•Apotek
•Toko obat berizin
•Klinik
•Rumah sakit
Penandaan Obat
• Nama obat dan zat aktif
• Logo obat
• Nomor izin edar atau nomor registrasi
Contoh : DKL1234567891A1
Digit pertama Digit ketiga
D = nama Dagang L = Lokal
G = Generik I = Impor
Digit kedua Digit 4 & 5 = tahun registrasi
B = obat bebas Digit 6,7,8 = menunjukkan
T = obat bebas terbatas nomor urut pabrik
K = obat keras
P = psikotropika
N = narkotika
• Digit 9,10,11 : menunjukkan nomor urut obat jadi yang disetujui untuk
masing-masing pabrik
• Digit 12 dan 13 : menunjukkan bentuk sediaan obat jadi
• Digit 14 : menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi
A=menunjukkan kekuatan obat jadi yang pertama di setujui
B=menunjukkan kekuatan obat jadi yang kedua di setujui
C=menunjukkan kekuatan obat jadi yang ketiga disetujui dst
• Digit 15 : menunjukkan kemasan berbeda untuk tiap nama, kekuatan
dan bentuk sediaan obat jadi
1 : menunjukkan kemasan utama
2 : menunjukkan beda kemasan yang pertama
3 : menunjukkan beda kemasan yang kedua dst.
Contoh : GNL 7615508910A1
G = nama generic
N = golongan obat narkotik
L = produksi local/dalam negeri
76 = tahun produksi
155 = nomor urut pabrik ke 155 di Indonesia
089 = obat jadi yang disetujui ke 89 dari pabrik tersebut
10 = bentuk sediaan tablet
A = kekuatan sediaan obat jadi yang pertama disetuji
1 = kemasan utama
Batas Kadaluarsa (Expire date/ED)
Batas waktu jaminan produsen
terhadap kualitas produk. Bila
penggunaan telah melewati batas
ED, produsen tidak menjamin
kualitas produk tersebut
Kemasan Obat
Kemasan obat dalam keadaan baik seperti segel tidak rusak, warna dan
tulisan pada kemasan tidak luntur
?
1. Nama obat : Nama obat dalam kemasan terdiri dari nama dagang
dan nama zat aktif yang terkandung di dalamnya
2. Komposisi obat : informasi tentang zat aktif yang terkandung di
dalam suatu obat, dapat merupakan zat tunggal atau kombinasi dari
berbagai macam zat aktif dan bahan tambahan lain
3. Indikasi : informasi mengenai khasiat obat untuk suatu penyakit
4. Aturan pakai : informasi mengenai cara penggunaan obat yang
meliputi waktu dan berapa kali obat tersebut digunakan
5. Peringatan perhatian : tanda peringatan yang harus diperhatikan
pada setiap kemasan obat bebas dan obat bebas terbatas
6. Tanggal kadaluwarsa : tanggal yang menunjukkan berakhirnya
masa kerja obat
7. Nama produsen : nama industry farmasi yang memproduksi obat
8. Nomor batch : Nomor kode produksi yang dikeluarkan oleh industry
farmasi
9. Harga eceran tertinggi : harga jual obat tertinggi yang
diperbolehkan oleh pemerintah
10. Nomor registrasi : tanda ijin edar abash yang diberikan oleh
pemerintah
INFORMASI OBAT
DALAM SWAMEDIKASI
• Nama obat dan kekuatannya
• Indikasi dan aturan pakai
• Cara menggunakan
• Berapa lama obat harus digunakan
• Apa yang harus dilakukan jika terlupa minum atau menggunakan obat
• Mekanisme kerja obat
• Efek pada gaya hidup
• Cara penyimpanan obat
• Kemungkinan terjadinya efek samping yang akan dialami
• Interaksi antar obat dan makan
• Informasi tambahan lainnya
Peran Tenaga Kefarmasian Pada
Swamedikasi
• Merespon keluhan yang disampaikan oleh pasien saat melakukan
swamedikasi
• Memberikan solusi terhadap masalah pasien (informasi atau harus
dirujuk ke dokter
• Tindakan tersebut merupakan tuntutan praktek apoteker saat ini
(KepMenKes 1027/2004 dan KepMenKes 35/2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek)
Peran Farmasis dalam Swamedikasi
Penyedia
obat yang
berkualitas
Pengajar dan
Komunikator
pengawas
Promotor
Rekan setara
kesehatan
Perubahan paradigma praktek
kefarmasian mengacu kepada pola baru
pelayanan kefarmasian yang telah
berkembang di dunia yaitu Asuhan
Kefarmasian (Pharmaceutical Care)
Asuhan Kefarmasian (Pharmeceutical Care)
• Paradigma praktek kefarmasian yang berorientasi
kepada pasien
• Tanggung jawab farmasis dalam terapi obat kepada
pasien agar tercapai outcome tertentu untuk dapat
meningkatkan kualitas hidup
• Pasien memerlukan dan berhak mendapat asuhan
kefarmasian dan untuk pengamanan penggunaan obat
Proses Dalam Asuhan Kefarmasian
• Membangun kerjasama professional dengan pasien
• Informasi tentang pasien dikumpulkan dan
didokumentasikan
• Menjamin pasien mendapat semua informasi tentang
obat yang di dapat
• Melakukan control dan monitoring pengobatan pasien
• Peduli terhadap adanya kebutuhan pasien terkait obat
Hal yang Harus dikuasai oleh Farmasis pada
Pelayanan Swamedikasi
• Membedakan antara gejala minor dan gejala yang
lebih serius
• Kemampuan mendengarkan
• Kemampuan bertanya
• Pemilihan terapi berdasarkan bukti keefektifan
Pendekatan Dalam Membangun Hubungan
Terapeutik
• WWHAM
W- Who is the patient?
