BAB 2 PERSONALIA
PRINSIP
Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan sistem pemastian mutu yang
memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh sebab itu industri farmasi bertanggung jawab untuk
menyediakan personil yang terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap
personil hendaklah memahami tanggung jawab masing-masing dan dicatat. Seluruh personil hendaklah memahami
prinsip CPOB serta memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai higiene yang
berkaitan dengan pekerjaannya. Personil Kunci mencakup kepala bagian Produksi, kepala bagian Pengawasan Mutu
dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) yang mana independen satu sama lain.
Industri farmasi hendaklah memberikan pelatihan bagi seluruh personil yang karena tugasnya harus berada di dalam
area produksi, gudang penyimpanan atau laboratorium (termasuk personil teknik, perawatan dan petugas
kebersihan), dan bagi personil lain yang kegiatannya dapat berdampak pada mutu produk.
Di samping pelatihan dasar dalam teori dan praktik CPOB, personil baru hendaklah mendapat pelatihan
sesuai dengan tugas yang diberikan. Pelatihan berkesinambungan hendaklah juga diberikan, dan efektifitas
penerapannya hendaklah dinilai secara berkala. Hendaklah tersedia program pelatihan yang disetujui kepala bagian
masing-masing. Catatan pelatihan hendaklah disimpan.Pelatihan spesifik hendaklah diberikan kepada personil yang
bekerja di area di mana pencemaran merupakan bahaya, misalnya area bersih atau area penanganan bahan
berpotensi tinggi, toksik atau bersifat sensitisasi.
BAB 4 PERALATAN
PRINSIP
Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi yang tepat, ukuran yang
memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam
dari bets-ke-bets dan untuk memudahkan pembersihan serta perawatan agar dapat mencegah kontaminasi silang,
penumpukan debu atau kotoran dan, hal-hal yang umumnya berdampak buruk pada mutu produk.
BAB 6 PRODUKSI
PRINSIP
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan; dan memenuhi
ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta
memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar.
BAB 9 PENANGANAN KELUHAN PRODUK, PENARIKAN KEMBALI (CPOB 2012), DAN PRODUK KEMBALIAN (CPOB
2006)
PRINSIP
CPOB 2012:
Semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan kemungkinan terjadi kerusakan obat harus dikaji
dengan teliti sesuai dengan prosedur tertulis. Untuk menangani semua kasus yang mendesak, hendaklah disusun
suatu sistem, bila perlu mencakup penarikan kembali produk yang diketahui atau diduga cacat dari peredaran secara
cepat dan efektif.
CPOB 2006:
Penarikan kembali produk adalah suatuproses penarikan kembali dari satu ataubeberapa bets atau seluruh
bets produktertentu dari peredaran.Penarikan kembali produk dilakukan apabiladitemukan produk yang cacat mutu
atau bilaada laporan mengenai reaksi yang merugikanyang serius serta berisiko terhadapkesehatan.Penarikan
kembali produk dari peredarandapat mengakibatkan penundaan ataupenghentianp embuatano bat tersebut.
Produk kembalian adalah obat jadi yang telah beredar, yang kemudian dikembalikan ke industri farmasi
karena keluhan mengenai kerusakan, daluwarsa, atau alasan lain misalnya kondisi wadah atau kemasan yang dapat
menimbulkan keraguan akan identitas, mutu, jumlah dan keamanan obat yang bersangkutan.
BAB 10 DOKUMENTASI
PRINSIP
Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan dokumentasi yang baik merupakan bagian
yang esensial dari pemastian mutu. Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap
personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga memperkecil risiko terjadi salah tafsir
dan kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan. Spesifikasi, Dokumen Produksi
Induk/Formula Pembuatan, prosedur, metode dan instruksi, laporan dan catatan harus bebas dari kekeliruan dan
tersedia secara tertulis. Keterbacaan dokumen adalah sangat penting.
I Prinsip - “Manajemen Mutu”. Dinyatakan sebagai "Sistem Pemastian Mutu" dan ada tambahan:
1. Menginkorporasi CPOB, Pengawasan Mutu, Manajemen Risiko Mutu.
2. Hal tersebut hendaklah didokumentasikan dan dimonitor
efektivitasnya.
