Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Prinsip-prinsip manajemen resiko yang efektif digunakan di banyak bidang bisnis dan

pemerintahan termasuk keuangan, asuransi, keselamatan kerja, kesehatan masyarakat,

pharmacovigilance, dan denganlembaga yang mengatur industri.Meskipun ada beberapa contoh

penggunaan manajemen risiko mutu dalam industri farmasi saat ini, mereka terbatas dan tidak

sepenuhnya mewakilikontribusi manajemen risiko yang ditawarkan. Selain itu, pentingnya

sistem kualitastelah diakui dalam industri farmasi, dan hal ini menjadi jelas bahwa manajemen

kualitas resiko adalah komponen berharga dari suatu sistem mutu yang efektif.Hal ini umumnya

dipahami bahwa risiko didefinisikan sebagai kombinasi dari kemungkinan terjadinya kerusakan

dan tingkat keparahan kerusakan itu. Pembuatan dan penggunaan produk obat, termasuk

komponennya, tentu memerlukan beberapatingkat risiko. Risiko untuk kualitas hanyalah salah

satu komponen dari keseluruhan risiko. Hal ini penting untukmemahami bahwa kualitas produk

harus dijaga seluruh siklus hidup produk sehinggakualitas produk obat tetap konsisten dengan

yangdigunakan dalam studi klinis.

Manajemen kualitas risiko yang efektif dapat memastikan lebih lanjutkualitas terbaik

dari produk obat kepada pasien dengan menyediakan proaktif untuk mengidentifikasi dan

mengontrol masalah kualitas potensial selama pengembangan dan manufaktur. Selain itu,

penggunaankualitas manajemen risiko dapat meningkatkan pengambilan keputusan jika muncul

masalahkualitas. Kualitas manajemen risiko dapat meningkatkan pengambilan keputusan jika

muncul masalah kualitas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PRINSIP

Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan

penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar

(registrasi)dan tidak menimbulkan risiko yangmembahayakan penggunanya karena

tidakaman, mutu rendah atau tidak efektif.Manajemen bertanggung jawab

untukpencapaian tujuan ini melalui suatu “KebijakanMutu”, yang memerlukan partisipasi

dan komitmen dari semua jajaran di semua departemen di dalam perusahaan, para

pemasokdan para distributor. Untuk mencapai tujuan mutu secara konsisten dan dapat

diandalkan,diperlukan sistem Pemastian Mutu yang didesain secara menyeluruh dan

diterapkan secara benarserta menginkorporasi Cara Pembuatan Obat yang Baik termasuk

Pengawasan Mutu dan Manajemen Risiko Mutu.

Unsur dasar manajemen mutu adalah :

 Suatu infrastruktur atau sistem mutu yang tepat mencakup struktur organisasi,

prosedur,proses dan sumber daya; dan

 Tindakan sistematis yang diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan tingkat

kepercayaan yang tinggi, sehingga produk (atau jasa pelayanan) yang dihasilkan akan

selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Keseluruhan tindakan tersebut

disebut Pemastian Mutu.

Semua bagian sistem Pemastian Mutu hendaklah didukung dengan ketersediaan personil

yang kompeten, bangunan dan sarana serta peralatan yang cukup dan
memadai.Tambahan tanggung jawab legal hendaklah diberikan kepada kepala

Manajemen Mutu(Pemastian Mutu).

B. Konsep dasar Pemastian Mutu, Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)

Pengawasan Mutu dan Manajemen RisikoMutu adalah aspek manajemen mutu

yangsaling terkait.Konsep tersebut diuraikan disini untuk menekankan hubungan dan

betapa penting konsep tersebut dalamproduksi dan pengawasan produk.

C. PEMASTIAN MUTU

Pemastian Mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal baik secara

tersendiri maupun secara kolektif, yang akan mempengaruhi mutu dari obat

yangdihasilkan. Pemastian Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan

tujuan untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan

pemakaiannya. Karena itu Pemastian Mutu mencakup CPOB ditambah dengan faktor lain

di luar Pedoman ini, seperti desain dan pengembangan produk.

Sistem Pemastian Mutu yang benar dan tepat bagi industri farmasi hendaklah

memastikan bahwa :

 Desain dan pengembangan obat dilakukan dengan cara yang memperhatikan persyaratan

CPOB dan Cara Berlaboratorium PengawasanMutu yang Baik

 Semua langkah produksi dan pengendalian diuraikan secara jelas danCPOB diterapkan

 Tanggung jawab manajerial diuraikandengan jelas dalam uraian jabatan

 Pengaturan disiapkan untuk pembuatan,pemasokan dan penggunaan bahan awal dan

pengemas yang benar

 Semua pengawasan terhadap produkantara dan pengawasan-selama-proses(in-process

controls) lain serta validasi yang diperlukan dilakukan pengkajian terhadap semua
dokumen yang terkait dengan proses,pengemasan dan pengujian bets,dilakukan sebelum

memberikanpengesahan pelulusan untuk distribusi.

