Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada
Ibu Hamidah S.S. S.farm., MSi., Apt selaku Dosen mata kuliah Farmakologi II
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Penyusun,.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan obatdan zat-zat tambahan umunya berupa serbuk yang tidak dapat
langsung dicampur dan dicetak menjadi tablet karena akan langsung hancur dan
tablet menjadi mudah pecah. Campuran serbuk itu harus diubah menjadi granul-
granul, yaitu kumpulan serbuk dengan volume lebih besar yang saling melekat
satu sama lain. Cara mengubah serbuk menjadi garnul ini disebut granulasi.
1. Supaya sifat alirnya baik (free-flowing). Granul dengan volume tertentu dapat
mengalir teratur dalam jumlah yang sama kedalam mesin pencetak tablet.
2. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika dibandingkan dengan
bentuk serbuk juka diukur dalam volume yang sama. Makin banyak udaranya
tablet makin mudah pecah.
3. Agar pada saat dicetak tidak mudah melekat pada stempel (punch) dan mudah
lepas dari matriks (die).
1. Granulasi basah
2. Granulasi kering (mesin rol atau mesin slug)
3. Dan kempa langsung
Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat
disimpan lebih lama disbanding cara granulasi kering.
Bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak digunakan adalah
selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot-kering, sukrosa yanag
dapat dikempa dan beberapa pati termodifikasi, misalnya tablet heksamin, tablet
NaCl, tablet KMnO4.
Pembuatan tablet dengan zat aktif baru atau formul;asi baru pada
umumnya melalui beberapa tahap, yaitu dimulai dengan studi atau uji
praformulasi , kemudian diikuti berturut-turut oleh desain studi, formulasi dan
validasi produk percobaan, formulasi akhir, pengendalian mutu, antara lain mutu
fisikokimia, mekanik, stabilitas mutu, ketersediaan hayati secara in vitro dan /
atau in vivo, pengemasan, pendaftaran obat baru, peredahan secara komersial, dan
mutu stabilitas dalam peredaran.
Metode basah
Dicampur
Cairan penggranulasi Dengan lia
(pengikat basah) Campuran dalam
MeddnkM
sigma blande
Fase dalam mixer
lib menjadi
massa
Metode kering lembab
Cairan penggranulasi Siapkan
Campur dalam
sigma blade mixer
Dihaluskan
Eksipien Mesin Tornado mill
secara
Pengisi-pengikat
Disintegran
Lubrikan glidan
Dicampur
Zat aktif dan Mesin planetary
Eksipien mixer
Dikempa
Massa homogen Mesin tablet
Tablet jadi
Penyalutan adalah proses menutupi tablet dengan suatu lapisan yang tipis dari zat
yang umumnya inert.
Penyalutan
a. Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan terhadap pengaruh
udara, kelembapan atau cahaya.
b. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak.
c. Membuat penampilan lebih baik dan menarik.
d. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.
Misalnya tablet enterik yang pecah diusus.
1. Tablet salut biasa/salut gula (dragee), adalah tablet kempa yang disalut dengan
beberapa lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Lapisan gula berasal dari
suspense dalam air mengandung serbuk yang tidak larut,seperti pati,kalsium
karbonat,talk,atau titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau
gelatin.
2. Tablet salut selaput (film-coated tablet),tablet kempa yang disalut dengan salut
tipis,berwarna atau tidak dari baan polimer yang larut dalam air yang ancur cepat
didalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali. Disalut dengan
hidroksi propel metal selulosa,metal selulosa,hidroksi propel selulosa,Na-
CMC,dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak mengandung air
atau mengandung air.
3. Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa
granulat yang terdiri atas laktosa,kalsiun fosfat,dan zat lain yang cocok.mula-mula
dibuat tablet inti,kemudian dicetak lagi bersama granulat kelompok lain sehingga
terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet). Tablet ini sering digunakan untuk
pengobatan secara repeat action.
4. Tablet salut enteric (entericceated tablet), atau lepas tunda, adalah tablet ayng
dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung,
reaksi asam,tetapi terlarut dalam usus halus. Maka diperlukan penyalut enteric
yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.
Bahan yang sering digunakan adalah alol,keratin,selulosa acetat phtalat.
5. Tablet lepas lambat, tablet yang pelepasan zat aktifnay dimodifikasi sehingga
tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang
kemudian disusul dengan dosis pemiliharaan sehingga jumblah zat aktif atau
kosentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu. (missal
tablet lepas lambat 6 jam,12 jam,dsb).
6. Tablet berlapis, tablet yang disiapkan dengan pengempaan granular tablet pada
granulasi yang baru dikempa. Proses ini dapat berlapis banyak dari 2 atau 3
lapisan.
<25 mg
26-150 mg 15 30
151-300 mg 10 20
>300 mg 7,5 15
5 10
Tablet harus memenuhi uji keragaman bobot jika zat aktif merupakan
bagian terbesar dari tablet jika uji keseragaman bobot cukup mewakili
keseragaman kandungan. Keragaman bobot bukan merupakan indikasi yang
cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian kecil dari
tablet atau jika tablet bersalut gula. Oleh karena itu, umumnya farmakope
menyaratkan tablet bersalut dan tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau
kurang dari bobot zat aktif lebih kecil dari 50% bobot sediaan, harus memnuhi
syarat uji keseragaman kandungan yang pengujiannya dilakukan pada tiap tablet
(FI IV).
3. Waktu hancur (FI IV)
Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan per oral,
kecuali tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan dan beberapa jenis
tablet lepas-lambat dan lepas-tunda. Untuk obat yang kelarutannya dalam
air terbatas, uji disolusi akan lebih berarti daripada uji waktu hancur.