1.1 Aspek manajemen mutu: Konsep dasar Aspek manajemen mutu = CPOB 2006 + Manajemen Risiko Mutu.
Pemastian Mutu, CPOB, dan PengawasanMutu.
Pengawasan 1.4 Persyaratan dasar Pengawasan Mutu ada 6 poin. Persyaratan dasar Pengawasan Mutu ada 7 poin, satu poin
Mutu tambahan terkait pencatatan3.
Pengkajian 1.5 1. Evaluasi kajian mutu dapat dilakukan oleh 1. Evaluasi kajian mutu dilakukan oleh Industri Farmasi.
Mutu Produk Industri Farmasi dan Pemegang Izin Edar (bila 2. Tidak ada penjelasan yang demikian karena kajian mutu dilakukan
beda, tergantung kesepakatan). Industri Farmasi.
2. Tanggung jawab pengkajian mutu diatur
dalam Kesepakatan Teknis (bila pemiliik
persetujuan pendaftaran bukan Industri
Farmasi).
(Manajemen (1.6, Tidak ada karena hal ini tidak dinyatakan sebagai Ada, penjelasan singkat Manajemen Risiko Mutu (Poin 1.64 dan
Risiko Mutu) 1.7) bagian dari aspek manajemen mutu. 1.75).
III Area - Ada 17 poin. 1. Ada 19 poin, dua poin tambahan terkait Klasifikasi kebersihan
Produksi ruang pembuatan obat6.
2. Ruangan lain yang tidak diklasifikasikan sesuai klasifikasi itu
hendaklah dilindungi sesuai tingkat perlindungan yang sesuai.
3.10 1. “Produk biologi”dinyatakan dalam contoh 1. “Produk biologi”tidak dinyatakan dalam contoh produk obat
produk obat tertentu yang butuh sarana tertentu yang butuh sarana khusus dan self-contained.
khusus dan self-contained. 2. Ada kasus pengecualian (untuk produk yang butuh sarana khusus
2. Kasus pengecualian tidak ada. dan self-contained), yaitu produksinya secara campaign di fasilitas
yang sama dibenarkan asalkan telah mengambil tindakan
pencegahan spesifik dan validasi yang diperlukan telah dilakukan.
IV Perawatan - Ada 5 poin. Ada 10 poin, lima poin tambahan7.
V Higiene 5.7 Personil yang sakit atau terluka yang dapat Personil yang sakit atau terluka yang dapat merugikan mutu produk
Perorangan merugikan mutu produk hendaklah dilarang hendaklah dilarang menangani bahan awal, bahan kemas, bahan
menangani bahan awal, bahan kemas, bahan sendang diproses dan obat jadi sampai kondisinya dipertimbangkan
sendang diproses dan obat jadi sampai dia tidak lagi menimbulkan risiko. (lebih ringan)
sembuh kembali.
Validasi 5.30 Dinyatakan kurang rinci, yaitu: Dinyatakan dan dijelaskan lebih rinci8, termasuk hal-hal yang perlu
Prosedur Prosedur pembersihan, sanitasi danhigiene dicantumkan dalam prosedur.
Pembersihan hendaklah divalidasi dan dievaluasi secara
dan Sanitasi berkala untuk memastikan efektivitas prosedur
memenuhi persyaratan.
VI Bahan Awal - Ada 17 Poin. Ada 23 Poin, tambahan enam poin9 dan beberapa poin yang
dijelaskan lebih rinci9 atau lebih ringkas9.
Pengolahan - Ada 13 poin, satu poin lebih rinci daripada CPOB Ada 14 poin, tambahan satu poin 10 dan satu poin lebih ringkas 10
2012. daripada CPOB 2006.
Cairan, Krim, - Ada 9 poin. Ada 13 poin, 3 poin tambahan11.
dan Salep
(nonsteril)
Kegiatan - Ada 4 poin. Ada 6 poin, dua poin tambahan12 dan satu poin lebih rinci12.
