Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

MANAJEMEN OBAT UNTUK FASILITAS KESEHATAN

Dosen :
Dra. Aziza Nuraini, MM, Apt.
Mata Kuliah : Farmasi Rumah Sakit

DISUSUN OLEH :

1. Meliza Sulisti (20340236)


2. Sari Gasella (20340204)
3. Henny Yuli Sartika (20340214)
4. Septi Fitri Eka M (20340200)
5. Tri Sulasmi (20340213)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Manajemen Obat Untuk Fasilitas Kesehatan
dengan tepat waktu. diharapkan dapat dipergunaan sebagai acuan dasar dalam pengembangan
ilmu Manajemen Obat Untuk Fasilitas Kesehatan.
Selanjutnya penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dra. Aziza Nuraini, MM,
Apt. sebagai dosen Farmasi Rumah Sakit kami yang telah membimbing kami agar dapat
memahami dan mengerti tentang ilmu Manajemen Obat Untuk Fasilitas Kesehatan
Saran dan kritik sangat penyusun harapkan untuk perbaikan maupun pengembangan
sehingga makalah ini lebih bermanfaat. Amin

Jakarta, Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................3
2.1 Manajemen obat untuk fasilitas kesehatan........................................................................3
2.1.1 Manfaat Sistem Kontrol Inventaris Yang Sukses Di Tingkat Fasilitas...................4
2.1.2 Masalah Yang Timbul Dari Kontrol Stok Yang Buruk............................................4
2.1.3 Biaya Penyimpanan Stok.............................................................................................5
2.2 Mengelola Area Penyimpanan...............................................................................................5
2.2.1 Dimensi dan Desain Gudang.......................................................................................5
2.2.2 Penyimpanan persediaan............................................................................................6
2.2.3 Kategori obat-obatan berikut ini memerlukan fasilitas penyimpanan khusus.......7
2.2.4 Barang yang membutuhkan pembekuan atau pendinginan...................................10
2.2.5 Rotasi Stok dan Pemantauan Kedaluwarsa.............................................................13
2.3 Pengendalian Persediaan Dalam Fasilitas Kesehatan.....................................................15
2.3.1 Menyimpan Catatan dan Memesan Stok.................................................................16
2.4 Studi negara 24.1 Sistem Pemesanan Bulanan Zimbabwe.............................................17
2.5. Distribusi Stock dari Gudang...........................................................................................19
2.5.1 Fasilitas Kesehatan Kecil...........................................................................................19
2.5.2 Departemen Farmasi Rumah Sakit..........................................................................20
2.5.3 Pengemasan ulang untuk pemakaian rawat jalan...................................................20
2.5.4 Memasok Pasien Rawat Inap.......................................................................................23
2.5.5 Memasok tenaga kesehatan berbasis masyarakat...................................................23
2.6 Pelatihan Staf.....................................................................................................................24
2.6.1 Sistem Kontrol Inventaris.........................................................................................24
2.6.2 Pelatihan Staf Dalam Manajemen Persediaan.........................................................24
2.6.3 Fasilitas Penyimpanan Stok......................................................................................24

ii
2

2.6.4 Manajemen Ruang Penyimpanan.............................................................................25


BAB III...............................................................................................................................................26
PENUTUP..........................................................................................................................................26
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................27

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan,rujukan semula melaksanakan
kegiatan penyembuhan dan pemulihan dengan terjadinya perubahan pada orientasi nilai dan
perkembangan pemikiran yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan social
budaya, maka rumah sakit dituntut untuk melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna
dan terpadu yaitu peningkatan kesehatan,pencegahan,pengobatan dan pemulihan.
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah tercapainya hidup sehat untuk setiap
masyarakat demi mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu
kesejahteraan umun,pelayanan farmasi di rumah sakit merupakan bagian yang tidak bisa
dipisahkan dari pelayanan kesehatan di rumah sakit secara keseluruhan. Instalasi farmasi di
rumah sakit merupakan satu-satunya unit di rumah sakit yang menjadi penanggung jawab
atas pengelolaan, pengadaan dan penyajian informasi obat yang siap pakai bagi semua pihak
di rumah sakit, baik petugas maupun pasien.
Pengelolaan obat di rumah sakit merupakan segi manajemen rumah sakit yang
penting. Tujuan pengelolaan obat yang baik di rumah sakit adalah agar obat yang diperlukan
tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup dan terjamin untuk mendukung pelayanan yang
bermutu. Obat sebagai salah satu unsur penting bagi upaya penyembuhan dan operasional
rumah sakit. Di rumah sakit pengelolaan obat dilaksanakan oleh instalasi farmasi rumah sakit
(IFRS)
Pengelolaan obat termasuk proses penyimpanan yang haruslah efektif dan efisien.
Proses pengelolaan dapat terjadi dengan baik bila dilaksanakan dengan dukungan
kemampuan menggunakan sumber daya yang tersedia dalam suatu system. Serta tanpa
adanya manajemen dari kepala IFRS maka semua usaha akan percuma dan pencapaian tujuan
akan lebih sulit(Handoko,1984)
Manajemen obat dimulai dengan suatu tahap perencanaan yang merupakan dasar dari
pengelolaan obat untuk menentukan kebutuhan obat. Untuk itu diperlukan data-data yang
akurat, maka dalam proses pengelolaan sebaiknya didukung oleh suatu informasi manajemen
rumah sakit. Perencanaan ini disesuaikan dengan anggaran dan juga harus sesuai formularium
yang telah ditetapkan oleh organisasi yang disebut Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit.
Untuk mewujudkan perencanaan tersebut adanya kegiatan pelaksanaan pada tahap ini

1
2

dilakukan pengadaan obat untuk memenuhi kubutuhan obat yang telah ditetapkan dalam
perencanaan.
Kemudian dilakukan pengawasan untuk mengatur persediaan obat serta menjamin
ketersediaan obat. Tahapan ini berlangsung seperti siklus yang saling terkait. Siklus ini harus
dijaga agar semua tahap di dalamnya sama kuat dan segala kegiatan tersebut selalu selaras
,serasi dan seimbang. Apabila terjadi kesalahan pada suatu tahap akibatnya akan
mengacaukan siklus secara keseluruhan yang menimbulkan dampak seperti pemborosan tidak
tersedianya obat,tidak tersalurnya obat ,obat rusak,dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah

1. Bagaimana manajemen obat untuk fasilitas kesehatan ?


2. Bagaimana proses pengiriman dan penerimaan persediaan obat pada fasilitas
kesehatan ?
3. Bagaimana cara pendistribusian dan penyimpanan obat pada fasilitas
kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui dan memhami proses manajemen persediaan obat untuk
fasilitas kesehatan.
2. Dapat mengetahui penyimpanan dan pendistribusian obat dengan baik.
3. Dapat mencegah adanya persediaan obat kadaluarsa pada fasilitas kesehatan
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen obat untuk fasilitas kesehatan


Manajemen persediaan obat di tingkat fasilitas kesehatan secara langsung
mempengaruhi kulaitas perawatan kesehatan. Jika obat-obatan secara konsisten tidak
tersedia,pasien menderita dan staf kehilangan motivasi. Semua orang kehilangan kepercayaan
dalam sistem kesehatan dan kehadiran pasien menurun. Manajemen persediaan obat yang
konstan mendorong perawatan yang efektif,menginspirasi kepercayaan diri di fasilitas
kesehatan, dan memberikan kontribusi terhadap kepuasan kerja dan harga diri antara staff.
setiap fasilitas kesehatan, betapaun besar atau kecil,perlu menyimpan dan mengelola
persediaan obat. Harus ada system untuk memastikan:

