Anda di halaman 1dari 10

INDUSTRI LIMBAH FARMASI

Fierda Fransisca (082.15.025)


Handini Putri (082.15.026)
PENDAHULUAN
Industri farmasi adalah salah satu industri yang menghasilkan limbah, baik
limbah padat maupun limbah cair. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
limbah diantaranya
• volume limbah,
• kandungan bahan pencemar
• Frekuensi pembuangan limbah

Limbah cair yang dihasilkan bersifat beracun, rekalsitran, serta mengandung


senyawa organik dan anorganik terlarut (Oktem et al. 2008; Schröder 1999).
limbah cair industri farmasi memiliki nilai BOD (Biochemical Oxygen
Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), dan TSS (Total Suspended
Solids) yang tinggi dan dapat menimbulkan risiko bagi lingkungan dan
kesehatan manusia (Project et al. 1997).
Limbah Industri Farmasi
Industri farmasi pada umumnya terbagi menjadi dua kategori:
• proses produksi bahan formula melalui proses fermentasi, ekstraksi,
dan/atau sintesis kimia, dan
• proses formulasi produk farmasi akhir.

Industri farmasi dapat menghasilkan limbah cair yang bersumber dari:


• proses-proses produksi,
• proses pencucian alat produksi,
• kegiatan laboratorium
• sisa produk yang tidak memenuhi spesifikasi atau dari kegagalan
proses.
Air limbah industri farmasi merupakan salah satu
sumber pencemar lingkungan yang sangat potensial.
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu
dikembangkan teknologi pengolahan air limbah yang
murah, mudah pengoperasiannya serta harganya
terjangkau.

Pada limbah industri farmasi ,pengolahan air limbah


(IPAL) secara biologis yang sesuai untuk pengolahan
air limbah farmasi adalah dengan proses biofilter
“Anerob-Aerob” yang dapat menurunkan konsentrasi
COD,BOD serta zat padat tersuspensi dengan baik.
Diagram proses Pengolahan Limbah
Farmasi
Domestik

LIMBAH Proses pengolahan


CAIR Klinis Bak Penampung
biologis
FARMASI

Lain-Lain Desinfeksi

Laboratorium
Dibuang ke
saluran umum
Pengolahan
(a) anaerob-aerob

(b) anaerob-koagulasi flokulasi


Penguraian Anaerob
• Air limbah yang dihasilkan dari proses kegiatan farmasi
dikumpulkan melalui saluran air limbah
• di alirkan ke bak kontrol untuk memisahkan kotoran padat.
• Sambil dibubuhi dengan larutan kapur atau larutan NaOH air
limbah di alirkan ke bak pengurai anaerob.
• Dalam bak pengurai anaerob Polutan organik yang ada di
dalam air limbah akan diuraikan oleh mikroorganisme secara
anaerob, menghasilkan gas methan dan H2S
Penguraian dengan sistem biofilter
anaerob-aerob
Proses biofilter anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian:
• Bak pengendap awal
• Biofilter anaerob
• Biofilter aerob
• Bak pengendap akhir

Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak kontraktor anaerob
dengan arah aliran atas ke bawah dan bawah ke atas. Didalam bak kontraktor
anaerob diisi dengan media plastik berbentuk sarang tawon.
Air limpasan dari bak anaerob dialirkan ke bak kontraktor aerob. Didalam
bak ini diisi dengan media dari kerikil, plastik dan batu apung.
Koagulasi-Flokulasi
• Koagulasi flokulasi dilakukan untuk mengolah keluaran (effluent) dari
proses sebelumnya, yaitu proses anaerob. pada penguraian koagulasi-
flokulasi menggunakan variasi koagulan antara lain, ferro sulfat
(FeSO4.7H2O), PAC dan aluminum sulfat (Al2(SO4)3.18H2O).

• Sedangkan variasi flokulan yang digunakan adalah anion dan kation.


Influent dari proses koagulasi menggunakan effluent proses anaerob.

• Penambahan koagulan yang terlalu banyak maka partikel koloid


berubah menggumpal dan bertumbukan antar partikel.

• Jika kelebihan koagulan tersebut ditambahkan dalam air limbah, maka


hasil dari kelebihan penyerapan ion Al3+ dan Fe3+ akan berbalik atau
pecah kembali (dari negative menjadi positif) dan partikel kembali
tidak stabil. (Ghaly et al. 2006).
Gambar Teknis Desain IPAL

Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Industri


kombinasi Biofilter Aerob-Anaerob

Anda mungkin juga menyukai