Anda di halaman 1dari 26

Pengendalian Pencemaran

Farmasi
HANI HERLINA
MARDHIAH
MAYA
RISA RAHAYUNI
RISKY KRISTIANTI
RIZKI FATURAHMAN I.G
SRIWANTI ATTISAH
Latar belakang
• Pembangunan yang pesat dibidang ekonomi disatu sisi akan meningkatkan
kualitas hidup manusia, yaitu dengan meningkatnya pendapatan
masyarakat, tetapi di sisi lain akan berakibat pada penurunan kesehatan
akibat adanya pencemaran yang berasal dari limbah industri dan rumah
tangga. Hal ini karena kurangnya atau tidak memadainya fasilitas atau
peralatan untuk menangani dan mengelola limbah tersebut.
• Limbah farmasi merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan
yang sangat potensial. Pada saat ini masih sering kita jumpai limbah
farmasi yang kurang mendapatkan perhatian serius dari berbagai rumah
sakit maupun industri farmasi.pengelolaan limbah yang masih
terpinggirkan dari pihak-pihak rumah sakit maupun industri farmasi
tentunya berdampak buruk bagi masyarakat maupun lingkungan. Pada
dasarnya, limbah farmasi merupakan salah satu dari limbah medis
berbahaya karena sifat toxicity, flammable, reactivity dan corrosive serta
konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat merusak lingkungan. Oleh karena itu diperlukan
pengelolaan yang baik dan benar demi menghindari resiko-resiko yang
akan terjadi.
Rumusan masalah
• Apa pengertian Pencemaran Lingkungan?
• Bagaimana klasifikasi Pencemaran Lingkungan?
• Apa pengertian Industri Farmasi?
• Apa saja sumber Pencemaran yang Berasal dari
Industri Farmasi?
• Bagaimana penanganan pencemaran
lingkungan?
Tujuan
• Mengetahui Pengertian pencemaran lingkungan
• Mengetahui sumber-sumber pencemar dari
limbah Industri Farmasi
• Mengetahui bagaimana penanganan
pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh
limbah-limbah yang berasal dari limbah industri
farmasi.
Pengertian
• Polusi atau pencemaran lingkungan adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
Klasifikasi Pencemaran Lingkungan
1. PencemaranUdara
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Sumber
polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan
radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir,
materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh
di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di
tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia.
Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup,
dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi,
berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan
kematian Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm
(part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per
m3 udara.
2. Pencemaran Air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar
sebagai berikut:
• Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan
pembuangan sampah domestik, misalnya, sisa detergen
mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan
CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun.
• Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri
menyebabkan O2 di air berkurang sehingga mengganggu
aktivitas kehidupan organisme air
• Fosfat hasil pembusukan dan pupuk
pertanian terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi,
yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan
pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming alga).
Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat
berfotosintesis karena sinar matahari terhalang.
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis
pencemaran berikut ini :
• Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol,
karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng
• Detergen yang bersifat non bio degradable (secara
alami sulit diuraikan)
• Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya
insektisida.
4. Pencemaran Suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan
bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik,
radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga
mengganggu pendengaran.
Industri Farmasi
Industri farmasi adalah industri yang
menghasilkan produk yang memiliki nilai
terapetik bagi manusia dan/atau hewan.
Produk-produk tersebut antara lain :
• Senyawa kimia dan produk botani yang
digunakan dalam pengobatan.
• Sediaan farmasi (tablet, kapsul, sirup, injeksi,
salep, krim, infus, dll)
• Produk diagnostik in vitro dan in vivo.
• Produk biologi seperti vaksin dan sera.
Sumber pencemaran industri farmasi
• Sumber pencemaran dari industri farmasi biasa kita sebut
dengan Limbah industri Farmasi. Limbah adalah bahan yang
terbuang atau dibuang dari suatu sumber aktivitas manusia
maupun proses – proses alam atau belum mempunyai nilai
ekonomi bahkan dapat menpunyai nilai ekonomi yang
negative.
• Limbah industri adalah salah satu penghasil limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3), yaitu sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun
karena sifat atau konsistensinya dan atau jumlahnya baik
secara langsung dapat mencemarkan dan atau merusak
lingkungan hidup serta membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahkluk hidup
lainnya.
Limbah Industri Farmasi
1. Limbah Padat
• Limbah padat industry farmasi dapat bersumber dari:
• Obat-obat kadaluarsa
• Kegiatan produksi, meliputi :kegagalan produksi, debu
bahan formulasi dari dust collector dan vacuum
cleaner,bekas kemasan bahan baku dan bahan
pembantu serta kemasan yang rusak.
• Kegiatan laboratorium
• Kegiatan kantin karyawan, terdiri dari kotoran/sampah
dapur
• Kegiatan administrasi perkantoran, terdiri dari arsip-
arsip kadaluarsa
• Sampah kebun/halaman
2. Limbah cair dapat berasal dari :
• Kegiatan produksi
• Kegiatan laboratorium
• Kegiatan sarana penunjang
• Limbah domestik pencucian
• Limbah kantin
3. Limbah gas/debu
• Limbah gas atau debu berasal dari :
• Kegiatan sarana penunjang : Gas yang berasal dari
sisa pembakaran bahan bakar boiler.
• Kegiatan produksi : Debu yang berasal dari kegiatan
proses, antara lain dari proses granulasi, proses
pencetakan tablet, proses coating dan proses massa
kapsul.
Penanganan Pencemaran
1. Pengelolaan & Pemantauan Pencemaran Udara
Sumber Pencemaran :
• Debu selama proses produksi
• Uap lemari asam di laboratorium
• Uap solvent proses film coating
• Asap Steam boiler, generator listrik dan incenerator
Upaya Pengelolaan Lingkungan :
• Lemari asam dilengkapi dgn exhaust fan dan cerobong + 6 m dilengkapi
dgn absorbent
• Solvent di ruang coating digunakan dust collector (wet system)
• Debu disekitar mesin produksi dipasang penyedot debu dan dust collector
unit
• Asap dari Genset dan Incenerator dibuat cerobong asap + 6 meter
• Pemantauan :
• Kualitas udara di dalam dan diluar lingkungan industri, meliputi kadar
H2S,NH3, SO2, CO, NO2, O3, Total Solid Particle (TSP/debu), Pb (timbal).
2. Limbah Suara dan Getaran
Sumber Pencemaran : Suara dan getaran dari mesin-
mesin pabrik, genset, dan steam boiler
Upaya Pengelolaan Lingkungan :
• Untuk menanggulangi kebisingan yg ditimbulkan oleh
genset, dibuat ruangan berdinding dua (double cover)
dan dilakukan perawatan mesin secara berkala
• Untuk menanggulangi getaran yg ditimbulkan oleh
mesin genset dan mesin-mesin lain, mesin-mesin
ditempatkan pada lantai yang telah dicor beton dan
diberi penguat (pengunci antara mesin dan lantai)
• Pemantauan :
• Angka kebisingan dan getaran di dalam dan diluar area
pabrik
• Kebisingan : max 65 dB
• Getaran : max 7,5 Hz
3. Pengelolaan dan pemantauan limbah padat
Sumber Pencemaran :
• Debu/serbuk obat dari sistem pengendalian debu (dust collector)
• Obat rusak/kadaluwarsa/obat sub standart (reject)
• Kertas, karton, plastik bekas, botol dan aluminium foil dan sampah
Rumah Tangga
• Lumpur dari proses Instalasi Pengolahan Air Limbah
Upaya Pengelolaan Lingkungan :
• Sampah domestik dibuatkan tempat sampah
• Sisa – sisa kertas, karton, plastik dan aluminium foil dikumpulkan
kemudian dijual ke pengumpul sampah (perusahaan daur ulang
sampah)
• Debu/sisa-sisa serbuk, obat rusak/kaduwarsa serta lumpur dari
IPAL di bakar di incenerator
Pemantauan :
• Kualitas lingkungan (kebersihan) di dalam area industry, tidak ada
limbah B3 yang tercecer di area pabrik, dan sebagiannya, derajat
kebauaan (kadar H2S) disekitar area pabrik.
Pengolahan limbah padat
• Limbah padat Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3)
1. Limbah padat B3 berupa sisa granul, bahan baku
rejected, produk jadi rejected non-betalactam, debu
dari dust collector. Limbah tersebut dimusnahkan
dengan double burner incerinator. Dengan
pembakaran ganda, asap sisa pembakaran tidak lagi
mengandung bahan berbahaya yang bisa mencemari
udara.
2. Lain-lain, seperti oli bekas (yang berasal dari servis
kendaraan, listrik) dan accu bekas dari genset.
• Limbah padat non B3
Limbah padat non B3 berupa kertas, plastik dari
administrasi, bekas karton box, bekas tong
plastik yang sudah dicuci, limbah dari kantin,
dan botol-botol bekas yang sudah dicuci.
4. Pengelolaan & Pemantauan Limbah Cair
Sumber Pencemaran :
• Bekas cucian peralatan produksi, laboratorium, laundri dan rumah tangga
• Kamar Mandi dan WC
• Bekas reagensia di Laboratorium
Upaya Pengelolaan Lingkungan :
• Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah :
• Saluran air hujan langsung dialirkan ke selokan umum
• Saluran dari kamar mandi/WC dialirkan ke septic tank
• Saluran dari tempat pencucian produksi dan laboratorium dialirkan ke
IPAL
• Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dilihat berdasarkan
diagram
• Khusus untuk limbah cair yang berasal dari golongan β Laktam : sebelum
dicampur dengan limbah non β Laktam, ditambahkan NaOH untuk untuk
memecah cincin β Laktam
Pemantauan :
• Kualitas badan air permukaan inlet dan outlet saluran limbah, meliputi
kadar COD, BOD, pH, TSS, N total serta parameter lain termasuk indikator
biologis dan mikrobiologi
• Kualitas badan sungai sebelum dan sesudah outlet IPAL
5. Pengolahan limbah β-laktam
Di antara obat - obatan yang dapat menyebabkan
pencemaran/masalah lingkungan, antibiotic merupakan
obat yang penting karena pemakaiannya yang luas baik
untuk pengobatan hewan maupun manusia. Antibiotik
umumnya mempunyai kemampuan biodegradability
yang rendah, karena sifatnya sebagai bakterisidal dan
degradasi dari substansi ini tidak dapat berjalan dengan
baik baik di alam (secara alami) maupun dalam
biological treatment plants. Oleh karena itu antibiotik
terdeteksi di permukaan dan air tanah dengan kadar
μg/l hingga ng/l. Efek toksik antibiotik terhadap
organisme air berkisar mg/l.
Antibiotik tidak dapat di degradasi dengan efektif dengan
cara conventional biological treatment. Oleh karena itu,
teknologi oksidasi secara kimiawi diperlukan untuk
mengolah limbah antibiotic ini.
6. Pengolahan limbah non β-laktam
Limbah yang dihasilkan merupakan limbah produksi
non beta laktam, limbah yang berasal dari
laboratorium, limbah dari pencucian alat, dan
limbahyang berasal dari kegiatan kantin dan
karyawan.
Pengolahan limbah cair secara umum melalui
tahapan proses sebagai berikut:
1. Bak Penampungan Awal
Semua limbah cair dari ditampung di bak ini untuk
kemudian dipompa ke bak penampungan I. Bak
ini berisi ijuk yang berfungsi untuk menyaring
sehingga dapat memisahkan cairan dan
padatannya. Pemisahan ini dilakukan untuk
mempercepat proses pengolahan air limbah.
2. Bak Dekstruksi
Khusus untuk limbah cair yang berasal dari
golongan β Laktam : sebelum dicampur dengan
limbah non β Laktam, ditambahkan NaOH
untuk untuk memecah cincin β Laktam.
3. Bak Netralisasi
Di dalam bak ini dilakukan proses netralisasi
menggunakan kapur sampai didapatkan pH
netral. Dalam pelaksanaan proses netralisasi,
semua saluran baik yang masuk maupun yang
keluar ditutup.
4. Bak Koagulan dan Filtrasi
Di dalam bak ini dilakukan proses koagulasi
menggunakan polimer,sehingga terjadi flokulasi
antara limbah dengan polimer. Senyawa yang
terapung selanjutnya dipisahkan secara
mekanis. Limbah cair dari bak koagulasi I
selanjutnya dialirkan lagi ke bak filtrasi.
5. Bak Filtrasi
Bak ini berisi ijuk, kerikil, dan pasir yang
berfungsi sebagai penyaring.
• 6. Bak Aerasi
Di dalam bak ini dilakukan proses aerasi dengan
menggunakan aerator (pemberian oksigen) untuk
menurunkan kadar COD dan BOD. Dari bak ini
kemudian dialirkan ke bak koagulasi II.
7. Bak Sedimentasi
Dalam bak ini dilakukan proses koagulasi dengan
menggunakan tawas dan kaporit. Di dalam bak ini
dilakukan proses pengendapan secara gravitasi terhadap
proses sebelumnya.
8. Bak Penampungan Akhir
Air limbah yang telah melewati proses pengolahan limbah
cair selanjutnya ditampung di bak ini. Di dalam bak ini
juga dilakukan proses pengenceran dengan air yang
berasal dari air bak pengenceran. Di dalam bak ini
terdapat indikator ikan berupa ikan nila yang masih
kecil-kecil.
Kesimpulan
• Pada dasarnya, limbah farmasi merupakan salah satu dari limbah medis berbahaya
karena sifat toxicity, flammable, reactivity dan corrosive serta konsentrasi atau
jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak
lingkungan. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang baik dan benar demi
menghindari resiko-resiko yang akan terjadi. Limbah industri farmasi dapat berupa
senyawa kimia toksik maupun non toksik, baik dalam bentuk padat, cair, maupun
uap. Namun kebanyakan limbah industri farmasi digolongkan sebagai limbah
berbahaya dan beracun serta membutuhkan pengolahan lebih lanjut untuk
menghindari resiko pencemaran lingkungan.
• Upaya pengelolaan pencemaran limbah udara meliputi : Lemari asam dilengkapi dgn
exhaust fan dan cerobong + 6 m dilengkapi dgn absorbent, Solvent di ruang coating
digunakan dust collector (wet system), Debu disekitar mesin produksi dipasang
penyedot debu dan dust collector unit, Asap dari Genset dan Incenerator dibuat
cerobong asap + 6 meter.
• Pengelolaan & Pemantauan Limbah Suara dan Getaran : Angka kebisingan dan
getaran di dalam dan diluar area pabrik
• Kebisingan : max 65 dB
• Getaran : max 7,5 Hz
• Upaya pengelolaan lingkungan limbah padat : Sampah domestik
dibuatkan tempat sampah,sisa – sisa kertas, karton, plastik dan
aluminium foil dikumpulkan kemudian dijual ke pengumpul
sampah (perusahaan daur ulang sampah), debu/sisa-sisa serbuk,
obat rusak/kadaluwarsa serta lumpur dari IPAL di bakar di
incenerator.
• Upaya pengelolaan lingkungan limbah cair : Saluran air hujan
langsung dialirkan ke selokan umum, saluran dari kamar
mandi/WC dialirkan ke septic tank, saluran dari tempat pencucian
produksi dan laboratorium dialirkan ke IPAL, membuat Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) dilihat berdasarkan diagram, khusus
untuk limbah cair yang berasal dari golongan β Laktam : sebelum
dicampur dengan limbah non β Laktam, ditambahkan NaOH untuk
untuk memecah cincin β Laktam
• Antibiotik tidak dapat di degradasi dengan efektif dengan cara
conventional biological treatment. Oleh karena itu, teknologi
oksidasi secara kimiawi diperlukan untuk mengolah limbah
antibiotic ini. proses ozonisasi dan photolytic ozonation
memberikan suatu metode yang menjanjikan terhadap pengolahan
limbah cair yang mengandung antibiotik.
TERIMAKASIH........

Anda mungkin juga menyukai