• Penyimpanan yang aman;

• Penyimpanan dalam kondisi lokasi yang benar;

• Pencatatan yang akurat;

• Penataan ulang yang efektif;

• Rotasi stok efektif dan pemantauan kedaluwarsa;

• Pencegahan kebakaran dan pencurian yang efektif;

Tenaga kesehatan dan manajer kesehatan sering percaya bahwa pengendalian


persediaan hanya mungkin dan ketika sumber daya berlimpah. Ini bukan kasusnya. Kontrol
inventaris adalah tentang mengelola dan menggunakan sumber daya yang tersedia. Akan ada
"sumber daya yang cukup" hanya jika kontrol inventaris yang efektif dilaksanakan. Kontrol
persediaan yang baik membuat pemesanan dan farmasi manajemen obat lebih mudah.
Program obat esensial menempatkan prioritas tinggi pada peningkatan kontrol persediaan
untuk memastikan pasokan obat-obatan penting, vaksin, dan barang lainnya di fasilitas
kesehatan. Untuk mencapai tujuan ini, staf perlu dilatih dalam hal kontrol persediaan,
penyimpanan, dan prosedur pemesanan. Pilihan metode kontrol inventaris yang tepat
bervariasi sesuai dengan jenis fasilitas, skala operasi, dan kemampuan staf. Terlepas dari
perbedaan ini, prinsip pengendalian persediaan yang efektif tetap menjadi sama dengan
perawatan kesehatan primer (PHC) dan mencari perawatan di rumah sakit.
4

Mengelola Obat-Obatan Di Fasilitas Kesehatan


Tujuan dari pengendalian persediaan di tingkat fasilitas adalah untuk

 Catat tanda penerimaan dan Penerbitan stok


 Menjaga persediaan yang cukup untuk bertahan selama proses pengiriman
 Pertahankan persediaan stok dengan biaya serendah mungkin dan anggaran terbatas
 Menyediakan penyimpanan yang sesuai, aman, dan aman
 Mencegah kedaluwarsa obat-obatan.

2.1.1 Manfaat Sistem Kontrol Inventaris Yang Sukses Di Tingkat Fasilitas


Mempertahankan stok barang yang cukup di fasilitas kesehatan memiliki banyak
manfaat. Pasien menerima obat dengan segera, dan kehabisan persediaan dapat dicegah
bahkan saat pengiriman terlambat. Persediaan dapat diisi ulang pada interval yang
dijadwalkan, menghemat biaya administrasi dan waktu transportasi. Pasien memiliki
kepercayaan pada fasilitas dan mencari bantuan ketika mereka berada keadaan sakit. Selain
itu, sistem kontrol inventaris yang efektif tetap dipertahankan melacak dan memastikan
pertanggungjawaban untuk persediaan.

2.1.2 Masalah Yang Timbul Dari Kontrol Stok Yang Buruk


Ketika kontrol inventaris gagal, Seorang pasien kondisi dapat memburuk atau
resistensi antimikroba dapat berkembang karena keterlambatan dalam perawatan; seorang
pasien bahkan mungkin meninggal jika obat yang menyelamatkan nyawa kehabisan stok.
Jika obat tidak tersedia di fasilitas pedesaan, pasien mungkin harus membuat perjalanan
panjang dan mahal untuk mendapatkan perawatan. Jika obat ketersediaan di tingkat
menengah lebih baik dari pada di tingkat primer, Masyarakat akan kehilangan kepercayaan
pada tingkat dasar perawatan kesehatan dan mencari perawatan di rumah sakit sebagai
gantinya. Ketika persediaan obat habis, suatu alternatif yang kurang cocok mungkind dapat
diresepkan. Kehabisan persediaan yang sering dapat menimbulkan atau memperkuat
kebiasaan meresepkan yang buruk. Pesanan darurat, yang mahal untuk pembeli dan tidak
nyaman bagi pemasok, mungkin diperlukan.

Staf umumnya menolak implementasi inventaris sistem kontrol. Alasannya jangan


diabaikan tetapi dibawa ke tempat terbuka untuk didiskusikan. Alasan umun resistensi
adalah kurangnya waktu yang dirasakan untuk pencatatan atau merasa bahwa "ini bukan
pekerjaan saya." Kurangnya pelatihan yang tepat juga dapat memainkan peran utama dalam
perlawanan terhadap sistem baru.
5

2.1.3 Biaya Penyimpanan Stok


Persediaan fasilitas kesehatan baru dapat mencapai 25% hingga 50% dari total
anggaran tahunan fasilitas. Jika stok dikelola dengan baik, bagaimanapun, biaya di masa
depan akan konsisten dengan pemanfaatannya. Sistem kontrol inventaris yang efisien
menghemat uang. Pengendalian persediaan yang buruk menyebabkan pemborosan atau
peningkatan biaya untuk menyimpan stok:

• Terlalu banyak menimbun barang-barang tertentu mungkin mengikat sebagian besar


anggaran obat, menyisakan dana obat yang tidak mencukupi untuk obat-obatan
penting lainnya yang mungkin menyelamatkan jiwa.
• Sering berakhir dengan obat-obat yang berlebih; sebagai contoh, beberapa ARV
hanya memiliki waktu enam bulan umur simpan.
• Kondisi penyimpanan yang buruk dapat menyebabkan stok rusak (misalnya, pembalut
dapat direndam oleh kebocoran di bagian dalam) atap, atau obat suntik dapat
kehilangan potensi jika ruang penyimpanan terlalu panas).
• Catatan stok yang buruk dan keamanan yang buruk membuat pencurian menjadi lebih
mudah.
• Perubahan dalam meresepkan kebijakan atau praktik dapat membuat obat menjadi
usang. Tanpa kontrol inventaris yang baik, perubahan tersebut dapat menyebabkan
pemborosan yang berlebihan.

2.2 Mengelola Area Penyimpanan


Manajemen persediaan yang baik membutuhkan pemikiran yang cermat tentang
dimensi dan desain ruang penyimpanan, kondisi yang sesuai untuk penyimpanan berbagai
jenis persediaan, dan pentingnya rotasi stok dan pengaturan stok yang sistematis, serta
memperhatikan kebersihan, pencegahan kebakaran, dan keamanan di dalam gudang (lihat
Gambar 24-1).

2.2.1 Dimensi dan Desain Gudang


Penyimpanan harus ditempatkan di gedung yang kering dan tahan cuaca. Stok harus
diatur dan mudah diakses dengan jumlah yang cukup dari rak berkualitas baik (sebagian
besar item dalam fasilitas kesehatan dapat disimpan di rak). Ruangan dingin dan peralatan
harus disediakan untuk pendinginan vaksin dan barang-barang lainnya. Tingkat suhu dan
kelembaban harus dikontrol dalam batas yang sesuai, dan ruang harus berventilasi baik.
6

Persediaan farmasi dan medis harus dipisahkan dari linen, makanan, dan item nonmedis
lainnya. Bangunan itu harus secara fisik aman.