 Penilaian hendaklah meliputi semua faktor yang relevan termasuk kondisi pembuatan,

hasil pengujian dan/atau pengawasan-selama-proses

 Pengkajian dokumen produksi termasuk pengemasan, pengkajian penyimpangan dari

prosedur yang telah ditetapkan,pemenuhan persyaratan dari SpesifikasiProduk Jadi dan

pemeriksaan produkdalam kemasan akhir

 Obat tidak dijual atau dipasok sebelum kepala Manajemen Mutu (PemastianMutu)

menyatakan bahwa tiap bets produksi dibuat dan dikendalikan sesuai dengan persyaratan

yang tercantum dalam izin edar dan peraturan lain yangberkaitan dengan aspek

produksi,pengawasan mutu dan pelulusan produk.

 Tersedia pengaturan yang memadai untuk memastikan bahwa, sedapat mungkin, produk

disimpan, didistribusikan dan selanjutnya ditangani sedemikian rupa agar mutu tetap

dijaga selama masa edar/simpan obat

 Tersedia prosedur inspeksi diri dan/atauaudit mutu yang secara berkala mengevaluasi

efektivitas dan penerapan sistem Pemastian Mutu;

 Pemasok bahan awal dan pengemasdievaluasi dan disetujui untukmemenuhi spesifikasi

mutu yang telahditentukan oleh perusahaan

 Penyimpangan dilaporkan, diselidiki dandicatat;

 Tersedia sistem persetujuan terhadapperubahan yang berdampak pada mutu produk

 Prosedur pengolahan ulang dievaluasi dan disetujui

 Evaluasi mutu produk berkala dilakukan untuk verifikasi konsistensi proses dan

memastikan perbaikan proses yangberkesinambungan.


D. CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK(CPOB)

CPOB adalah bagian dari Pemastian Mutuyang memastikan bahwa obat dibuat

dandikendalikan secara konsisten untukmencapai standar mutu yang sesuai dengantujuan

penggunaan dan dipersyaratkandalam izin edar dan spesifikasi produk.CPOB mencakup

Produksi dan PengawasanMutu.

Persyaratan dasar dari CPOB adalah:

 Semua proses pembuatan obatdijabarkan dengan jelas, dikaji secarasistematis

berdasarkan pengalaman danterbukti mampu secara konsistenmenghasilkan obat

yang memenuhipersyaratan mutu dan spesifikasi yang telah ditetapkan

 Tahap proses yang kritis dalampembuatan, pengawasan proses dansarana penunjang

serta perubahannyayang signifikan divalidasi

 Tersedia semua sarana yang diperlukandalam CPOB termasuk: personil yang

terkualifikasi dan terlatih, bangunan dan sarana dengan luas yang memadai,

peralatan dan sarana penunjang yang sesuai, bahan, wadah dan label yang benar,

prosedur dan instruksi yang disetujui;dantempat penyimpanan dan transportasiyang

memadai.

 Prosedur dan instruksi ditulis dalambentuk instruksi dengan bahasa yang jelas, tidak

bermakna ganda, dapatditerapkan secara spesifik pada saranayang tersedia

 Operator memperoleh pelatihan untukmenjalankan prosedur secara benar;

 Pencatatan dilakukan secara manual ataudengan alat pencatat selama pembuatan

yang menunjukkan bahwa semualangkah yang dipersyaratkan dalam prosedur dan

instruksi yang ditetapkanbenar-benar dilaksanakan dan jumlahserta mutu produk

yang dihasilkan sesuaidengan yang diharapkan.


 Tiap penyimpangan dicatat secara lengkap dan diinvestigasi

 Catatan pembuatan termasuk distribusi yang memungkinkan penelusuran

riwayatbets secara lengkap, disimpan secara komprehensif dan dalam bentuk yang

mudah diakses;

 Penyimpanan dan distribusi obat yangdapat memperkecil risiko terhadap mutu obat

 Tersedia sistem penarikan kembali betsobat manapun dari peredaran

 Keluhan terhadap produk yang beredardikaji, penyebab cacat mutu diinvestigasiserta

dilakukan tindakan perbaikan yangtepat dan pencegahan pengulangankembali

keluhan.

E. PENGAWASAN MUTU

Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOByang berhubungan dengan

pengambilansampel, spesifikasi dan pengujian, sertadengan organisasi, dokumentasi

danprosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan

telah dilakukan dan bahwa bahan yang belumdiluluskan tidak digunakan serta

produkyang belum diluluskan tidak dijual ataudipasok sebelum mutunya dinilai

dandinyatakan memenuhi syarat.Setiap industri farmasi hendaklah mempunyai fungsi

Pengawasan Mutu.Fungsi ini hendaklah independen daribagian lain. Sumber daya yang

memadai hendaklah tersedia untuk memastikan bahwa semua fungsi Pengawasan Mutu

dapat dilaksanakan secara efektif dan dapat diandalkan.

