Anda di halaman 1dari 9

TUGAS IIITEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

OLEH

Nama: NOVIANA (1805002)

AKADEMI FARMASI TORAJA

YAYASAN NAFIRI INDONESIA

TAHUN AJARAN 2020/2021


Jawaban

1. Metode pembuatan tablet

Menurut Ansel : 261 : 272

a.Granulasi basah
Langkah-langkah dalam pamebuatan tablet dengan metode ini yaitu :
• Meimbang dan mencampur bahan-bahan.
• Pembuatan granulasi basah
• Menggunakan adonan lembab menjadi pellet atau granul
• Pengeringan
• Pengayakan kering
• Pencampuran bahan pelincir
• Pembuatan tablet dengan kompresi

b.Granulasi kering
Pada metode ganulasi kering granul dibentuk oleh pelembapan atau penambahan bahan
pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa yang
jumlahnya besar dari campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan
pecahan-pecahan ke dalam granul yang lebih kecil.

c. Kompresi langsung
Beberapa granul bahan kimia seperti kalium klorida, kalium iodid, ammonium klorida,
dan metanamin, memiliki sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifta-sifat kohesinya
yang memungkinkan untuk langsung dikompresi, dalam mesin tablet tanpa memerlukan
granulasi basah atau kering.

2. Jenis- jenis tablet

Menurut Ansel jenis tablet adalah sebagai berikut :


a) Tablet Kompresi
Yaitu tablet kompresi dibuat dengan sekali tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan
ukuran, biasanya kedalam bahan obatnya diberi tambahan sejumlah bahan pembantu
seperti pengisi, pengikat atau perekat, penghancur, antirekat, pelincir atau zat pelincir dan
bahan tambahan lain. Contohnya,Bodrexin.
Kemasan bodrexin

b). Tablet Kompresi Ganda


Yaitu tablet kompresi berlapis dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu tekanan.
Contohnya, Decolgen.

Kemasan decolgen

c). Tablet Salut Gula


Tablet kompresi ini mungkin diberi lapisan gula berwarna dan mungkin juga tidak,
lapisan ini larut dalam air dan cepat terurai begitu ditelan. Contohnya , Arcalion
Gambar kemasan

d). Tablet Diwarnai Coklat


Yaitu lapisan coklat merupakan hal yang penting dalam sejarah karena diwaktu itu hanya
coklat yang dipakai untuk menyalut dan mewarnai tablet. Contohnya,

e).Tablet Salut Selaput


Tablet kompresi ini disalut dengan selaput tipis dari polimer yang larut atau tidak larut
dalam air maupun membentuk lapisan yang meliputi tablet. Contohnya, Fitogen.

Gambar kemasan

f).Tablet Salut Enterik


Adalah tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak melarut atau hancur dilambung.
Contohnya Voltaren 50mg, Enzymfort.
Gambar kemasan

g).Tablet Subligual atau Bukal


Yaitu tablet yang disisipkan dipipih dan dibawah lidah, biasanya berbentuk datar, tablet
oral yang direncanakan larut dalam kantung pipih atau dibawah lidah untuk diabsorsi
melalui mukosa oral. Contohnya,Progesteron, Nitroglicerin.

Gambar kemasan

h). Tablet Kunyah


Lembut segera hancur ketika dikunya atau dibiarkan melarut dalam mulut menghasilkan
dasar seperti krim dari manitol yang berasa dan berwarna khusus. Contohnya Fitkom,
Antasida.
Contoh kemasan

3. Komposisi tablet beserta contohnya


Zat aktif, harus memenuhi syarat yang ditentukan farmakope.

b.Bahan excipient / bahan tambahan.

1). Bahan pengisi adalah suatu zat inert secara farmakologis yang ditambahkan ke dalam
suatu formulasi sediaan tablet, bertujuan untuk penyesuaian bobot dan ukuran tablet
sesuai dengan yang dipersyaratkan, untuk membantu kemudahan dalam pembuatan
tablet, dan meningkatkan mutu sediaan tablet.Contoh zat pengisi yang sering digunakan:
laktosa, laktosa anhidrat, laktosa semprot kering, fast flo lactose (FFL), starch 1500, dan
mikrokristalin selulosa.