Ukuran. Inovasi produk dan pengemasan, serta rasa takut infeksi yang ditularkan
melalui darah, seperti HIV dan hepatitis B, meningkatkan penggunaan serba-serbi medis
sekali pakai. Ini item membutuhkan lebih banyak ruang penyimpanan. Desainer fasilitas baru
sering meremehkan penyimpanan persyaratan, dan fasilitas yang lebih tua sering sangat
kekurangan ruang, dengan persediaan yang disimpan di koridor dan menghalangi pekerjaan
area. Peralatan rak dan penanganan yang dapat disesuaikan dan sesuai. Fasilitas kesehatan
perlu diwaspadai kemungkinan peningkatan persyaratan ruang karena publik peningkatan dan
perencanaan program kesehatan yang sesuai.

Lebih sulit untuk mengukur Instalasi farmasi rumah sakit karena mereka bervariasi
dengan berbagai layanan yang ditawarkan dan organisasi jasa. Level stok dan waktu tunggu
juga perlu dipertimbangkan dalam estimasi. Namun, aturan umumnya adalah itu 1 meter
persegi per tempat tidur rumah sakit dapat digunakan untuk perencanaan awal dan penetapan
biaya, dengan asumsi bahwa persediaan diterima setiap bulan. Pedoman tentang dimensi
ruang penyimpanan untuk fasilitas kesehatan kecil dan rumah sakit diberikan pada gambar
24.2 dan dalam Bab 25

Area penerimaan obat. Area terlindung dari cuaca yang diperuntukkan bagi
menerima persediaan harus dekat dengan area penyimpanan dan sebaiknya dihubungkan
dengan jalan tertutup. Departemen farmasi atau departemen gudang medis di rumah sakit
mungkin memiliki ruang pengiriman sendiri, yang sering dinaikkan di atas permukaan tanah
untuk memudahkan pembongkaran dari van pengiriman besar. Fasilitas yang lebih kecil
memiliki ruang penerima tunggal yang menyediakan akses ke ambulans dan truk
pengiriman kecil. Menunjuk satu area dari gudang aktual sebagai area penerima mungkin
diperlukan, jika tidak ada ruang untuk ruang penerima yang terpisah.

2.2.2 Penyimpanan persediaan


Sebagian besar obat-obatan dan persediaan medis dapat disimpan pada suhu ruang
yang terkendali. Jika produk tidak memiliki petunjuk khusus, kondisi penyimpanan normal
berlaku. Ini kondisi berarti penyimpanan di tempat yang kering, bersih, berventilasi baik pada
suhu +15 hingga + 25 ° C atau, tergantung iklim kondisi iklim , hingga + 30 ° C. Obat-obatan
yang kurang stabil harus disimpan dalam kondisi tertentu untuk mempertahankan
efektivitasnya dan mencegah kontaminasi. Petunjuk penyimpanan khusus untuk produk.
7

Berbagai merek obat generik yang sama mungkin memiliki persyaratan penyimpanan yang
berbeda karena kemasan atau formulasinya sedikit berbeda. Rekomendasi pabrikan harus
diikuti. Kategori obat-obatan berikut membutuhkan fasilitas penyimpanan khusus :

• Produk yang harus disimpan dalam suhu 2°C-8° C ( vaksin dan serum)

• Produk sensitif terhadap panas,harus disimpan pada suhu -150C-250C.


• Produk yang memiliki masa simpan yang berkurang pada suhu ruangan yang
tidak terkontrol dan perlu ventilasi mekanis atau AC
• Produk yang mudah terbakar membutuhkan penyimpanan terpisah,dan tahan
api
• Produk yang rentan terhadap pencurian atau penyalahgunaan (lihat Bab 39)

2.2.3 Kategori obat-obatan berikut ini memerlukan fasilitas penyimpanan khusus


Umur simpan yang dapat digunakan dari produk-produk berikut dapat dikurangi jika
disimpan pada kelembaban yang tidak terkontrol atau pada suhu kamar dalam iklim panas.

• Beberapa produk obat suntik (misalnya, adrenalin). Kebanyakan sediaan suntik kurang
stabil dari pada bentuk oral padat (tablet dan kapsul). Sediaan injeksi dalam larutan
khususnya tidak stabil, sedangkan sediaan bubuk beku-kering (untuk rekonstitusi)
kurang mudah terdegradasi. Banyak injeksi membutuhkan perlindungan dari cahaya
maupun dari panas.
• Cairan intravena (terutama jika dibeli dalam wadah plastik).
• Beberapa supositoria, pessari, krim, dan salep. Produk-produk ini dapat meleleh pada
suhu lebih dari 30 ° C. Jika mereka meleleh, mereka tidak boleh digunakan karena
bahan aktif dalam formula dapat terdistribusi secara tidak merata.
• X-ray film dan bahan kimia. Produsen biasanya merekomendasikan penyimpanan film
sinar-X pada maksimum 21 ° C. Paket yang terbuka juga dipengaruhi oleh kelembaban.
Tingkat kelembaban 30 hingga 50 persen disarankan. X-ray film harus ditangani
dengan hati-hati untuk menghindari pewarnaan, lipatan, tekuk, dan gesekan.
• Produk yang mengandung karet, lateks, selulosa, atau lainnya plastik. Kondom, medis
sekali pakai yang produk paling steril dan produk bedah seperti jarum suntik, jarum,
dan kateter membutuhkan perlindungan dari kelembaban yang berlebihan, dingin, dan
cahaya yang kuat. Salah satu dari kondisi ini dapat membuat produk rapuh, ternoda,
berbau busuk, dan tidak dapat digunakan. Sterilitas tidak dapat dipastikan jika kemasan
rusak.
8

Gambar 24.1 Tips mengelola persediaan di gudang penyimpanan obat


Keamanan Ada lemari tidak dapat
dikunci? Kemudian
Pengamanan ruang lakukan : pengamanan
penyimpanan: dengan jerat
 Pintu ganda atau kunci kawat,memasang palang
dan gembok
ganda pada pintu masuk
 Pencurian melalui
jendela
Gunakan tindakan pencegahan
yang ekstra untuk barang-
barang yang menarik

Penyimpanan massal Tidak ada palet?


Kemudian lakukan
 Simpan semua di lantai
membangun bingkai
 Berikan sirkulasi udara kayu
 Batasi ketinggian tumpukan
untuk mencegah kehancuran

Pengaturan Tidak ada rak?


Kemudian lakukan:
 Sediakan rak yang
memasang papan dengan
memadai batu bata atau peti,
 Gunakan system untuk gunakan karton yang
pengaturan berdasarkan kuat dan wadah kosong
kode pesanan atau kategori lainnya
obat berdasarkan abjad
dengan nama generik.
 Waspada terhadap
pembusukkan ringan,
barang yang lebih tinggi,
cairan berat, rapuh, barang
lebih rendah.
 Atur dengan rapih dan beri
9

label rak untuk setiap


barang.

Akuntabilitas
 Batasi akses dan sering
periksa stok
Tidak ada kartu stok?
Pelihara dan pertahankan Kemudian lakukan : buat
kartu stok untuk setiap sendiri kartu stok dan
item atau barang, jika gunakan buku
memungkinkan:
 Simpan kartu stok
disebelah item
 Kencangkan kartu stok ke
rak

Rotasi stok
 Saat menerima, tempatkan
wadah sesuai dengan tanggal
kadaluwarsa Bagaimana dengan
barang tanpa tanggal

Tanggal kadaluwarsa kadaluwarsa?
nanti dibelakang Gunakan FIFO
• Sebelumnya
kadaluwarsa didepan
Saat mengeluarkan atau
menerbitkan
 Ambil wadah yang
tanggal kadaluwarsa
paling awal
10

Gambar 24.2 Pedoman Persyaratan Ruang Penyimpanan

Ciri demografis Fitur Interval Pasokan Area yang direkomendasikan


Area Jangkauan Fasilitas
10.000 2 bulan 12 m2
10.000 4 bulan 24 m2
20.000 2 bulan 24 m2
20.000 3 bulan 36 m2
30.000 2 bulan 36 m2
50.000 2 bulan 60 m2
Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit
50 1 bulan 50 m2
50 2 bulan 75 m2
100 1 bulan 100 m2
Sumber : Adapted from AHRTAG 1994
Note : Persyaratan dapat sangat bervariasi, tergantung pada tingkat pemanfaatan layanan
kesehatan
Di iklim panas, barang-barang ini harus disimpan di tempat paling sejuk mungkin,
lebih disukai dengan AC atau kipas sirkulasi udara. Penting untuk mempertimbangkan
stabilitas obat-obatan dan jenis fasilitas penyimpanan yang tersedia ketika menyiapkan daftar
obat-obatan penting.

2.2.4 Barang yang membutuhkan pembekuan atau pendinginan.


Vaksin, produk darah, dan beberapa obat lain kehilangan potensi jika disimpan,
bahkan sebentar, pada suhu di luar kisaran yang disarankan. Untuk produk ini rantai dingin
harus dipertahankan pada setiap tahap. (Lihat Gambar 23.4 dan "Referensi dan Bacaan lebih
lanjut" untuk literatur tentang manajemen rantai dingin).

Semua peralatan rantai dingin harus memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO). Lemari es dan pembeku dari atas adalah pilihan yang paling tepat. Lemari es listrik
dari jenis es memiliki karakteristik "hold-over" yang baik jika terjadi kegagalan daya. Jenis
pemuatan depan harus digunakan hanya di tempat-tempat di mana listrik atau pasokan bahan
bakar benar-benar andal, karena mereka memiliki karakteristik penahanan yang sangat buruk
dan kontrol suhu.

Sangat penting untuk memiliki rencana darurat sebelum kulkas rusak. Fasilitas
kesehatan pedesaan seringkali sangat kecil dan terisolasi sehingga tidak ada sumber
pendingin lain yang tersedia. Fasilitas yang lebih besar seringkali memiliki lebih dari satu
lemari es, dan ini dapat digunakan untuk menyimpan liburan untuk waktu yang singkat.
11

Sebagai alternatif, pengaturan dapat dibuat untuk memindahkan isinya ke kulkas pribadi di
tempat lain di masyarakat atau untuk memperoleh pasokan es secara teratur sampai cacat
diperbaiki.

Penting juga untuk melakukan pemantauan dan pemeliharaan rutin dan untuk
mengatur sistem perbaikan yang efektif. Suhu di setiap alat harus dipantau dan dicatat secara
rutin setidaknya sekali sehari. Kerusakan apa pun juga harus dicatat, termasuk periode selama
obat terpapar pada suhu yang tidak terkendali. Obat-obatan kemudian disimpan atau dibuang,
tergantung pada pedoman program atau saran pabrik. Kartu dan perangkat monitor rantai
dingin di dalam atau pada paket yang berubah warna atau mengingatkan staf akan potensi
kerusakan yang membantu dalam pemantauan.

Pembekuan sama merusaknya dengan suhu tinggi untuk beberapa item, termasuk
kontrasepsi suntik, insulin ergometrine, adrenalin, dan vaksin DPT, DT, TT, dan hepatitis.
Toksoid beku dapat dideteksi dengan "shale test". Bukti terbaru dari Eropa Timur
menunjukkan bahwa vaksin dapat membeku di dalam lemari es selama musim dingin ketika
panas di sebuah gedung tidak memadai. Lemari es yang menyertakan sirkuit pemanas
sekarang tersedia untuk mengatasi masalah ini. Hilangnya potensi iinjeksi ergometrine sering
ditemukan dalam studi lapangan dan juga dapat dideteksi secara visual. Jika larutan tampak
berwarna jika dibandingkan dengan air, injeksi memiliki kurang dari 90 persen konten yang
dinyatakan dan harus dibuang.

Periode singkat pada suhu kamar (selama transportasi atau distribusi lokal, misalnya)
dapat diterima untuk banyak produk (seperti ergometrine dan insulin), meskipun paparan
tersebut dapat, sampai batas tertentu, mengurangi kehidupannya. Barang-barang lain, seperti
vaksin, harus selalu diangkut dalam kotak pendingin.

Obat-obatan Terkendali. Narkotika (misalnya, injeksi pethidine, sediaan morfin) dan obat
tertentu lainnya yang dapat disalahgunakan diatur oleh undang-undang dan peraturan khusus
yang mengontrol impor, ekspor, produksi, kepemilikan, resep, penyimpanan, dan dokumen
penyimpanan. Obat-obatan ini kadang-kadang disebut "obat dangero" istilah yang lebih tepat
diterapkan untuk semua obat.

Langkah-langkah keamanan berikut disarankan di apotek dan di setiap tingkat pengguna:


12

 lemari yang dikunci atau diperkuat, dikunci ganda yang dilengkapi dengan lampu
(lebih disukai dengan bohlam merah) yang muncul saat pintu dibuka.

 Rincian pencatatan register khusus setiap tanda terima atau masalah dengan dua
tanda tangan, penghitungan fisik setelah setiap entri, dan tanda tangan pada "serah
terima - pengambilalihan".

 Audit independen (oleh pengawas dan pengawas obat nasional).

Item yang harus dikontrol . Beberapa item yang tidak terkontrol sangat rentan
terhadap pencurian, penyalahgunaan. atau penyalahgunaan. Ini termasuk obat mahal
(cimetidine praziquantel) antibiotik tertentu, psikotropika peralatan seperti gunting, pisau
cukur, dan jarum suntik, dan serba-serbi seperti gulungan kapas. Barang-barang semacam itu
harus disimpan di area atau lemari yang dikunci terpisah, di mana mereka dapat diawasi.

Barang-barang ini membutuhkan penyimpanan catatan yang lebih ketat dan pengambilan
stok yang lebih sering daripada barang-barang lainnya. Audit berkala harus dibuat dari
konsumsi (masalah) terhadap penggunaan catatan yang sebenarnya (register rawat jalan,
catatan resep, atau catatan stok bangsal) untuk mengekspos pencurian atau penyalahgunaan
apa pun (lihat bab 39)

Mudah terbakar dan korosif. Cairan mudah terbakar yang biasa ditemukan di
fasilitas kesehatan terbagi dalam tiga kategori, menurut klasifikasi bahaya PBB :

1. Titik nyala -180C (misalnya aseton, eter anestesi)

2. Titik nyala -180C hingga +230C (seperti alcohol sebelum pengenceran)

3. Titik nyala +230C hingga +610C ( misalnya minyak tanah).

Pasokan massal bahan-bahan mudah terbakar membutuhkan ruangan yang terpisah


yang terletak jauh dari bangunan utama dan jalur. Bahkan stok kategori kecil - satu bahan
mudah terbakar harus disimpan dalam bangunan tambahan yang dirancang khusus untuk
tujuan itu (AHRTAG 1994). Peralatan pemadam kebakaran harus tersedia.

Stok persediaan kecil dari bahan yang mudah terbakar dapat disimpan di lemari baja
di lokasi yang baik, jauh dari api dan peralatan listrik yang terbuka. Item harus ditandai
"cairan sangat mudah terbakar" dan mengandung simbol bahaya internasional. Rak item
harus dirancang untuk menampung tumpahan.
13

Zat korosif atau oksidan (seperti asam triklorasetat, asam asetat glasial, larutan
amonia pekat, perak nitrat, natrium nitrit, dan pelet natrium hidroksida) harus disimpan jauh
dari bahan yang mudah terbakar, idealnya di lemari baja terpisah. Sarung tangan pelindung
tipe industri yang sesuai harus digunakan saat menanganinya.

