OLEH
a.Granulasi basah
Langkah-langkah dalam pamebuatan tablet dengan metode ini yaitu :
• Meimbang dan mencampur bahan-bahan.
• Pembuatan granulasi basah
• Menggunakan adonan lembab menjadi pellet atau granul
• Pengeringan
• Pengayakan kering
• Pencampuran bahan pelincir
• Pembuatan tablet dengan kompresi
b.Granulasi kering
Pada metode ganulasi kering granul dibentuk oleh pelembapan atau penambahan bahan
pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa yang
jumlahnya besar dari campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan
pecahan-pecahan ke dalam granul yang lebih kecil.
c. Kompresi langsung
Beberapa granul bahan kimia seperti kalium klorida, kalium iodid, ammonium klorida,
dan metanamin, memiliki sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifta-sifat kohesinya
yang memungkinkan untuk langsung dikompresi, dalam mesin tablet tanpa memerlukan
granulasi basah atau kering.
Kemasan decolgen
Gambar kemasan
Gambar kemasan
1). Bahan pengisi adalah suatu zat inert secara farmakologis yang ditambahkan ke dalam
suatu formulasi sediaan tablet, bertujuan untuk penyesuaian bobot dan ukuran tablet
sesuai dengan yang dipersyaratkan, untuk membantu kemudahan dalam pembuatan
tablet, dan meningkatkan mutu sediaan tablet.Contoh zat pengisi yang sering digunakan:
laktosa, laktosa anhidrat, laktosa semprot kering, fast flo lactose (FFL), starch 1500, dan
mikrokristalin selulosa.
2). Bahan pengikat ditambahkan ke dalam formulasi tablet untuk menambah kohesivitas
serbuk sehingga memberi ikatan yang penting untuk membentuk granul yang dibawah
pengempaan akan membentuk suatu massa kohesif atau kompak yang disebut tablet.
Contoh pengikat yang sering digunakan: pati 5-10%, pati pragelatinisasi 0,5%, starch
1500, gelatin 2-10%, sukrosa 50-75%, akasia 10-25%, polivinilpirolidon 3-15%.
3). Bahan penghancur (disintegrator) dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam
saluran cerna. Contohnya : amilum kering, gelatin, agar-agar, natrium alginat.
4). Bahan pelicin (lubricant) dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan.
Contohnya : talcum, magnesii stearat, asam stearat.
4. Jenis evaluasi tablet
1. Obat Tak Tercampurkan (OTT), Zat Aktif (meleleh, berubah warna, terurai dan
sebagainya).
2. Stabilitas zat aktif :
a. Untuk zat yang rusak oleh adanya air, dibuat dengan metode pembuatan tablet yang
tidak menggunakan air dan perlu diperhatikan pelarut yang digunakan untuk granulasi.
b. Untuk zat yang mudah teroksidasi dengan pemanasan dan sinar UV, digunakan metode
pembuatan tablet yang tidak memakai pemanasan dan sinar UV dalam prosesnya.
c. Untuk zat yang higroskopis, jangan menggunakan metode granulasi basah memakai
mucilage amyli karena massa cetak yang terjadi sulit untuk dikeringkan. Hal ini dapat
diatasi dengan penambahan adsorben seperti Aerosol <30%.
d. Untuk zat yang tidak tahan air dan pemanasan dapat menggunakan metode pembuatan
tablet dengan cara kempa langsung atau granulasi kering.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, Jakarta.
Badan POM . 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Republik
Indonesia.
Ansel, C. Howard. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Profil ,Kesehatan Indonesia Tahun 2015.