Disusun Oleh :
NOVIANA
(1805002)
CPOB merupakan suatu konsep dalam industri farmasi mengenai prosedur atau
langkah-langkah yang dilakukan dalam suatu industri farmasi untuk menjamin mutu obat
jadi, yang diproduksi dengan menerapkan “Good Manufacturing Practices” dalam seluruh
aspek dan rangkaian kegiatan produksi sehingga obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi
persyaratan mutu yang ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
ISO merupakan salah satu badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-
wakil dari badan standardisasi nasional di tiap-tiap negara untuk mengukur mutu sebuah
organisasi. Maksudnya, Tiap-tiap perusahaan yang ingin bersaing dengan secara global dapat
diukur kredibilitasnya dengan standar ISO. Organisasi ISO ini merupakan pihak yang
berperan dalam memfasilitasi perdagangan internasional serta juga membuat semuanya
berjalan dengan baik. ISO tersebut memberikan spesifikasi kelas dunia untuk segala macam
hal, mulai dari produk, layanan, serta sistem, untuk dapat memastikan kualitas, keamanan,
dan juga efisiensi.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pada pembuatan makalah ini adalah sebagai pemenuhan
tugas diskusi mata kuliah Teknologi Sediaan Solid yang tentunya membahas
mengenai CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dan lebih spesifiknya lagi adalah
membahas mengenai salah satu aspek dari CPOB itu sendiri, yaitu Pengawasan Mutudan
Inspeksi Diri serta membahas tentang ISO (International Organization Standardization) yang
terkait pada penetapan standar mutu.
BAB II
ISI
B. Aspek-aspek CPOB
Konsep CPOB yang bersifat dinamis yang memerlukan penyesuaian dari
waktu ke waktu mengikuti perkembangan teknologi di bidang farmasi. Aspek-aspek
yang merupakan cakupan CPOB tahun 2006 meliputi 12 aspek yang dibicarakan,
yaitu :
1. Manajemen Mutu
Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan
tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin
edar (registrasi) dan tidak menimbulkan resiko yang membahayakan penggunanya
karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Untuk mencapai tujuan mutu
secara konsisten dan dapat diandalkan, diperlukan manajemen mutu yang didesain
secara menyeluruh dan diterapkan secara benar. Mutu suatu produk tergantung pada :
Bahan awal
Proses pembuatan
Pengawasan mutu
Bangunan
Peralatan yang digunakan
Personalia
Untuk menjamin mutu produk suatu industri Farmasi, maka tiap industri farmasi
selalu memiliki bagian Quality Managemen. Tugas utama dari bagian Quality
Managemen adalah memastikan bahwa mutu produk obat itu dibangun sejak awal ke
dalam produk, dan memastikan bahwa mutu produk tidak akan berubah hingga ke
tangan konsumen. Bagian Quality Managemen terdiri atas 2 bagian, yaitu :
Quality Control (Pengawasan Mutu)
Quality Assurance (Pemastian Mutu)
2. Personalia
Kualitas sediaan obat yang dihasilkan ditentukan oleh beberapa faktor
penunjang, salah satu faktor terpenting adalah faktor manusia. Oleh karena itu alur
produksi hanya bisa terjadi bila personel yang mengerjakannya mempunyai kualitas
yang sesuai dengan tingkat pendidikan dan pengalamannya. Seluruh personil
hendaklah memahami prinsip CPOB serta memperoleh pelatihan awal dan
berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai higiene yang berkaitan dengan
pekerjaannya. Personel yang bekerja di industri farmasi harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
Sehat
Kualifikasi sesuai dengan pendidikan
Berpengalaman
Jumlah karyawan harus sesuai/memadai
Setiap karyawan tidak dibebani tanggung jawab yang berlebihan
Harus ada pelatihan secara berkala.
4. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat hendaklah memiliki rancang
bangun dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dengan
tepat, sehingga mutu yang dirancang bagi tiap produk obat terjadi secara seragam dari
batch ke batch serta untuk memudahkan pembersihan.
Penataan peralatan di desain sedemikian rupa sehingga dalam satu ruangan
hanya terdapat satu alat, ini bertujuan agar tidak terjadi pencemaran silang. Peralatan
yang digunakan untuk produksi juga harus di desain sedemikian rupa agar mudah
dibersihkan. Peralatan tersebut hendaklah dibersihkan sesuai prosedur tertulis yang
rinci serta disimpan dalam keadaan bersih dan kering.
6. Produksi
Produksi obat hendaknya dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan yang senantiasa dapat menjamin produk obat yang memenuhi spesifikasi
yang ditentukan. Produksi hendaklah dilakukan dan diawasi oleh personel yang
kompeten.