2.2.5 Rotasi Stok dan Pemantauan Kedaluwarsa.


Aturan masuk pertama / keluar pertama (FIFO) memastikan rotasi stok dan mencegah
pemborosan melalui kedaluwarsa, dengan asumsi bahwa stok yang lebih baru memiliki
tanggal kedaluwarsa lebih lambat dari stok yang lebih lama. Stok baru harus diletakkan di
belakang rak (atau, jika tidak memungkinkan, di sisi kiri). Stok harus dikeluarkan hanya dari
depan atau dari sisi kanan. Tanggal kedaluwarsa obat harus diperiksa pada saat penerimaan.
Dalam sistem first-expiry / first-out (FEFO), stok dengan usia paling lama harus ditempatkan
paling jauh ke belakang (atau terjauh ke kiri), sistem ini harus digunakan ketika stok yang
baru diterima berakhir sebelum stok yang lebih lama.

Stock lama harus dicatat pada catatan persediaan saat diterima. Stok mendekati
kadaluwarsa tidak boleh diterima kecuali dapat digunakan sebelum kadaluwarsa. Fasilitas
harus secara teratur memonitor tanggal kedaluwarsa, dan obat kadaluarsa harus segera
dihapus dari stok. Dalam kebanyakan kasus, mereka harus dimusnahkan. Harus ada prosedur
yang disepakati untuk pembuangan yang melindungi kesehatan masyarakat. Catatan tertulis
diperlukan, dan di beberapa negara diperlukan keputusan komite.

Para profesional kesehatan terkadang harus memutuskan apakah akan menggunakan


obat yang kadaluwarsa atau menahan pengobatan. Obat tersebut mungkin masih dapat
digunakan dan bisa menyelamatkan nyawa, tetapi obat yang sudah kadaluarsa sebenarnya
dapat membunuh pasien. Keputusan semacam itu memiliki konsekuensi etis dan hukum.

Sekelompok ahli membahas masalah ini pada tahun 1988 (WHO 1988). Mereka
menyimpulkan bahwa tidak ada jaminan efektivitas obat setelah tanggal kedaluwarsa.
Mereka mencatat bahwa dalam keadaan luar biasa, ketika obat kadaluarsa mungkin harus
digunakan, sangat penting untuk melibatkan seorang apoteker yang berpengalaman dalam
jaminan kualitas dan untuk memberi tahu dokter. Obat-obatan biasanya kadaluwarsa karena
mereka telah diatur, atau jika aturan FEFO telah diamati. Di gudang yang dikelola dengan
baik di mana pesanan ditempatkan secara teratur dan stok diputar, ini seharusnya tidak
terjadi. Ketika itu terjadi, penyelia harus mencari tahu mengapa dan mengambil tindakan
perbaikan
14

 Pengaturan Persediaan

Mengorganisir stok secara sistematis menghemat waktu ketika memesan atau mencari
barang dan mencegah persediaan hilang. Bab 23 membahas berbagai sistem untuk mengatur
persediaan (lihat bagian 23.5). Sistem yang paling sering digunakan di fasilitas kesehatan
adalah organisasi dengan indikasi klinis kategori terapeutik, atau dosis dari, dengan produk
yang disusun berdasarkan abjad dalam kategori tersebut.

Ruang perawatan dan kereta troli obat harus mengatur obat berdasarkan kelas
terapeutik (misalnya, antibiotik, anti-asma, atau antihipertensi).

Cairan untuk penggunaan internal harus disimpan terpisah dari yang untuk penggunaan
eksternal di seluruh rantai pasokan, tetapi khususnya di area pengolahan. Produk untuk
penggunaan luar seringkali racun. Jika disimpan dengan obat-obatan untuk penggunaan oral,
mereka mungkin tertelan secara tidak sengaja, yang bisa berakibat fatal. Untuk menghindari
risiko, penting untuk mengamati konvensi pelabelan berikut:

 Produk-produk penggunaan luar harus diberi label dengan benar sesuai dengan
undang-undang kontrol negara tersebut. Label peringatan berwarna merah
direkomendasikan.

 Semua obat-obatan penggunaan internal harus memiliki label cetak hitam atau biru.

 Pembersihan
15

Gudang yang bersih dan rapi lebih mudah dikelola daripada gudang yang kotor, tidak
rapi, dan penuh dengan sampah. Jadwal pembersihan dengan penunjukan tanggung jawab
staf yang jelas harus ditetapkan.

 Pencegahan kebakaran

Tindakan Pencegahan Kebakaran harus mencakup aturan ketat dilarang merokok,


pembuangan secara hati dari sisa bahan yang mudah terbakar. Peralatan pemadam kebakaran
harus diperiksa dan dipelihara secara teratur, dan staf harus dilatih dengan latihan kebakaran
rutin.

 Keamanan

Akses ke area penyimpanan harus dibatasi untuk alasan keamanan. Semua staf yang
menangani persediaan harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Satu atau dua orang
yang dapat dipercaya harus bertanggung jawab untuk menjaga kunci, dan satu harus tersedia
di tempat setiap saat. Orang yang bertanggung jawab atas fasilitas kesehatan pada akhirnya
bertanggung jawab. Semua jendela ruang penyimpanan harus memiliki bar pencuri, dan pintu
harus dipukul dengan kunci keamanan. Area kerja seperti apotek atau apotik harus memiliki
kunci ganda (lihat bab 39).

2.3 Pengendalian Persediaan Dalam Fasilitas Kesehatan


Setiap fasilitas membutuhkan sistem manajemen persediaan dan prosedur tertulis -
untuk menangani pemesanan persediaan, menerima dan menyimpan stok, dan mencatat dan
menghitung stok.

Dalam fasilitas yang lebih besar, persyaratan manajemen persediaan lebih besar. Di
rumah sakit besar, persediaan biasanya dikelola oleh apoteker atau staf khusus lainnya.
Mungkin ada fasilitas terpisah untuk berbagai kegiatan dan jenis stok. Di fasilitas yang lebih
kecil, seperti pusat kesehatan, kegiatan cenderung terintegrasi, dan satu orang mungkin
memiliki banyak tanggung jawab. Namun, bahkan di fasilitas kecil, persediaan makanan dan
linen harus dipisahkan dari persediaan medis untuk menjaga standar kebersihan dan agar staf
nonprofesional mudah mengakses makanan dan linen.
16

2.3.1 Menyimpan Catatan dan Memesan Stok


Bab 15 menguraikan prinsip-prinsip manajemen inventaris, yang sama-sama relevan
untuk fasilitas kesehatan kecil dan toko besar. Penerapannya mungkin berbeda, tetapi metode
dasarnya sama.

 Pencatatan

Catatan yang paling penting adalah kartu stok. Contoh-contoh dalam bab 23 (lihat
lampiran 23.1 dan 23.2) berisi sebagian besar fitur yang mungkin diperlukan, tetapi banyak
variasi memungkinkan. Minimal, harus ada ruang untuk deskripsi pekerja magang dan
jumlah stoknya, unit jaringan (misalnya 500 tablet jat, tablet atau ml ) dan tanggal
kedaluwarsa, jika berlaku. Kolom dan baris untuk mendokumentasikan tanda terima dan
masalah persediaan harus muncul di bawah informasi standar ini. Selain kartu stok disimpan
di sebelah item di rak, mungkin ada buku persediaan atau buku stok, yang menyimpan
catatan duplikat dari setiap transaksi.

 Pemesanan stok

Sebagian besar fasilitas kesehatan menggunakan sistem permintaan untuk memesan


persediaan. Staf harus menilai tingkat penggunaan item individual dan memiliki pemahaman
yang jelas tentang konsep safety stock. Ada berbagai metode penghitungan jumlah pesanan,
tetapi semuanya didasarkan pada pemakaian bulanan. Pemakaian bulanan dapat ditentukan
dari kartu stok atau dari pemeriksaan stok bulanan.

Berbagai cara penghitungan persediaan stok dan jumlah pesanan dijelaskan pada bab
15. Salah satu sistem pemesanan sederhana untuk penggunaan fasilitas kesehatan adalah
sistem imprest atau topping-up. Sistem ini sangat cocok untuk bangsal rumah sakit dan
fasilitas kesehatan kecil yang sering menerima persediaan. Dalam sistem imprest, tidak ada
catatan persediaan berjalan disimpan. Satu-satunya dokumen pengendalian stok adalah
lembar pracetak yang menjelaskan setiap item dan memberikan nomor stok, unit masalah,
dan level imprest-level stok maksimum yang disarankan untuk item tersebut. Jumlah yang
dipesan adalah perbedaan antara stok yang ada dan tingkat imprest. Di Zimbabwe, sistem
penahan modiffied telah dikembangkan, dengan jumlah pemesanan ulang berdasarkan
konsumsi tiga bulan sebelumnya; pesanan berikutnya selalu untuk jumlah itu (lihat studi
negara 24.1)
17

Sistem lain yang efektif adalah pemesanan berdasarkan tingkat konsumsi versus stok
maksimum, ditandai dengan pendekatan di Belize dan Grenada (MSH 1991). Fasilitas
memesan secara bulanan, terhadap tingkat stok maksimum yang dihitung sebagai konsumsi
bulanan rata-rata dikalikan dua. Kuantitas pesanan bulanan kemudian dihitung sebagai
berikut:

Jumlah pesanan = (stok maksimum - stok tersedia) + (konsumsi bulanan rata-rata x


waktu tunggu)

Pesanan dikirim ke toko penerbit pada daftar permintaan / penerbitan voucher (lihat
lampiran 23.4). fasilitas dan toko penerbit harus selalu menyimpan salinan voucher atau
formulir permintaan. Ini harus dibandingkan dengan kartu stok untuk memantau konsumsi
dan mencegah pemesanan berlebihan.

2.4 Studi negara 24.1 Sistem Pemesanan Bulanan Zimbabwe


Pada tahun 1998, Zimbabwe memperkenalkan menggunakan sistem pengendalian
inventaris nasional menggunakan model daftar permintaan sebagai bagian utama dari
Program Aksi Obat Esensial Zimbabwe (ZEDAP). Dalam lima tahun sebelum program,
layanan kesehatan berkembang pesat, permintaan meningkat dan toko cabang baru di ibu
kota provinsi telah meningkatkan distribusi.

Personil toko medis menghadiri kursus manajemen pasokan baik di lembaga pelatihan
independen di Zimbabwe atau di luar negeri. Personil yang bertanggung jawab untuk
pengendalian stok di fasilitas yang lebih besar (rumah sakit pusat dan provinsi) memiliki
akses ke kursus singkat dalam manajemen toko di pusat pelatihan pemerintah. Namun, di
tingkat pusat kesehatan dan rumah sakit kabupaten, staf hanya memiliki sedikit atau tidak ada
pelatihan dalam manajemen persediaan. Materi pelatihan dikembangkan, dan semua pekerja
ini dilatih ulang dalam sistem kontrol inventaris dan pemesanan yang baru.

Sistem kontrol inventaris didasarkan pada pemesanan bulanan. Item dipesan jika stok
yang ada kurang dari tingkat pemesanan ulang, yang ditetapkan pada konsumsi tiga bulan.
Kuantitas memesan sama dengan tingkat pemesanan ulang (konsumsi tiga bulan)

ZEDAP menilai penerapan sistem kontrol inventaris dan program pelatihan melalui
survei nasional berkala yang dimulai pada tahun 1998. Penilaian pertama menunjukkan
bahwa sistem kontrol inventaris nasional tidak dapat dihantam melalui lokakarya saja. Hanya
52 persen dari fasilitas sudah mulai menyimpan kartu stok, dan 27 persen menyimpan stok
buku. Akibatnya, strategi pelatihan alternatif dikembangkan, termasuk pelatihan di tempat
18

kerja dan dukungan dan pengawasan yang intensif. Teknisi farmasi sering mengunjungi pusat
kesehatan untuk membantu mengatur stok di gudang, memverifikasi catatan stok, dan
memberikan panduan tentang penghitungan tingkat stok minimum. Model pelatihan di
tempat kerja dipilih oleh masing-masing kabupaten dan termasuk lampiran perawat pusat
kesehatan ke apotek rumah sakit untuk bekerja di bawah pengawasan teknisi farmasi. Pada
tahun 1991, pencatatan di tingkat pusat kesehatan telah mencapai tingkat target, kartu stok
berfungsi dengan baik, dan saldo stok di tangan setuju dengan perhitungan fisik.

Gudang diubah oleh kontrol inventaris yang lebih baik dan pemesanan. Pengaturan
stok menjadi sangat baik, dan kelegihan stok menjadi berkurang. Ketersediaan obat
meningkat; angka untuk dua puluh lima item penting menunjukkan bahwa peningkatan
jumlah fasilitas memenuhi target 80 persen, meskipun ketersediaan rata-rata 60 persen di
toko-toko medis pusat.

Sistem kontrol inventaris telah berkontribusi pada manajemen pasokan medis esensial
yang lebih efisien di Zimbabwe, memberikan contoh positif dari "sistem tarik" yang
diterapkan pada tingkat perawatan kesehatan primer (PHC). Namun, dukungan dan
pengawasan berkelanjutan sangat penting untuk memelihara sistem kontrol inventaris yang
fungsional di tingkat PHC. Ketika kabupaten gagal memberikan dukungan berkelanjutan,
sistem kontrol inventaris tidak efektif.

Sumber: ZEDAP 1994

 Penerimaan stok

Harus ada prosedur yang jelas untuk menerima stok. Jika barang tidak masuk ke toko
pada saat kedatangan, kekacauan terjadi. Orang yang bertanggung jawab harus bertanggung
jawab, apakah dia secara pribadi melakukan tugas atau tidak.

Semua pengiriman harus diterima secara resmi, baik di dalam maupun di luar jam
kerja normal. Jumlah paket yang dikirim harus dicatat dalam register dan ditandatangani oleh
orang yang menerima dan orang yang mengirimkan barang.

 Membongkar dan Pemeriksaan stok

Persediaan harus dibongkar dan diperiksa di sebelah area penyimpanan, yang juga
dapat digunakan untuk membuat stok untuk distribusi. Dua orang harus melakukan kegiatan
ini, untuk memberikan kesaksian jika persediaan rusak atau berbeda dalam jenis atau jumlah
19

dari apa yang dipesan (atau dari apa yang ditunjukkan pada daftar kemasan). persediaan harus
diperiksa secara individual menggunakan daftar periksa seperti pada gambar 23.2 dan
kwitansi dicatat pada dokumen persediaan (daftar kemasan atau formulir permintaan
pengembalian). salinan formulir permintaan asli harus selalu dibandingkan dengan dokumen-
dokumen dari fasilitas penerbitan untuk mencegah perselisihan di kemudian hari.

Gudang menerbitkan harus diberitahu tentang ketidaksesuaian (menggunakan


formulir seperti pada gambar 24.3), termasuk

• Kotak atau karton hilang;


• Kotak terbuka atau karton;
• Item tidak ada;
• Kuantitas berbeda dari yang ditunjukkan pada daftar kemasan;
• Barang yang salah (items tidak dipesan)
• Barang yang rusak, rusak, atau berkualitas buruk.
Pengecekan harus dilihat tidak sebagai penghitungan unit yang dikirim tetapi sebagai
bagian dari sistem jaminan kualitas. Ini berarti memeriksa secara visual kemasan, integritas
wadah, dan kelengkapan dan legalitas label (nama obat yang disetujui, kekuatan, instruksi
penyimpanan khusus, tanggal kedaluwarsa). tanggal kedaluwarsa harus diperiksa untuk
memastikan bahwa ada sisa umur simpan yang memadai (lihat bab 18).

Pengepakan merupakan faktor penting dalam menjaga kualitas obat dan persediaan lain
ketika stabilitas menjadi pertimbangan. Kemasan yang baik melindungi produk dari cahaya
dan udara. Pengemasan harus dihapus hanya setelah pertimbangan cermat dampak pada
kualitas obat.

Akhirnya, dokumen pengiriman harus ditandatangani dan diajukan untuk referensi,


biasanya harus disimpan selama minimal dua tahun (atau waktu yang ditentukan dalam
peraturan).

2.5. Distribusi Stock dari Gudang


Obat-obatan perlu dipindahkan dari gudang ke tempat-tempat di mana mereka
digunakan, seperti area perawatan, bangsal atau fasilitas rawat jalan. Prosedurnya serupa,
berapa pun ukuran fasilitasnya.

2.5.1 Fasilitas Kesehatan Kecil


Fasilitas kecil(Puskesmas) mungkin tidak memiliki apotek yang terpisah, tetapi
mereka harus memiliki ruang penyimpanan obat atau lemari dan area pengeluaran dan
perawatan. Stok yang berfungsi (seringkali satu wadah) dari obat-obatan umum harus
20

disimpan di area perawatan. Obat oral harus disimpan dalam troli atau lemari yang dapat
dikunci. Sejumlah kecil obat-obatan umum yang dapat disuntikkan harus disimpan di atas
nampan ruang perawatan. Area terpisah biasanya ada untuk membersihkan dan mengobati
luka, di mana sejumlah barang yang sesuai harus disimpan di kereta troli dan di lemari yang
bisa dikunci. Stok kerja ini diisi ulang dari gudang setiap hari. Wadah stok kerja harus tetap
ditutup kecuali ketika mereka benar-benar digunakan, untuk menghindari kerusakan dan
kehilangan nilai terapeutik.

2.5.2 Departemen Farmasi Rumah Sakit


Pergerakan dan kontrol stok lebih kompleks di fasilitas yang lebih besar di mana
perawatan medis, bedah, dan persalinan disediakan. Stok atau gudang yang terpisah mungkin
diperlukan. Apotek rumah sakit harus bertanggung jawab untuk mengembalikan semua area
penyimpanan obat dan juga dapat memberikan rawat inap dan rawat jalan. Jumlah resep
rawat jalan dapat membenarkan apotik rawat jalan terpisah dari apotek utama.

Apotek rumah sakit mungkin memiliki stok obat yang dapat digunakan untuk
memberikan obat kepada pasien rawat inap dan setelah keluar, ke pasien rawat jalan, dan ke
bangsal, departemen, dan instalasi darurat. "Daftar keinginan" harus dikompilasi sepanjang
hari, untuk pengisian harian dari kamar penjual tersebut. Tanggung jawab ini harus dilakukan
dengan sejumlah individu berdasarkan rotasi.

2.5.3 Pengemasan ulang untuk pemakaian rawat jalan


Untuk menghemat waktu bagi staf dan pasien di fasilitas yang sibuk dengan jumlah
resep yang tinggi, akan sangat berguna untuk melakukan prepack obat-obatan oral yang
dibagikan dalam jumlah yang sesuai untuk kursus perawatan standar. Pengemasan ini dapat
dilakukan pada waktu sunyi pada waktu sunyi hari atau minggu. Pra-pengemasan juga
diperlukan ketika jumlah yang lebih kecil dari paket asli diperlukan untuk stok bahan (lihat
bab 19 dan 23). Di beberapa negara, mungkin berbiaya efektif untuk membeli obat-obatan
yang digunakan secara komersial yang dikemas secara komersial di “unit penggunaan”.
wadah mungkin hemat biaya. Pertimbangan penting ketika mengemas obat adalah untuk:

1. Gunakan wadah yang cocok untuk menjaga kualitas obat

2. hindari mencemari atau mencampur berbagai macam obat

3. Label Kandungan dengan tepat dan menetapkan penggunaan baru berdasarkan


tanggal (lihat chapter 19)
21

Distribusi
Gambar 24.4 item untuk keadaan darurat
di pusat kesehatan pedesaan

3x promethazine 50ml/2ml
3x adrenaline 1:1000
5x aminophylin 250/10ml
10x atropine 0.6/1ml
6x chlorpamazine 50mg/2ml
2x dextrose 50% 20ml
3x diazepam 10mg/2ml
1x1/2 darows and dextrose 200ml
1x ringer’s lactate 1.000ml
2x IV giving sets
2x IV cannula 18G
2x IV cannula 22G
2x 23G scalp vein set
3x10 ml syringe with needle
3x2 ml syringe with needle
Rolls Of Cotton
Alcohol
Adhesive Tape
1x Destrostox or glucostix

Gambar 24.5 obat yang direkomendasikan


untuk bangsal umum di rumah sakit
22

2x atropine sulfat 0.6g/ml


2x hydrocortisone 100mg
1x IV potassium chloride 15%
2x IM/IV promethazine 25mg/ml
2x 10ml water for injection
3x adrenaline 1:1000
1x IV aminophylline 250g/ml
2x im/iv diazepam 10mg
1x iv digoxin 0.5mg
2x im.iv furosemide 20mg
2x iv isoprenaline
1x 5 ml lidocaine 2%
2x iv propranolol 1 mg
1x im calcium gluconate 100g/ml
1x 20 ml iv dextrose 50%
1 x50 ml sodium bicarbonate 4%
Sumber Mentri kesehatan Zimbabwe
23

Menteri Kesehatan
Departemen Pasokan Medis
Laporan Perbedaan

Fasilitas Kesehatan : Utama HC Date: May 26, 1998


Diterima oleh : Tinoda SRN No. Karton Yang Diterima : 3
Disaksikan oleh : Jayuguru SRN No. Kontainer Yang Diterima: 1
Detail Pengiriman

No voucher : 98570 No Reg Kendaraan : 25TE176

Transporter : DMS Driver No Sopir Pengiriman : MUGGS

Nama Sopir : Mugari Daftar Karton Yang Tidak Diterima :