4. Kekerasan tablet (FI III)
Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui kekerasannya,
agar tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Kekerasan tablet erat
hubungannya dengan ketebalan tablet, bobot tablet, dan waktu hancur
tablet. Alat yang digunakan untuk pengukuran tablet adalah hardness
tester.
5. Keregasan tablet (friability)
Friability adalah persen bobot yang hilang setelah tablet digunjang.
Penentuan kekerasan atau kerapuhan tablet dilakukan terutama pada waktu
tablet akan dilapis (coating). Alat yang digunakan disebut friability tester.
Persyaratan-persyaratan ukuran tablet
Ukuran dan bentuk tablet sedikit banyak ditentukan oleh zat aktif yang
dikandungnya. Zat aktif dengan dosis yang sangat kecil dalam rentang mikrogram
(misalnya asam folat, digitoksin, reserpin, deksametason, dll), memerlukan
penambahan eksipien pengisi untuk menghasilkan suatu massa atau volume zat
yang dapat di buat menjadi tablet dengan ukuran yang nyaman bagi pasien.
Ukuran yang biasa dan nyaman untuk zat aktif berdosis rendah adalah tablet bulat
tengan diameter inci atau 6,25 mm atau setara dengan beberapa bentuk lain. Hal
yang sulit dilakukan bagi beberapa pasien adalah untuk menghitung dan
mengambil tablet yang lebih kecil daripada diameter tersebut. Tablet dengan
ukuran ini biasanya berbobot 150 mg atau lebih tergantung pada bobot jenis
eksipien yang digunakan untuk membuat massa tablet.
Jika dosis zat aktif meningkat, ukuran tablet jika meningkat. Zat aktif
dangan dosis 100 sampai 200 mg membutuhkan bobot tablet 150 sampai 300 mg
dan ukuran diameter lubang kempa bulat adalah sampai 7/16 inci (6,25 mm
sampai 10,24 mm) tergantung pada bobot jenis dan ketermampatan serbuk yang
digunakan. Jika dosis zat aktif meningkat, jumlah eksipien dan ukuran tablet dapat
sangat beragam tergantung pada persyaratan masing masing untuk
menghasilkan suatu tablet yang dapat di terima. Jika diameter tablet dalam
beberapa hal sudah dipastikan, perubahan ketebalan memungkinkan formulator
sangat bebas dan fleksibel dalam menyesuaikan formulasi.
Pengemasan
a. Kemasan primer
a. Kemasan sekunder
3. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat
komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada
kemasan.
1. Harus selalu mengikuti dan mematuhi prosedur tertulis yang sudah dibuat.
2. Harus selalu mengikuti dan menjalankan in process control.
3. Pra penandaan pada bahan pengemas harus selalu dilakukan.
4. Sebelum melakukan pengemasan, kesiapan jalur pengemasan harus selalu
diperiksa.
5. Hanya obat yang berasal dari satu batch saja yang boleh ditempatkan
dalam satu palet.
6. Produk yang rupa dan bentuknya sama tidak boleh dikemas pada jalur
yang berdampingan.
7. Pada jalur pengemasan, nama dan nomer batch harus terlihat jelas.
8. Produk antara dan produk jadi yang masih dalam proses pengemasan harus
selalu diberi label identitas dan jumlah.
9. Produk yang telah diisikan kedalam wadah akhir tapi belum diberi label,
harus dipisah dan diberi tanda.
10. Peralatan pengemasan tidak boleh bersentuhan langsung dengan produk.
11. Bahan untuk pengemasan seperti: pelincir, perekat, tinta, cairan
pembersih, ditempatkan dalam wadah berbeda dari wadah untuk produk
(Kurniawan, 2012).
Kantung yang fleksibel adalah konsep kemasan yang tidak hanya mampu
menyediakan
Mesin Vertikal
kemasan yang tahan gangguan, tetapi melalui seleksi bahan yang sesuai, juga
menyediakan kemasan yang dapat memberi perlindungan yang sangat ampuh
terhadap keadaan sekitarnya. Kantung yang fleksibel biasanya dibentuk selama
pekerjaan pengisian produk, baik dengan peralatan bentuk pembentukan ventrikal
maupun horizontal, mengisi dan menyegel.
yang terbentuk. Pipa pengisi dari metal juga bekerja sebagai suatu mandrel yang
mengontrol keliling dari kantung dan terhadap mana dibuat segel membujur.
Pembentukan segel ini, yang dapat merupakan segel sirip maupun segel tumpang-
tindih, mengubah lapisan kemasan menjadi pipa dari lapisan yang kotinu. Alat
penyegel yang dapat bergerak, segel orthogonal sampai membujur, mengerutkan
bagian bawah tube, membentuk segel bawah dari kemasan. Produk dijatuhkan
melalui pipa, pembentuk ke dalam kemasan yang terbentuk. Alat penyegel yang
dapat bergerak mengangkat pipa lapisan tipis setinggi panjang kemasan, dan
membentuk segel paling atas dan paling akhir dari kemasan. Segel kemasan
paling atas ini menjadi segel bagian bawah dari kemasan berikutnya, dan proses
ini terulang lagi. Karena mesin vertical yang mmbentuk/mengisi/mnyegel diisi
sesuai arah gravitasi, mereka terutama digunakan untuk cairan, bubuk dan produk
berbentuk granul.
Mesin horizontal
Dan masih ada banyak lagi teknik pengemasan produk farmasi seperti;
Penyegel Botol, Segel Berupa Pita, Tutup yang Mudah Dirobek, Tube yang
Disegel, Wadah Aerosol dan Kotak Karton yang Disegel (Lachman, 1994).
BAB III
PENUTUP
II.1 kesimpulan