W- What are the symptoms?
H – How long have the symptoms been present?
A – Action taken?
M – Medication being taken?
ASMETOD
• A-age and appearance
• S – Self or someone else
• M – Medicines
• E – Extra medicines
• T – Time persisting
• H – History
• O – Other symptoms
• D – Danger symptoms
Dokumentasi Pengobatan
a. Informasi tersusun rapi, terorganisir, dan dapat ditemukan dengan cepat
b. Informasi dapat dipahami dengan mudah, sehingga setiap tenaga ahli
asuhan kesehatan dapat menentukan apa permasalahan, tindakan yang
diambil, dan tindak lanjut yang diperlukan
c. Informasi subyektif dan obyektif bersifat akurat
d. Merupakan pengkajian terhadap informasi pasien, berfokus pada
permasalahan terapi obat
e. Mencantumkan rencana untuk mengatasi permasalahan yang
terindentifikasi
f. Mencantumkan rencana pemantauan terapeutik dan tindak lanjut
Manfaat Dokumentasi Pengobatan
• Merupakan rekaman permanen informasi pasien
• Bertindak sebagai rekaman dan bukti aktivitas asuhan pasien oleh
farmasis
• Mengkomunikasikan informasi penting kepada farmasis dan tenaga
ahli asuhan kesehatan lainnya
• Bertindak sebagai rekaman legal dari asuhan pasien yang diberikan
Tanggung Jawab dalam Swamedikasi
• Tanggung jawab farmasis untuk memberi informasi dan saran yang
objektif tentang swamedikasi dan obat-obatan yang tersedia
• Melapor kepada pemerintah dan industry farmasi apabila ditemukan
adanya efek samping yang muncul
• Merekomendasikan rujukan kepada dokter apabila swamedikasi yang
dilakukan tidak tepat
• Memberi penjelasan kepada masyarakat bahwa obat adalah produk
khusus dan harus disimpan serta diberi perhatian khusus.
Penggunaan Obat yang
Rasional
Meningkatkan pengetahuan dalam memahami pengertian dan batasan
penggunaan obat yang rasional, mengenal dan memahami berbagai faktor yang
mempengaruhi terjadinya penggunaan obat yang tidak rasional, memahami indicator
penggunaan obat rasional dan melakukan pembinaan untuk melakukan upaya
perbaikan penggunaan obat rasional
Berbasis bukti
• Evidence based medicine (EBM)
ilmiah terkini
• Tiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang
terjadi pada dosis yang digunakan manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosis, dan terapi (WHO).
Contoh : reaksi alergi dan idiosinkratik. Hal ini disebabkan karena tidak
tergantung oleh dosis dan hanya terjadi pada sebagian kecil populasi.
Gejala : kulit memerah dari ringan hingga berat atau berakibat fatal
seperti syok anafilaksis.
Dampak Efek Samping Obat
a. Ekonomi
????
1. Pasien flu yang mendapatkan obat penurun panas, obat batuk, dan
antihistamin akan mengantuk sesudah mengonsumsi obat tsb. ESO
mengantuk dari antihistamin tsb diperlukan untuk dapat beristirahat
dengan tidur sehingga mempercepat penyembuhan flu
2. Pasien penyakit alergi yang timbul gatal-gatal pada kulit, dengan
meminum antihistamin akan mengantuk dan tertidur, membuat
pasien dapat berhenti untuk menggaruk
3. Antihistamin lain, misalnya Siproheptadin sering diberikan kepada
anak yang tidak mau makan, karena mempunyai ESO meningkatkan
nafsu makan
Upaya Pencegahan Timbulnya ESO
• Baca dengan saksama penandaan yang tercantum pada etiket, label,
kemasan dan brosur obat
• Ingatlah efek samping yang pernah dialami supaya tidak terulang
kembali dan sampaikan
• Patuhi aturan pakai sesuai petunjuk dokter atau yang tertera pada
penandaannya
• Hindari pengobatan dengan berbagai jenis obat dan kombinasi
sekaligus
• Beri informasi jika sedang hamil atau menyusui, alergi terhadap obat
tertentu, dan penderita diabetes
• Hati-hati memberikan obat bebas pada anak-anak
• Perhatikan tanggal kadaluarsa obat
• Perhatikan bentuk fisik obat
• Simpanlah obat sesuai petunjuk
• Jika dalam pengobatan terjadi gejala penyakit baru, atau memperburuk
keadaan segera periksa ke dokter untuk mencegah hal yang tidak
diinginkan
Upaya Untuk Mengatasi Terjadinya ESO
• Efek samping yang mengganggu seperti mual dan muntah akibat
antibiotic dapat diatasi dengan meminum obat anti mual kurang lebih
30 menit sebelumnya
• Nyeri lambung akibat penggunaan AINS bisa diatasi dengan obat
antimual
• Pasien rematoid artritis yang harus mengomsumsi AINS dalam jangka
panjang dapat mengatasi nyeri lambungnya dengan obat-obatan
gastrointestinal
Contoh ESO yang Terjadi pada Obat Lazim Digunakan dalam
Swamedikasi
Masuknya benda asing seperti bahan kimia, debu, atau asap dapat
menyebabkan gangguan pada mata. Mata yang mengalami iritasi ringan
dicirikan dengan mata merah, berair atau gatal
obat luar, dioleskan pada kulit untuk keperluan terapi atau berfungsi