Hal-hal yang dapat dilakukan agar tidak terjadi pencemaran silang adalah :
Produksi di dalam gedung terpisah (diperlukan untuk produk seperti penisilin,
hormon seks, sitotoksik tertentu, vaksin hidup, dan sediaan yang mengandung
bakteri hidup dan produk biologi lain serta produk darah)
Tersedia ruang penyangga udara dan penghisap udara
Memperkecil risiko pencemaran yang disebabkan oleh udara yang disirkulasi
ulang atau masuknya udara yang tidak diolah atau udara yang diolah secara tidak
memadai
Memakai pakaian pelindung yang sesuai di area di mana produk yang berisiko
tinggi terhadap pencemaran silang diproses
Melaksanakan prosedur pembersihan dan dekontaminasi yang terbukti efektif,
karena pembersihan alat yang tidak efektif umumnya merupakan sumber
pencemaran silang.
Agar mutu obat selalu terjaga, maka dilakukan IPC (In Process Control) oleh
bagian Quality Control. IPC dilakukan selama proses produksi berlangsung, apabila
ditemukan adanya ketidak sesuaian hasil pengujian dengan spesifikasi pabrik. Maka
proses dihentikan sementara dan segera dilakukan pembenahan yang diperlukan.
7. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian yang essensial dari cara pembuatan obat
yang baik, untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai
mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian serta
termasuk pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa
semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan untuk
dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah dibuktikan
memenuhi persyaratan.
Pengawasan Mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi juga harus
terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk.
Ketidaktergantungan Pengawasan Mutu dari Produksi dianggap hal yang penting agar
Pengawasan Mutu dapat melakukan kegiatan dengan memuaskan.
10. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bagian dari manajemen mutu. Setiap hal yang di
kerjakan selalu terdokumentasi. Dan setiap hal yang dikerjakan selalu mengacu pada
SOP (Standar Operating Procedure)
Pendekatan Proses
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas dan
sumber- sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses
dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material, metode, mesin
dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output bagi
pelanggan. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
Mendefinisikan dan menetapkan semua kegiatan yang diperlukan untuk
memperoleh hasil yang diinginkan.
Menetapkan tanggung jawab yang jelas dan akuntabilitas untuk mengelola
kegiatan kunci (utama) organisasi.
Menganalisis dan mengukur dari kemampuan kegiatan kunci.
Mengidentifikasi interaksi proses antara suatu bagian dengan bagian yang lain di
dalam organisasi.
Berfokus pada faktor-faktor seperti sumber daya, metode, dan bahan-bahan yang
akan meningkatkan kegiatan kunci dari organisasi.
Mengevaluasi risiko, konsekuensi dan dampak dari kegiatan pada pelanggan,
pemasok dan pihak berkepentingan lainnya.
Peningkatan Berkesinambungan
Peningkatan terus- menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus
menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus- menerus didefinisikan sebagai
suatu proses sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya terus- menerus
meningkatkan efektifitas dan atau efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan
tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus- menerus mambutuhkan langkah-
langkah konsolodasi progresif, menanggapi perkembangan kebutuhan dan ekspektasi
pelanggan, dan akan menjamin suatu evolusi dinamik dari sistem manajemen mutu.
Model A
Model B
Model C
Model D
Stuktur Berdasarkan tempat Tugas
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
CPOB bertujuan untuk menjamin obat dibuat secara konsisten memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu, pengawasan mutu.
Pengawasan mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan
sempel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan organisasi, dokumentasi dan prosedur
pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukanaa dan relefan telah
dilakukan daan bahwa bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk
yang belum diluluskan tidak dijual atau dipassok sebelum mutunya dinilai dan
dinyatakan memenuhu syarat. Tujuan pokok dari pengendaian mutu itu sendiri adaah
untuk mengetahui sampai seberapa jauh proses hasil produk dan jasa yang dibuat
sesuai dengan standar yanag ditetapkan perusahaan.
ISO (The Internasional Organization for Standardization) adalah badan standar
dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan
dengan standar barang dan jasa.
Prinsip manajemen mutu ISO berdasarkan ISO 9001:2015 adalah sebagai berikut
:
Fokus Pada Pelanggan
Kepemimpinan
Keterlibatan Orang-orang dalam membangun misi perusahaan
Pendekatan Proses
Pendekatan Terhadap Sistem Manajemen
Peningkatan Berkesinambungan
Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan
Hubungan Dengan Pemasok Yang Saling Menguntungkan
III.2 Saran
Demikian hasil pembahasan dan makalah CPOB dan ISO serta contoh model
struktur Organisasi di Industri. diharapkan pembaca sekaliana dapat memaklumi
apabila masihterdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Badan pengawasan Obat dan makanan. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat
Badan pengawasan Obat dan makanan. 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat
Rudi Suardi, 2003, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, Jakarta: PPM.