Persyaratan dasar dari Pengawasan Mutuadalah bahwa:

 Sarana dan prasarana yang memadai,personil yang terlatih dan prosedur yangdisetujui

tersedia untuk pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian bahan awal, bahan
pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi,dan bila perlu untuk

pemantauan lingkungan sesuai dengan tujuan CPOB

 Pengambilan sampel bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan

produk jadi dilakukan oleh personil dengan metode yang disetujui oleh Pengawasan

Mutu

 Metode pengujian disiapkan dan divalidasi (bila perlu)

 Pencatatan dilakukan secara manual atau dengan alat pencatat selama pembuatan yang

menunjukkan bahwa semua langkah yang dipersyaratkan dalam prosedur pengambilan

sampel,inspeksi dan pengujian benar-benar telah dilaksanakan

 Tiap penyimpangan dicatat secara lengkap dan diinvestigasi

 Produk jadi berisi zat aktif dengankomposisi secara kualitatif dan kuantitatif sesuai

dengan yang disetujui pada saat pendaftaran, dengan derajat kemurnian yang

dipersyaratkan serta dikemas dalam wadah yang sesuai dan diberilabel yang benar

 Dibuat catatan hasil pemeriksaan dananalisis bahan awal, bahan pengemas,produk antara,

produk ruahan, danproduk jadi secara formal dinilai dan dibandingkan terhadap

spesifikasi

 Sampel pertinggal dari bahan awal dan produk jadi disimpan dalam jumlah yangcukup

untuk dilakukan pengujian ulang bila perlu.

 Sampel produk jadi disimpan dalam kemasan akhir kecuali untuk kemasan yang besar.
Pengawasan Mutu secara menyeluruh jugamempunyai tugas lain, antara lain menetapkan,

memvalidasi dan menerapkan semua prosedur pengawasan mutu,mengevaluasi,

mengawasi, dan menyimpan baku pembanding, memastikan kebenaran label wadah

bahan dan produk, memastikan bahwa stabilitas dari zat aktif dan obat jadi dipantau,

mengambil bagian dalam investigasi keluhan yang terkait denganmutu produk, dan ikut

mengambil bagiandalam pemantauan lingkungan. Semua kegiatan tersebut hendaklah

dilaksanakan sesuai dengan prosedur tertulis dan jika perlu dicatat.Personil Pengawasan

Mutu hendaklah memiliki akses ke area produksi untuk melakukan pengambilan sampel

dan investigasi bila diperlukan.

F. PENGKAJIAN MUTU PRODUK

Pengkajian mutu produk secara berkalahendaklah dilakukan terhadap semua obat

terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan konsistensi proses,

kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi, untuk melihat tren

dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses.

Pengkajian mutu produk secara berkalabiasanya dilakukan tiap tahun dan

didokumentasikan, dengan mempertimbangkan hasil kajian ulang sebelumnya dan

hendaklah meliputi paling sedikit

 Kajian terhadap bahan awal dan bahan pengemas yang digunakan untuk produk, terutama

yang dipasok dari sumber baru

 Kajian terhadap pengawasan-selama-proses yang kritis dan hasil pengujian obat jadi

 Kajian terhadap semua bets yang tidak memenuhi spesifiksasi yang ditetapkandan

investigasi yang dilakukan


 Kajian terhadap semua penyimpangan atau ketidaksesuaian yang signifikan,dan

efektivitas hasil tindakan perbaikan dan pencegahan

 Kajian terhadap semua perubahan yang dilakukan terhadap proses atau metode analisis

 Kajian terhadap variasi yang diajukan, disetujui, ditolak dari dokumen registrasi yang

telah disetujui termasuk dokumen registrasi untuk produk ekspor

 Kajian terhadap hasil program pemantauan stabilitas dan segala trenyang tidak diinginkan

 Kajian terhadap semua produk kembalian, keluhan dan penarikan obatyang terkait

dengan mutu produk,termasuk investigasi yang telahdilakukan

 Kajian kelayakan terhadap tindakan perbaikan proses produk atau peralatan yang

sebelumnya

 Kajian terhadap komitmen pasca pemasaran dilakukan pada obat yang baru mendapatkan

persetujuan pendaftaran dan variasi persetujuan pendaftaran

 Status kualifikasi peralatan dan sarana yang relevan misal sistem tata udara(HVAC), air,

gas bertekanan, dan lain- lain

 Kajian terhadap Kesepakatan Teknis untuk memastikan selalu up to date.

Industri farmasi dan pemegang izin edar,bila berbeda, hendaklah melakukan

evaluasi terhadap hasil kajian, dan suatu penilaian hendaklah dibuat untuk menentukan

apakah tindakan perbaikan dan pencegahan ataupun validasi ulang hendaklah dilakukan.

Alasan tindakan perbaikan hendaklah didokumentasikan. Tindakan pencegahan dan

perbaikan yang telah disetujui hendaklah diselesaikan secara efektif dantepat waktu.