2). Bahan pengikat ditambahkan ke dalam formulasi tablet untuk menambah kohesivitas
serbuk sehingga memberi ikatan yang penting untuk membentuk granul yang dibawah
pengempaan akan membentuk suatu massa kohesif atau kompak yang disebut tablet.
Contoh pengikat yang sering digunakan: pati 5-10%, pati pragelatinisasi 0,5%, starch
1500, gelatin 2-10%, sukrosa 50-75%, akasia 10-25%, polivinilpirolidon 3-15%.

3). Bahan penghancur (disintegrator) dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam
saluran cerna. Contohnya : amilum kering, gelatin, agar-agar, natrium alginat.

4). Bahan pelicin (lubricant) dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan.
Contohnya : talcum, magnesii stearat, asam stearat.
4. Jenis evaluasi tablet

a.Uji keseragaman bobot


Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot. Pengujian ini ditetapkan
untuk menjamin keseragaman bobot tiap tablet yang dibuat. Tablet yang bobotnya
seragam diharapkan akan memiliki kandungan bahan obat yang sama.
b.Uji kekerasan
Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui kekerasannya, agar tablet tidak
terlalu rapuh atau terlalu keras. Kekerasan tablet erat hubungannya
dengan ketebalan tablet, bobot tablet, dan waktu hancur tablet. Alat yang digunakan
untuk pengukuran kekerasan tablet adalah hardness tester.
c.Uji keregasan (friability)
Cara yang dilakukan untuk menentukan kekuatan tablet adalah dengan mengukur
keregasannya. Gesekan dan goncangan merupakan penyebab tablet
menjadi hancur. Untuk menguji keregasan tablet menggunakan alat friabilator tester.
(Ansel,2005)
d.Uji waktu hancur
Uji ini dilakukan untuk menentapkan kesesuaian batas waktu hancur yang
tertera pada masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet
atau kapsul digunakan sebagai tablet hisap atau dikunyah atau dirancang untuk
pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau
melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas
diantara periode pelepasan.(Ditjen POM, 2014)
e.Uji disolusi
Obat yang telah memenuhi persyaratan waktu hancur, kekerasan, keregasan,
keseragaman bobot, dan penetapan kadar belum dapat menjamin bahwa suatu obat
memenuhi efek terapi, karena itu uji disolusi harus dilakukan pada setiap produksi
tablet. Disolusi adalah proses pemindahan molekul obat dari bentuk padat kedalam
bentuk larutan pada suatu mediumtersebut. (Ditjen POM,2014).

5. Masalah dalam proses pembuatan tablet

1. Obat Tak Tercampurkan (OTT), Zat Aktif (meleleh, berubah warna, terurai dan
sebagainya).
2. Stabilitas zat aktif :
a. Untuk zat yang rusak oleh adanya air, dibuat dengan metode pembuatan tablet yang
tidak menggunakan air dan perlu diperhatikan pelarut yang digunakan untuk granulasi.
b. Untuk zat yang mudah teroksidasi dengan pemanasan dan sinar UV, digunakan metode
pembuatan tablet yang tidak memakai pemanasan dan sinar UV dalam prosesnya.
c. Untuk zat yang higroskopis, jangan menggunakan metode granulasi basah memakai
mucilage amyli karena massa cetak yang terjadi sulit untuk dikeringkan. Hal ini dapat
diatasi dengan penambahan adsorben seperti Aerosol <30%.
d. Untuk zat yang tidak tahan air dan pemanasan dapat menggunakan metode pembuatan
tablet dengan cara kempa langsung atau granulasi kering.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depertemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta.

Badan POM . 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Republik

Indonesia.

Ansel, C. Howard. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Profil ,Kesehatan Indonesia Tahun 2015.

Jakartan.departemen kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai