1. Hasil kesalahan pengobatan yang biasa terjadi pada kategori D adalah ... (A)
Jawaban A
2. Efek samping akibat penggunaan obat yang biasa terjadi salah satunya ditunjukkan
dengan perubahan urine yang berwarna .... (B)
a. Kuning
b. Merah – hitam
c. Kuning – merah
d. Bening
e. Coklat – hitam
Jawaban B
3. Kejadian yang terjadi akibat proses penggunaan obat yang tidak tepat, sehingga dapat
membahayakan keselamatan pasien. Merupakan definisi dari .... (B)
a. Medication incident
b. Medication error
c. Adverse drug event
d. Adverse drug reaction
e. Efek samping
Jawaban B
4. Monitoring efek samping obat (MESO) oleh tenaga kesehatan di Indonesia masih
bersifat sukarela dengan menggunakan formulir pelaporan ESO. Formulir MESO
yang digunakan sebagai laporan berwarna .... (C)
a. Hijau
b. Merah
c. Kuning
d. Biru
e. Hitam
Jawaban C
5. Jika terdapat masalah yang dapat membahayakan berkaitan efek samping obat maka
segera dilaporkan kejadian tersebut, yang tidak berkompeten melaporkan efek
samping obat .... (A)
a. Pasien
b. Dokter
c. Perawat
d. Apoteker
e. Bidan
Jawaban A
6. Dosis obat merupakan nilai yang sangat penting dalam penggunaan obat sebab ....(D)
a. Berkaitan dengan efek samping yang timbul
b. Indikasi dan kontraindikasi yang sama
c. Farmakokinetik dan farmakodinamik setiap orang sama
d. Farmakokinetik dan farmakodinamik setiap orang berbeda-beda
e. Semua benar
Jawaban D
7. Di bawah ini merupakan beberapa alasan penggunaan obat katagori off label,
kecuali….(E)
Jawaban E
8. kasus penggunaan obat kategori obat off label banyak terjadi pada .... (C)
a. Orang dewasa
b. Lansia
c. Anak- anak
d. Ibu hamil
e. Semua benar
Jawaban C
9. Salbutamol yang diberikan kepada balita prematur untuk tujuan analgetik antipiretik
merupakan contoh penggunaan obat kategori off label ....(A)
a. Usia
b. Indikasi
c. Dosis
d. Kontraindikasi
e. Penyakit
Jawaban A
10. Siproheptadin merupakan contoh obat kategori off label dengan indikasi antihistamin
dan anti alergi. Namun pada indikasi terbaru obat ini digunakan untuk ....(C)
a. Imunomodulator
b. Terapi kulit
c. Penambah nafsu makan
d. Pelancar air susu ibu
e. Kosmetik
Jawaban C
Jawaban C
12. Berikut ini yang termasuk golongan obat LASA/NORUM berdasarkan kemasan mirip
adalah .... (E)
a. Allopurinol dan Haloperidol
b. Asam mefenamat dan Asam Traneksamat
c. Efedrin dan Efinefrin
d. Amitriptilin dan Aminofilin
e. Histapan dan Heptasan
Jawaban E
13. Berikut ini yang tidak termasuk penanganan untuk mencegah terjadinya kesalahan
dalam pemberian obat LASA/NORUM adalah .... (A)
a. Obat disimpan di satu tempat
b. Obat disimpan pada tempat terpisah
c. Beri label dengan tulisan obat yang jelas pada setiap kotak penyimpanan obat
d. Obat di beri stiker warna berbeda
e. Tenaga farmasi menyiapkan obat sesuai dengan yang tertulis pada resep
Jawaban A
14. PMK No. 72 tahun 2016 merupakan peraturan yang mengatur tentang .... (A)
a. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
b. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
c. Keselamatan Pasien Rumah Sakit
d. Keselamatan Pasien Puskesmas
e. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotik
Jawaban A
15. Di antara yang berikut ini yang bukan termasuk faktor risiko yang terkait dengan obat
LASA/NORUM adalah .... (D)
a. Tulisan Dokter yang tidak jelas
b. Pengetahuan tentang obat
c. Penanganan penyakit yang sama
d. Harga obat yang relatif mahal
e. Produk obat baru yang dibuat pabrik farmasi
Jawaban D
16. Garis bawah setiap obat high alert pada lembar resep biasanya menggunakan tinta
warna .... (D)
a. Hijau
b. Biru
c. Ungu
d. Merah
e. Hitam
Jawaban D
17. Di antara kebenaran yang berikut ini merupakan prinsip benar untuk identitas pasien,
kecuali .... (C)
a. Nama pasien
b. Nomor RM pasien
c. Nama keluarga pasien
d. Umur/tanggal lahir pasien
e. Alamat rumah pasien
Jawaban C
18. Di antara yang berikut ini, yang termasuk bagian penyiapan dan pemberian
obatelektrolit konsentrasi tinggi kepada pasien adalah .... (A)
a. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang
berkompeten
b. Penanganan obat high alert adalah kepala ruangan atau dapat didelegasikan
pada petugas yang sudah ditentukan
c. Memverifikasi resep obat high alert sesuai pedoman pelayanan farmasi
penanganan high alert
d. Garis bawahi setiap obat high alert pada lembar resep dengan tinta merah
e. Dilakukan pemeriksaan kedua olehn petugas farmasi yang berbeda sebelum
obat diserahkan kepada perawat
Jawaban A
19. Diantara yang berikut ini, yang tidak termasuk pengelolaan obat emergensi
adalah…(E)
a. Jumlah dan jenis obat sesuai dengan daftar obat emergensi yang telah
ditetapkan
b. Tidak boleh bercampur dengan persediaan obat untuk kebutuhan lain
c. Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti
d. Decek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa
e. Boleh dipinjam untuk kebutuhan lain
Jawaban E
20. Sediaan obat yang mengandung ion elektrolit yang tergolong kewaspadaan tinggi
adalah ....(D)
a. Sitostatika
b. LASA/NORUM
c. High-alert
d. Elektrolit tinggi
e. Esensial
Jawaban D
Essay
1. Berikan penjelasan yang Anda ketahui tentang Kejadian obat yang merugikan
(ADE=Adverse Drug Event)
2. Berikan penjelasan yang terkait dengan jenis kategori obat off-label
3. Mengapa pemberian obat-obatan dengan kategori kewaspadaan tinggi (high alert)
perlu dilakukan kewaspadaan? Jelaskan!
4. Berikan 5 (lima) contoh obat kategori elektrolit konsentrat dan obat emergensi!
Jawaban
1. Kejadian obat yang merugikan ( ADE = Adverse Drug Event ) adalah kejadian yang
dapat membahayakan pasien atau masyarakat mencakup bahaya yang dihasilkan dari
sifat intrinsic obat (ADR) serta bahaya yang dihasilkan dari kesalahan pengobatan
atau kegagalan system yang terkait dengan distribusi penggunaan obat
2. Jenis kategori obat off-label
Penggunaan obat off label adalah penggunaan obat diluar indikasi yang disetujui oleh
lembaga yang berwenang .
1) Obat kategori off-label usia
Obat dikategorikan sebagai obat off-label usia apabila obat tersebut digunakan
di luar daripada rentang umur yang telah disetujui oleh badan POM. Contoh
kecil dalam hal ini adalah parasetamol yang diberikan kepada bayi prematur
untuk tujuan analgetik antipiretik. Parasetamol merupakan salah satu contoh
penggunaan obat kategori off-label usia/berat (bayi prematur atau bayi dengan
berat badan rendah). Penggunaan Salbutamol tidak direkomendasikan
diberikan pada usia balita namun obat sering ditemukan pemberiannya pada
usia balita untuk tujuan terapi asma bronchial atau sebagai bronkodilator
2) Obat kategori off-label Dosis
Dosis obat merupakan nilai yang sangat penting dalam penggunaan obat.
Sebab profil farmakokinetik dan farmakodinamik pada setiap orang berbeda-
beda. Hal ini dapat dibedakan berdasarkan usia, berat badan, penyakit
penyerta dan faktor lainnya. Ketika suatu obat diberikan dengan dosis lain,
atau di luar pedoman dari yang tercantum pada izin edar atau izin penjualan,
maka obat tersebut dikategorikan sebagai obat off-label dosis. Penggunaan
obat diklasifikasikan sebagai off-label jika dosis, dosis frekuensi, atau
umur/berat pasien tidak sesuai dengan keterangan khusus dalam pelabelan
obat. Berkaitan dengan kategori off-label Dosis obat ipratropium bromida
nebulizer diberikan lisensi untuk penggunaan sampai tiga kali sehari tetapi di
rumah sakit digunakan lebih dari tiga kali
3) Obat kategori off-label Indikasi
Obat Emergency
Diazepam inj
Epineprin inj
Lidocain inj
Heparin inj
Dopamin inj
Atropin sulfat inj
Morphin inj
Furosemid inj