Pengemasan
Prakodifikasi - Poin 6.115 terkait area prakodifikasi hendaknya Satu poin, yaitu poin 6.128 dijelaskan lebih rinci (poin ini = poin
Bahan terpisah dari area kegiatan pengemasan lainnya. 6.115 CPOB 2006). Bahwakhusus untuk proses prakodifikasi secara
Pengemas manual hendaklah diperhatikan untuk melakukan pemeriksaan
kembali dengan interval yang teratur.
Praktik - Ada 15 poin. Ada 22 poin, tujuh poin tambahan13 dan satu poin lebih rinci13.
Pengemasan
Bahan dan - Ada 6 poin. Ada 10 poin, 4 poin tambahan terkait produk kembalian14, dan
produk yang dokumentasi15 hal ini.
ditolak,
dipulihkan,
dikembalikan
Pengiriman - Ada. Tidak ada bagian ini.
dan Peng-
angkutan
VII Prinsip - Cakupan Pengawasan Mutu tidak dinyatakan Cakupan Pengawasan Mutu16dinyatakan dalam Prinsip dan lebih
dalam Prinsip, tetapi di bagian Umum dan ringkas, tidak ada di bagian Umum.
dinyatakan lebih rinci.
Umum - Dijelaskan dan dinyatakan lebih rinci 17. Tugas Dinyatakan dan dijelaskan lebih ringkas 17. Tugas Pokok Bagian
Pokok Bagian Pengawasan Mutu ada atau Pengawasan Mutu tidak ada atau tidak dinyatakan, tetapi ada
dinyatakan. Tanggung Jawab Pengawasan Mutu (hal ini termasuk ke dalam
Tugas Pokok Bagian Pengawasan Mutu di CPOB 2006).
18
CBPMB - Dijelaskan dan dinyatakan lebih rinci . Dinyatakan dan dijelaskan lebih ringkas 18 karena sebagian telah ada
di Bab lain, yaitu Bab 2 Personalia, Bab 3 Bangunan dan Fasilitas,
Bab 4 Peralatan, Bab 11 Pembuatan dan Analisis Berdasarkan
Kontrak.
Pengambilan - Ada 2 poin. Ada 5 poin, 4 poin tambahan19. Satu poin di CPOB 2006 terkait
Sampel Pelatihan Personil pengambil sampel tidak ada di CPOB 2012.
Bahan Awal - Tidak ada rincian terkait validasi untuk Ada rincian terkait validasi21 untuk identifikasi bahan awal yang
identifikasi bahan awal yang diambil sebagian, diambil sebagian, tetapi tidak ada rincian terkait penilaian mutu
tetapi ada rincian terkait penilaian mutu20bets bets bahan awal.
bahan awal.
Kegiatan - Ada penjelasan terkait sampel pertinggal. Tidak ada penjelasan terkait sampel pertinggal karena dirujuk ke
Pengambilan Aneks 11 Sampel Pembanding dan Sampel Pertinggal.
Sampel
(Pengujian) - Tidak ada bagian Pengujian Ada bagian Pengujian22 yang menjelaskan hal-hal terkait pengujian.
Persyaratan - Ada penjelasan hal tersebut terkait produk Tidak ada penjelasan hal tersebut terkait produk antara dan produk
Pengujian antara dan produk ruahan23 serta Evaluasi ruahan serta Evaluasi Pengawasan Mutu terhadap Prosedur
Pengawasan Mutu terhadap Prosedur Produksi.
24
Produksi .
Studi - Ringkas di bagian Persyaratan Pengujian. Ada lebih rinci dan jadi bagian sendiri, yaitu ProgramStabilitas On-
Stabilitas Going25.
VIII Tim Inspeksi 8.2 Tim inspeksi diri minimal tiga anggota. Tiap Tidak dinyatakan anggota Tim Inspeksi Diri minimal berapa orang
Diri anggota hendaklah independen dalam inspeksi dan tidak dinyatakan bahwa anggota independen dalam inspeksi
dan evaluasi. dan evaluasi.
IX Prinsip - Ada penjelasan terkait definisi penarikan Dijelaskan dan dinyatakan lebih ringkas; tidak ada definisi dan
kembali produk (proses penarikan kembali kapan dilakukan penarikan kembali produk, serta tidak ada definisi
satu/sebagian/ semua bets produk tertentu dari produk kembalian.
peredaran), kapan hal ini dilakukan (jika ada
cacat mutu atau laporan reaksi merugikan yang
serius dan berisiko pada kesehatan), serta definisi
produk kembalian (obat jadi yang beredar yang
dikembalikan lagi ke IF karena keluhan/alasan
yang membuat ragu identitas, mutu, jumlah, dan
keamanannya).