Hendaklah tersedia prosedur manajemen untuk manajemen yang sedang berlangsung dan

pengkajian aktivitas sertaefektivitas prosedur tersebut yang diverifikasi pada saat inspeksi

diri. Biladapat dibenarkan secara ilmiah, pengkajianmutu dapat dikelompokkan menurut


jenis produk, misal sediaan padat, sediaan cair,produk steril, dan lain-lain. Bila pemilik

izin edar bukan industri farmasi,maka perlu ada suatu Kesepakatan Teknis dari semua

pihak terkait yang menjabarkan siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan kajian

mutu. Kepala ManajemenMutu (Pemastian Mutu), yang bertanggung jawab untuk

melakukan sertifikasi bets,bersama dengan pemilik persetujuan pendaftaran hendaklah

memastikan bahwa pengkajian mutu dilakukan tepat waktu dan akurat.

G. MANAJEMEN RISIKO MUTU

Manajemen risiko mutu adalah suatu proses sistematis untuk melakukan

penilaian,pengendalian dan pengkajian risiko terhadap mutu suatu produk. Hal ini dapat

diaplikasikan secara proaktif maupun retrospektif .

Manajemen risiko mutu hendaklahmemastikan bahwa :

 Evaluasi risiko terhadap mutu dilakukan berdasarkan pengetahuan secara

ilmiah,pengalaman dengan proses dan pada akhirnya terkait pada perlindungan pasien

 Tingkat usaha, formalitas dan dokumentasi dari proses manajemen risiko mutu sepadan

dengan tingkat risiko.

1. TANGGUNG JAWAB

Kegiatan risiko manajemen mutu biasanya, tetapi tidak selalu, dilakukan oleh

interdisipliner tim. Ketika tim terbentuk, mereka harus melibatkan para pakar dari

bidang yang sesuai (misalnya,kualitas unit, pengembangan bisnis, teknik, urusan

regulasi, operasi produksi, penjualandan pemasaran, hukum, statistik, dan klinis)

selain individu yang memiliki pengetahuan tentang kualitas proses manajemen

risiko.Para pembuat keputusan harus bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan

manajemen mutu risiko di berbagai fungsi dan departemen organisasi mereka,juga


memastikan bahwa proses manajemen risiko kualitas didefinisikan, digunakan, dan

sumber daya yang memadai tersedia.

2. METODOLOGI MANAJEMEN RISIKO

Kualitas manajemen risiko mendukung pendekatan ilmiah dan praktis untuk

pengambilan keputusan. Kualitas manajemen risiko menyediakan dokumentasi,

transparan, dan metode reproduksi untuk mencapai langkah-langkah dari

kualitasproses manajemen risiko berdasarkan kondisi mengenai penilaian

probabilitas, keparahan,dan, terkadang, pendeteksian risiko.Secara tradisional, risiko

terhadap kualitas telah dinilai dan dikelola dalam berbagai cara-cara informal(Empiris

dan / atau prosedur internal) berdasarkan, misalnya, kompilasi dari pengamatan,tren,

dan informasi lainnya. Pendekatan tersebut terus memberikan informasi yang berguna

yang mendukung topik seperti penanganan keluhan, cacat mutu, penyimpangan, dan

alokasi sumber daya.Selain itu, industri farmasi dan regulator dapat menilai dan

mengelola risiko menggunakan alat manajemen risiko yang diakui dan / atauprosedur

internal (misalnya operasi standarprosedur).

Di bawah ini adalah daftar dari beberapa alat manajemen risiko yang diakui :

• metode manajemen risiko fasilitasi Dasar(Diagram alur, lembaran cek, dll)

• Kegagalan Mode Efek Analisis (FMEA)

• Kegagalan Mode, Efek, dan Analisis Kekritisan (FMECA)

• Fault Tree Analysis (FTA)

• Hazard Analysis Critical Control Points dan (HACCP)

• Bahaya Operability Analisis (HAZOP)

• Hazard Analysis Awal (PHA)


• Risiko peringkat dan penyaringan

• Mendukung alat statistic

Alat ini mungkin cocok untuk beradaptasi untuk digunakan di daerah khusus yang

berkaitan dengan zat obatdan produk obat yang berkualitas. Kualitas metode

manajemen risiko dan alat statistik yang Pendukungdapat digunakan dalam

kombinasi (misalnya, Penilaian Risiko Probabilistik). Penggunaan dikombinasikan

menyediakanfleksibilitas yang dapat memfasilitasi penerapan prinsip-prinsip

manajemen mutu risiko.Tingkat kekakuan dan formalitas dari manajemen mutu risiko

harus mencerminkan pengetahuan yang tersediadan sepadan dengan kompleksitas dan

atau kekritisan masalah yang akan ditangani.

