencampuran bahan yang dimasukkan terlebih
dahulu kedalam mortir yaitu avicel pH102 sebagai alas mortir kemudian
tambahkan amilum manihot, magnesium stearate dan talkum di gerus ad
homogen. Selanjutnya tambahkan antalgin campur ad homogen dan terakhir
teteskan gelatin sedikit demi sedikit hingga bisa dipilin campur ad homogen .
3. Cetak
Setelah semua bahan melewati proses penimbangan hingga
pencampuran, selanjutnya dilakukan pencetakan. Pada saat pencetakan sedikit
ada masalah, dimana alat cetak tablet 500 (tablet besar) rusak dan tidak bisa
digunakan, sehingga untuk proses pencetakannya menggunakan alat cetak 300
(tablet kecil). Pada saat proses pencetakan, tablet yang dihasilkan bagus dan
tercetak dengan sempurna namun memiliki permukaan yang agak rapuh.

Anda mungkin juga menyukai