Keluhan 9.2 Dijelaskan dan dinyatakan lebihrinci. Ada Dijelaskan dan dinyatakan lebih ringkas.
dan penjelasan terkait penyebab laporan dan
9.3 keluhan26 serta cakupan penyelidikan dan
evaluasi laporan dan keluhan27.
Penarikan - Lebih rinci, ada penjelasan terkait keputusan Lebih ringkas, tidak ada penjelasan terkait keputusan penarikan
Kembali penarikan kembali produk (dapat: diprakarsai IF kembali produk,
Produk atau OPO, intern datang dari KaBag ManMut/
manajemen perusahan, melibatkan satu/
sebagian/semua bets, mengakibatkan
penundaan atau penghentian pembuatan
produk),
Produk - Ada penjelasannya. Tidakada penjelasannya (dijudul Bab juga tidak dinyatakan produk
Kembalian kembalian).
XI Umum - Ada 4 poin. Ada 3 poin, satu poin dihilangkan, yaitu bahwa kontrak hendaklah
mengizinkan Pemberi Kontrak mengaudit sarana Penerima
Kontrak.
XII Validasi - Tidak ada tabel karakteristik untuk identifikasi, Ada tabel yang perlu dipertimbangkan, yaitu tabel mengenai
Metode pengujian impuritas, dan prosedur penetapan karakteristik untuk identifikasi, pengujian impuritas, dan prosedur
Analisis kadar. penetapan kadar28.
12.48 “Metode Analisis” hendaklah jelas dan mudah “Tujuan Prosedur Analisis” hendaklah jelas dan mudah dimengerti
dimengerti karena hal ini akan menentukan karena hal ini akan menentukan karakteristik validasi yang perlu
karakteristik validasi yang perlu dievaluasi. dievaluasi.
KETERANGAN:
1. Pembuatan: mencakup seluruh kegiatan penerimaan bahan, produksi, pengemasan ulang, pelabelan,
pelabelan ulang, pengawasan mutu, pelulusan, penyimpanan dan distribusi dari obat serta pengawasan
terkait.
2. Hendaklah: menyatakan rekomendasi untuk dilaksanakan kecuali jika tidak dapat diterapkan, dimodifikasi
menurut pedoman lain yang relevan dengan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik atau digantikan
dengan petunjuk alternatif untuk memperoleh tingkat pemastian mutu minimal yang setara.
3. Pencatatan dilakukan secara manual atau dengan alat pencatat selama pembuatan yang menunjukkan
bahwa semua langkah yang dipersyaratkan dalam prosedur pengambilan sampel, inspeksi dan pengujian
benar-benar telah dilaksanakan Tiap penyimpangan dicatat secara lengkap dan diinvestigasi.
4. Manajemen risiko mutu: suatu proses sistematis untuk melakukan penilaian, pengendalian dan pengkajian
risiko terhadap mutu suatu produk. Hal ini dapat diaplikasikan secara proaktif maupun retrospektif.
5. Manajemen risiko mutu hendaklah memastikan bahwa:
a. Evaluasi risiko terhadap mutu dilakukan berdasarkan pengetahuan secara ilmiah, pengalaman dengan
proses dan pada akhirnya terkait pada perlindungan pasien;
b. Tingkat usaha, formalitas dan dokumentasi dari proses manajemen risiko mutu sepadan dengan
tingkat risiko. (lebih lanjut di aneks 14)
6. Klasifikasi Kebersihan Ruang Pembuatan Obat dapat dilihat pada Gambar 1. Catatan terkait klasifikasi itu:
a. Kelas A, B, C dan D adalah kelas kebersihan ruang untuk pembuatan produk steril.
b. Kelas E adalah kelas kebersihan ruang untuk pembuatan produk nonsteril.
c. Persyaratan lain untuk pembuatan produk steril dirangkum pada Aneks 1 Pembuatan Produk Steril