3. INTEGRASI KUALITAS MANAJEMEN RISIKO KE INDUSTRI DAN

PERATURAN OPERASIONAL

Kualitas manajemen risiko adalah proses yang mendukung keputusan berbasis

ilmu pengetahuan dan praktis bila diintegrasikan ke dalam sistem mutu. Sebagaimana

diuraikan dalam penggunaan, pengenalan yang tepat kualitas manajemen risiko tidak

meniadakan kewajiban industri untuk mematuhi peraturan persyaratan. Namun,

kualitas manajemen risiko yang efektif dapat memfasilitasi keputusan lebih baik,

dapat memberikan regulator dengan jaminan yang lebih besar dari kemampuan

perusahaan untuk menangani potensi risiko,dan dapat mempengaruhi tingkat

pengawasan regulasi langsung. Selain itu, kualitas manajemen risiko dapat lebih baik

memfasilitasi menggunakansumber daya oleh semua pihak. Pelatihan kedua personil

industri dan peraturan dalam proses manajemen mutu risiko memberikan pemahaman

yang lebih besar dalam prosespengambilan keputusan dan membangun rasa percaya
diri dalam pengelolaan kualitas hasil risiko. Kualitas manajemen risiko harus

diintegrasikan ke dalamoperasi yang ada dan didokumentasikan tepat.

Contoh-contoh ini disediakan untuk tujuan ilustrasisaja dan tidak harus dianggap

sebagai daftar definitif atau lengkap. Contoh-contoh ini tidak dimaksudkan untuk

menciptakanharapan baru di luar persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan saat

ini.

Contoh untuk operasi industri dan peraturan :

•Manajemen mutu,

• Pengembangan

• Fasilitas, peralatan, dan utilitas

•Bahanmanajemen

• Produksi

•Laboratoriumkontrol danpengujian stabilitas

•Pengepakan danpelabelan

•Inspeksidan kegiatan penilaian

Sementara keputusan peraturan akan terus dilakukans ecara regional, pemahaman

umum dan penerapan prinsip-prinsip manajemen risikomutu dapat memfasilitasi

saling percaya diri dan mempromosikankeputusan yang lebih konsisten di antara

regulator atas dasar yang informasi sama.Kerjasama ini mungkin penting dalam

pengembangan kebijakan dan pedoman yang mengintegrasikan danmendukung

praktek risiko manajemen mutu.


BAB III

PEMBAHASAN
ICHICH Q9

A. Memulai sebuah proses Manajemen resiko berkualtitas

Kualitas manajemen risiko harus meliputi proses sistematis yang dirancang untuk

mengkoordinasikan, memfasilitasidan meningkatkan ilmu pengetahuan berbasis

pengambilan keputusan sehubungan dengan risiko.

Kemungkinan langkah yang digunakan untuk memulai dan merencanakan proses

manajemen risiko berkualitas dapat mencakup hal berikut:

1. Definisikan masalah dan / atau pertanyaan risiko, termasuk

mengidentifikasiasumsi potensi risikoyang bersangkutan

2. Kumpulkan informasi latar belakang dan / atau data tentang bahaya, bahaya

potensial atau kesehatan manusiayang relevan dengan dampak penilaian risiko

3. Mengidentifikasi pemimpin dan sumber daya kritis

4. Tentukan batas waktu, penyerahan, dan sesuaikan tingkat pengambilan keputusan

untuk risiko manajemen proses

B. Penilaian Resiko

Penilaian risiko terdiri dari identifikasi bahaya dan analisis serta evaluasi risiko

terkait dengan paparan bahaya tersebut. Kualitas penilaian risiko mulaidengan deskripsi

masalah yang jelas atau pertanyaan risiko. Ketika risiko yang dimaksud didefinisikan

dengan baik, alat manajemen risiko yang sesuai dan jenisinformasi akan menjawab

pertanyaan risiko agar lebih mudah diidentifikasi.


Sebagai bantuan untuk mendefinisikan risiko sebagai tujuan penilaian risiko, tiga

pertanyaan mendasar seringmembantu:

1. Apa mungkin salah?

2. Bagaimana kemungkinan (probabilitas) itu akan salah?

3. Apa konsekuensi (keparahan)?

Identifikasi risiko adalah penggunaan informasi secara sistematis untuk

mengidentifikasi bahaya mengacu pada pertanyaan risikoatau deskripsi masalah.

Informasi dapat mencakup data historis, analisis teoritis,informasi pendapat, dan

keprihatinan para stakeholder. Identifikasi risiko membahas pertanyaan "Apamungkin

salah "?, termasuk mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi. Ini

memberikandasar untuk langkah lebih lanjut dalam proses manajemen risiko yang

berkualitas.

Analisis risiko adalah perkiraan risiko yang terkait dengan bahaya yang telah

diidentifikasi. Ini merupakan proses kualitatif atau kuantitatif yang menghubungkan

kemungkinan kejadian dan keparahan merugikan.Dalam beberapa alat manajemen risiko,

kemampuan untuk mendeteksi kerugian (pendeteksian) juga faktor dalamestimasi risiko.

Evaluasi risiko membandingkan risiko diidentifikasi dan dianalisis terhadap

kriteria risiko tertentu. Evaluasi resiko mempertimbangkan kekuatan bukti untuk ketiga

pertanyaan mendasar.Dalam melakukan penilaian risiko yang efektif, keaslian dari

kumpulan data ini penting karenamenentukan kualitas keputusan . Mengungkap asumsi

dan sumber ketidakpastian yang wajarakan meningkatkan kepercayaan dalam output dan

/ atau membantu mengidentifikasi keterbatasan.Ketidakpastian ini disebabkan kombinasi

dari pengetahuan yang tidak lengkap tentang proses dan variabilitas tak terduga. sumber
ketidakpastian yangkhas termasuk kesenjangan dalam pengetahuan, kesenjangan dalam

ilmu pengetahuan farmasi dan pemahaman proses, sumber bahaya (misalnya, kegagalan

mode dariproses, sumber variabilitas), dan probabilitas deteksi masalah.

C. Risiko Pengendalian

Pengendalian risiko meliputi pengambilan keputusan untuk mengurangi dan / atau

menerima risiko. Tujuan dari pengendalian risikoadalah untuk mengurangi risiko kepada

tingkat yang dapat diterima. Jumlah usaha yang digunakan untuk pengendalian risiko

harussebanding dengan signifikansi risiko. Pengambil keputusan mungkin menggunakan

proses yang berbeda, termasuk manfaat-biaya analisis, untuk memahami tingkat optimal

pengendalian risiko.

Pengendalian risiko mungkin berfokus padapertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Apakah risiko di atastingkat yang dapat diterima?

2. Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkanrisiko?

3. Bagaimanakeseimbangan yang tepat antara manfaat, risikodan sumber daya?

4. Apakahrisiko baru diperkenalkan sebagai akibat daririsiko yang teridentifikasi

dikontrol?

Pengurangan risiko termasuk tindakan yang diambil untuk

mengurangikeparahan dan kemungkinan bahaya. Proses yang meningkatkan

pendeteksian bahaya dankualitas risiko juga dapat digunakan sebagai bagian dari strategi

pengendalian risiko. Penerapan tindakanpengurangan risiko dapat memperkenalkan risiko

baru ke dalam sistem atau meningkatkan pentingnya ada risiko lainnya. Oleh karena itu,

untuk meninjau kembali penilaian risiko, mengidentifikasi danmengevaluasi setiap

perubahan dalam risiko setelah menerapkan proses pengurangan risiko.


PenerimaanRisiko adalah keputusan untuk menerima risiko. Penerimaan risiko

bisamenjadi keputusan formal untuk menerimarisiko atau residu dapat menjadi keputusan

yang pasif di mana risiko residu yang tidak ditentukan. Untuk beberapajenis bahaya,

bahkan praktek manajemen risiko mutu terbaik mungkin tidak sepenuhnya

menghilangkan risiko.Dalam keadaan ini, mungkin akan setuju bahwa risiko yang sesuai

kualitas manajemen strategitelah diterapkan dan bahwa kualitas risiko berkurang ke

tingkat yang (diterima) tertentu. Ini (ditentukan)tingkat yang dapat diterima akan

tergantung pada banyak parameter dan harus diputuskan berdasarkan kasus per kasus.

D. Output dari penilaian risiko

adalah salah satu perkiraan kuantitatif dari risiko atau kualitatifdeskripsi berbagai

risiko. Ketika risiko dinyatakan secara kuantitatif, probabilitas numerikdigunakan. Atau,

risiko dapat dinyatakan dengan menggunakan deskriptor kualitatif, seperti"tinggi,",

"Menengah," atau "rendah", yang harus didefinisikan dalam sedetail mungkin. Terkadang

risikoskor digunakan untuk lebih mendefinisikan deskriptor dalam peringkat risiko.

Dalam penilaian risiko kuantitatif, perkiraan risiko menyediakan kemungkinan

konsekuensi tertentu, diberi satu set risiko yang menghasilkankeadaan. Dengan demikian,

estimasi risiko kuantitatif berguna untuk salah satu konsekuensi padawaktu tertentu.

Atau, perangkat manajemen risiko menggunakan beberapa ukuran risiko relatif untuk

menggabungkan beberapa tingkat keparahan dan kemungkinan ke dalam perkiraan

keseluruhan risiko relatif.

E. Risiko Komunikasi

Risiko Komunikasi adalah berbagi informasi tentang risiko dan manajemen risiko antara

pengambil keputusan dan lainnya. Komunikasi antara industri dan pihak berwenang,
komunikasi risiko keputusan tentang manajemen mutu dapat dilakukan melalui

keputusan yang ditentukan dalam peraturan dan pedoman.

F. Tinjauan Pristiwa

Manajemen risiko harus menjadi bagian yang berkelanjutan dari proses manajemen mutu.

Mekanismeuntuk meninjau atau memantau kegiatan harus dilaksanakan.Output / hasil

dari proses manajemen risiko harus ditinjau ulang untuk memperhitungkan pengetahuan

barudan pengalaman. Setelah kualitas risiko proses manajemen telah dimulai, proses

yangharus terus dimanfaatkan untuk peristiwa yang mungkin mempengaruhi risiko

kualitas aslimanajemen keputusan, apakah peristiwa ini direncanakan (misalnya, hasil

review produk,inspeksi, audit, kontrol perubahan) atau tidak direncanakan (misalnya,

akar penyebab dari penyelidikan kegagalan). Frekuensi segala tindakan harus didasarkan

pada tingkat risiko. Tinjauan Risiko mungkin termasuk peninjauan kembali keputusan

penerimaan risiko.