Karton 5 liter

Daftar Karton Yang Diterima : 3 Karton

Rincian Perbedaan

7. Kerusakan (Jika Ada)

No Voucher Deskripsi Barang No Code Unit KuantitasRusak


98750 Chloroquine Syrup 03-2500 Botol 500ml 2
8. Item Hilang

No Voucher Deskripsi Barang No Code Unit KuantitasRusak


98750 Chlorhexidine 04-1650 5 liter 1
solution 2%
9. Item Dikeluarkan Karena Kesalahan

No Voucher Deskripsi Barang No Code Unit KuantitasRusak

10. Perbedaan / Komentar Lainnya


MOHON PISAHKAN KREDIT DAN KIRIM KEMBALI BARANG YANG HILANG

Tanda Tangan : Tinoda

Office Held : SRN


24

2.5.4 Memasok Pasien Rawat Inap


Seperti dibahas dalam bab 38, ada tiga teknik dasar untuk distribusi obat rumah sakit
untuk pasien rawat inap: Bulk ward stock, pesanan obat individu dan distribusi dosis unit.
sistem bulk ward stock masih digunakan di banyak negara.Sistem imprest atau pengisian
ulang adalah metode umum untuk memasok bangsal dengan stok massal. wadah kosong
dikembalikan untuk diisi ulang (metode kosong penuh) pada interval mingguan atau dua kali
seminggu. setiap bangsal harus memiliki kotak yang dapat dikunci oleh apotek dan staf
bangsal. prosedur keamanan yang lebih ketat untuk antibiotik, barang-barang menarik dan
obat-obatan narkotika harus diterapkan.

Dalam sistem stok bangsal, apotek harus menyediakan jadwal yang menunjukkan pada
hari mana setiap bangsal atau departemen akan dipasok dan menentukan kategori persediaan.
sangat penting bahwa farmasi, gudang, dan jumlah obat yang diperlukan dan staf farmasi
memantau penyimpanan dan pencatatan stok bangsal (lihat bab 32 dan 38)

Wadah obat darurat. pilihan obat dan peralatan untuk keadaan darurat harus ditempatkan
di departemen rawat inap dan rawat jalan. isinya dicatat pada daftar dan diperiksa secara
teratur. setiap kali item digunakan, itu harus segera diisi ulang. Wadah darurat tidak boleh
digunakan untuk persediaan rutin. Gambar 24.4 dan 24.5 adalah contoh dari zimbabwe.
Gambar 24.4 menunjukkan isiwadahdarurat di pusat kesehatan pedesaan dan gambar 24.5
daftar obat yang direkomendasikan untuk bangsal umum di rumah sakit.

2.5.5 Memasok tenaga kesehatan berbasis masyarakat


Petugas kesehatan masyarakat biasanya memiliki pilihan barang yang sangat terbatas.
sistem topping-up dapat digunakan untuk mengisi kembali persediaan, selama persyaratannya
kecil dan pusat kesehatan dipenuhi stok. interval pasokan bulanan biasanya memadai. Bab 48
membahas desain dan manajemen program pelatihan yang tepat untuk staf sistem pasokan.
mengelola pelatihan pasokan obat tersedia dari ilmu manajemen untuk kesehatan untuk
digunakan dalam program pelatihan: volume 3 dalam seri ini terutama berkaitan dengan
aspek manajemen pasokan (MSH1992).
25

2.6 Pelatihan Staf


Staf yang menangani persediaan harus dilatih dalam topik berikut

1. menyiapkan ruang penyimpanan dan praktik penyimpanan yang baik


2. penggunaan formulir kontrol stok termasuk catatan persediaan dan resep
3. prosedur rantai dingin, termasuk penggunaan dan pemeliharaan lemari es
4. kontrol keamanan dan pencurian

• Panduan Penilaian

Lihat bab 15 untuk indikator kinerja kontrol stok

2.6.1 Sistem Kontrol Inventaris


• Apakah ada sistem kontrol inventaris standar di fasilitas?
• Apakah kartu stok atau buku persediaan digunakan untuk setiap pergerakan stok di
gudang fasilitas kami?
• Apakah obat disusun ulang sesuai dengan sistem berbasis konsumsi?
• Apakah tingkat persediaan minimum atau aman sesuai dengan frekuensi pengiriman
dan konsumsi rata-rata?
• Apakah kartu stok bekas, ledled, atau buku peraturan disimpan untuk periode
tertentu?
• Apakah catatan stok sesuai dengan stok fisik untuk sampel obat yang biasa
digunakan?

2.6.2 Pelatihan Staf Dalam Manajemen Persediaan


• Apakah staf yang bertanggung jawab untuk memesan, menyimpan, atau
mendistribusikan obat telah dilatih secara formal dalam manajemen inventaris?
• Apakah manual pengadaan untuk inventaris tersedia di fasilitas kesehatan?

2.6.3 Fasilitas Penyimpanan Stok


• Apakah gudang penyimpanan telah mengukur formula apa pun?

• Apakah ada area penerima? Apakah ada area pembongkaran?

• Apakah formulir laporan perbedaan? Selama setahun terakhir. Apakah sudah


digunakan?

• Apakah ada ruang penyimpanan kering bersih, berventilasi baik dan baik 150C-250C?

• Apakah ada lemari es yang suhu suhunya dicatat?


26

2.6.4 Manajemen Ruang Penyimpanan


• Ketika obat-obatan atau persediaan dibongkar, apakah disimpan sesuai pesanan atau
informasi?
• Selama setahun terakhir, sudahkah obat kadaluarsa digunakan?
• Apakah ada persediaan obat kadaluarsa sekarang?
• Apakah cairan untuk penggunaan internal dipisahkan dari cairan untuk penggunaan
eksternal?
27

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fasilitas pengelolaan persediaan obat akan dapat langsung mempengaruhi kualitas


pelayanan kesehatan,jika obat dalam jangka waktu tertentu tidak tersedia, maka pasien tidak
mendapatkan obat dan para pegawai atau tenaga kesehatan akan kehilangan kepercayaan dari
pasien. Termasuk pasien yang datang akan kehilangan kepercayaan terhadap pelayanan
fasilitas kesehatan serta memberikan kontribusi untuk kepuasan dalam bekerja dan
kepercayaan antara tenaga kesehatan
28

DAFTAR PUSTAKA

1. Africare.1991. evaluation of the sierra leone essential drugs programme. Prepared for the
sierra leone ministry of health and UNICEF/sierra leone.Washington,D,C: Africare.
2. AHRTAG (appropriate Health Resource And Technologies Action Groub ). 1994. How
to managed A Health Centre Store, 2d ed London: AHRTAG
3. Battersby, A. 1993.How to look after a health centre store. London appropriate health
resources and technologies action group.
4. MSH(Management Sciences For Health).1991.Pharmacy inventory control operations.
Belize Ministry of health. Boston : MSH.
5. MSH (Management Sciences For Health).1992.Managing drug supply training series.
Part 3. Supply managements.Boston : MSH
6. WHO (World Health Organization).1984.Report of a workshop on essential drugs. New
management system of drug supplies to rural health facilities in Kenya. WHO/DAP/84.2.
Geneva WHO
7. WHO(World Health Organization).1988. Stability at drug dosage forms: Consultans
group to the who expert commite on specifications for pharmaceutical
preparations.WHO/PHA/ED/SPP/88.6. Geneva.WHO
8. WHO(World Health Organization).1991. Guidelines. On the storage of essential drugs in
eastern and southern Africa.A manual for storekeepers.HRH/91.14.Geneva.WHO
9. Zimbabwe Ministry of Health.1994. Essential drugs list of
Zimbabwe(EDLIZ).Harare.Zimbabwe
29

Anda mungkin juga menyukai