G. METODE MANAJEMEN RISIKO DAN ALAT

Tujuan lampiran ini adalah untuk memberikan gambaran umum dan referensi untuk

beberapa alat-alat utama yang dapat digunakan dalam manajemen mutu risiko oleh

industri dan regulator. Referensi dimasukkan sebagai bantuan untuk mendapatkan

pengetahuan lebih banyak dan detail tentang alat tertentu. Penting untuk dicatat bahwa

tidak ada satu alat atau set alat berlaku untuk setiap situasi di mana risiko kualitas

prosedur manajemen yang digunakan.


1. Metode Dasar Fasilitas Manajemen Risiko

Beberapa teknik sederhana yang biasanya digunakan untuk struktur manajemen

risiko dengan mengorganisasi data dan memfasilitasi pengambilan keputusan

adalah:

• Flowchart

• Periksa Lembar

• Proses Pemetaan

• Diagram Sebab Akibat (juga disebut diagram Ishikawa atau diagram ikantulang)

2. Kegagalan Mode Efek Analisis (FMEA)

FMEA menyediakan evaluasi untuk mode potensial kegagalan untuk proses dan

kemungkinan efek pada hasil dan / atau kinerja produk. Setelah mode kegagalan

ditetapkan, pengurangan risiko dapat digunakan untuk menghilangkan,

mengandung, mengurangi, atau mengontrol kegagalan potensial. FMEA

bergantung pada pemahaman produk dan proses. FMEA dapat digunakan untuk

memprioritaskan risiko dan memantau efektivitas kegiatan pengendalian risiko.

FMEA dapat diterapkan untuk peralatan dan fasilitas dan dapat digunakan untuk

menganalisis manufaktur operasi dan efeknya pada produk atau proses. Ini

mengidentifikasi elemen / operasi dalam sistem yang rentan. Output / hasil FMEA

dapat digunakan sebagai dasar untuk desain atau analisis lebih atau untuk

membimbing penyebaran sumber daya.

3. Kegagalan Mode, Efek, dan Analisis Kekritisan (FMECA)

FMEA dapat diperpanjang untuk memasukkan suatu penelitian dari derajat

keparahan, konsekuensi, probabilitas masing-masing kejadian, dan pendeteksian,


sehingga menjadi Mode Kegagalan, Efek, dan Analisis Kekritisan. Untuk sebuah

analisis yang akan dilakukan, spesifikasi produk atau proses harus ditetapkan.

FMECA dapat mengidentifikasi tempat-tempat dimana tindakan pencegahan

tambahan mungkin cocok untuk meminimalkan risiko.

Potensi Wilayah Penggunaan

Aplikasi FMECA dalam industri farmasi sebagian besar harus digunakan untuk

kegagalan dan risiko yang terkait dengan proses manufaktur, namun tidak terbatas

pada aplikasi ini. output dari sebuah resiko FMECA "skor" relatif untuk setiap

mode kegagalan, yang digunakan untuk menentukan peringkat mode secara risiko

relatif.

4. Fault Tree Analysis (FTA)

FTA adalah pendekatan yang mengasumsikan kegagalan fungsi dari produk atau

proses. Alat ini mengevaluasi kegagalan sistem (atau subsistem) satu per satu tapi

bisa

menggabungkan beberapa penyebab kegagalan dengan mengidentifikasi rantai

kausal. FTA bergantung pada proses para ahli pemahaman untukmengidentifikasi

faktor-faktor kausal.

Potensi Wilayah Penggunaan

FTA dapat digunakan untuk menetapkan jalur untuk akar penyebab kegagalan.

FTA dapat digunakan untuk menyelidiki keluhan atau penyimpangan dalam

rangka untuk memahami akar penyebab dan untuk memastikan bahwa perbaikan

dimaksudkan akan sepenuhnya mengatasi masalah tersebut dan tidak

mengakibatkan masalah lain (yaitu memecahkan salah satu masalah namun


menimbulkan masalah yang berbeda). Output dari sebuah FTA termasuk

representasi visual mode kegagalan. Hal ini berguna baik untuk penilaian risiko

dan dalam program pemantauan berkembang.

5. Hazard Analisis dan Critical Control Points (HACCP)

HACCP adalah alat yang sistematis, proaktif, dan untuk pencegahan menjamin

kualitas produk, kehandalan, dan keselamatan . Prinsip-prinsip Pendekatan yang

berlaku teknis dan ilmiah untuk menganalisa, mengevaluasi, mencegah, dan

kontrol risiko atau konsekuensi yang merugikan dari bahaya karena desain,

pengembangan, produksi, dan penggunaan produk.

HACCP terdiri dari tujuh langkah berikut:

melakukan analisis bahaya dan mengidentifikasi langkah-langkah pencegahan

untuk setiap langkah dari proses; menentukan titik kontrol kritis; membuat batas

kritis;membangun suatu sistem untuk memantau titik kontrol kritis;membuat

tindakan perbaikan jika hasil pemantauan menunjukkan bahwa titik kontrol tidak

dalam kontrol; membangun sistem untuk memverifikasi bahwa sistem HACCP

bekerja secara efektif; membuat sistem pencatatan

Potensi Wilayah Penggunaan

HACCP dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko yang

terkait dengan fisik, kimia, dan bahaya biologis (termasuk kontaminasi

mikrobiologi). HACCP sangat berguna bila produk dan proses pemahaman cukup

komprehensif untuk mendukung identifikasi titik kontrol kritis. Output dari

analisa HACCP adalah informasi risiko manajemen yang memfasilitasi


pemantauan titik kritis tidak hanya dalam proses manufaktur tetapi juga siklus

fase lain.

6. bahaya Operability Analysis (HAZOP)

HAZOP didasarkan pada sebuah teori yang mengasumsikan bahwa peristiwa

risiko yang disebabkan oleh penyimpangan dari maksud desain atau operasi.

HAZOP sering menggunakan tim orang dengan keahlian meliputi desain proses

atau produk dan penerapannya.

Potensi Wilayah Penggunaan (s)

HAZOP dapat diterapkan pada proses manufaktur, termasuk produksi outsourcing

dan formulasi serta pemasok hulu, peralatan dan fasilitas untuk bahan obat dan

obat produk. Ini juga telah digunakan terutama dalam industri farmasi untuk

mengevaluasi memproses bahaya keamanan. Seperti halnya dengan HACCP,

output dari analisis HAZOP adalah daftar kritis operasi untuk manajemen risiko.

Hal ini memudahkan pemantauan berkala dari titik kritis dalam proses

manufaktur.

7. Hazard Analysis Awal (PHA)

PHA adalah alat analisis yang didasarkan pada penerapan pengalaman

sebelumnya atau pengetahuan tentang bahaya atau kegagalan untuk

mengidentifikasi bahaya di masa depan, situasi yang membahayakan dan

peristiwa yang mungkin menyebabkan kerugian, serta

memperkirakan probabilitas kejadian untuk aktivitas tertentu, fasilitas, produk,

atau sistem.
Alat ini terdiri dari:

 Identifikasi kemungkinan bahwa peristiwa risiko yang terjadi,

 evaluasi kualitatif sejauh mana kemungkinan cedera atau kerusakan kesehatan

yang dapat diakibatkan,

 peringkat relatif bahaya menggunakan kombinasi keparahan dan

kemungkinan terjadinya

 identifikasi langkah-langkah perbaikan yang mungkin digunakan pada

Wilayah Potensi

PHA mungkin berguna ketika menganalisis sistem yang ada atau

memprioritaskan bahaya mana

yang lebih luas yang digunakan teknik mencegah keadaan dari bahaya. Hal ini

dapat digunakan untuk produk, proses dan fasilitas desain serta untuk

mengevaluasi jenis bahaya untuk produk umum mengetik, maka kelas produk,

dan akhirnya produk tertentu. PHA ini paling sering digunakan dalam awal

pengembangan proyek ketika ada sedikit informasi pada detail desain atau

operasi prosedur, oleh karena itu akan sering menjadi pelopor untuk studi

lebih lanjut. Biasanya, bahaya diidentifikasi dalam PHA yang selanjutnya

dinilai dengan alat manajemen risiko lain seperti yang di bagian ini.

8. Risiko Ranking dan Penyaringan

Risiko peringkat dan penyaringan adalah alat untuk membandingkan dan


peringkat risiko. peringkat Risiko kompleks sistem biasanya melibatkan evaluasi

dari beberapa faktor kuantitatif dan kualitatif yang beragam untuk risiko masing-

masing

Potensi Wilayah Penggunaan

Risiko peringkat dan penyaringan dapat digunakan untuk mempri

oritaskan lokasi manufaktur untuk inspeksi / audit oleh regulator atau industri.

Peringkat Risiko metode sangat membantu dalam situasi di mana risiko dan

konsekuensi yang mendasari untuk dikelola beragam dan sulit untuk bandingkan

menggunakan alat tunggal. Peringkat risiko berguna bagi manajemen untuk

mengevaluasi baik kuantitatif dan kualitatif nilai-nilai risiko dalam organisasi.

9. Statistik Peralatan Penunjang

Uji statistik yang dapat mendukung dan memfasilitasi manajemen risiko

berkualitas. Dapat mengaktifkan penilaian data efektif, bantuan dalam

menentukan signifikansi dari kumpulan data dan memfasilitasi lebih handal

dalam pengambilan keputusan.

Sebuah daftar dari beberapa alat statistik utama yang biasa digunakan dalam

industri farmasi disediakan: Kontrol grafik,( misalnya: Diagram kontrol

Penerimaan, Grafik pengendalian dengan rata-rata aritmatika dan batas peringatan

Grafik jumlah kumulatif , Diagram kontrol Shewhart , Rata-rata bergerak

tertimbang), Desain eksperimen , Histogram, Pareto chart, Proses kemampuan

analisis

Anda mungkin juga menyukai